xi kpr 1
1. Rektal Suppositoria
Sering disebut Suppositoria saja, bentuk peluru digunakan lewat rektal
atau anus, beratnya menurut FI.ed.IV kurang lebih 2 g. Suppositoria
ini berbentuk torpedo. Keuntunganya, bila bagian yang besar
masuk melalui jaringan otot penutup dubur, maka Suppositoria
akan tertarik masuk dengan sendirinya. Suppositoria rektal
bertindak secara sistemik, atau sebagai alternatif dari obat-obat
oral (misalnya ketika seseorang tidak mampu mengonsumsi obat
melalui mulut). Obat ini mudah diserap di dalam rektum karena
rektum kaya akan pembuluh darah.
cara penggunaanya :
1. Pergi ke toilet dan jika perlu kosongkan isi perut anda bisa dengan
cara BAB.
2. Cuci tangan
3. Buang semua foil atau plastik pembungkus suppositoria
4. Lakukan dengan berjongkok atau rebah ke salah satu sisi tubuh dengan
satu kaki ditekuk dan satu kaki lainnya lurus
5. Masukkan obat suppositoria dengan lembut namun tegas ke dalam anus,
jika perlu basahi ujung suppositoria dengan sedikit air
6. Lalu dorong cukup jauh sehingga suppositoria tidak keluar kembali
7. Tahan dan rapatkan kaki dengan duduk atau berbaring diam selama
beberapa menit
8. Cuci kembali tangan
9. Usahakan agar tidak BAB selama setidaknya satu jam, kecuali
obat suppositoria tersebut adalah jenis pencahar.
2. Vaginal Suppositoria (Ovula)
Berbentuk bola lonjong seperti kerucut, yang digunakan lewat
vagina, berat umumnya. Supositoria vaginal dibuat dengan cara
mengempa massa serbuk menjadi bentuk yang sesuai.
Menurut FI.ed.IV, Suppositoria vaginal dengan bahan dasar yang
bercampur dalam air seperti PEG atau gelatin tergliserinasi
berbobot 5g. Sedangkan supositoria dengan bahan dasar
gelatin tergliserinasi (70 bag. gliserin, 20 bag. gelatin dan 10 bag.
air) harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, sebaiknya pada
suhu dibawah 350 C.