Anda di halaman 1dari 40

BAGIAN SMF ILMU PENYAKIT MATA KASUS BESAR

FAKULTAS KEDOKTERAN NOVEMBER 2019


UNIVERSITAS HALU OLEO

OS KATARAK TRAUMATIK

THIUFATIN TEREZKY BRILYANTI, S. Ked


K1A1 15 045

PEMBIMBING: dr. Melvin Manuel Philips, Sp.M


Identitas Pasien
 Nama : An. AF
 Umur : 10 tahun
 Pekerjaan : Pelajar
 Alamat : Kel. Mata
 Suku : Bugis
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Tanggal MRS : 6 November 2019
 No. RM : 17XXXX
 Dokter Muda Pemeriksa : Thiufatin Terezky
Brilyanti, S. Ked
Anamnesis
 Keluhan Utama
Terjadi penurunan penglihatan (kabur) pada mata
kanan
Riwayat penyakit sekarang :
 Pasien datang ke RS diantar oleh keluarganya dengan
keluhan mata kanan yang kabur. Awalnya pasien mengeluh,
pada mata kanan merah, kadang terasa nyeri, tidak gatal,
tidak sering keluar air mata berlebih. Keluhan tersebut
dialami sejak 1 tahun yang lalu. Riwayat terkena tertusuk
pulpen di mata 1 tahun yang lalu. Awalnya 1 tahun yang
lalu pasien ke dokter hanya memberikan kesan traumatik
belum ada kekeruhan lensa, sehingga dr hanya
memberikan obat tetes mata. Riwayat penyakit mata
dalam keluarga disangkal. Riwayat pengobatan sebelumnya
ada cendo lyteers ed.
Riwayat penyakit dahulu :
 Riwayat penyakit mata sebelumnya (-), pemakaian
kacamata (-), kontak lensa (-), alergi (-) trauma pada mata
(-),obat tetes mata jangka panjang (-), operasi mata
sebelumnya (-). Riwayat hipertensi dan diabetes melitus
tidak diketahui.
 Riwayat pengobatan :
Pasien pernah berobat ke dokter spesialis Mata di Kendari
namun belum ada perubahan. Pasien telah diberikan obat
cendo lyteers ed.
 Riwayat keluarga :
Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan serupa dengan
pasien.
HT (-), DM (-).
Pemeriksaan Fisik
 Kesadaran : Compos mentis
 Tekanan darah : 120/70 mmHg
 Nadi : 82 x/Menit
 Respirasi : 22 x/Menit
Pemeriksaan Oftalmologik
 INSPEKSI
PALPASI

Pemeriksaan OD OS

Tensi Okuler N N
Nyeri Tekan (-) (-)
Massa (-) (-)
Glandula Periaurikuler Pembesaran (-) Pembesaran (-)
Pemeriksaan Oftalmologik
 Tonometri : Tidak dilakukan Pemeriksaan

 Visus
VOD (1/2/60)
VOS = (6/6)
SLIT LAMP
Pemeriksaan OD OS
Konjungtiva Hiperemis (+), Hiperemis (-),
subkonjungtival subkonjungtival
bleeding (-) bleeding (-)
Kornea Jernih Keruh
BMD Normal Normal
Iris Coklat, kripte (+) Coklat, kripte (+)
Pupil Bulat, sentral, Bulat, sentral, diameter
diameter 2,5 mm, RC 2,5 mm, RC (+)
(+)
Lensa Keruh masif Jernih
f. Campus Visual : Tidak dilakukan pemeriksaan
g. Colour Sense: Tidak dilakukan pemeriksaan
h. Funduskopi : Tidak dilakukan pemeriksaan
i. Slit Lamp : Tidak dilakukan pemeriksaan
lab
RESUME
 Pasien datang ke RS diantar oleh keluarganya dengan keluhan mata
kanan yang kabur. Awalnya pasien mengeluh, pada mata kanan merah,
kadang terasa nyeri, tidak gatal, tidak sering keluar air mata berlebih.
Keluhan tersebut dialami sejak 1 tahun yang lalu. Riwayat terkena
tertusuk pulpen di mata 1 tahun yang lalu. Awalnya 1 tahun yang lalu
pasien ke dokter hanya memberikan kesan traumatik belum ada
kekeruhan lensa, sehingga dr hanya memberikan obat tetes mata.
Riwayat penyakit mata dalam keluarga disangkal. Riwayat pengobatan
sebelumnya ada cendo lyteers ed.
 Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum kesadaran kompos
mentis, sakit ringan, status gizi kesan baik. Pada pemeriksaan
opthalmologis di dapatkan, konjungtiva hiperemis pada kedua mata,
pada mata kanan tampak kornea agak keruh, lensa agak keruh, tidak
hiperlakrimalis, tidak gatal, nyeri . Pemeriksaan visus didapatkan visus
mata kanan 1/2/60 dan mata kiri 6/6.
DIAGNOSIS
 Katarak Traumatik OD
PENATALAKSANAAN

Farmakologis

 1. Ekstraksi lensa katarak traumatik


 2. Tobrosan ed 4 dd gtt 1 OD
 3. Amoxicilin 250 mg 3x1
PROGNOSIS

Ad vitam : Bonam
Ad fungsionam : Bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
GAMBAR KLINIS
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

KATARAK

 Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada


lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi lensa dan
denaturasi protein lensa.
EPIDEMIOLOGI
KATARAK
 Katarak kini masih menjadi penyakit paling dominan pada mata dan
penyebab paling utama kebutaan.Paling sedikit 50% dari semua
kebutaan disebabkan oleh katarak, dan 90% diantaranya terdapat di
negara berkembang. Tidak terkecuali Indonesia, dimana berdasarkan
hasil survei kesehatan indera penglihatan dan pendengaran tahun
1993–1996, prevalensi kebutaan mencapai 1,5% dan lebih dari
separuhnya disebabkan oleh katarak yang belum dioperasi.
ETIOLOGI
KATARAK
 Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi
dapat juga akibat kelainan congenital, atau penyakit pada usia lanjut,
atau penyulit penyakit mata local menahun.
 Bermacam-macam penyakit mata dapat mengakibatkan katarak
seperti glaucoma, ablasi, uveitis, retinitis pigmentosa bahan toksik
khusus (kimia dan fisik).
 Adapun kelainan sistemik atau metabolic yang dapat menimbulkan
katarak atau sistemik (katarak senile, juvenile, herediter) atau
kelainan congenital mata.titis atopik
ETIOLOGI
KATARAK
 Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi
dapat juga akibat kelainan congenital, atau penyakit pada usia lanjut,
akan tetapi dapat juga akibat kelainan congenital, atau penyulis
penyakit mata local menahun.
 Bermacam-macam penyakit mata dapat mengakibatkan katarak
seperti glaucoma, ablasi, uveitis, retinitis pigmentosa bahan toksik
khusus (kimia dan fisik).
 Adapun kelianan sistemik atau metabolic yang dapat menimbulkan
katarak atau sistemik (katarak senile, juvenile, herediter) atau
kelainan congenital mata.titis atopik
PATOFISIOLOGI
KATARAK
 Trauma tumpul okuli tidak tembus dapat menyebabkan kekeruhan lensa baik secara akut maupun
lambat. Katarak yang terjadi dapat melibatkan sebagian atau seluruh lensa. Kerusakan lensa secara
traumatik dapat disebabkan oleh suatu cedera mekanis dan kekuatan fisika (radiasi, kimia, dan
elektrik). Trauma tumpul okuli terkadang menyebabkan pigmentasi dari pupillary ruff pada
permukaan anterior lensa dari yang disebut “cincin Vossius”. Cincin Vossius merupakan epitel pigmen
iris yang melekat pada kapsul anterior lensa saat terjadinya kontusio.Cincin Vossius tidaklah
bermakna dan dapat sembuh seiring dengan berjalannya waktu, tapi merupakan suatu indikator dari
trauma tumpul okuli(3,4)
 Pembentukan katarak pada trauma tumpul merupakan suatu rangkaian kejadian yang biasa terjadi.
Mekanisme yang dipostulasikan meliputi adanya kerusakan traumatik pada serat-serat lensa dan
kapsul lensa yang mengakibatkan influxakuos humor, hidarasi serat lensa dan kekeruhan lensa.
 Kontusio pada bola mata adalah cedera tertutup yang disebabkan oleh trauma tumpul. Pada
kontusio berat, dapat terjadi ruptur lensa. Pada kontusio yang tidak terlalu berat dapat terjadi
katarak superfisial atau kekeruhan terlihat pada kortex subkapsular posterior di sepanjang sutura
posterior sehinggaberbentuk seperti bunga mawar (rosette)yang dapat menghilang atau menetap.
PATOFISIOLOGI
KATARAK
 Pada kontusio tahap awal,lensa menunjukkan zona serat lensa superfisial yang ukuran, bentuk, dan
kepadatan sitoplasmanya berubah menjadi iregular dan terlihat halus di permukaan dengan
berkurangnya interdigitasi.Perubahan morfologi awal ditandai dengan pembengkakan serat lensa yang
kemudian mengalami degenerasi. Beberapa gangguan morfologis yang menandai terjadinya proses
degenerasi terlihat pada area lebih dalamdari lapisan edema. Akumulasi globula dan droplet
menandakan terjadinya pemecahan seluler. Penumpukan materi berlebihan sel-sel terdegenerasi
menyebabkan abnormalitas pengaturan membran, seperti pembentukan badan multilamellar,
membran whorls, atau undulasi beramplitudo tinggi.(3)
 Pembengkakan osmotik dari serat lensa dapat terlihat pada berbagai tipe katarak, Hal ini dapat
disebabkan oleh gangguan stimulus pompa ion pada sel epitel lensa sehingga terjadi influx cairan ke
dalam jaringan lensa.Proses ini mengakibatkan terjadinya pembengkakan dan kerusakan sel-sel
kortikalis.
 Trauma tumpul okuli memiliki efek osmotik langsung pada daerah superfisial lensa.Gaya kontusio
dapat menyebabkan cedera mekanik membran epitel sehingga terjadi abnormalitas ambilan. Pada sel
epitel dapat terlihat pembengkakan dan vakoul interselular yang jelas.Hal ini menandakan
ketidakmampuan sel menjaga hidrasi lensa.Serat lensa hidrofik ini lalu mengalami degenerasi dan
pengerutan yang selanjutnya menghasilkan bentukan vakuolik dari rossete
KLASIFIKASI
STADIUM
 KATARAK
Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan lensa Normal Bertambah Normal Berkurang

