Narasumber:
Dr. dr. Lanny Christine Gultom, SpA
Ilustrasi Kasus
• Nama : An. AF
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Usia : 8 tahun
• Tanggal lahir : 9 Maret 2006
• No rekam medis : 1287626
• Caretaker : Tante
• Alloanamnesis : Tante
• Tanggal masuk : 15 Maret 2014
• Tanggal pemeriksaan : 18 Maret 2014
• Keluhan Utama
– Diare yang memberat 1 minggu SMRS
• RPS
– Diare sejak 1 bulan, memberat 1 minggu
– BAB >4x/hari, cair, ampas (-), lendir (-), darah (-),
busa (+), kuning-coklat, cucian beras (-)
– Tetap diare meski makan dihentikan
– Nyeri perut (-), mules (-)
– Demam (+) 1 minggu SMRS, tidak diukur
– Muntah (+), mual (-)
...Riwayat Penyakit Sekarang
• 1 minggu SMRS, sariawan & nyeri tenggorok
– Sakit menelan
– Muncul bercak-bercak putih di mulut dan lidah
– Pinggir bibir kering dan luka, pasien jarang membuka
mulut, hanya mau makan 2-3 sendok
– Cenderung minum yang banyak supaya nyeri tenggorok
berkurang
• Pasien tampak semakin kurus
– Awal 18 kg, turun 4 kg sejak 1 bulan SMRS
– Sangat lemas, tidak mampu berdiri/berjalan sendiri
– Tidak masuk sekolah sejak 1 minggu SMRS
– Mata tampak lebih cekung dari biasa
...Riwayat Penyakit Sekarang
• Batuk sejak 1 bulan SMRS
– Sempat sembuh, kemudian batuk lagi
– Awal: dahak (-), sejak 3 hari (+) warna hijau
– Demam naik turun sejak 1 minggu SMRS
– Keringat malam (-)
– Kontak TB (-), belum pernah diperiksa
– Berat badan sulit naik sejak 1 tahun SMRS
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pernah diare selama 2 minggu, 1 tahun SMRS
– Napsu makan baik
– Demam (-)
– Turun BB (-)
• Sering batuk pilek dan bisul kulit
• Tidak pernah diare karena minum susu sapi
• Sakit lama, alergi, riwayat TB, kejang, minum
obat dalam jangka panjang disangkal
1 minggu
SMRS
Diare
memberat
1 tahun
SMRS Sariawan
Diare 2 Intake sulit
minggu Demam
BB sulit naik Batuk
1 IGD
bulanSMRS Tampak
Diare semakin
Batuk kurus
Turun BB 4
kg
Lemas
Mata cekung
• Riwayat Penyakit Keluarga
– Batuk lama (-), batuk darah (-)
– Orang tua pasien meninggal karena sakit namun
tidak diketahui sakit apa
• Riwayat Sosial Ekonomi, Lingkungan
– Diangkat tantenya sejak pasien usia 1 thn karena
orang tua meninggal (ibu saat pasien usia 1 thn,
ayah saat usia 8 thn)
– Tinggal dengan 2 kakak, tante, dan om (supir pribadi
& kuli)
– Jaminan JKN
– Tidak diberi uang jajan, sering mendapat jajan dari
guru & org tua murid, sering jajan es, mie kocok,
mie lain
• Riwayat Kehamilan
– Tidak diketahui sakit apa ibunya saat hamil,
minum obat (?)
– Ibu meninggal saat usia pasien 1 tahun
• Riwayat kelahiran
– Ditolong bidan, spontan, cukup bulan
– APGAR, PL, dan BL tidak diketahui
– Langsung menangis, biru(-), pucat (-), kuning (-),
kejang (-), mekonium hijau (+)
– Kelainan bawaan sejak lahir (-)
• Riwayat Nutrisi
– ASI & susu formula tidak diketahui
– Pola makan biasa, 3x/hari, selalu habis 1 porsi,
biasa: nasi lauk pauk & sayur
– Sejak lahir ukuran tubuh sedang, tidak pernah
gemuk, tidak terlalu kurus
– BB turun 18 kg menjadi 14 kg dalam 1 bln, BB sulit
bertambah sejak 1 thn SMRS
• Riwayat Imunisasi
– Hanya saat lahir, campak di sekolah, dan imunisasi
oral
• Riwayat Tumbuh Kembang
– Saat ini kelas 2 SD, usia 8 tahun
– Mampu mengikuti pelajaran sekolah
Pemeriksaan Fisik 15 Maret 2014
• Antropometrik
– Berat badan= 14 kg
– Tinggi badan= 116 cm
– LLA = 11,5 cm
• Status Nutrisi
– BB/U: 14/26 x 100% = 53,8%
– TB/U: 116/128 x 100% = 90,6%
– BB/TB: 14/21 x 100% = 66,6%
– Tebal lemak lengan atas kiri 0,8 cm
Extremitas Tidak terdapat pitting edema, terdapat wasting, terdapat clubbing finger, tidak terdapat
baggy pants
Kulit Turgor kulit kurang
Pemeriksaan Fisik 18 Maret 2014
Kesadaran Kompos mentis
Keadaan umum Tampak sakit berat, tidak tampak pucat, tidak tampak sianosis, tidak tampak
kuning, aktif bergerak
Denyut nadi 104x/ menit, reguler, isi cukup, ekual
Laju napas 18x/ menit
Suhu 36,3°C di axilla
Tekanan darah 120/70 mmHg
Kepala Normosefal, tidak ada deformitas, rambut hitam, persebaran merata, tidak
mudah dicabut, muka tampak lebih tua dari usia
Mata Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, becak bitot tidak ada, ulkus kornea
tidak ada
Hidung Tidak ada napas cuping hidung.
Mulut Mukosa kering, tidak ada oral thrush.
Telinga Tidak ada deformitas, tidak ada sekret, membran timpani intak
Leher KGB tidak teraba membesar, tidak ada gerakan otot bantu napas m.
sternokleidomastoideus
Paru Inspeksi: tidak ada kelainan bentuk dada, pergerakan dada simetris, tidak ada retraksi.
Palpasi: fremitus simetris
Perkusi: sonor/sonor
Auskultasi: vesikuler/vesikuler, tidak ada rhonki dan tidak ada wheezing.
Extremitas Tidak terdapat pitting edema, terdapat wasting, terdapat clubbing finger, tidak terdapat baggy pants, CRT<2”, akral
hangat, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
•WHO. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: WHO Indonesia. 2009; 193-219.
•IDAI. Pedoman pelayanan medis IDAI. Jilid I. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. 2011; 183-8.
Antropometrik Gizi Buruk
• Antropometrik
– Berat badan= 14 kg
– Tinggi badan= 116 cm
• Status Nutrisi
– BB/U: 14/26 x 100% =
53,8%
– TB/U: 116/128 x 100% =
90,6%
– BB/TB: 14/21 x 100% =
66,6%
•Latief A, Tumbelaka AR, Matondang CS, Chair I, Bisanto J, Abdoerrachman MH. Diagnosis fisis pada anak. Jakarta: CV Sagung Seto. 2009; 32-4.
BB/U
>120% : gizi baik
• BB = 14 kg 80-120% : gizi baik
60-80% : tanpa edema; gizi kurang
dengan edema; gizi buruk (kwashiorkor)
<60% : gizi buruk, tanpa edema (marasmus)
dengan edema (kwashiorkor)
TB/U
• TB = 116 cm
baik/normal
• 70-89%: tinggi
kurang
• <70% : tinggi sangat
kurang
•Latief A, Tumbelaka AR, Matondang CS, Chair I, Bisanto J, Abdoerrachman MH. Diagnosis fisis pada anak. Jakarta: CV Sagung Seto. 2009; 32-4.
• 90-110%: normal
• 70-90%: gizi kurang
• <70%: gizi buruk
•Kemenkes. Bagan tatalaksana anak gizi buruk. Buku I. Jakarta: Direktorat bina gizi. 2011.
•WHO. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: WHO Indonesia. 2009; 193-219.
Gizi Buruk
• Kedaruratan? derajat dehidrasi
Dehidrasi
• Penting: rehidrasi pada gizi buruk tidak boleh dengan infus
overhidrasi gagal jantung kematian
• Dehidrasi, syok?
– Penurunan kesadaran (-)
– TD 100/60 N
– HR 110x/m, kuat, isi cukup N
– Akral hangat
– CRT<2”
– syok (-) rehidrasi oral ReSoMal
– Ur/cr meningkat paska rehidrasi turun GGA pre renal?
• ReSoMal:
– 5 ml/kgBB setiap 30 menit untuk 2 jam pertama, kemudian
dilanjutkan 5-10 ml/kgBB/jam berselang-seling dengan F-75
dengan jumlah sama setiap jam selama 10 jam.
•WHO. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: WHO Indonesia. 2009; 193-219.
Hipoglikemia
• Semua pasien gizi buruk berisiko
• Harus diberikan tatalaksana segera: makan
atau lar glukosa 10%, NGT
• pemberian awal diberikan energi 80-100
kkal/kgBB/hari, protein 1-1,5 g/kgBB/hari, dan
cairan 130 ml/kgBB/hari
• Pada hari 1-2 frekuensi yang diberikan setiap 2 jam
dengan volume per pemberian : 11 ml (11 x 14 = 154
ml).
• Volume yang diberikan per hari : 130 ml x 14 = 1.820
ml. Pada pasien ini diberikan sebanyak 8 kali (artinya
setiap jam) dengan volume 200 ml, artinya dalam
sehari diberikan 1.600 ml. Berdasarkan perhitungan ini
sebenarnya volume cairan yang diberikan kurang.
• Jumlah energi yang diberikan adalah 14 x (80-100) =
1120 – 1400 kkal/hari. Pada pemberian 1.600 ml x
0,75 = 1.200 kkal/hari, maka pemberian kalori per hari
pada tatalaksana awal ini sesuai (termasuk dalam
kisaran energi yang diberikan pada fase awal).
•WHO. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: WHO Indonesia. 2009; 193-219.
• Infeksi:
– tidak ada komplikasi/ infeksi nyata diberi
kotrimoksazol per oral (25 mg SMZ + 5 mg
TMP/kgBB) setiap 12 jam selama 5 hari.
– pasien : cefotaxime dan metronidazole.
•WHO. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: WHO Indonesia. 2009; 193-219.
Mikronutrien
• Asam folat (5 mg pada hari 1, dan selanjutnya 1 mg/hari)
• Seng 2 mg Zn elemental/kgBB/hari
• Tembaga (0,3 mg Cu/kgBB/hari)
• Ferosulfat 3 mg/kgBB/hari setelah berat badan naik (mulai
fase rehabilitasi)
• Vitamin A: per oral pada hari 1
•Soenarto Y. Diare kronis dan diare persisten. Dalam: Buku ajar gastroenterologi-hepatologi. Jakarta: UKK-Gastroenterologi-hepatologi IDAI. 2009
•IDAI. Pedoman pelayanan medis IDAI. Jilid II. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. 2011; 53-9.
Indonesia
• diare persisten :
infeksi
• diare kronis : non-
infeksi.
• intoleransi protein
susu sapi/kedelai
(pada anak usia <6
bulan, tinja sering
disertai dengan
darah); celiac
disease (gluten-
sensitive
enteropathy), dan
cystic fibrosis.
•IDAI. Pedoman pelayanan medis IDAI. Jilid II. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. 2011; 53-9.
•Soenarto Y. Diare kronis dan diare persisten. Dalam: Buku ajar gastroenterologi-hepatologi. Jakarta: UKK-Gastroenterologi-hepatologi IDAI.
2009; 125-40.
Patogenesis
•Soenarto Y. Diare kronis dan diare persisten. Dalam: Buku ajar gastroenterologi-hepatologi. Jakarta: UKK-Gastroenterologi-hepatologi IDAI.
2009; 125-40.
Sekretoris
Osmotik
Mutasi Transport
Sekretoris
Osmotik
Mutasi Transport
Sekretoris
Osmotik
Mutasi Transport
• Mutasi protein CLD yang mengatur pertukaran ion Cl-/HCO3- pada brush
border apikal ileokolon
• Gg absorbsi Cl- dan shg HCO3- tdk dpt disekresi
• Alkalosis metabolik dan pengasaman isi usus mengganggu proses absorbsi
Na+
• Cl- dan Na+ dalam usus tinggi = diare sekretorik
• Diare cair sejak prenatal, polihidramnion, prematur, gagal tumbang
• malabsorbsi
Sekretoris
Osmotik
Mutasi Transport
Gizi kurang
malnutrisi
(18 kg)
Diare semakin
parah
+
Oral thrush
Follow up 19 Maret 2014
• S: mual (-), muntah (-), diare sudah tidak • Lab: analisis feses : bakteri gram
• O: komposmentis, TSS negatif
– HR 108x/m – Kultur urin : (-)
– RR 20x/m
– S 36,6o • A: diare persisten dd/ diare kronik
– BB: 14 kg – Gizi buruk marasmik fase transisi
– Kepala: normocephal, wajah tua (+) H1
– Mata: konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik – Kandidosis oral
(-/-)
– Mulut: mukosa bibir kering, stomatitis (-), – Intake sulit tanpa dehidrasi
leukoplakia (-) • P: F100 8 x 200 ml
– Leher: KGB membesar (-)
– Asam folat 1 x 1 mg
– Paru: ves/ves, rh (-), wh (-), iga gambang
(+) – Zinc 1 x 20 mg
– Jantung: S1 S2 normal, murmur (-), gallop – Mycostatin 3x2 ml
(-)
– Abd: datar, supel, hepar dan limpa tidak
– Cefotaxime 3 x 500 mg
teraba, shifting dullness (-) bising usus – Metronidazole 3 x 150 mg
normal – IVFD KaEN 3B + KCl 10 mg 1000
– Eks: akral hangat, edema (-), baggy pants (- cc/24 jam
), kulit kering, wasting (+)
Follow up 20 Maret 2014
• S: mual (-), muntah (-), diare sudah tidak • Lab: Hb/Ht/Leu/Trom/Eri:
• O: komposmentis, TSS 10,4/30/3,1/271/4,08
– HR 100x/m • LED : 88 (↑)
– RR 20x/m
– S 36,8o
• VER/HER/KHER/RDW: 74/ 25/34/15
– BB: 14 kg • Hitung jenis 0/0/70/20/9/1/0,3
– Kepala: normocephal, wajah tua (+) • Anti HIV reaktif
– Mata: konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik • A: diare persisten dd/ diare kronik
(-/-)
– Mulut: mukosa bibir kering, stomatitis (-), – Gizi buruk marasmik fase transisi H2
leukoplakia (-) – Kandidosis oral perbaikan
– Leher: KGB membesar (-) – Intake sulit tanpa dehidrasi
– Paru: ves/ves, rh (-), wh (-), iga gambang • P: F100 8 x 200 ml
(+)
– Jantung: S1 S2 normal, murmur (-), gallop – Asam folat 1 x 1 mg
(-) – Zinc 1 x 20 mg
– Abd: datar, supel, hepar dan limpa tidak – Mycostatin 3x2 ml
teraba, shifting dullness (-) bising usus – Cefotaxime 3 x 500 mg
normal
– Metronidazole 3 x 150 mg
– Eks: akral hangat, edema (-), baggy pants (-
), kulit kering, wasting (+) – IVFD KaEN 3B + KCl 10 mg 1000 cc/24
jam