• Program KIE
• Tujuan program KIE adalahmemberiinformasi dan pelatihansesuaiterhadappasien dan
keluarganyauntukmeningkatkanpengetahuanataupemahaman, keterampilan, dan
kepercayaandiridalammengenaligejalaseranganasma, mengambillangkah-langkah yang sesuai,
sertamemotivasidalammenghindarifaktor-faktorpencetus,
sehinggameningkatkanketeraturanterhadaprencanapengobatan yang
sudahditetapkansehinggamampumeningkatkankemandiriandalamtatalaksanaasma yang lebihbaik.
• TatalaksanaMedikamentosa
• Obatpengendali
• Obatpengendalidigunakanuntukmencegahseranganasma. Obatiniuntukmengatasimasalahdasarasmayaituinflamasirespiratorikronik,
sehinggatidaktimbulseranganataugejalaasma. Pemakaianobatinisecaraterus-menerusdalamjangkawaktuyang relatif lama, bergantung pada
kekerapangejalaasma dan responsnyaterhadappengobatan/penanggulangan. Obatpengendaliasmaterdiridari steroid anti-
inflamasiinhalasiatausistemik, antileukotrien, kombinasi steroid-agonis β2 kerjapanjang, teofilinlepaslambat, dan anti-imunoglobulin E.
• Steroid inhalasi
• Steroid inhalasimerupakanobatpengendaliasma yang paling efektif. Pemberian steroid inhalasisetaradosisbudesonid 100-
200μg/haridapatmenurunkanangkakekambuhanasma dan memperbaikifungsiparu pada pasienasma. Pada anak yang berusiadiatas 5 tahun, steroid
inhalasidapatmengendalikanasma, menurunkanangkakekambuhan, memperbaikifungsiparu, dan menurunkanseranganasmaakibatberolahraga.
• Agonis β2 kerjapanjang
• Sebagaipengendaliasma, agonis β2 kerjapanjangtidakdigunakantunggalmelainkanselalubersama steroid inhalasi. Kombinasiagonis β2
kerjapanjangdengan steroid terbuktimemperbaikifungsiparu dan menurunkanangkakekambuhanasma.
• Antileukotrien
• Menurutstudiantileukotrienmemilikiefekbronkodilatasikecil dan bervariasi, mengurangigejalatermasukbatuk, memperbaikifungsiparu dan
mengurangiinflamasijalannafas dan mengurangieksaserbasi. Kombinasi steroid inhalasi dan antileukotriendapatmenurunkanangkaseranganasma dan
menurunkankebutuhandosis steroid inhalasi. Antileukotriendapatmencegahterjadinyaseranganasmaakibatberolahraga dan obstructive sleeapnea.
• Teofilinlepaslambat
• Sebagaiobatpengendaliasma, teofilinlepaslambatdapatdiberikansebagaipreparattunggalataudiberikansebagaikombinasidengan steroid inhalasi pada
anakusiadiatas 5 tahun. Kombinasi steroid inhalasi dan teofilinlepaslambatakanmemperbaikikendaliasma dan dapatmenurunkandosis steroid inhalasi
pada anakdenganasmapersisten.
• Anti-imunoglobulin E
• Pada orang dewasa dan anakdiatas 5 tahun, omalizumab dapatdiberikan pada pasienasma yang telahmendapat steroid inhalasidosistinggi dan agonis
β2 kerjapanjangnamunmasihseringmengalamieksaserbasi dan terbuktiasmakarenaalergi. Omalizumab terbuktimemperbaikigejalaasma pada
asmapersistensedang dan berat yang disebabkan oleh karenaalergi. Pemberian omalizumab akanmenurunkankebutuhan steroid inhalasi dan
menurunkanangkaseranganasma.
• Jenjangpengendalianasma
• PedomanNasional Asma Anak tahun 2015 membagiderajatpenyakitasmaanakberdasarkankekerapangejala dan derajatkendali. Setelah
dilakukantatalaksanaumumberupapenghindaranpencetus, klasifikasikekerapanasmadapatditentukandalamwaktuenamminggu. Pada
asmaintermittentidakdibutuhkantatalaksanaasmajangkapanjangsesuaidenganjenjang 1, sedangkan pada
asmapersistendilakukantatalaksanajangkapanjangsesuaidenganjenjang 2 sampaijenjang 4
kemudiandievaluasisecaraberkalauntukmenaikkanataumenurunkanjenjangdalampemakaianobatpengendaliasma. Diagnosis
derajatkendalidibuatsetelah 6 minggumenjalanitatalaksanajangkapanjangawalsesuaiklasifikasikekerapan.
• Obatpereda
• Agonis β2 kerjapendek
• Gejalaasmaringansedangmemberikanrespons yang cepatterhadapinhalasiagonis β2
kerjapendektunggalsehinggaobatinimenjadipilihanutamabagiseranganasmaringansedang yang terjadi di rumahmaupun di
fasilitaslayanankesehatan. Pemberiannyadapatdiulanghingga 2 kali dengan interval 20 menit, jika di
rumahkeadaanpasienbelum juga membaikharussegeradibawakefasilitaslayanankesehatanterdekat, sedangkanbilapemberian 2
kali sudahdilakukan di fasyankesmakapemberianketigadipertimbangkankombinasidengan ipratropium bromida. Contohagonis
β2 kerjapendekadalah salbutamol, terbutalin, dan prokaterol.
• Ipatropiumbromida
• Kombinasiagonis β2 kerjapendekdengan ipratropium bromida (antikolinergik) pada seranganasmaringan-
sedangmenurunkanresikorawatinap dan memperbaiki PEF dan FEV1dibandingkandengan β2 agonissaja. Ipratropium
bromidaterbuktimemberikanefekdilatasibronkuslewatpeningkatan tonus parasimpatisdalaminervasiotonom di salurannafas.
• Aminofilinintravena
• Aminofilinintravenadiberikan pada anakdenganseranganasmaberatataudenganancamanhentinafas yang
tidakberesponterhadapdosismaksimalinhalasiagonis β2 dan steroid sistemik. Dosis yang
direkomendasikanyaitudengandosisinisial bolus pelan 6-8mg/kgBBdiberikandalam 20
menitdilanjutkandenganpemberianrumatansecara drip 1mg/kg/jam. Loading 1mg/kg akanmeningkatkankadaraminofilin serum
2mcg/ml. Untukefekterapi yang maksimal, target kadaaminofilin serum adalah 10-20 μg/ml. Oleh karenaitukadaraminofilin
serum seharusnyadiukur 1-2 jam.
• Steroid sistemik
• Pemberian steroid sistemikdapatmempercepatperbaikanserangan dan mencegahkekambuhan, dan
direkomendasikanuntukdiberikan pada semuajenisserangan. Steroid sistemikberupaprednisonatauprednisolondiberikan per
oral dengandosis 1-2mg/kgBB/haridengandosismaksimum 40mg/hari, maksimal 1 kali dalam 1 bulan. Lama pemberian 3-5
haritanpatappering off.
•
• Steroid inhalasi
• Steroid nebulisasidengandosistinggi (1600-2400 μg budesonide) dapatdigunakanuntukseranganasma,
namunperludiperhatikanuntukmemberidalamdosistinggikarena steroid
nebulisasidosisrendahtidakbermanfaatuntukmengatasiseranganasma
CASE REPORT
STATUS PASIEN
Anamnesis (28 Oktober 2019)
• Keluhan Utama
• Demam 3 hari
• KeluhanTambahan
• Batuk dan sesak.
• RiwayatPenyakitSekarang
• Pasiendatangke IGD Rumkital Dr. Ramelan Surabaya diantar oleh keluarga pada
tanggal 28 Oktober 2019 pukul16.00 WIB atasrujukandari RSI Surabaya dengan
diagnosis bronkopneumoniakarenatidakmendapatkamar di RS tersebut,
pasiendatangdengankeluhandemam, batuk, dan sesak. Demam 3 hari,
hariketigamakintinggi, diukurdirumahmencapai 39 oC, sudahdiberiobat
paracetamol tapitidakmembaik. Demamdisertaidenganbatuk dan sesak.
Batukdirasakanpasiensejak 3 hari yang lalu, batuk grok-groktapidahaktidakkeluar,
darah (-), pilek (-), pasienbelumdiberikanobatbatuk, hanyadiberikan vitamin, dan
batuktidakmembaik. Sesakdirasakansejakbangunpagi,
sesaksudahdiberikanoksigen dan nebulisasi, sesakmembaiktapimasihmenetap.
BAB normal tidakadadiare, BAK terakhirtadipagiwarnakuningcerah. Mimisan (-)
gusiberdarah (-) muntah (-).Pasiensebelumnya juga memilikiriwayatminum susu
coklat.
• RiwayatPenyakitDahulu
• Kejang (+) disertaidengandemam, kejangpertama kali saatumur 4 bulan.
sampaisaatinikuranglebih total 10
kalikejangdisertaidemam.Pasienpernahmegalamikejangberulangdalamhari yang sama,
setelahkejangpasientidaksadar. Kejangterakhirdialami 3 hariyang lalu,
kejangdisertaidemam.
• Asma (+)
• Alergi (+) pasienalergicoklat dan telur.
• Pernahdirawat di rumahsakitdengan diagnosis bronkopnemonia.
• Riwayatseringsakitberupadiare, demam, dan batukhinggamasukrumahsakit yangberulang.
• RiwayatPenyakitKeluarga
• kejang (-), nenekpasienmenderitaasma (+).
• RiwayatPenggunaanObat
• - Paracetamol tablet
• - Nebul Ventolin
• - Phenytoin + Phenobarbital Puyer
• - Diazepam rectal
• RiwayatAlergi
• Alergitelur, Coklat, kacang-kacangan
• RiwayatKehamilan
• Ante Natal Carerutin, pada usiakehamilan 7bulanpasianjatuh di kamar mandi
yang menyebabkanketubanpecahdini.Pasienmengatakanpernahkeputihan dan
demamselamahamil.Pemeriksaan TORCH tidakpernahdiperiksakanpasien.
• RiwayatKelahiran
• PersalinansecaraSectio Caesarea (SC), persalinantertunda 1
haridikarenakanmasalahkeuanganpasien,lahirprematur (7bulan), BBL 1700gram,
tidakmenangis, biruseluruh badan,lemasdan dimasukankeinkubatorselama 4
bulanlamanya.
• RiwayatNutrisi
• Dari awallahirdiberikan susu formula oleh karena ASI tidakkeluar.
• RiwayatImunisasi
• BCG (+)
• RiwayatTumbuhKembang
• Mengalamigangguantumbuhkembang.
• Pada usiasekarang (5 tahun) pasienbelumbisaberjalan danbelumbisaberbicara.
• RiwayatEkonomi dan Sosial
• Kakakpasienbatuk. 3 harisebelumpasienkepolianak (26/10/19)
Review of System
• Sistem Saraf : Riwayatkejang (+)
• SistemPernafasan : Sesaknafas (+)
• Batuk (+)
• SistemRheumatologi : Kaku sendi (-x`)
• SistemAlergi dan
• Imunologi : `Riwayatalergiobat dan
makanan (+)
•
Pemeriksaan Fisik
• PemeriksaanUmum
• KeadaanUmum : pasientampaksakitsedang
• Kesadaran : compos mentis
• Tanda Vital
• Tekanandarah : 110/80 mmHg
• Nadi : 130x/menit
• RR: 40 x/menit
• Suhu : 37,4⁰C
• SpO2% : 97%
• Antropometri
• Berat Badan : 9,6 kg
• Panjang Badan : 90 cm
• Kepala
• Anemis/Ikterus/Cyanosis/Dyspneu : -/-/-/+
• Ubun-ubun : Belumtertutup (-)
• Rambut : Tidakrontok
• Alis : Simetris
• Mata : Palpebra : Edema (-/-)
• Konjungtiva : Anemis (-/-)
• Sclera : Ikterus (-/-)
• Mata cowong : (-/-)
• Pupil :Reflekscahaya (+/+),pupil bulat, isokor
• Telinga : Dauntelingasimetris, sekret (-/-)
• Hidung : Deviasi septum nasi (-)
• pendarahan (-)
• Mulut : Sianosis (-), gusiberdarah (-), lidahkotor (-)
• faring hiperemis (-), tonsil T1/T1
• Sinus : Nyeri tekan pada sinus (-)
• Leher
• Pembesaran KGB : (-)
• Pembesaran Thyroid : (-)
• DeviasiTrakea : (-)
• Thorax
• Pulmo
• Inspeksi : Normochest, geraknafassimetris,
• retraksi dada (+)
• Palpasi : Geraknafassimetris, fremitus rabasulitdievaluasi
• Perkusi : Sonor pada kedualapanganparu
• Auskultasi Cor
• Inspeksi : Ictus cordis tidaktampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V midclavicular
• line dekstra
• Perkusi : Batas jantungkanan pada ICS V parasternal line
• dekstra
• Batas jantungkiri pada ICS V midclavicular
• line sinistra
• Auskultasi : S1, S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen
• Inspeksi : Datar, distended (-)
• Auskultasi : Bisingusus (+) normal
• Palpasi : Supel, turgorkulit normal, nyeritekansulitdievaluasi
• Perkusi : Timpani (+)
• Ekstrimitas
• Akralhangat : +/+. +/+
• Edema : -/-. -/-
Pemeriksaan Neurologis
•
• GCS: 4/x/6
• Pemeriksaanrangsang meningeal
• Kaku kuduk (-)
• Brudzinski I – IV sulitdievaluasi
•
• Nervuskranialis
• Nervus I sulitdievaluasi
• Nervus II, Visussulitdievaluasi, diameter pupil 3mm/3mm isokor
• Nervus III, IV, VI sulitdievaluasi
• Nervus V-XII sulitdievaluasi
•
• RefleksPatologis
• Hoffman : -/-
• Tromner : -/-
• Chaddock : -/-
• Babinski : -/-
•
• RefleksFisiologis
• APR : +2/+2
• BPR : +2/+2
• TPR : +2/+2
• KPR : +2/+2
•
• Sensorik : SDE
•
• Motorik:
•
Pemeriksaan Penunjang
LaboratoriumDarahLengkap
Planning
• Injeksi D5 ½ NS 1000cc/24 Jam
• InjeksiCinam 4 x 250 mg
• InjeksiAntrain 3 x 100 mg
• Nebulisasi Ventolin 3x1
•
• PuyerBatuk
• Ambroxol 5 mg
• Salbutamol 0,5 mg
• Tremenza 1/6 tab
•
• PuyerPanas
• Paracetamol 300 mg
• As. Mefenamat 150 mg