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow Test Negatif Positif Negatif Pseudopositif

Penyulit - Glaukoma - Uveitis + Glaukoma


Early nuclear senile cataract Mature senile cortical cataract

Immature senile cortical cataract Morgagnian hypermature senile cataract


Diagrammatic depiction of iris shadow in : immature cataract (A)
and no iris shadow in mature cataract (B).
a. Katarak Traumatik

Katarak traumatik merupakan kekeruhan pada lensa yang muncul akibat trauma pada mata.Katarak traumatik dapat
terjadi akibat trauma tumpul, perforasi, atau penetrasi (tembus).Katarak traumatik dapat menjadi salah satupenyebab
hilangnya penglihatan akut atau kronis.Pada trauma penetrasi okuli dapat terjadi ruptur kapsul lensa sehingga materi
lensa kristalin masuk ke bilik mata depan dan menjadi stimulus inflamasi intraokular. Trauma okuli tidak tembus (tanpa
luka keluar)dapat menyebabkan kerusakan zonula sehingga terjadi subluksasi atau perpindahan total lensa kristalin dari
tempatnya dan membutuhkan intervensi bedah. Pada anak-anak,gangguan visual karena katarak traumatik dapat
menyebkan ambliopia deprivasional ireversibel (7)
Klasifikasi standar untuk morfologi katarak traumatik saat ini tidak tersedia.Morfologi katarak traumatik bergantung
kepada tipe cedera dan interval waktu antara cedera dan intervensi yang diberikan.
Berdasarkan kekeruhan lensa, morfologi katarak traumatik diklasifikasikan sebagai katarak total, katarak putih lunak,
katarak membranosa dan katarak tipe rosette. Katarak dikatakan total jika tidak ditemukan materi lensa jernih di antara
kapsul dan nukleus. Pada Katarak putih lunak terdapat materi korteks yang ditemukan di bilik mata depan dengan kapsul
anterior yang ruptur. Sedangkan pada katarak membranosa, kapsul dan materi terorganisir membentuk membran dengan
tingkat kekeruhan yang berbeda-beda.Katarak tipe rosette membentuk pola rosette pada kekeruhan lensa-nya
Morfologi katarak traumatik.Katarak total, katarak putih lunak, katarak
membranosa, katarak rossete. (dari kiri atas-kanan bawah).
Manifestasi Klinis

