Amanda Yonna Viatalely (33351600 ) Destiyana (33351600 ) Tanah dan Konflik Agraria • Penyempitan lahan pertanian dan konflik agraria tetap marak sepanjang tahun, bahkan kekerasan dan kriminalisasi yang dialami para petani semakin banyak mengiringi kasus- kasus ini.
• Permasalahan tanah di Indonesia adalah permasalahan yang
kompleks, terutama mengingat sistem hukum pertanahan Indonesia yang terbagi dua, satu di bawah wewenang BPN dan lainnya di bawah wewenang Kementrian Perhutanan.
• Hal ini berlaku juga dalam pengeluaran perijinan pemanfataan
lahan, sementara sistem pemetaan kawasan di Indonesia masih tumpang tindih, kondisi ini juga menyebabkan semakin tingginya tingkat kerentanan konflik pertanahan. Perkembangan Industri tidaklah selalu berdampak baik pada lingkungan sekitar khushusnya untuk lahan pertanian. Seperti di kawasan cirebon ratusan hektar sawah hancur terpapar limbah industri batu alam, Yang berdampak pada perekonomian dan produksi padi kian merosot. Pada kenyataanya hanya beberapa industri yang menggunakan IPAL dan selebihnya langsung membuang limbah ke sungai mencemari lahan pertanian. Tercatat 4000 hektar ladang pertanian tercemar limbah industri dan kerugian mencapai 3000 ton/ tahun. Dari hasil Uji DLHK didapatkan standart baku mutu 6 sungai irigasi sudah tercemar berat dari limbah indusri batu alam. Pemerintah sudah menyadari akan bahayanya keadaan ini jika dibiarkan terus- menerus, namun bagi para petani pemerintah sama sekali tidak bersungguh – sungguh dalam menuntaskan permasalahan ini. Hal ini dibiarkan berlarut- larut tanpa adanya ketegasan hukum yang jelas. UU No 32 thn 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup • Pasal 100 (1) Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku mutu emisi, atau baku mutu gangguan dipidana, dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
UU NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR
• Pasal 24 Setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan kegiatan yang mengakibatkan rusaknya sumber air dan prasarananya, mengganggu upaya pengawetan air, dan/atau mengakibatkan pencemaran air. • Pasal 52 Setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya daya rusak air. • Kasus seperti ini banyak sekali terjadi di wilayah indonesia dan dibiarkan begitu saja. Jika hal ini terus terjadi, ketersediaan pangan akan terancam. • Banyak petani yang sudah melaporkan namun dirasa respon pihak berwenang sangatlah lambat. Hak petani terus direnggut. • Untuk mengatasi permasalahan ini pemerintah harus tegas dalam pengaturan regulasi dan izin pengelolaan pabrik, selain itu pemerintahan harus menyediakan air bersih bagi para petani.