Anda di halaman 1dari 40

Pendahuluan

• WHO 1999 Pneumonia merupakan penyebab


kematian akibat infeksi tertinggi di dunia
• Prevalensi Asma di Indonesia 3-24% di setiap
wilayahnya
• Insiden Cerebral Palsy 2-3 per 1000 kelahiran
hidup di seluruh dunia dan di Indonesia 1-5 per
1000 kelahiran hidup
• Ketiga penyakit ini memiliki tingkat mortalitas
dan morbiditas yang tinggi.
Tinjauan Pustaka
Bronkopneumonia
Definisi
• Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai
parenkimparu
• Definisi klinis pneumonia adalah batuk, sesak
napas, demam, ronki basah, dengan gambaran
infiltrat pada fotorontgen toraks.
Epidemiologi
Berdasarkan WHO 1999 penyebab kematian
tertinggi akibat penyakitinfeksi di dunia
adalah pneumonia dan influenza. Insidensi
pneumonia komuniti di Amerika adalah 12 kasus
per 1000 orang per tahun. Angka kematian
akibat pneumonia di Amerika mencapai 10%.
Klasifikasi
Berdasarkan lokasi lesi di paru
• Pneumonia lobaris
• Pneumonia lobularis
• Pneumonia intersitialis
Berdasarkan asal infeksi
• Pneumonia yang didapat dari masyarakat (community acquired
pneumonia)
• Pneumonia yang didapat dari Rumah Sakit (hospital based
pneumonia)
Berdasarkan mikroorganisme penyebab
• Pneumonia bakteri
• Pneumonia virus
• Pneumonia mikoplasma
• Pneumonia jamur
Patogenesis
Mekanisme awal mikroorganisme patogen masuk ke
dalam saluran pernafasan, pada umumnya terjadi
mekanisme perlindungan diri tapi, bila hal ini gagal
terjadi inflamasi awalnya kemudian edema. Sel PMN
menginvasi bagan yang mengalami infeksi pada
gambaran radiologi didapatkan konsolidasi paru.
Cairan yang keluar pada fase inflamasi akan
menyebabkan timbulnya bunyi ronkhi basah kasar
bila berada di bronkus dan basah halus bila di
parenkim paru.
Manifestasi Klinik
- Gejala Umum
- Demam
- Mengigil
- Cefalgia
- Gelisah
- Gejala Pulmonal
- Batuk, Pilek
- Sesak (Pernafasan cuping hidung, takipnea, dyspnea, atau apnea,
tampak penggunaan otot bantu nafas intercostalis dan abdominalis,
chest indrawing)
- Sianosis
- Ronkhi
Pemeriksaan Penunjang
• Darah Lengkap
– Leukositosis/Leukopenia
• C- Reactive Protein
• Foto X-Ray Thorax
– Gambaran Infiltrat
– Bronchovascular Pattern meningkat
• Pemeriksaan Serologis dan Kultur
Diagnosis
• Demam
• Batuk
• 1 Gejala system pernafasan
• Pemeriksaan Penunjang : DL dan Foto Thorax
• d=
Komplikasi
• Komplikasi
yangdapatterjadimeliputiempiematorasis
(komplikasitersering oleh pneumonia bakteri),
perikarditispurulenta, pneumotoraks,
atauinfeksiekstrapulmonerseperti meningitis
purulenta. Miokarditis
(tekanansistolikventrikelkananmeningkat,
kreatinin kinase juga meningkat, dan
gagaljantung) juga dilaporkancukuptinggi pada
seri pneumonia anakberusia 2-24 bulan.
Tatalaksana
• Pneumonia Rawat Jalan
• Pada pneumoniarawatjalandiberikanantibiotiklinipertamasecara oral,
misalnyaamoksisilinataukotrimoksazol. Dosisamoksisilin yang diberikanadalah 25
mg/kgBB, sedangkankotrimoksazoladalah 4mg/kgBB TMP-20
mg/kgBBsulfametoksazol. Makrolid,
baikeritromisinmaupunmakrolidbarudapatdigunakansebagaiterapialternatif beta
laktamuntukpengobataninisial pneumonia,
denganpertimbanganadanyaaktivitasgandaterhadapS.pneumonia dan
bakteriatipik. Dosiseritromisin 30-50 mg/kgBB/hari, diberikansetiap 6 jam selama
10-14 hari. Klaritromisindiberikan 2 kali seharidengandosis 15 mg/kgBB.
Azitromisin 1 kali sehari 10mg/kgBB 3-5 hari (haripertama)
dilanjutkandengandosis 5mg/kgBBuntukhariberikutnya.
• Pneumonia Rawat Inap
• Pada pneumonia rawatinapantibiotik yang diberikanadalah beta laktam,
ampisilinatauamoksisislindikombinasikandegankloramfenikol. Antibiotik yang
diberikanberupa :Penisilin G intrvena ( 25.000 U/kgBBsetiap 4 jam ) dan
kloramfenikol ( 15 mg/kgBBsetiap 6 jam ), dan seftriaxonintravena ( 50
mg/kgBBsetiap 12 jam ). Keduanyadiberikanselama 10 hari.
Preventif
• Pencegahan Primer
• Pencegahan primer bertujuanuntukmenghilangkanfaktorresikoterhadapkejadian pneumonia. Upaya yang dapatdilakukanantara lain:
• Memberikanimunisasicampak pada usia 9 bulan dan imunisasi DPT (Dipteri, Pertusis, Tetanus) sebanyak 3 kali yaitu pada usia
2, 3, dan 4 bulan.
• Menjagadayatahantubuhanakdengancaramemberikan ASI pada bayi neonatal sampaiberumur 2 tahun dan makanan yang bergizi
pada balita. Di sampingitu, zat-zatgizi yang dikonsumsibayi dan anak-anak juga perlumendapatperhatian.
• Mengurangipolusilingkungansepertipolusiudaradalamruangan dan polusi di luarruangan.
• Mengurangikepadatanhunianrumah.
• PencegahanSekunder
• Tingkat pencegahankeduainimerupakanupayamanusiauntukmencegah orang yang telahsakit agar sembuh,
menghambatprogresifitaspenyakit, menghindarikomplikasi, dan mengurangiketidakmampuan. Pencegahansekundermeliputi
diagnosis dini dan pengobatan yang tepatsehinggadapatmencegahmeluasnyapenyakit dan ternjadinyakomplikasi. Upaya yang
dapatdilakukanantara lain:
• Pneumonia berat : dirawat di rumahsakit, diberikanantibiotik parenteral dan penambahanoksigen.
• Pneumonia :diberikanantibiotikkotrimoksasol oral, ampisilin, atauamoksisilin.
• Bukan pneumonia : perawatan di rumahsaja. Tidakdiberikanterapiantibiotik. Bilademamtinggidiberikan paracetamol.
Bersihkanhidung pada anak yang mengalamipilekdenganmenggunakanlintingankapas yang diolesi air garam.
Jikaanakmengalaminyeritenggorokan, beripenisilin dan dipantauselama 10 harikedepan.
• PencegahanTersier
• Tujuanutamadaripencegahantersieradalahmencegah agar tidakmunculnyapenyakit lain ataukondisi lain yang
akanmemperburukkondisibalita, mengurangikematiansertausaharehabilitasinya. Pada
pencegahantingkatinidilakukanupayauntukmencegah proses penyakitlebihlanjutsepertiperawatan dan pengobatan. Upaya yang
dilakukandapatberupa :
• Melakukanperawatan yang ekstra pada balita di rumah, beriantibiotikselama 5 hari,
anjurkanibuuntuktetapkontrolbilakeadaananakmemburuk.
• Bilaanakbertambahparah, makasegerabawakesaranakesehatanterdekat agar penyakittidakbertambahberat dan
tidakmenimbulkankematian.
Prognosis
• Denganpemberianantiboitik yang tepat dan
adekuat,
mortalitasdapatditurunkansampaikurangdari
1%. Anak dalamkeadaanmalnutrisienergi
protein dan yang
datangterlambatmenunjukanmortalitas yang
lebihtinggi.
Asma
Definisi
• Asma adalahpenyakitsaluranrespiratoridengandasarinflamasikronik
yang mengakibatkanobstruksi dan
hiperaktivitassaluranrespiratoridenganderajatbervariasi.
Manifestasiklinisasmadapatberupabatuk, wheezing, sesaknafas, dada
tertekan yang timbulsecarakronik dan atauberulang, reversibel,
cenderungmemberat pada malamataudinihari, dan
biasanyatimbuljikaadapencetus. Ada 2 jenisasma pada
anakyaituwheezing berulang dan asmakronik. Asma jeniswheezing
berulangditemukan pada masa anakawal yang dicetuskan oleh
karenainfeksi virus pada system pernafasan,
biasanyamembaiksaatanakmemasukiusiasekolah. Asma
kronikmerupakanasma yang berhubungandenganalergi yang
tetapadaselama masa anakbahkanseringhinggamencapaiusiadewasa.
Selainituasma juga dapatdiklasifikasikanberdasarkantingkatkeparahan
(intermitenatau persistent (ringan, sedang, berat) ataukontrol
(terkendalipenuh, terkendalisebagian, asmatidakterkendali).
Epidemiologi
• Prevalensikejadianasma pada anak di Amerika
berkisarantara 3 hingga 7 persen. Tahun 2011
prevalensiasmaanak di Amerika
Serikatmencapai 11%. Angka prevalensi di
Indonesia menurutsurvei oleh IkatanDokter
Anak Indonesia sejaktahun 1990 hingga 2012
di beberapadaerah di Indonesia
memunculkanangka yang beragammulaidari 3
hingga 24 persen.
Etiologi
Klasifikasi Asma
Penatalaksanaan
• Tujuantatalaksanaasmaanaksecaraumumadalahmencapaikendaliasmasehinggamenjamintercapainyapotensitumbuhke
mbanganaksecara optimal. Tujuan yang ingindicapaiadalah :
• Aktivitaspasienberjalan normal, termasukbermain dan olahraga.
• Gejalatidaktimbul pada siangmaupunmalamhari.
• Kebutuhanobatseminimalmungkin dan tidakadaserangan.
• Efeksampingobatdapatdicegahuntuktidakatausesedikitmungkinterjadi, terutama yang
mempengaruhitumbuhkembanganak.
• Tatalaksanajangkapanjang pada asmaanakdibagimenjaditatalaksana non-medikamentosa dan
tatalaksanamedikamentosa.
• Tatalaksana Non-Medikamentosa
• PenghindaranPencetus
• Penghindaranpencetusasmamerupakanbagiandaritatalaksana non-medikamentosa pada asmaanakselaintatalaksana
KIE. Terdapat 2 faktorresiko yang sangatberperan pada kejadianasma, yaitufaktorgenetik dan faktorlingkungan.
Faktorgenetikhampirtidakdapatdimodifikasidalamtatalaksanapenghindaranfaktorpencetus.
Sedangkanfaktorlingkungandapatdiklasifikasikandalambeberapakategoriyaitualergenhirupan, iritan, kondisikomorbid,
dan faktorlain. Penghindaranfaktorpencetusmerupakanupaya yang terutamadalamtatalaksanaasma.
Denganpenghindaranpencetus yang adekuat, kebanyakanasmadapatdikendalikanwalauterkadangtanpaobatasma.

• Program KIE
• Tujuan program KIE adalahmemberiinformasi dan pelatihansesuaiterhadappasien dan
keluarganyauntukmeningkatkanpengetahuanataupemahaman, keterampilan, dan
kepercayaandiridalammengenaligejalaseranganasma, mengambillangkah-langkah yang sesuai,
sertamemotivasidalammenghindarifaktor-faktorpencetus,
sehinggameningkatkanketeraturanterhadaprencanapengobatan yang
sudahditetapkansehinggamampumeningkatkankemandiriandalamtatalaksanaasma yang lebihbaik.
• TatalaksanaMedikamentosa
• Obatpengendali
• Obatpengendalidigunakanuntukmencegahseranganasma. Obatiniuntukmengatasimasalahdasarasmayaituinflamasirespiratorikronik,
sehinggatidaktimbulseranganataugejalaasma. Pemakaianobatinisecaraterus-menerusdalamjangkawaktuyang relatif lama, bergantung pada
kekerapangejalaasma dan responsnyaterhadappengobatan/penanggulangan. Obatpengendaliasmaterdiridari steroid anti-
inflamasiinhalasiatausistemik, antileukotrien, kombinasi steroid-agonis β2 kerjapanjang, teofilinlepaslambat, dan anti-imunoglobulin E.
• Steroid inhalasi
• Steroid inhalasimerupakanobatpengendaliasma yang paling efektif. Pemberian steroid inhalasisetaradosisbudesonid 100-
200μg/haridapatmenurunkanangkakekambuhanasma dan memperbaikifungsiparu pada pasienasma. Pada anak yang berusiadiatas 5 tahun, steroid
inhalasidapatmengendalikanasma, menurunkanangkakekambuhan, memperbaikifungsiparu, dan menurunkanseranganasmaakibatberolahraga.
• Agonis β2 kerjapanjang
• Sebagaipengendaliasma, agonis β2 kerjapanjangtidakdigunakantunggalmelainkanselalubersama steroid inhalasi. Kombinasiagonis β2
kerjapanjangdengan steroid terbuktimemperbaikifungsiparu dan menurunkanangkakekambuhanasma.
• Antileukotrien
• Menurutstudiantileukotrienmemilikiefekbronkodilatasikecil dan bervariasi, mengurangigejalatermasukbatuk, memperbaikifungsiparu dan
mengurangiinflamasijalannafas dan mengurangieksaserbasi. Kombinasi steroid inhalasi dan antileukotriendapatmenurunkanangkaseranganasma dan
menurunkankebutuhandosis steroid inhalasi. Antileukotriendapatmencegahterjadinyaseranganasmaakibatberolahraga dan obstructive sleeapnea.
• Teofilinlepaslambat
• Sebagaiobatpengendaliasma, teofilinlepaslambatdapatdiberikansebagaipreparattunggalataudiberikansebagaikombinasidengan steroid inhalasi pada
anakusiadiatas 5 tahun. Kombinasi steroid inhalasi dan teofilinlepaslambatakanmemperbaikikendaliasma dan dapatmenurunkandosis steroid inhalasi
pada anakdenganasmapersisten.
• Anti-imunoglobulin E
• Pada orang dewasa dan anakdiatas 5 tahun, omalizumab dapatdiberikan pada pasienasma yang telahmendapat steroid inhalasidosistinggi dan agonis
β2 kerjapanjangnamunmasihseringmengalamieksaserbasi dan terbuktiasmakarenaalergi. Omalizumab terbuktimemperbaikigejalaasma pada
asmapersistensedang dan berat yang disebabkan oleh karenaalergi. Pemberian omalizumab akanmenurunkankebutuhan steroid inhalasi dan
menurunkanangkaseranganasma.
• Jenjangpengendalianasma
• PedomanNasional Asma Anak tahun 2015 membagiderajatpenyakitasmaanakberdasarkankekerapangejala dan derajatkendali. Setelah
dilakukantatalaksanaumumberupapenghindaranpencetus, klasifikasikekerapanasmadapatditentukandalamwaktuenamminggu. Pada
asmaintermittentidakdibutuhkantatalaksanaasmajangkapanjangsesuaidenganjenjang 1, sedangkan pada
asmapersistendilakukantatalaksanajangkapanjangsesuaidenganjenjang 2 sampaijenjang 4
kemudiandievaluasisecaraberkalauntukmenaikkanataumenurunkanjenjangdalampemakaianobatpengendaliasma. Diagnosis
derajatkendalidibuatsetelah 6 minggumenjalanitatalaksanajangkapanjangawalsesuaiklasifikasikekerapan.
• Obatpereda
• Agonis β2 kerjapendek
• Gejalaasmaringansedangmemberikanrespons yang cepatterhadapinhalasiagonis β2
kerjapendektunggalsehinggaobatinimenjadipilihanutamabagiseranganasmaringansedang yang terjadi di rumahmaupun di
fasilitaslayanankesehatan. Pemberiannyadapatdiulanghingga 2 kali dengan interval 20 menit, jika di
rumahkeadaanpasienbelum juga membaikharussegeradibawakefasilitaslayanankesehatanterdekat, sedangkanbilapemberian 2
kali sudahdilakukan di fasyankesmakapemberianketigadipertimbangkankombinasidengan ipratropium bromida. Contohagonis
β2 kerjapendekadalah salbutamol, terbutalin, dan prokaterol.
• Ipatropiumbromida
• Kombinasiagonis β2 kerjapendekdengan ipratropium bromida (antikolinergik) pada seranganasmaringan-
sedangmenurunkanresikorawatinap dan memperbaiki PEF dan FEV1dibandingkandengan β2 agonissaja. Ipratropium
bromidaterbuktimemberikanefekdilatasibronkuslewatpeningkatan tonus parasimpatisdalaminervasiotonom di salurannafas.
• Aminofilinintravena
• Aminofilinintravenadiberikan pada anakdenganseranganasmaberatataudenganancamanhentinafas yang
tidakberesponterhadapdosismaksimalinhalasiagonis β2 dan steroid sistemik. Dosis yang
direkomendasikanyaitudengandosisinisial bolus pelan 6-8mg/kgBBdiberikandalam 20
menitdilanjutkandenganpemberianrumatansecara drip 1mg/kg/jam. Loading 1mg/kg akanmeningkatkankadaraminofilin serum
2mcg/ml. Untukefekterapi yang maksimal, target kadaaminofilin serum adalah 10-20 μg/ml. Oleh karenaitukadaraminofilin
serum seharusnyadiukur 1-2 jam.
• Steroid sistemik
• Pemberian steroid sistemikdapatmempercepatperbaikanserangan dan mencegahkekambuhan, dan
direkomendasikanuntukdiberikan pada semuajenisserangan. Steroid sistemikberupaprednisonatauprednisolondiberikan per
oral dengandosis 1-2mg/kgBB/haridengandosismaksimum 40mg/hari, maksimal 1 kali dalam 1 bulan. Lama pemberian 3-5
haritanpatappering off.

• Steroid inhalasi
• Steroid nebulisasidengandosistinggi (1600-2400 μg budesonide) dapatdigunakanuntukseranganasma,
namunperludiperhatikanuntukmemberidalamdosistinggikarena steroid
nebulisasidosisrendahtidakbermanfaatuntukmengatasiseranganasma
CASE REPORT
STATUS PASIEN
Anamnesis (28 Oktober 2019)
• Keluhan Utama
• Demam 3 hari
• KeluhanTambahan
• Batuk dan sesak.
• RiwayatPenyakitSekarang
• Pasiendatangke IGD Rumkital Dr. Ramelan Surabaya diantar oleh keluarga pada
tanggal 28 Oktober 2019 pukul16.00 WIB atasrujukandari RSI Surabaya dengan
diagnosis bronkopneumoniakarenatidakmendapatkamar di RS tersebut,
pasiendatangdengankeluhandemam, batuk, dan sesak. Demam 3 hari,
hariketigamakintinggi, diukurdirumahmencapai 39 oC, sudahdiberiobat
paracetamol tapitidakmembaik. Demamdisertaidenganbatuk dan sesak.
Batukdirasakanpasiensejak 3 hari yang lalu, batuk grok-groktapidahaktidakkeluar,
darah (-), pilek (-), pasienbelumdiberikanobatbatuk, hanyadiberikan vitamin, dan
batuktidakmembaik. Sesakdirasakansejakbangunpagi,
sesaksudahdiberikanoksigen dan nebulisasi, sesakmembaiktapimasihmenetap.
BAB normal tidakadadiare, BAK terakhirtadipagiwarnakuningcerah. Mimisan (-)
gusiberdarah (-) muntah (-).Pasiensebelumnya juga memilikiriwayatminum susu
coklat.
• RiwayatPenyakitDahulu
• Kejang (+) disertaidengandemam, kejangpertama kali saatumur 4 bulan.
sampaisaatinikuranglebih total 10
kalikejangdisertaidemam.Pasienpernahmegalamikejangberulangdalamhari yang sama,
setelahkejangpasientidaksadar. Kejangterakhirdialami 3 hariyang lalu,
kejangdisertaidemam.
• Asma (+)
• Alergi (+) pasienalergicoklat dan telur.
• Pernahdirawat di rumahsakitdengan diagnosis bronkopnemonia.
• Riwayatseringsakitberupadiare, demam, dan batukhinggamasukrumahsakit yangberulang.
• RiwayatPenyakitKeluarga
• kejang (-), nenekpasienmenderitaasma (+).
• RiwayatPenggunaanObat
• - Paracetamol tablet
• - Nebul Ventolin
• - Phenytoin + Phenobarbital Puyer
• - Diazepam rectal
• RiwayatAlergi
• Alergitelur, Coklat, kacang-kacangan
• RiwayatKehamilan
• Ante Natal Carerutin, pada usiakehamilan 7bulanpasianjatuh di kamar mandi
yang menyebabkanketubanpecahdini.Pasienmengatakanpernahkeputihan dan
demamselamahamil.Pemeriksaan TORCH tidakpernahdiperiksakanpasien.
• RiwayatKelahiran
• PersalinansecaraSectio Caesarea (SC), persalinantertunda 1
haridikarenakanmasalahkeuanganpasien,lahirprematur (7bulan), BBL 1700gram,
tidakmenangis, biruseluruh badan,lemasdan dimasukankeinkubatorselama 4
bulanlamanya.
• RiwayatNutrisi
• Dari awallahirdiberikan susu formula oleh karena ASI tidakkeluar.
• RiwayatImunisasi
• BCG (+)
• RiwayatTumbuhKembang
• Mengalamigangguantumbuhkembang.
• Pada usiasekarang (5 tahun) pasienbelumbisaberjalan danbelumbisaberbicara.
• RiwayatEkonomi dan Sosial
• Kakakpasienbatuk. 3 harisebelumpasienkepolianak (26/10/19)
Review of System
• Sistem Saraf : Riwayatkejang (+)
• SistemPernafasan : Sesaknafas (+)
• Batuk (+)
• SistemRheumatologi : Kaku sendi (-x`)
• SistemAlergi dan
• Imunologi : `Riwayatalergiobat dan
makanan (+)

Pemeriksaan Fisik
• PemeriksaanUmum
• KeadaanUmum : pasientampaksakitsedang
• Kesadaran : compos mentis
• Tanda Vital
• Tekanandarah : 110/80 mmHg
• Nadi : 130x/menit
• RR: 40 x/menit
• Suhu : 37,4⁰C
• SpO2% : 97%
• Antropometri
• Berat Badan : 9,6 kg
• Panjang Badan : 90 cm
• Kepala
• Anemis/Ikterus/Cyanosis/Dyspneu : -/-/-/+
• Ubun-ubun : Belumtertutup (-)
• Rambut : Tidakrontok
• Alis : Simetris
• Mata : Palpebra : Edema (-/-)
• Konjungtiva : Anemis (-/-)
• Sclera : Ikterus (-/-)
• Mata cowong : (-/-)
• Pupil :Reflekscahaya (+/+),pupil bulat, isokor
• Telinga : Dauntelingasimetris, sekret (-/-)
• Hidung : Deviasi septum nasi (-)
• pendarahan (-)
• Mulut : Sianosis (-), gusiberdarah (-), lidahkotor (-)
• faring hiperemis (-), tonsil T1/T1
• Sinus : Nyeri tekan pada sinus (-)
• Leher
• Pembesaran KGB : (-)
• Pembesaran Thyroid : (-)
• DeviasiTrakea : (-)
• Thorax
• Pulmo
• Inspeksi : Normochest, geraknafassimetris,
• retraksi dada (+)
• Palpasi : Geraknafassimetris, fremitus rabasulitdievaluasi
• Perkusi : Sonor pada kedualapanganparu
• Auskultasi Cor
• Inspeksi : Ictus cordis tidaktampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V midclavicular
• line dekstra
• Perkusi : Batas jantungkanan pada ICS V parasternal line
• dekstra
• Batas jantungkiri pada ICS V midclavicular
• line sinistra
• Auskultasi : S1, S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen
• Inspeksi : Datar, distended (-)
• Auskultasi : Bisingusus (+) normal
• Palpasi : Supel, turgorkulit normal, nyeritekansulitdievaluasi
• Perkusi : Timpani (+)
• Ekstrimitas
• Akralhangat : +/+. +/+
• Edema : -/-. -/-
Pemeriksaan Neurologis

• GCS: 4/x/6
• Pemeriksaanrangsang meningeal
• Kaku kuduk (-)
• Brudzinski I – IV sulitdievaluasi

• Nervuskranialis
• Nervus I sulitdievaluasi
• Nervus II, Visussulitdievaluasi, diameter pupil 3mm/3mm isokor
• Nervus III, IV, VI sulitdievaluasi
• Nervus V-XII sulitdievaluasi

• RefleksPatologis
• Hoffman : -/-
• Tromner : -/-
• Chaddock : -/-
• Babinski : -/-

• RefleksFisiologis
• APR : +2/+2
• BPR : +2/+2
• TPR : +2/+2
• KPR : +2/+2

• Sensorik : SDE

• Motorik:

Pemeriksaan Penunjang
LaboratoriumDarahLengkap
Planning
• Injeksi D5 ½ NS 1000cc/24 Jam
• InjeksiCinam 4 x 250 mg
• InjeksiAntrain 3 x 100 mg
• Nebulisasi Ventolin 3x1

• PuyerBatuk
• Ambroxol 5 mg
• Salbutamol 0,5 mg
• Tremenza 1/6 tab

• PuyerPanas
• Paracetamol 300 mg
• As. Mefenamat 150 mg

Anda mungkin juga menyukai