Anda di halaman 1dari 19

Aan Andrianto

Agnes Febri
Dewi Agus
Dewi Kartika
Trintika
Yuniar Safitri

EUTHANASIA
Definisi

Kata euthanasia berasal dari Bahasa yunani yaitu “eu”:baik dan


“Thanatos”:maut/kematian
Digabung berarti kematian yang baik
 praktik pencabutan kehidupan manusia atau hewan melalui cara yang
dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit
yang minimal, biasanya dilakukan dengan cara memberikan suntikan
yang mematikan.
Penggolongan euthanasia
– Ditinjau dari maknanya:
 Euthanasia Agresif, disebut juga euthanasia aktif
Suatu tindakan secara sengaja yang dilakukan dokter atau tenaga kesehatan untuk
mengakhiri hidup seorangpasien.biasaya dialakukan dengan cara penyuntikan zat senyawa
yang mematikan
 Eutanasia non agresif , = eutanasia otomatis (autoeuthanasia) digolongkan sebagai
euthanasia negatif,
Kondisi dimana si pasien tersebut sadar dan menolak akan memperpendek atau
mengakhiri hidupnya. Dengan penolakan tersebut ia membuat sebuah "codicil“
(pernyataan tertulis tangan).
– Euthanasia pasif, dapat juga dikategorikan sebagai tindakan eutanasia
negatif yang tidak menggunakan alat-alat atau langkah-langkah aktif
untuk mengakhiri kehidupan seorang pasien.
– Eutanasia pasif dapat dilakukan dengan memberhentikan pemberian
bantuan medis yang dapat memperpanjang hidup pasien secara sengaja.
– Ditinjau dari sudut pemberian izin dibagi jadi 3:
 Eutanasia diluar kemauan pasien: suatu tindakan euthanasia yang
bertentangan dengan keinginan si pasien tetap hidup.Tindakan ini
disamakan seperti pembunuhan
 Eutanasia secara tidak sukarela:tindakan yang perizinannya menjadi
banyak perdebatan karena orang tua wali mengaku mempunyai hak
untuk mengambil keputusan bagi si pasien
 Eutanasia secara sukarela:dilakukan atas persetujuan dari si pasien
sendiri.
Euthnasia diberbagai negara dari
segi hukum
Amerika

– Eutanasia agresif dinyatakan ilegal dibanyak negara bagian di Amerika. Salah satu negara
yang mengizinkan secara eksplisit adalah negara bagian Oregon, yang pada tahun 1997
melegalisasikan kemungkinan dilakukannya eutanasia dengan memberlakukan UU tentang
kematian yang pantas (Oregon Death with Dignity Act)[8].
– Tetapi undang-undang ini hanya menyangkut bunuh diri berbantuan, bukan euthanasia.
– Syarat-syarat yang diwajibkan cukup ketat,
– dimana pasien terminal berusia 18 tahun ke atas boleh minta bantuan untuk bunuh diri
– Keputusan untuk bunuh diri secara 3 kali dengan 2 x lisan dan 1 tertulis dengan rentang
15 hari
– Kondisi tidak ada gangguan mental
Belanda

– Pada tanggal 10 April 2001 Belanda menerbitkan undang-undang yang mengizinkan


eutanasia, undang-undang ini dinyatakan efektif berlaku sejak tanggal 1 April 2002 , yang
menjadikan Belanda menjadi negara pertama di dunia yang melegalisasi praktik
euthanasia
– Tetapi pada hokum legalitas euthanasia masih ditetapkan sebagai perbuatan criminal
– Bisa dilakukan asal dengan prosedur tersebut adalah mengadakan konsultasi dengan
rekan sejawat (tidak harus seorang spesialis) dan membuat laporan dengan menjawab
sekitar 50 pertanyaan.
– Dan(tahun 1993) pelaporan dokter tiap kasus harus dilaporkan pada kehakiman untuk
dikoreksi benar atau salah dalam pelaksanaannya euthanasia
Indonesia

– Berdasar hukum di Indonesia euthanasia sama saja melawan hukum


– hal ini dapat dilihat pada peraturan perundang-undangan yang ada yaitu pada Pasal 344
Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang menyatakan bahwa ”Barang siapa
menghilangkan nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutkannya
dengan nyata dan sungguh-sungguh, dihukum penjara selama-lamanya 12 tahun”.
– pengaturan pasal-pasal 338, 340, 345, dan 359 KUHP yang juga dapat dikatakan memenuhi
unsur-unsur delik dalam perbuatan euthanasia
– Jadi secara formal hokum euthanasia di Indonesia tidak diizinkan
Pasal 338 KUHP
Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain, dihukum karena maker mati, dengan penjara
selama-lamanya lima belas tahun.

Pasal 340 KUHP


Barang siapa dengan sengaja dan direncanakan lebih dahulu menghilangkan jiwa orang lain, dihukum,
karena pembunuhan direncanakan (moord) dengan hukuman mati atau penjara selama-lamanya seumur
hidup atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun”.

Pasal 359 KUHP


Barang siapa kerena salah menyebabkan matinya orang dihukum penjara selama-lamanya lima tahun atau
kurungan selama-lamanya satu tahun.
Pasal 345 KUHP
Barang siapa dengan sengaja menghasut orang lain untuk membunuh diri, menolongnya dalam
perbuatan itu, atau memberikan daya upaya itu jadi bunuh diri, dihukum penjara selama-lamanya
empat tahun.
Pasal 356 (3) KUHP
Yang juga mengancam terhadap “Penganiayaan yang dilakukan dengan memberikan bahan yang
berbahaya bagi nyawa dan kesehatan untuk dimakan atau diminum”. Selain itu patut juga
diperhatikan adanya ketentuan dalam Bab XV KUHP khususnya Pasal 304 dan Pasal 306 (2).

Sementara dalam ketentuan Pasal 306 (2) KUHP dinyatakan, “Jika mengakibatkan kematian,
perbuatan tersebut dikenakan pidana penjara maksimal sembilan tahun”.
Pasal 356 (3) dan pasal 306 (2) terakhir tersebut di atas memberikan penegasan, bahwa
dalam konteks hukum aktif di Indonesia, meninggalkan orang yang perlu ditolong juga
dikualifikasi sebagai tindak pidana.

Ditegaskan pula dalam Surat Edaran IDI No.702/PB/H2/09/2004 yang menyatakan sebagai
berikut: “Di Indonesia sebagai negara yang berazaskan Pancasila, dengan sila yang
pertamanya adalah Ke Tuhanan Yang Maha Esa, tidak mungkin dapat menerima tindakan
“euthanasia aktif” .
Euthanasia menurut pandangan
agama
– Islam
Hanya Allah yang dapat menentukan kapan seseorang lahir dan kapan ia mati (QS 22: 66; 2:
243). Oleh karena itu, bunuh diri diharamkan dalam hukum Islam meskipun tidak ada teks dalam
Al Quran maupun Hadis yang secara eksplisit melarang bunuh diri.
dan dalam ayat lain disebutkan, "Janganlah engkau membunuh dirimu sendiri," (QS 4: 29), yang
makna langsungnya adalah "Janganlah kamu saling berbunuhan." Dengan demikian, seorang
Muslim (dokter) yang membunuh seorang Muslim lainnya (pasien) disetarakan dengan
membunuh dirinya sendiri.
– Mnurut fatwa MUI
– Euthanasia dalam keadaan aktif maupun dalam keadaan pasif, menurut fatwa
MUI, tidak diperkenankan karena berarti melakukan pembunuhan atau
menghilangkan nyawa orang lain. Lebih lanjut, KH Ma'ruf Amin mengatakan,
euthanasia boleh dilakukan dalam kondisi pasif yang sangat khusus.
Kristen
– cara pandang yang dilakukan kaum kristiani dalam menanggapi
masalah "bunuh diri" dan "pembunuhan berdasarkan belas
kasihan (mercy killing) adalah dari sudut "kekudusan kehidupan"
sebagai suatu pemberian Tuhan. Mengakhiri hidup dengan
alasan apapun juga adalah bertentangan dengan maksud dan
tujuan pemberian tersebut
Euthanasia di Tinjau dari Sosial
Ekonomi
Secara sosial
– euthanasia tidak sesuai dengan nilai dan norma.
– Membicarakan tentang euthanasia sebenarnya tidak lepas dari apa yang
disebut hak untuk menentukan nasib diri sendiri dan pasien itu sendiri.
Secara ekonomi
– Harga obat dan biaya tindakan medis sudah terlalu mahal.
– Dibutuhkan usaha ekstra untuk mendapatkan obat atau tindakan medis
tersebut.
Dari segi medis

– Dari segi medis ada kepastian bahwa penyakit sudah tidak dapat disembuhkan
lagi.
– Tapi para dokter selalu dihadapkan dilema apakah akan dilanjutkan tindakannya
guna memperpanjang hidup si pasien atau tidak
– video euthanasia.mp4
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai