FARMAKOGNOSI DAN SEJARAHNYA : MANUSIA, TUMBUHAN DAN BAHAN ALAM
Sejarah farmasi selama berabad – abad indentik dengan
sejarah farmakognosi, atau tradisi materi medika yang diperoleh dari sumber – sumber alam, kebanyakan tumbuh – tumbuhan dan juga mineral – mineral, hewan dan jamur. Tradisi eropa terutama sangat dikenal dan mempunyai pengaruh kuat terhadaop farmakognosi modern di Barat. Para sarjana eropa awal, konsep – konsep orang awam yang baru – baru ini datangnya orang dan produk - produk dari tradisi non-eropa telah mempengaruhi penggunaan obat di Eropa. Sumber informasi : sumber informasi yang tersedia untuk memahami sejarah penggunaan tumbuhan obat (nutrisi dan juga racun) adalah catatan arkeologis dan dokumen tertulis. Tidak banyak catatan yang tersedia karena tulisan – tulisan tersebut tidak pernah diproduksi atau di musnahkan oleh penjajah. CATATAN DARI NEGARA ARAB DAN EROPA KUNO
Manusia selalu menggunakan tumbuhan dengan banyak
cara dalam tradisi masa evolusi manusia. Contohnya obat jamur oleh “manusia es” zaman dahulu di negara eropa dari pegunungan Alpen Olztal (3300 SM). Dua objek berbentuk kenari yang diidentifikasi sebagai pohon berpori (Piptoporus betulinus), suatu jamur hambalan yang umumnya hidup di pegunungan tingg, mengandung bahan alam beracun dan salah satu zat aktifnya adalah asam agarat, sebagai pencahar yang sangat kuat dan efektif. Asam agarat memiliki efek antibiotik untuk melawan mikrobakteria dan efek toksik terhadap berbgai organisme (Capasso, 1998). “Manusia es” dapat menderita kram gastrointestinal dan anemia karena di dalam ususya terdapat telur cacing cambuk (Trichuris trichluria). Herba yang telah dibakar dan diletakkan di atas insisi kulit juga sering di praktikan pada budaya Eropa kuno dan goresan pada kulit “manusia es” menandakan kegunaan tumbuhan obat. OM SANTIH,SANTIH,SANTIH OM