Anda di halaman 1dari 10

PEMERIKSAAN TETRAPARESE

Tetraparese
 Kelumpuhan atau kelemahan yang menyebabkan hilangnya sebagian fungsi motorik pada
keempat anggota gerak.

Etiologi:
1. kerusakan otak
2. kerusakan tulang belakang pada tingkat tertinggi (khususnya pada vertebra cervikalis)
3. kerusakan sistem saraf perifer
4. kerusakan neuromuscular atau penyakit otot
Klasifikasi
 Tetraparese spastik
 Terjadi karena kerusakan yang mengenai upper motor neuron sehingga menyebabkan
peningkatan tonus otot atau hipertoni

 Tetraparese flaccid
 Terjadi karena kerusakan yang mengenai lower motor neuron sehingga menyebabkan
penurunan tonus otot atau hipotoni
TETRAPARESE

Lesi scar, tekanan


Lesi dari dari cornu
vertebra, dan diskus
anterior medulla
intervertebralis pada
spinalis sampai ke otot
medulla spinalis

Lower Motor Upper Motor


Neuron Neuron

Tetraparese Tetraparese
flaccid spastik
Anamnesis
 Keluhan pasien : lemah pada ke empat ekstremitas
Onset?
Kelemahan timbul satu persatu atau secara bersamaan
Timbul pada saat aktivitas/ istirahat?
Penurunan kesadaran
Apakah disertai rasa baal?
Apakah disertai nyeri kepala hebat?
Apakah disertai mual dan muntah?
Apakah disertai bicara pelo?
Apakah ada gangguan BAB/ BAK?
Demam?
 Riw. Penyakit Dahulu : untuk mengetahui faktor predisposisi
Apakah pasien sebelumnya menderita hipertensi, penyakit jantung,
DM?
Riwayat trauma?
Riwayat kejang?
Riwayat stroke?
Riwayat vaksinasi?
 Riwayat Peny. Keluarga : untuk mengetahui factor genetik

 Riw. Psikososial : untuk mengetahui factor predisposisi


Apakah pasien seorang perokok aktif?
Apakah pasien sering mengkonsumsi makanan dengan kadar
kolesterol tinggi?
Apakah pasien mengkonsumsi alcohol?
Apakah pasien sering berolahraga?
Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Motorik
 Kekuatan otot
1 Ekstremitas dapat berkontraksi namun
• Pemeriksaan Kesadaran tidak dapat bergerak
Kualitatif dan Kuantitatif
2 Ekstremitas hanya dapat bergerak
• Pemeriksaan Nervus Kranialis namun tidak dapat mengangkat
• Pemeriksaan Rangsang 3 Ekstremitas dapat mengangkat
Meningeal namun tidak dapat melawan tahanan
4 Ekstremitas dapat bergerak dan
mengangkat aktif, hanya melawan
tahanan minimal
5 Ekstremitas dapat bergerak aktif dan
dapat melawan tahanan
 Tonus: normotonus, hipotonus
 Trofi: eutrofi, hipertrofi, atrofi
 Refleks Fisiologis • Pemeriksaan Sensorik
• Nyeri : menggunakan jarum
Refleks biceps
• Suhu : menggunakan 2 tabung
Refleks triceps reaksi dengan suhu
berbeda
Refleks brachioradialis • Taktil : menggunakan kapas
Refleks achilles • Posisi
• Vibrasi
 Refleks Patologis
Refleks Babinski
Refleks Chaddok
Refleks Oppenhem
Refleks Hoffman-Tromner
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium darah
 Melihat jumlah leukosit yang merupakan tanda adanya lesi akibat infeksi
 Elektrolit
 Paralisis periodic hipokalemik
 Paralisis periodic hiperkalemik
 Paralisis periodic normokalemik

 Pemeriksaan Radiologi: untuk melihat lebih jelas lesi dan factor yang mempengaruhi
paralisis
 Pemeriksaan CT-Scan
 Pemeriksaan Rontgent
 Pemeriksaan MRI

 Pemeriksaan EEG
Penyakit dengan Tetraparese
Gejala Guillain Bare Polineuropati Poliomyelitis Myelitis Transversa Myastenia Gravis
Syndrome
Kelumpuhan Kelainan akut sist Kelainan fungsi pd Peradangan Kerusakan pada satu/ Blokade reseptor
ekstremitas saraf yg bersifat beberapa saraf medulla spinalis dua segmen med. ACTH pada post
atas difus mengenai perifer tubuh yg mengenai spinalis yang lesinya sinaptik NMJ
radiks dan saraf subs. grisea juga mengalami
perifer peradangan
Sifat Ascenden Ascending/ Asecending/ Ascenden/ descenden menyeluruh
kelumpuhan descending descending
Kelainan Infeksi Metabolik Infeksi Infeksi Autoimun
Sensorik
Gejala lain - Kelainan N. Kesemutan, baal, Diawali dengan Gejala dapat disertai Kelainan N.
Cranial nyeri (sering tanda infeksi disartria, disfonia, cranialis,
- Hiporefleks/ malam hari), dan virus disfagia kelumpuhan otot
arefleks rasa terbakar pernapasan,
gangguan cara
bernapas

Anda mungkin juga menyukai