KATARAK
a. Silau

 Kehilangan penglihatan b. Diplopia


monokular atau polypia
 Sukar melihat benda yang
menyilaukan c. Halo

 Poliopia uniokuler d. Distorsi

 Halo, warna disekitar f. Myopic shift


sumber sinar
 Bintik hitam di depan
mata
 Gambar buram
DIAGNOSIS
a. Anamnesis
Merupakan tahap awal dalam pemeriksaan untuk mengetahui riwayat penyakit dan merupakan kunci untuk menentukan
diagnosis yang tepat dari penyakit pasien.
1) Identitas pasien
2) Riwayat penyakit sekarang
3) Riwayat penyakit dahulu
4) Riwayat kesehatan keluarga
b. Pemeriksaan fisik
1) Tanda-tanda vital
2) Pemeriksaan mata dasar:
a) Mata eksternal, (palpebra, konjungtiva, kornea, kamera anterior, iris/pupil, lensa)
b) Ketajaman visus, (Snellen chart 6/6, finger counting 6/60, hand movement 1/300, persepsi cahaya 1/~)
c) Lapang pandang, (tes konfrontasi, perimetri atau kampimetri)
d) TIO palpasi, (tonometri)
e) Funduskopi, untuk memeriksa segmen anterior maupun fundus.
c. Pemeriksaan penunjang
1) Angiografi fundus
2) Laboratorium darah
PENATALAKSANAAN
KATARAK
 Pasien katarak traumatik yang memiliki visus lebih baik dari 20/40, katarak yang nonprogresif dan mata yang tenang
tidak membutuhkan penanganan tertentu dan disarankan untuk evaluasi berkala.
 Laserasi atau ruptur kornea dipilih untuk diperbaiki terlebih dahulu lalu selanjutnya operasi katarak dilaksanakan
setelah inflamasi teratasi kecuali jika terjadi ruptur lensa. Operasi katarak yang dilakukan bersamaan dengan
perbaikan luka primer memiliki keuntungan yaitu mengontrol inflamasi yang berasal dari materi lensa yang masuk
ke bilik matadepan, menghilangkan sumber terjadinya peningkatan tekanan intraokular, memungkinkan visualisasi
segmen posterior, mempercepat rehabilitasi visual pasien dimana penting pada anak-anak untuk mencegah
amblyopia, mendapatkan aksis visual yang jernih dan hanya membutuhkan satu kali operasi sehingga biaya yang
dikeluarkan lebih sedikit.(7)
 Operasi primer pada katarak traumatik juga memiliki kerugian yaitu lensa bisa saja tidak megalami katarak,
terjadinya inflamasi akibat operasi, operator yang tidak berpengalaman dan ruang operasi yang tidak memadai
dalam melakukan operasi.Operasi katarak yang dilakukan sekunder dilakukan saat inflamasi teratasi, media jernih
dan luka yang stabil.Pengurukan lensa tanamlebih tepat dan memperlihatkan hasil yang lebih baik.(7)
 Pemilihan teknik pengangkatan katarak mempertimbangkan dua hal yaitu usia pasien dan kondisi kapsul posterior
terutama pada pasien dengan subluksasi lensa. Pada subluksasi lensa lebih dipilih metode ICEE dibandingkan
dengan implantasi capsular tension ring
 Indikasi pembedahan pada katarak traumatik adalah penurunan tajam penglihatan, inflamasi atau lens induced
glaucoma, pembengkakan lensa dari rupture kapsul, dan kekeruhan segmen posterior.
DISKUSI KASUS
Kasus Teori
Anak laki-laki 10 tahun, Katarak traumatik merupakan kekeruhan pada lensa
riwayat trauma terkena yang muncul akibat trauma pada mata.Katarak
tertusuk pulpen 1 tahun yang traumatik dapat terjadi akibat trauma tumpul,
lalu perforasi, atau penetrasi (tembus). Riwayat terkena
kejutan listrik, radiasi atau cedera kimia menyebabkan
terjadinya katarak traumatik.Gejala penglihatan yang
dirasakan pasien berupa diplopia monokular, silau, dan
perburukan ketajaman penglihatan. Pada trauma
penetrasi okuli dapat terjadi ruptur kapsul lensa
sehingga materi lensa kristalin masuk ke bilik mata
depan dan menjadi stimulus inflamasi intraokular.
Trauma okuli tidak tembus (tanpa luka keluar) dapat
menyebabkan kerusakan zonula sehingga terjadi
subluksasi atau perpindahan total lensa kristalin dari
tempatnya dan membutuhkan intervensi bedah.
DISKUSI KASUS
Kasus Teori
-Penglihatan kabur Gejala umum katarak yaitu kehilangan penglihatan
-Awalnya melihat objek sukar melihat benda yang menyilaukan, poliopia
seperti terhalang kabut yang uniokuler, halo, bintik hitam di depan mata serta
-Mata merah dan nyeri gambar buram (Khurana, 2016).
DISKUSI KASUS

Kasus Teori
dilakukan Ekstraksi lensa merupakan terapi definit pada
1. Ekstraksi lensa katarak glaukoma sekunder karena katarak, dilakukan segera
traumatik setelah tekanan intraokuler terkontrol secara medis
2.Tobrosan ed 4 dd gtt 1 OD dan terapi steroid topikal telah mengurangi peradangan
3.Amoxicilin 250 mg 3x1 intraokular
Tobrosan
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai