Anda di halaman 1dari 23

Perhatian Visual Guru Ketika Memberikan

Scaffolding Pada Kolaboratif Pemecahan


Masalah Matematika

Kelompok 2:
Aziz Rizky Muhdiyanto (190311867203)
Firda Dyah Alvin Hasanah (190311867215)
Nisaa Arta Ngesti (190311867220)
Siti Nur Rohmah (190311867251)
Penulis : Eeva Haataja, Enrique Garcia Moreno – Esteva, dkk
Asal : University of Helsinki, Faculty of Educational Sciences,
Finland
Published : 16 Juli 2019

International Teaching and Teacher Education


Jurnal : Q1
Terindeks : Scopus

2
Latar Belakang:

• Scaffolding guru penting dalam pembelajaran kolaboratif


pemecahan masalah.
• Guru juga membimbing kolaborasi siswa melalui tatapan
mereka
• Interaksi sosial di dalam kelas mempengaruhi perhatian
visual guru
• Penelitian terbaru menunjukan tidak meratanya perhatian
visual guru kepada siswa.
Latar Belakang:

• Problem solving adalah metode pengajaran sentral dalam pendidikan


matematika
• Dalam kurikulum Finlandia, belajar bersama merangsang rasa ingin tahu,
minat, pemikiran kreatif siswa, berfikir kritis, kemampuan pemecahan
masalah serta kemampuan memahami perspektif berbeda dari suatu
fenomena.
• Dalam proses pemecahan masalah kolaboratif, siswa membangun model
dari masalah dengan menggunakan pengetahuan matematika mereka,
dan menyelesaikannya bersama teman dan guru.
Latar Belakang:

• Untuk menyelidiki perhatian visual guru menggunakan Mobile Gaze


Tracking
• Mobile Gaze Tracking dapat menangkap perhatian guru dan siswa
• Dengan tatapan guru dan siswa dapat diprdiksi dan ditafsirksn tindakan
yang dilakukan
Rumusan Masalah:

• Bagaimana perhatian visual guru kepada siswa terkait target tatapan


melalui proses scaffolding pemecahan masalah?
• Bagaimana momentary intentions guru saat memberikan scaffolding
langsung melalui perhatian visualanya?
Metode Penelitian:
• Penelitian ini merupakan penelitian campurab (mix method)
• Penelitian ini menggunakan triangulasi dari 3 sumber data
1. Data gaze tracking guru
2. Rekaman video di dalam kelas
3. Data wawancara
• Subjek penelitian
1. Guru matematika laki-laki berusia 30 tahun dengan pengalaman
mengajar matematika selama 3 tahun
2. Siswa kelas IX di Finlandia Selatan (11 laki-laki dan 8 perempuan
dengan usia 15-16 tahun)
Metode Penelitian:

• 1 siswa (siswa perempuan) tidak berpartisipasi sehingga subjek


menjadi 18 siswa
• 18 siswa terbagi menjadi 5 group kolaborasi, 4 group ditunjukan pada
tabel 1
• Group B mengajukan diri untuk menggunkan gaze tracking
Metode Penelitian:

• Alat yang digunakan dalam penelitian:


1. Tiga kamera video stasioner untuk merekam tindakan dan
percakapan di dalam kelas
2. Guru menggunakan mikrofon pribadi dan smartpens recorder,
untuk memastikan kualitas rekaman audio.
3. Lima kacamata gaze tracking (4 untuk siswa, 1 untuk guru)
4. Software gaze tracking terdiri dari 2 kamera mata, kamera adegan
dan elektronik sederhana yang melekat pada kacamata frame 3D
5. Software dibuat di Institute of Occupational Finlandia dan dirilis
sebagai open source code.
Metode Penelitian:
• Prosedur penelitian:
1. Sesi pemecahan masalah kolaboratif : 18 – 45 menit
Metode Penelitian:
Metode Penelitian:
• Analisis data menggunakan Excel dan SPSS
• Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama, kami membandingkan kejadian
dan rata-rata durasi dari tatapan guru sebelum interaksi scaffolding
• Excel digunakan untuk mengatur dan mendeskripsikan data
• SPPS untuk menganalisis kejadian target tatapan pada kategori scaffolding
(N=1386)
• Untuk menghitung kejadian target tatapan menggunakan mean comparisons dan
chi-square test , perbandingan rata-rata duel times (M=470,55 ms, SD=762,38)
• Duel times tidak terdistribusi normal, kita mengubah data secara logaritma
sebelum menggunakan ANOVA
• Analisis variance menggunakan post hoc test dengan bonferroni correction
Metode Penelitian:

• Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua, kita mengkombinasikan ( gaze,


video, dan data wawancara)
• Untuk deskripsi kualitatif tentang hubungan antara tujuan scaffolding dan
tatapan guru (gaze teacher), untuk analisis ini kita memilih dari 4 video kegiatan
scaffolding yang merepresentasikan kegiatan kognitif, afektif, dan metakognitif
Hasil Penelitian:

Perhatian visual guru selama vase kolaborasi pemecahan masalah matematika


sebagian besar (99%) terdiri dari menatap target yang berhubungan dengan siswa.

Gambar diatas menunjukan distribrusi dan rata-rata durasi tatapan guru kepada
siswa di dalam kelas.
Hasil Penelitian:

• Perhatian visual guru tidak merata diantara target siswa dalam kelas
• Target yang paling banyak ditatap adalah jawaban siswa (paper) yang dihasilkan
dari banyak tatapan (n=394) dan rata-rata durasi (M=714,62 ms, SD=1198,44)
• Selain paper, yang ditatap adalah:
• Object and desks dengan (n=364, M=279,20 ms, SD=243,32)
• Body and hands (n=342, M=321,36 ms, SD=371,67)
• Gesture (n=47, M=661,47ms, SD=904,65)
• Face (n=239, M=535,55ms, SD=606,22)
• Kami mempersentasikan hasil dari perhatian visual guru selama interaksi
scaffolding
1. Analisis kuantitatif dari gaze data (kognitif, afektif , metakognitif,
monitoring, and fading)
2. Analisis kualitatif dari komunikasi verbal dan perhatian visual guru dalam 4
kejadian scaffolding yang berbeda ( 1 Kognitif, 2 Afektif, dan 1 Metakognitif)
Hasil Penelitian:

Target tatapan guru dengan melihat tujuan scaffolding

Gambar 4 menyajikan distribusi dari


target tatapan guru selama scaffolding

Analisis statistik menunjukan perbeadaan yang signifkan antara perhatian visual


guru dengan kategori scaffolding (𝑋 2 16, 𝑁 = 92.60, 𝑝 < 0.001)
Hasil Penelitian:

• Rata-rata durasi tatapan guru


bervariasi antara target dan tujuan
scaffolding.
• Analisis varian pada durasi tatapan
target (siswa) menunjukan perbedaan
yang signifikan antara kelompok-
kelompok scafolding dalam target
(facce) (F(4,234)=7.45, P<0.001)
• Durasi rata-rata tatapan guru adalah
503ms selama tahap kolaborasi
• Bounferoni post hoc test menunjukan
bahwa tatapan guru ke face siswa
lebih lama pada saat kegiatan kognitif
(M=773.51, SD=910.32, p=0.001) dan
afektif ( M=665.36, SD=626.83,
p=0.006) dibanding dengan kegiatan
monitoring (M=289.94, SD=236,84)
Hasil Penelitian:

• Rata-rata durasi tatapan guru bervariasi


antara target dan tujuan scaffolding.
• Analisis varian pada durasi tatapan target
(siswa) menunjukan perbedaan yang
signifikan antara kelompok-kelompok
scafolding dalam target (paper)
(F(4,389)=16.43, P<0.001)
• Bounferoni post hoc test menunjukan bahwa
tatapan guru ke paper siswa lebih lama
pada saat kegiatan kognitif (M=1348.92,
SD=2008.34) dibanding dengan kegiatan
monitoring (M=504.88, SD=555.62,
p<0.001), afektif ( M=389.66, SD=282.68,
p<0.001), metakognitif ( M=553.96,
SD=448.53, p<0.001), dan fading
(M=325.58, SD=297.97, p<0.001)
Hasil Analisis pada SPSS
Hasil Analisis pada SPSS
Hasil Analisis pada SPSS
Kesimpulan:

• Mengeksplorasi hubungan guru dengan siswa, perilaku tatapan


guru dari sudut pandang perhatian yang disengaja
• Tujuan guru selama proses scafollding pemecahan masalah
siswanya berhubungan dengan perilaku tatapannya yaitu pada
jumlah dan durasi tatapan pada siswa
• Secara khusus tatapan pada face siswa umumnya terlepas dari
tujuan scafollding dan lebih menyarankan pentingnya kepada
sumber informasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai