Anda di halaman 1dari 23

RADANG

dr. Yusfita Efi Rosdiana Sp.PA


PENDAHULUAN
• Definisi : Merupakan reaksi tubuh terhadap cedera atau
mikroba dan zat asing lainnya dengan cara memobilisasi
lekosit dan protein plasma ke tempat tersebut .

• Respon terhadap cedera berupa serangkaian reaksi yang


menyebabkan musnahnya agen yang membahayakan
jaringan atau yang mencegah agen menyebar lebih luas.
• Reaksi tubuh yang bersifat lokal terhadap adanya
cedera.
• Suatu rangkaian perubahan yang terjadi pada jaringan
yang menunjukkan reaksi terhadap suatu kecelakaan
atau kejadian, baik secara mekanis, kemis atau oleh
bakteri
Lanjutan pendahuluan
• Reaksi jaringan terhadap setiap kerusakan yang
tidak terlalu berat.
• Jaringan dapat dirusak oleh infeksi
mikroorganisme, trauma, bahkan racun kimiawi
dan fisika.
• Respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh
cedera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi
menghancurkan, mengurangi atau mengurung
agen pencedera dan jaringan yang cedera
ETIOLOGI
Meliputi :
a) Infeksi mikroba
b) Jaringan nekrotik : iskemi, trauma, fisik
dan kimia injury
c) Reaksi imunologis
d) Benda asing
Macam macam radang
Menurut gejala klinis, radang dibagi menjadi:
• Radang akut (datang tiba – tiba /
mendadak)
• Radang kronis (menahun)
Komponen yang terlibat dalam radang
• Sel sel didalam pembuluh darah : PMN,
Limfosit, monosit, faktor penggumpal
darah, eosinofil, dan baasofil
• Sel sel jaringan ikat : sel mast, fibroblas,
makrofag
• ECM : serabut elastis, serabut kolagen dan
proteoglikan
Jenis jenis lekosit
1. Granulosit
 Neutrofil
 Eosinofil
 Basofil
2. Monosit
3. Limfosit
neutrofil
 = PMN (polimorfonuklear) = polys
 Polimorf / nuklei dari sel berlobus tidak teratur
 Granula sitoplasma berwarna “lembayung”
 Aktif bergerak
 Mampu melakukan fagositosis
 Muncul dalam jumlah besar didalam eksudat pada
jam-jam pertama peradangan
• Lisosom : granula yang banyak sekali terlihat
dalam sitoplasma neutrofil
• Lisosom merupakan paket – paket enzim (berbagai
hidrolase seperti protease, lipase dan fosfatase
eosinofil
• Inti tidak teratur. Granula sitoplasma berwarna
merah cerah
• Berespon terhadap rangsang kemotaksis khas
tertentu pada reaksi alergis
• Mengandung enzim yang menetralkan efek-efek
mediator peradangan tertentu yang dilepaskan
dalam reaksi alergis
• Fungsi Eosinofil :
Memberi respon terhadap rangsang kemotaksis
Melakukan fagositosis
Mematikan mikroorganisme
basofil
• Berespon terhadap reaksi radang, reaksi
imunologis dan reaksi non spesifik
• Mast cell adalah sumber utama histamin
pada permulaan reaksi peradangan
monosit
• Morfologi inti dan sitoplasma relatif agranuler
• Umur sirkulasi : 3 – 4 x umur granulosit
• Makrofag : monosit yang terdapat didalam eksudat
• Histiosit : makrofag yang ‘berkeliaran’ dalam jaringan
penyambung
• Fungsi makrofag hampir sama dengan neutrofil PMN
• Makrofag dapat bertahan lebih lama (minggu – bulan)
• Pada proses radang akut, peran monosit seperti neutrofil,
tetapi jumlahnya lebih sedikit dengan kecepatan yang
lebih lambat
limfosit
• Inti : besar, kasar, berwarna gelap
• Terdapat sedikit organel dalam intrasitoplasma,
yang menyebabkan gerakan limfosit lebih lamban
• Hanya dalam jumlah yang sangat kecil di dalam
eksudat
• Limfokin : zat yang dapat larut yang disekresikan
limfosit
Radang akut
adalah Respon segera terhadap stimulus yang
berbahaya
• Respon ini relatif singkat, hanya berlangsung beberapa
jam atau hari
• Pengenalan segera terhadap masuknya agen jejas akan
mempunyai dua dampak penting yaitu :
 Berhimpunnya antibodi di sekitar agen jejas
 Emigrasi leukosit dari pembuluh darah ke jaringan yang
terkena
Proses radang
1. Persiapan berbagai bentuk fagosit pada sel yang
mengalami kerusakan
2. Terbentuk berbagai antibodi
3. Terjadi edema sebagai bentuk untuk menetralkan dan
mencairkan iritan
4. Pembentukan jaringan fibrin, granulasi dan fibrosis
untuk membatasi daerah kerusakan
5. Proses penyembuhan
Aspek seluler peradangan akut
• Sel dari darah akan keluar dari pembuluh darah:
leukosit,polimorfonuklear, monosit, limfosit dan eritrosit
• Penimbunan leukosit, terutama neutrofil dan monosit
pada lokasi jejas merupakan aspek terpenting pada
reaksi radang
• Leukosit mampu melahap bahan yang bersifat asing,
termasuk bakteri dan debris sel – sel nekrosis
• Enzim lisosom membantu pertahanan tubuh
Tanda tanda terjadinya inflamasi akut
• Panas ( kalor ) : terjadi peningkatan aliran darah
dan meningkatnya metabolisme seluler
• Kemerahan ( rubor ) : terjadi pelebaran pembuluh
darah dan peningkatan aliran darah
• Pembengkakan ( tumor ) : terjadi pelebaran
pembuluh darah, keluarnya cairan, kemotaksis
dan peningkatan metabolisme seluler
• Nyeri ( dolor ) : dilepaskannya mediator yang
larut, terjadi kemotaksis dan peningkatan
metabolisme seluler
• Kehilangan fungsi ( fungsiolesa)
Mediator kimia
1. Amina vasoaktif : histamin dan serotonin
2. Protease plasma : sistem kinin, sistem komplemen dan
sistem koagulasi fibrinolitik
3. Metabolit asam arakidonat (AA) : prostaglandin dan
leukotrin
4. Produk leukosit : enzim lisosom dan limfokin
5. Macam lainnya : radikal bebas asal oksigen, faktor yang
mengaktifkan
Stadium inflamasi akut
1. Respon neurologis : melibatkan sistem saraf simpatis
yang menyebabkan pembuluh darah berkontriksi
2. Respon vaskuler :
 Vasodilatasi
 Edema
 pain
3. Respon seluler :
 Marginasi dan pavementing lekosit
 Emigrasi : rolling, aktivasi, adesi dan transmigrasi
 Kemotaksis : proses pengikatan kemotaktik agen
dengan permukaan lekosit yang spesifik, karena
peningkatan Kalsium sitosolik dan aktivasi GTP ase
 Fagositosis
4. Inflamatori eksudasi :
Serous
Fibrous
5. Resolusi :
Totally healed
Terbentuk jaringan parut dan pus mengalami inflamasi kronis
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai