Reseptor Adrenergik
ANGGOTA :
1. Alfa 1
• Reseptor alfa-1 dihubungkan ke fosfolipase C melalui protein G dari
family Gq.
• Pada membran pascasinaps menghantar berbagai efek klasik alfa-
adrenergik
• Aktivasi awali rangkaian reaksi via aktivasi protein G
2. Alfa 2
• Reseptor alfa-2 menghambat aktivitas adenilil siklase dan
menyebabkan kadar adenosine monofosfat siklik (cAMP) intrasel
menurun.
• Terdapat pada ujung saraf prasinaptik yang atur keluaran neuromediator
adrenergik
• Pada sel β pankreas untuk atur keluaran insulin
Pengaktifan respons alfa
Pengaktifan respons alfa-1.
Stimulasi reseptor alfa-1 oleh
katekolamin menyebabkan
pengaktifan Gq-coupling protein.
Subunit alfa yang telah diaktifkan
(alfa-q*) dari protein G ini
mengaktifkan efektor, fosfolipase C,
yang menyebabkan pembebasan
IP3 (inositol 1,4,5-trifosfat) dan DAG
(diasilgliserol) dari fosfatidilinositol
4,5bisfosfat (Ptdlns 4,5P2). IP3
merangsang pelepasan simpanan
kalsium, menyebabkan peningkatan
konsentrasi Ca2+ sitoplasma. Ca2+
kemudian mungkin mengaktifkan
protein kinase dependen-Ca2+,
yang pada gilirannya memfosforilasi
substrat mereka. DAG mengaktifkan
protein kinase C (PKC). GTP,
guanosin trifosfat, GDP guanosin
difosfat.
B. RESEPTOR β
• Pengaktifam ketiga subtype reseptor (β1 β2 dan β3)
menyebabkan stimulasi adenilil siklase dan peningkatan
perubahan adenosin trifosfat (ATP) menjadi cAMP
• Adrenoreseptor β3 merupakan reseptor dengan afinitas lebih
rendah dibandingkan dengan reseptor β1 dan β2
pengaktifan dan penghambatan adenilil
pengaktifan dan penghambatan adenilil siklase
siklase
oleh agonis yang berikatan dengan reseptor
katekolamin. Pengikatan ke β adrenoreseptor
merangsang adenilil siklase dengan mengaktifkan
protein G stimulatorik, Gs yang menyebabkan
terpisahnya subunit α yang bermuatan GTP.
Subunit α5 yang telah aktif ini secara langsung
mengaktifkan adenilil siklase, menghasilkan
peningkatan laju sintesis cAMP. ligan
adrenoseptor-alfa2 menghambat adenilil siklase
dengan menyebabkan penguraian protein G
inhibitorik, Gi menjadi subunit-subunitnya yaitu
subunit α1 aktif yang bermuatan GTP dan subunit
β-γ. Mekanisme a). tentang penghambatan
adenilil siklase oleh subunit-subunit ini masih
belum jelas. cAMP berikatan dengan subunit
regulatorik (R) dari protein kinase dependen-
cAMP, menyebabkan pembebasan subunit katalik
aktif (C) yang memfosforilasi substrat-substrat
protein tertentu dan memodifikasi aktifitas
mereka. Unit-unit katalik ini juga memfosforilasi
cAMP respone element binding protein (CREB),
yang memodifikasi ekspresi gen
Sifat agonis adrenergik
• Dua sifat struktur yang penting dari obat ini adalah jumlah dan
letak subsitusi OH pada cicin benzen dan sifat molekul penambah
pada nitrogen amino
Mekanisme kerja agonis adrenergik
Agonis bekerja langsung :
Obat-obat ini bekerja langsung pada reseptor α
maupun β dengan menimbulkan efek mirip pacuan
saraf simpatis atau pelepasan hormon epinefrin dari
medula adrenalis.
Contoh obat
1. epinefrin,
2. norepinefrin,
3. isoproterenol dan
4. fenilefrin.
Contoh obat Agonis adrenergik bekerja langsung
1. Epinefrin
- Disintesi dari tirosin dalam medula adrenalis
- Dilepas bersama sedikit norepinefrin
- Dilepas masuk ke aliran darah
- Epinefrin berinteraksi terhadap reseptor α dan β
- Dosis rendah, efek pada reseptor β (vasodilitasi), dosid tinggi pada
reseptor α (vasokonstriksi)
Efek samping :
- Gangguan SSP
- Pendarahan otak, akibat naiknya tekanan darah
- Aritmia jantung
Interaksi :
- Perkuat kerja kardiovaskular pada pasien hiptiroidime
- Dengan kokain, efek CV juga meningkat, kokain cegah reaptake
katekolamin ke ujung saraf adrenergik
2. Norepinefrin
• Menyebabkan kenaikan tahanan perifer akibat vasokonstriksi kuat
hampir semua vaskular, termasuk ginjal (efek reseptor α1), kedua
tekanan sistolik maupun diastolik meningkat.
• Norepinefrin digunakan untuk pengobatan syok karena kemampuannya
menaikkan tahanan tepi dan oleh karena itu menaikkan tekanan darah
• Dopamin lebih baik karena tidak mengurangi aliran darah ke ginjal
seperti halnya norepinefrin.
• Obat ini tidak pernah digunakan untuk pengibatan asma
Agonis bekerja tidak langsung :
• Obat ini termasuk amfetamin, dan tiramin ditarik kedalam
neuron presinaptik dan menyebabkan pelepasan
norepifrin dari simpanannya dalam sitoplasma atau
vesikel neuron adrenergik. Begitu ada pacu neuronal,
maka norepinefrin masuk dan melintasi sinaps lalu terikat
pada reseptor α maupun β.
• Contoh obat :
1. Amfetamin
2. Tiramin
Agonis adrenergik bekerja langsung
Mekanisme kerja amfetamin di SSP
1. AMFETAMIN semuanya atau hampir semuanya
melalui pelepasan amin biogenic
dari ujung saraf yang bersangkutan
• Mekanisme kerja amfetamine di otak . peningkatan kewaspadaan,
efek anoreksik dan sebagian
aktivitas lokomotor melalui
pelepasan NE. dosis yang lebih
tinggi melepaskan dopamine,
terutama di neostriatum, dan
menimbulkan aktifitas lokomotor
serta perilaku yang stereotype.
Dosis yang lebih tinggi lagi
melepaskan serotonin (5-HT) dan
dopamine di mesolimbik,
disamping bek.erja langsing sebagai
serotonin-agonis, dan menimbulkan
gangguan presepsi serta perilaku
psikotik
Agonis bekerja ganda/campuran :
Berkapasitas untuk memacu langsung adrenoseptor
maupun memacu pelepasan norepinefrin dari neuron
adrenergik.
Contoh obat :
1. Efedrin
2. metaraminol
AGONIS ADRENERGIK BEKERJA GANDA
Gunawan, S.G. 2012. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI. Jakarta
katzung BG, editor. Basic & Clinical pharmacology. 2004. 9th ed. Ch 10. New York : McGraw-Hill .p.122-41.
Katzung, Bertram G. dkk. 2013. Farmakologi Dasar & Klinik. Edisi 12. Alih Bahasa: Brahm U. Jakarta: EGC.
Muhasad, Amir. dkk . 2012. Goodmad & Gilman Dasar Famakologi Terapi (Goodmad & Gilman’s the Pharmacological Basic oh Therapeutics).
Alih Bahasa: Sekolah Farmasi ITB. Jakarta: EGC.
Tjay, Tan Hoan & Kirana Rahardja. 2010. Obat-Obat Penting. Edisi Keenam. Jakarta.
Westfall TC, Westfall DP. Adrenergic agonists and antagonists. In : Brunton LL,
Lazo JS, Parker KL, editor. Goodman & Gilman’s the pharmacological Basis of Theraupetics. 2006. 11th ed. Ch 10. New York : McGraw-
Hill.p.237-63.
Westerveld Gj et al. Anti-oxidant actions of oxymethazoline and xylomethazoline. Eur J phermacol. 1995; 291 : 27-31. Geref in NTvG 1997, Nr
41 p 1999.