Anda di halaman 1dari 50

Presentasi Kasus: Gangguan Nutrisi

Oleh Angela Christina

Narasumber:
Dr. dr. Lanny Christine Gultom, SpA
Ilustrasi Kasus
• Nama : An. AF
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Usia : 8 tahun
• Tanggal lahir : 9 Maret 2006
• No rekam medis : 1287626
• Caretaker : Tante
• Alloanamnesis : Tante
• Tanggal masuk : 15 Maret 2014
• Tanggal pemeriksaan : 18 Maret 2014
• Keluhan Utama
– Diare yang memberat 1 minggu SMRS
• RPS
– Diare sejak 1 bulan, memberat 1 minggu
– BAB >4x/hari, cair, ampas (-), lendir (-), darah (-),
busa (+), kuning-coklat, cucian beras (-)
– Tetap diare meski makan dihentikan
– Nyeri perut (-), mules (-)
– Demam (+) 1 minggu SMRS, tidak diukur
– Muntah (+), mual (-)
...Riwayat Penyakit Sekarang
• 1 minggu SMRS, sariawan & nyeri tenggorok
– Sakit menelan
– Muncul bercak-bercak putih di mulut dan lidah
– Pinggir bibir kering dan luka, pasien jarang membuka
mulut, hanya mau makan 2-3 sendok
– Cenderung minum yang banyak supaya nyeri tenggorok
berkurang
• Pasien tampak semakin kurus
– Awal 18 kg, turun 4 kg sejak 1 bulan SMRS
– Sangat lemas, tidak mampu berdiri/berjalan sendiri
– Tidak masuk sekolah sejak 1 minggu SMRS
– Mata tampak lebih cekung dari biasa
...Riwayat Penyakit Sekarang
• Batuk sejak 1 bulan SMRS
– Sempat sembuh, kemudian batuk lagi
– Awal: dahak (-), sejak 3 hari (+) warna hijau
– Demam naik turun sejak 1 minggu SMRS
– Keringat malam (-)
– Kontak TB (-), belum pernah diperiksa
– Berat badan sulit naik sejak 1 tahun SMRS
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pernah diare selama 2 minggu, 1 tahun SMRS
– Napsu makan baik
– Demam (-)
– Turun BB (-)
• Sering batuk pilek dan bisul kulit
• Tidak pernah diare karena minum susu sapi
• Sakit lama, alergi, riwayat TB, kejang, minum
obat dalam jangka panjang disangkal
1 minggu
SMRS
Diare
memberat
1 tahun
SMRS Sariawan
Diare 2 Intake sulit
minggu Demam
BB sulit naik Batuk

1 IGD
bulanSMRS Tampak
Diare semakin
Batuk kurus
Turun BB 4
kg
Lemas
Mata cekung
• Riwayat Penyakit Keluarga
– Batuk lama (-), batuk darah (-)
– Orang tua pasien meninggal karena sakit namun
tidak diketahui sakit apa
• Riwayat Sosial Ekonomi, Lingkungan
– Diangkat tantenya sejak pasien usia 1 thn karena
orang tua meninggal (ibu saat pasien usia 1 thn,
ayah saat usia 8 thn)
– Tinggal dengan 2 kakak, tante, dan om (supir pribadi
& kuli)
– Jaminan JKN
– Tidak diberi uang jajan, sering mendapat jajan dari
guru & org tua murid, sering jajan es, mie kocok,
mie lain
• Riwayat Kehamilan
– Tidak diketahui sakit apa ibunya saat hamil,
minum obat (?)
– Ibu meninggal saat usia pasien 1 tahun
• Riwayat kelahiran
– Ditolong bidan, spontan, cukup bulan
– APGAR, PL, dan BL tidak diketahui
– Langsung menangis, biru(-), pucat (-), kuning (-),
kejang (-), mekonium hijau (+)
– Kelainan bawaan sejak lahir (-)
• Riwayat Nutrisi
– ASI & susu formula tidak diketahui
– Pola makan biasa, 3x/hari, selalu habis 1 porsi,
biasa: nasi lauk pauk & sayur
– Sejak lahir ukuran tubuh sedang, tidak pernah
gemuk, tidak terlalu kurus
– BB turun 18 kg menjadi 14 kg dalam 1 bln, BB sulit
bertambah sejak 1 thn SMRS
• Riwayat Imunisasi
– Hanya saat lahir, campak di sekolah, dan imunisasi
oral
• Riwayat Tumbuh Kembang
– Saat ini kelas 2 SD, usia 8 tahun
– Mampu mengikuti pelajaran sekolah
Pemeriksaan Fisik 15 Maret 2014
• Antropometrik
– Berat badan= 14 kg
– Tinggi badan= 116 cm
– LLA = 11,5 cm
• Status Nutrisi
– BB/U: 14/26 x 100% = 53,8%
– TB/U: 116/128 x 100% = 90,6%
– BB/TB: 14/21 x 100% = 66,6%
– Tebal lemak lengan atas kiri 0,8 cm

• Kesimpulan: gizi buruk marasmik


Kesadaran Kompos mentis
Keadaan umum Tampak sakit berat, tidak tampak pucat, tidak tampak sianosis,
tidak tampak kuning, aktif bergerak
Denyut nadi 110x/ menit, reguler, isi cukup, ekual
Laju napas 28x/ menit
Suhu 37,3°C di axilla
Tekanan darah 100/60 mmHg
Kepala Normosefal, tidak ada deformitas, rambut hitam, persebaran
merata, tidak mudah dicabut
Mata Mata terlihat cekung, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
ikterik, RCL +/+, RCTL +/+
Hidung Tidak ada napas cuping hidung.
Mulut Mukosa kering, ada oral trush.
Telinga Tidak ada deformitas, tidak ada sekret, membran timpani intak
Leher KGB tidak teraba membesar, tidak ada gerakan otot bantu
napas m. sternokleidomastoideus
Paru Inspeksi: tidak ada kelainan bentuk dada, pergerakan dada simetris, tidak ada retraksi.
Palpasi: fremitus simetris
Perkusi: sonor/sonor
Auskultasi: vesikuler/vesikuler, tidak ada rhonki dan tidak ada wheezing.
Jantung Inspeksi: iktus kordis tidak terlihat
Palpasi: iktus kordis teraba di sela iga IV 1 jari medial linea midklavikula kiri, tidak ada heaving,
lifting, maupun thrilling
Perkusi: batas jantung normal
Auskultasi: BJ I-II normal, tidak ada murmur, tidak ada gallop
Abdomen Inspeksi: datar, lemas, tidak terdapat venektasi
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan, hepar teraba 3 cm di bawah arcus costae, 5 cm di bawah
prosesus xyphoideus, tepi tajam, permukaan rata, kenyal. Lien tidak teraba.
Perkusi: shifting dullness (-)
Auskultasi: bising usus (+) normal
Punggung Tidak terdapat gibbus, tidak terdapat deformitas lainnya

Genital Tidak diperiksa

Anus Tidak diperiksa

Extremitas Tidak terdapat pitting edema, terdapat wasting, terdapat clubbing finger, tidak terdapat
baggy pants
Kulit Turgor kulit kurang
Pemeriksaan Fisik 18 Maret 2014
Kesadaran Kompos mentis
Keadaan umum Tampak sakit berat, tidak tampak pucat, tidak tampak sianosis, tidak tampak
kuning, aktif bergerak
Denyut nadi 104x/ menit, reguler, isi cukup, ekual
Laju napas 18x/ menit
Suhu 36,3°C di axilla
Tekanan darah 120/70 mmHg
Kepala Normosefal, tidak ada deformitas, rambut hitam, persebaran merata, tidak
mudah dicabut, muka tampak lebih tua dari usia
Mata Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, becak bitot tidak ada, ulkus kornea
tidak ada
Hidung Tidak ada napas cuping hidung.
Mulut Mukosa kering, tidak ada oral thrush.
Telinga Tidak ada deformitas, tidak ada sekret, membran timpani intak
Leher KGB tidak teraba membesar, tidak ada gerakan otot bantu napas m.
sternokleidomastoideus
Paru Inspeksi: tidak ada kelainan bentuk dada, pergerakan dada simetris, tidak ada retraksi.
Palpasi: fremitus simetris
Perkusi: sonor/sonor
Auskultasi: vesikuler/vesikuler, tidak ada rhonki dan tidak ada wheezing.

Jantung Inspeksi: iktus kordis tidak terlihat


Palpasi: iktus kordis teraba di sela iga IV 1 jari medial linea midklavikula kiri, tidak ada heaving, lifting, maupun thrilling
Perkusi: batas jantung normal
Auskultasi: BJ I-II normal, tidak ada murmur, tidak ada gallop

Abdomen Inspeksi: datar, lemas, tidak terdapat venektasi


Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan, hepar teraba 3 cm di bawah arcus costae, tepi tajam, permukaan rata, kenyal. Lien
tidak teraba.
Perkusi: shifting dullness (-)
Auskultasi: bising usus (+) normal

Punggung Tidak terdapat gibbus, tidak terdapat deformitas lainnya

Genital Tidak diperiksa

Anus Tidak diperiksa

Extremitas Tidak terdapat pitting edema, terdapat wasting, terdapat clubbing finger, tidak terdapat baggy pants, CRT<2”, akral
hangat, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.

Kulit Turgor kulit baik


Pemeriksaan 15/3/14 Hasil Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 11,8 10,7 – 14,7
Hematokrit 34 31-43
Leukosit 12,2 5,0 – 14,5
Trombosit 512 181-521
Eritrosit 4,7 3,8 – 5,8
VER/HER/KHER/RDW
VER 72,1 72,0 – 88,0
HER 25,0 23,0 – 31,0
KHER 34, 7 26,0 – 34,0
RDW 15,5 11,5 – 14,5
Kimia Klinik
SGOT 41 0 – 34
SGPT 27 0 – 40
Ureum Darah 54 0 – 48
Kreatinin Darah 1,5 0,0 – 0,9
GDS 108 60 – 100
Elektrolit Darah 15/3/14
Natrium 117 135 – 147
Kalium 2,86 3,10 – 5,10
Klorida 95 95-108
Analisis Gas Darah
pH 7,373 7,370 – 7,440
pCO2 16,6 35,0 – 45,0
pO2 92,8 83,0 – 108,0
HCO3 9,4 21,0 – 28,0
O2 Saturasi 97,2 95,0 – 99,0
BE (Base Excess) -12,8 -2,5 – 2,5
Total CO2 10 19 – 24

Pemeriksaan 16//3/14 Hasil Rujukan


Ureum Darah 49 0 – 48
Kreatinin Darah 0,6 0 – 0,9
Natrium 128 135 – 147
Kalium 3,17 3,10 – 5,10
Klorida 104 95 – 108
Pemeriksaan Feses 17/3/14 Hasil Rujukan
Makroskopik
Konsistensi Lunak Lunak
Warna Kuning Kuning-coklat
Bau Normal Normal
pH 8 7-8
Unsur lain
Cacing Negatif Negatif
Nanah Negatif Negatif
Lendir Positif Negatif
Darah Negatif Negatif
Mikroskopik
Leukosit 0-1 <10/LPB
Eritrosit 0-1 <3/LPB
Lemak Negatif Negatif
E. coli Negatif Negatif
E. Histolytica Negatif Negatif
Amilum Negatif Negatif
Jamur Negatif Negatif
Serat Otot Negatif Negatif
Serat Tumbuhan Positif Negatif
Telur Cacing Negatif Negatif
Kimia
Gula Negatif Negatif
Darah Samar Negatif Negatif
Pemeriksaan Bakteriologi Bakteri batang gram negatif (+)

CXR PA Thorax 15/3/14: infiltrat perikardiak


Daftar Masalah
1. Gizi buruk marasmik
2. Diare persisten dd/ diare kronik
3. Kandidosis oral perbaikan
4. Intake sulit dengan dehidrasi ringan-sedang
 sudah teratasi
5. Suspek TB paru
Rencana Tatalaksana
Rencana Diagnosis Rencana Terapi
1. Kultur darah 1. Rawat inap
2. Diet F-75 (bahan dasar
2. Kultur urin pregestinil) 8 x 200 ml / NGT
3. Kultur feses 3. KaEN 3B 1000 ml/ 24 jam + KCl
10 mg/kolf
4. Analisis feses  sudah 4. Pasang NGT
5. Tes Mantoux 5. Cefotaxime 3 x 500 mg IV
6. Mycostatin drip 3 x 2 ml
7. Metronidazol 3 x 150 mg IV
8. Vit A 1 x 200.000
9. Asam folat 1 x 5 mg
10. Zinc 1 x 20 mg
Prognosis
• Ad vitam: bonam
• Ad functionam: bonam
• Ad sanactionam: dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA DAN ANALISIS
KASUS
Gizi buruk
• Anamnesis:
– Pengeluaran berlebihan &
pemasukan nutrisi yang berkurang
– Anoreksia
– Mata cekung
– Penurunan BB 4 kg dalam 1 bln 
penurunan berat badan sebanyak 4
kg dalam 1 bulan (dari 18 kg
menjadi 14 kg ~ 77% dari semula)
 kehilangan berat badan sedang
(16-25%).
• Pemeriksaan fisik:
– Visible severe wasting
– Jar lemak : jaringan lemak bawah
kulit pada bahu, lengan, dan paha
– tulang iga yang terlihat jelas &
edema (-)

•WHO. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: WHO Indonesia. 2009; 193-219.
•IDAI. Pedoman pelayanan medis IDAI. Jilid I. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. 2011; 183-8.
Antropometrik Gizi Buruk
• Antropometrik
– Berat badan= 14 kg
– Tinggi badan= 116 cm

• Status Nutrisi
– BB/U: 14/26 x 100% =
53,8%
– TB/U: 116/128 x 100% =
90,6%
– BB/TB: 14/21 x 100% =
66,6%
•Latief A, Tumbelaka AR, Matondang CS, Chair I, Bisanto J, Abdoerrachman MH. Diagnosis fisis pada anak. Jakarta: CV Sagung Seto. 2009; 32-4.

BB/U
>120% : gizi baik
• BB = 14 kg 80-120% : gizi baik
60-80% : tanpa edema; gizi kurang
dengan edema; gizi buruk (kwashiorkor)
<60% : gizi buruk, tanpa edema (marasmus)
dengan edema (kwashiorkor)

BB/U = 14/26 x 100% = 53,8%


•Latief A, Tumbelaka AR, Matondang CS, Chair I, Bisanto J, Abdoerrachman MH. Diagnosis fisis pada anak. Jakarta: CV Sagung Seto. 2009; 32-4.

TB/U
• TB = 116 cm

• 90-100% : TB/U: 116/128 x 100% = 90,6%

baik/normal
• 70-89%: tinggi
kurang
• <70% : tinggi sangat
kurang
•Latief A, Tumbelaka AR, Matondang CS, Chair I, Bisanto J, Abdoerrachman MH. Diagnosis fisis pada anak. Jakarta: CV Sagung Seto. 2009; 32-4.

Rasio Berat Badan


menurut Tinggi
Badan
• > 120% : obes
• 110-120% : OW BB/TB: 14/21 x 100% = 66,6%

• 90-110%: normal
• 70-90%: gizi kurang
• <70%: gizi buruk
•Kemenkes. Bagan tatalaksana anak gizi buruk. Buku I. Jakarta: Direktorat bina gizi. 2011.
•WHO. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: WHO Indonesia. 2009; 193-219.

Gizi Buruk
• Kedaruratan?  derajat dehidrasi

Diagnosis : gizi buruk dengan dehidrasi


berat?
•WHO. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: WHO Indonesia. 2009; 193-219.

Dehidrasi
• Penting: rehidrasi pada gizi buruk tidak boleh dengan infus 
overhidrasi  gagal jantung  kematian
• Dehidrasi, syok?
– Penurunan kesadaran (-)
– TD 100/60  N
– HR 110x/m, kuat, isi cukup  N
– Akral hangat
– CRT<2”
–  syok (-)  rehidrasi oral  ReSoMal
– Ur/cr meningkat  paska rehidrasi  turun  GGA pre renal?
• ReSoMal:
– 5 ml/kgBB setiap 30 menit untuk 2 jam pertama, kemudian
dilanjutkan 5-10 ml/kgBB/jam berselang-seling dengan F-75
dengan jumlah sama setiap jam selama 10 jam.
•WHO. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: WHO Indonesia. 2009; 193-219.

• GDS : 108 ; T 37,3oC


• Gg e- : hiponatremi (117; 135-147) hipokalemi (2,86; 3,10-5,10)
• Infeksi (+): demam, leukositosis 12.200, takikardi (-), takipneu(-)
• Defisiensi mikro nutrien? dianggap semua iya, dan ditatalaksana
Anemia (+), bercak bitot (-), ulkus kornea (-)
•WHO. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: WHO Indonesia. 2009; 193-219.
•IDAI. Pedoman pelayanan medis IDAI. Jilid I. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. 2011; 183-8.

Hipoglikemia
• Semua pasien gizi buruk berisiko
• Harus diberikan tatalaksana segera: makan
atau lar glukosa 10%, NGT
• pemberian awal diberikan energi 80-100
kkal/kgBB/hari, protein 1-1,5 g/kgBB/hari, dan
cairan 130 ml/kgBB/hari
• Pada hari 1-2 frekuensi yang diberikan setiap 2 jam
dengan volume per pemberian : 11 ml (11 x 14 = 154
ml).
• Volume yang diberikan per hari : 130 ml x 14 = 1.820
ml. Pada pasien ini diberikan sebanyak 8 kali (artinya
setiap jam) dengan volume 200 ml, artinya dalam
sehari diberikan 1.600 ml. Berdasarkan perhitungan ini
sebenarnya volume cairan yang diberikan kurang.
• Jumlah energi yang diberikan adalah 14 x (80-100) =
1120 – 1400 kkal/hari. Pada pemberian 1.600 ml x
0,75 = 1.200 kkal/hari, maka pemberian kalori per hari
pada tatalaksana awal ini sesuai (termasuk dalam
kisaran energi yang diberikan pada fase awal).
•WHO. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: WHO Indonesia. 2009; 193-219.

• Infeksi:
– tidak ada komplikasi/ infeksi nyata diberi
kotrimoksazol per oral (25 mg SMZ + 5 mg
TMP/kgBB) setiap 12 jam selama 5 hari.
– pasien : cefotaxime dan metronidazole.
•WHO. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: WHO Indonesia. 2009; 193-219.

Mikronutrien
• Asam folat (5 mg pada hari 1, dan selanjutnya 1 mg/hari)
• Seng 2 mg Zn elemental/kgBB/hari
• Tembaga (0,3 mg Cu/kgBB/hari)
• Ferosulfat 3 mg/kgBB/hari setelah berat badan naik (mulai
fase rehabilitasi)
• Vitamin A: per oral pada hari 1

• Pada pasien ini diberikan vitamin A, asam folat, dan zinc


namun tidak diberikan tembaga.
Diare persisten dd/ diare kronis
• Diare:
– peningkatan pengeluaran tinja dgn konsistensi lebih lunak atau lebih cair dari
biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam.
• Gishan:
– diare kronis sebagai episode diare lebih dari 2 minggu
• Walker:
– diare persisten dengan kondisi serupa dengan diare kronis dengan disertai berat
badan menurun atau sukar naik.
• Bhutta:
– diare kronis adalah episode diare lebih dari dua minggu, sebagian besar disebabkan
diare akut berkepanjangan akibat infeksi
• The American Gastroenterological Association
– episode diare yang berlangsung lebih dari 4 minggu, oleh etiologi non-infeksi serta
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
• PPM IDAI
– diare persisten tidak meliputi diare kronik atau diare rekuren, seperti tropical
sprue, celiac disease, cystic fibrosis, dan kelainan herediter lain dengan manifestasi
diare.

•Soenarto Y. Diare kronis dan diare persisten. Dalam: Buku ajar gastroenterologi-hepatologi. Jakarta: UKK-Gastroenterologi-hepatologi IDAI. 2009
•IDAI. Pedoman pelayanan medis IDAI. Jilid II. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. 2011; 53-9.
Indonesia
• diare persisten :
infeksi
• diare kronis : non-
infeksi.
• intoleransi protein
susu sapi/kedelai
(pada anak usia <6
bulan, tinja sering
disertai dengan
darah); celiac
disease (gluten-
sensitive
enteropathy), dan
cystic fibrosis.

•IDAI. Pedoman pelayanan medis IDAI. Jilid II. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. 2011; 53-9.
•Soenarto Y. Diare kronis dan diare persisten. Dalam: Buku ajar gastroenterologi-hepatologi. Jakarta: UKK-Gastroenterologi-hepatologi IDAI.
2009; 125-40.

Patogenesis
•Soenarto Y. Diare kronis dan diare persisten. Dalam: Buku ajar gastroenterologi-hepatologi. Jakarta: UKK-Gastroenterologi-hepatologi IDAI.
2009; 125-40.
Sekretoris

• Sekresi Cl- meningkat


• Mencegah pengikatan Na+ dan Cl- pada vili usus air tidak terserap
 pengeluaran cairan masif
• Vol tinja banyak &gt; 200 ml/24 jam, konsistensi sangat cair
• Tidak berhenti dgn penghentian makan
• Co: V. Cholera, toksin cAMP  Cl- dan air

Osmotik

Mutasi Transport

Pengurangan luas permukaan usus short bowel

Perubahan gerakan usus


•Soenarto Y. Diare kronis dan diare persisten. Dalam: Buku ajar gastroenterologi-hepatologi. Jakarta: UKK-Gastroenterologi-hepatologi IDAI.
2009; 125-40.

Sekretoris

Osmotik

• Gagal cerna dan/atau penyerapan nutrien lsng msk kolon


• Peningkatan tekanan osmotik di lumen, menarik cairan ke dalam lumen
• Perubahan waktu transit usus gg absorbsi nutrien
• Co: intoleransi laktosa, tdk ada enzim laktase  laktosan ke usus besar,
difermentasi  laktat, pH feses&lt;5
• Berhenti dgn berhenti makan pemicu diare

Mutasi Transport

Pengurangan luas permukaan usus short bowel

Perubahan gerakan usus


•Soenarto Y. Diare kronis dan diare persisten. Dalam: Buku ajar gastroenterologi-hepatologi. Jakarta: UKK-Gastroenterologi-hepatologi IDAI.
2009; 125-40.

Sekretoris

Osmotik

Mutasi Transport

• Mutasi protein CLD yang mengatur pertukaran ion Cl-/HCO3- pada brush
border apikal ileokolon
• Gg absorbsi Cl- dan shg HCO3- tdk dpt disekresi
• Alkalosis metabolik dan pengasaman isi usus mengganggu proses absorbsi
Na+
• Cl- dan Na+ dalam usus tinggi = diare sekretorik
• Diare cair sejak prenatal, polihidramnion, prematur, gagal tumbang

Pengurangan luas permukaan usus short bowel

• malabsorbsi

Perubahan gerakan usus


•Soenarto Y. Diare kronis dan diare persisten. Dalam: Buku ajar gastroenterologi-hepatologi. Jakarta: UKK-Gastroenterologi-hepatologi IDAI.
2009; 125-40.

Sekretoris

Osmotik

Mutasi Transport

Pengurangan luas permukaan usus short bowel

Perubahan gerakan usus

• Hipomotilitas usus akibat berbagai kondisi seperti malnutrisi,


skleroderma, obstruksi usus dan diabetes mellitus,
mengakibatkan pertumbuhan bakteri berlebih di usus
dekonjugasi garam empedu  cAMP meningkat  = diare
sekretorik
Pasien ini
• Diare sejak 1 bulan, memberat 1 minggu
• BAB >4x/hari, cair (hanya air saja), ampas (-), lendir (-), darah (-) 
sekretorik
• busa (+), kuning-coklat, cucian beras (-)  infeksi bakteri
• Tetap diare meski makan dihentikan  sekretorik
• Nyeri perut (-), mules (-)  bukan osmotik
• Demam (+) 1 minggu SMRS, tidak diukur  infeksi dari mana?
• Muntah (+), mual (-)
• PF Abdomen:
– Inspeksi: datar, lemas, tidak terdapat venektasi
– Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan, hepar teraba 3 cm di bawah arcus
costae, tepi tajam, permukaan rata, kenyal. Lien tidak teraba.
– Perkusi: shifting dullness (-)
– Auskultasi: bising usus (+) normal
Pemeriksaan Feses Hasil Rujukan
17/3/14
Makroskopik
Konsistensi Lunak Lunak
Warna Kuning Kuning-coklat
Bau Normal Normal
pH 8 7-8
Unsur lain
Cacing Negatif Negatif
Nanah Negatif Negatif
Lendir Positif Negatif
Darah Negatif Negatif
Mikroskopik
Leukosit 0-1 <10/LPB
Eritrosit 0-1 <3/LPB
Lemak Negatif Negatif
E. coli Negatif Negatif
E. Histolytica Negatif Negatif
Amilum Negatif Negatif
Jamur Negatif Negatif
Serat Otot Negatif Negatif
Serat Tumbuhan Positif Negatif
Telur Cacing Negatif Negatif
Kimia
Gula Negatif Negatif
Darah Samar Negatif Negatif
Pemeriksaan Bakteri batang gram negatif (+)
Bakteriologi
•Smith PB, Benjamin DK. Infection in immunocompetent children and adolescent. Nelson Textbook of Pediatrics. 19th ed. Philadelphia: Elsevier.
2011
•IDAI. Pedoman pelayanan medis IDAI. Jilid II. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. 2011; 53-9.

• Oral thrush : normal pada usia 7-10 hari,


namun pada anak usia lebih besar 
immunocompromised?
– HIV testing
– keganasan?
Diare
Diare
prolonged

Gizi kurang
malnutrisi
(18 kg)

Diare semakin
parah
+
Oral thrush
Follow up 19 Maret 2014
• S: mual (-), muntah (-), diare sudah tidak • Lab: analisis feses : bakteri gram
• O: komposmentis, TSS negatif
– HR 108x/m – Kultur urin : (-)
– RR 20x/m
– S 36,6o • A: diare persisten dd/ diare kronik
– BB: 14 kg – Gizi buruk marasmik fase transisi
– Kepala: normocephal, wajah tua (+) H1
– Mata: konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik – Kandidosis oral
(-/-)
– Mulut: mukosa bibir kering, stomatitis (-), – Intake sulit tanpa dehidrasi
leukoplakia (-) • P: F100 8 x 200 ml
– Leher: KGB membesar (-)
– Asam folat 1 x 1 mg
– Paru: ves/ves, rh (-), wh (-), iga gambang
(+) – Zinc 1 x 20 mg
– Jantung: S1 S2 normal, murmur (-), gallop – Mycostatin 3x2 ml
(-)
– Abd: datar, supel, hepar dan limpa tidak
– Cefotaxime 3 x 500 mg
teraba, shifting dullness (-) bising usus – Metronidazole 3 x 150 mg
normal – IVFD KaEN 3B + KCl 10 mg 1000
– Eks: akral hangat, edema (-), baggy pants (- cc/24 jam
), kulit kering, wasting (+)
Follow up 20 Maret 2014
• S: mual (-), muntah (-), diare sudah tidak • Lab: Hb/Ht/Leu/Trom/Eri:
• O: komposmentis, TSS 10,4/30/3,1/271/4,08
– HR 100x/m • LED : 88 (↑)
– RR 20x/m
– S 36,8o
• VER/HER/KHER/RDW: 74/ 25/34/15
– BB: 14 kg • Hitung jenis 0/0/70/20/9/1/0,3
– Kepala: normocephal, wajah tua (+) • Anti HIV reaktif
– Mata: konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik • A: diare persisten dd/ diare kronik
(-/-)
– Mulut: mukosa bibir kering, stomatitis (-), – Gizi buruk marasmik fase transisi H2
leukoplakia (-) – Kandidosis oral perbaikan
– Leher: KGB membesar (-) – Intake sulit tanpa dehidrasi
– Paru: ves/ves, rh (-), wh (-), iga gambang • P: F100 8 x 200 ml
(+)
– Jantung: S1 S2 normal, murmur (-), gallop – Asam folat 1 x 1 mg
(-) – Zinc 1 x 20 mg
– Abd: datar, supel, hepar dan limpa tidak – Mycostatin 3x2 ml
teraba, shifting dullness (-) bising usus – Cefotaxime 3 x 500 mg
normal
– Metronidazole 3 x 150 mg
– Eks: akral hangat, edema (-), baggy pants (-
), kulit kering, wasting (+) – IVFD KaEN 3B + KCl 10 mg 1000 cc/24
jam

Anda mungkin juga menyukai