Anda di halaman 1dari 14

RUANG TERBUKA

HIJAU DI KAWASAN
PERHUTANI
Anggota Kelompok 1:
Ananda Arya Setyaki (201503005)
Desti Maharani (201603010)
Galuh Kusumaningdyah (201603022)
Gina Fitri Diati Ninda (201603024)
Haritiya Febri Romandhini (201603026)
Ilham Raka Kurniawan (201603027)
Luthfi Agustin (201603028)
Ninik Irwana Riyabasri (201603032)
Novia Dewi Artika Putri (201603033)
Foresta Yodha Bagus P. (201503020)
RTH
Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) adalah kawasan atau areal permukaan
tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan
habitat tertentu, dan atau sarana lingkungan/kota, dan atau pengamanan
jaringan prasarana, dan atau budidaya pertanian. Selain untuk meningkatkan
kualitas atmosfer, menunjang kelestarian air dan tanah, Ruang Terbuka Hijau
(Green Openspaces) di tengah-tengah ekosistem perkotaan juga berfungsi untuk
meningkatkan kualitas lansekap kota.
RTH (Green Openspaces) dibagi :
• Ruang Terbuka Hijau Lindung (RTHL) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam
bentuk areal memanjang/jalur atau mengelompok, dimana penggunaannya lebih bersifat
terbuka/ umum, di dominasi oleh tanaman yang tumbuh secara alami atau tanaman budi
daya. Kawasan hijau lindung terdiri dari cagar alam di daratan dan kepulauan, hutan lindung,
hutan wisata, daerah pertanian, persawahan, hutan bakau, dsbnya.

• Ruang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam
bentuk areal memanjang/jalur atau mengelompok, dimana penggunaannya lebih bersifat
terbuka/ umum, dengan permukaan tanah di dominasi oleh perkerasan buatan dan sebagian
kecil tanaman. Kawasan/ruang hijau terbuka binaan sebagai upaya menciptakan keseimbangan
antara ruang terbangun dan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai paru-paru kota,
peresapan air, pencegahan polusi udara dan perlindungan terhadap flora Ruang Terbuka Binaan
atau Built Openspaces, terdiri dari:
 Ruang Terbuka Binaan Publik(RTBPU) Dan Ruang Terbuka Binaan Privat (RTBPV).
 Ruang Terbuka Binaan Publik (RTBP)
 Ruang Terbuka Binaan Privat (RTBPV)
Hutan Kota
Hutan kota adalah suatu lahan yang bertumbuhan pohon-pohonan di dalam
wilayah perkotaan di dalam tanah negara maupun tanah milik yang berfungsi
sebagai penyangga lingkungan dalam hal pengaturan tata air, udara, habitat flora
dan fauna yang memiliki nilai estitika dan dengan luas yang solid yang merupakan
ruang terbuka hijau pohon-pohonan serta areal tersebut ditetapkan oleh pejabat
berwenang sebagai hutan kota.

 Bentuk Hutan Kota :


Pembangunan hutan kota dan pengembangannya ditentukan berdasarkan pada
objek yang dilindungi, Hutan Kota Permukiman, Hutan Kota Industri, Hutan Kota
Wisata/Rekreasi, Hutan Kota Konservasi, Hutan Kota Pusat Kegiatan.
 Beberapa bentuk Hutan Kota antara lain berupa : Jalur Hijau, Taman Kota, Kebun
dan Halaman, Kebun Raya, Hutan Lindung.
Lanjutan…
 Manfaat hutan kota diantaranya adalah sebagai berikut :
 Identitas Kota,
 Nilai Estetika,
 Penyerap Karbondioksida,
 Pelestarian Air Tanah,
 Penahan Angin,
 Ameliorasi Iklim,
 Habitat Hidupan Liar,
 Produksi Terbatas atau Manfaat Ekonomi.
Hasil Wawancara
1. Berapa luas keseluruhan RTH/Hutan Kota? Luas area pengusahaan hutan tanaman
KPH Madiun sesuai dengan Peta Fungsi Hutan KPH Madiun yaitu seluas 31.219.7 H
a, terdiri dari Kelas Perusahaan Jati 27.483.6 Ha dan Kelas Perusahaan Kayu Putih
3.736,1 Ha.
2. Apa saja batas wilayah KPH Madiun? Sebelah Utara KPH Saradan, Sebelah Timur K
PH Saradan dan KPH Lawu Ds, Sebelah Selatan KPH Lawu Ds, Sebelah Barat KPH
Ngawi.
3. Dari luas tanah tersebut berapa jenis pohon yang ditanam? Ada beberapa jenis
dan yang paling banyak ditanam adalah jenis jati/rimba, kayu putih.
4. Berapa persen keseluruhan RTH Perhutani yang sudah terpenuhi dari luas kota
Madiun? Luasan RTH di Kota Madiun sampai dengan tahun 2015 baru mencapai
kurang lebih 6,45 km² atau sekitar 19,41% dari luas wilayah Kota Madiun yang
mencapai 33,23 km².
Lanjutan…
5. Bagaimana Pengelolaan RTH Perhutani? Penataan hutan, persiapan tanam, persemaian, pelaksanaan
penanaman, pemeliharaan tanam, perlindungan dan pengamanan hutan, teresan (tebang habis pada
prinsipnya hanya dilaksanakan pada areal hutan produksi saja, atau yang berdasarkan inventarisasi/
risalah hutan termasuk lapangan tidak baik untuk tebang habis), pembuatan dan pemeliharaan sarana
jalan.pemanenan dan pengangkutan hasil hutan, pemasaran hutan, pengolahan HCVF (High
Conservation value forest), penanganan tenaga kerja, kemitraan dan pemberdayaan masyarakat,
penelitian dan pengembangan.
6. Apa ada lahan binaan lain? Ada selain kawasan hutan lindung ada kawasan pelestarian satwa spesies
interest dan RTE, kawasan konservasi mata air, situs budaya.
7. Untuk kedepannya apakah akan ada perluasan untuk hutan kota atau hanya mempertahankan yang
ada saat ini? Untuk kedepanya ada rencana untuk perluasan hutan kota. RPKH KPH Madiun saat ini
sudah mencakup rencana kegiatan teknis, lingkungan dan sosial sehingga sudah sejalan dengan
Management Plan yang telah disusun. Dokumen Management Plan menjadi acuan dalam penyusunan
Rencana Teknik Tahunan (RTT) perusahaan. sehingga menjadi dasar legal didalam melaksanakan
seluruh kegiatan operasional hutan, khususnya kegiatan penebangan dan penanaman.
Lanjutan…
8. Bagaimana prosedur dalam melakukan penanaman pohon? Perekrutan Pesanggem,
Pembagian andil, Pembersihan lahan, Pembuatan teras siring, Pengolahan lahan,
Pengukuran jarak tanam dan pemasangan acir, Pembuatan lubang tanaman,
Persiapan tanaman tahun sebelumnya.
9. Jika ada penyelewengan bagaimana tindak lanjutnya? jika ada penyelewengan
maka akan diterapkan punishmen secara transparan dan konsisten.
Profil Narasumber

Nama : Piharni
Jabatan : Bagian Pengelolaan Sumber Daya Hutan dan Lingkungan
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
SEKIAN
&
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai