Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS JURNAL

SEPSIS SCREENING IN TRIAGE TO DECREASE


DOOR-TO-ANTIBIOTIC TIME

KELOMPOK 1 :
Putri Pirda Elina I4B018055
Heri Firmansah I4B018061
Bangun Sasongko I4B018063
Frisca Rinandar I4B018073
Muslihuddin I4B018069
Miftakhul Huda I4B018102
Mahati Ulfah I4B018092
Eva Kholifa I4B018112
TUJUAN

1. Mendeskripsikan parameter sepsis yang digunakan untuk melakukan skrining


sepsis.
2. Mendeskripsikan sejauh mana parameter sepsis dapat digunakan didalam
triase di instalasi gawat darurat di Indonesia pada umumnya dan khususnya
RS Margono.
3. Mendeskripsikan hambatan-hambatan yang mungkin timbul dalam
pelaksanaan skrining sepsis didalam triase di instalasi gawat darurat.
RESUME JURNAL

 Judul Jurnal
“ Sepsis Screening In Triage To Decrease Door-To-Antibiotic Time “
 Tujuan penelitian
Mengetahui pengaruh skrining sepsis yang dipakai pada saat triase di Instalasi
Gawat Darurat terhadap kecepatan waktu penggunaan antibiotik pada pasien
dengan sepsis.
 Metode
Alat ukur sepsis yang mengacu pada kriteria Systemic Inflammatory Resistent
Syndroma (SIRS).
Hasil

• Setelah dilakukan skrining sepsis ketika triase selama 2 bulan menunjukkan


penurunan rata-rata waktu kedatangan pasien sampai penggunaan antibiotik
yaitu 71,9 menit lebih cepat dibandingkan dengan rata-rata waktu kedatangan
pasien sampai penggunaan antibiotik tanpa dilakukan skrining sepsis ketika
triase yaitu 105,3 menit.

• (Surviving Sepsis Guidline) di Instalasi Gawat Darurat yaitu dalam waktu 60


menit kedatangan pasien
PEMBAHASAN

• Sepsis adalah disfungsi organ yang mengancam jiwa akibat disregulasi respons
tubuh terhadap infeksi.
• Kriteria klinis pasien sepsis dapat diketahui dengan menggunakan skor
Sequential (Sepsis-Related) Organ Failure Assessment (SOFA)
• Diagnosis sepsis apabila Skor SOFA ≥ 2
• Metodenya dengan quick SOFA (qSOFA) yang meliputi laju pernapasan ≥ 22
kali/menit, perubahan kesadaran (Skor Glasgow Coma Scale ≤13), tekanan darah
sistolik ≤100mmHg.
• Skor qSOFA dinyatakan positif apabila terdapat 2 dari 3 kriteria di atas
SOFA SCORE
Sistem Skor
0 1 2 3 4
Respirasi ≥ 400 < 400 < 300 < 200 < 100 dengan
PaO2/FiO2 Dengan alat alat bantu nafas
mmHg bantu nafas
Koagulasi ≥ 150 < 150 < 100 < 50 < 20
Platelet x 103 /ul
Liver < 1,2 < 1,2- < 2,0- 5,9 < 6,0-11,9 < 12,0
Bilirubin mg/dl 1,9
(umol/L)

Kardiovaskular MAP ≥ MAP < Dopamin <5 Dopamin 5,1-15 Dopamin > 15
70 70 atau atau epineprine atau epineprine
dobutamin ≤ 0,1 atau >0,1 atau
norepineprine ≤ norepineprine >
0,1 0,1
Sistem saraf pusat 15 13-14 10-12 6-9 <6
GCS

Renal < 1,2 1,2-1,9 2-3,4 3,5-4,9 >5


Kreatinin
Urine output <500 < 20
Systemic Inflamatory Respon Syndrom (SIRS)

 Denyut jantung >90, pernafasan > 20 kali/menit,


 Suhu > 38 C atau kurang 36C,
 Tekanan darah sistolik < 100mmHg,
 Rata-rata tekanan arteri < 65mmHg
 Adanya perubahan status mental.
KEUNTUNGAN SCREENING SEPSIS
• Keuntungan dari penerapan screening sepsis di instalasi gawat darurat
diantaranya dapat menurunkan angka kematian, menurunkan lama waktu
pemberian antibiotik dan lama hari perawatan
HAMBATAN

Hambatan internal
1. Tidak tertariknya perawat dalam merubah kebiaasaan,
2. Kurang merasakan kegunaan pedoman dasar sepsis,
3. Kurang pengetahuan dari tentang pedoman dasar screening sepsis dan kondisi medis pasien
4. Perbedaan pedoman dasar di setiap tempat kerja.

Hambatan eksternal
1. Melibatkan beberapa faktor sumber daya
2. Kurangnya dukungan dari administrasi atau kepemimpinan staf,
3. Kurangnya pendidikan, kurangnya peralatan, kurangnya waktu,
4. Beban kerja pasien yang berat dan staf yang memadai di tempat kerja.
SARAN

• Dalam penerapan screening sepsis perawat sebaiknya mengerti


tentang guideline sepsis yang akan digunakan, mengetahui kondisi
medis pasien dan pengawasan terhadap penerapan guideline
sepsis tersebut
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai