Anda di halaman 1dari 33

REKAM MEDIS

pada

MENTAL HEALTH CARE


1 Anggi Nur

2 Aulia Agustina

Kelompok 3 Diah Rohmah Hidiyah Sucihati

Egi Rahmawan
4
4

5 Ginda Adiksa Ibarani

6 Ida Sholehah
7 Sri Anggun Septiani
2
8 Syifa Faujiyah
1

Konsep Dasar
Mental Health
Care
Pengertian

Kesehatan Jiwa
Suatu kondisi sehat, emosional, psikologis dan sosiologisyang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan,
perilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional. Kesehatan jiwa memiliki banyak
komponen dan di pengaruhi oleh berbagai faktor (Johnson, 1997).

Keperawatan Jiwa
Area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan
menggunakan diri sendiri secara teraupetik dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan mental klien
dan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada (American Nurses Associations).

Gangguan Jiwa
Suatu ketidakberesan kesehatan dengan manifestasi-manifestasi psikologis atau perilaku terkait dengan penderitaan
yang nyata dan kinerja yang buruk, dan disebabkan oleh gangguan biologis, sosial, psikologis, genetik, fisis, atau
kimiawi.

4
Menurut UU no. 18 tahun 2014
tentang Kesehatan Jiwa

Kesehatan Jiwa
Kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan
kontribusi untuk komunitasnya.

Orang Dengan Masalah Kejiwaan (OMDK)


Orang yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan dan perkembangan, dan/atau kualitas hidup
sehingga memiliki risiko mengalami gangguan jiwa.

Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)


Orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan
gejala dan/atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam
menjalankanfungsi orang sebagai manusia.

5
Upaya Kesehatan Jiwa
Setiap kegiatan untuk mewujudkan derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu,
keluarga, dan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang
diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan/atau masyarakat.

6
Upaya Kesehatan Jiwa berdasarkan

keadilan akuntabilitas

perikemanusiaan komprehensif

manfaat perlindungan

transparansi nondiskriminasi

7
Prinsip Keperawatan Jiwa

Manusia

Lingkungan

Kesehatan

Keperawatan
8
Manusia
Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik
yaitu bertindak, berinteraksi dan bereaksi
dengan lingkungan secara keseluruhan. Setiap
individu mempunyai kebutuhan dasar yang
sama dan penting. Setiap individu mempunyai
harga diri dan martabat. Tujuan individu adalah
untuk tumbuh, sehat, mandiri dan tercapai
aktualisasi diri.

9
Lingkungan
Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi
oleh lingkungan dari dalam dirinya dan
lingkungan luar, baik keluarga, kelompok,
komunitas. Dalam berhubungan dengan
lingkungan, manusia harus mengembangkan
strategi koping yang efektif agar dapat
beradaptasi. Hubungan interpersonal yang
dikembangkan dapat menghasilkan perubahan
diri individu.

10
Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan
dasar manusia yang menunjukkan salah satu
segi kualitas hidup manusia, oleh karena itu,
setiap individu mempunyai hak untuk
memperoleh kesehatan yang sama melalui
perawatan yang adekuat.

11
Keperawatan
Dalam keperawatan jiwa, perawat
memandang manusia secara holistik dan
menggunakan diri sendiri secara
terapeutik.

12
Faktor penyebab Gangguan Jiwa

Stress psikososial dan


Genetika Neurobiological perkembangan
Terjadi pembesaran ventrikel III pada gejala psikotik, kemiskinan,
posisi sebelah kiri lobus frontal klien kebodohan, pengangguran, isolasi
skizofrenia daripada orang normal sosial, dan kehilangan.
(Andreasen, 1991)- Wernicle dan
Brocas aphasia disorganisasi pada
waktu bicara- Hiperaktifitas dopamine

Neurobehavioral-
Penyalagunaan Psikodinamika Freud
Kerusakan lobus frontal
- Kesulitan dalam proses pemecahan Coping yang maladaptive dari obat- gangguan hubungan pada masa anak
masalah, berpikir abstrak, gangguan obatan
psikomotorik- Kerusakan pada basal ganglia
- Distonia tremor
- Gangguan pada lobus temporal limbic
- Meningkatnya kewaspadaan, distractbility,
gangguan memory ( Short Term Memory)

13
Upaya Kesehatan Jiwa bertujuan :

1 Menjamin setiap orang 2 Menjamin setiap orang 3 Memberikan pelindungan


dapat mencapai kualitas hidup yang dapat mengembangkan berbagai dan menjamin pelayanan Kesehatan
baik, menikmati kehidupan kejiwaan potensi kecerdasan Jiwa bagi ODMK dan ODGJ
yang sehat, bebas dari ketakutan, berdasarkan hak asasi manusia
tekanan, dan gangguan lain yang
dapat mengganggu Kesehatan Jiwa

4 Memberikan pelayanan 5 Menjamin ketersediaan 6 Meningkatkan mutu


kesehatan secara terintegrasi, dan keterjangkauan sumber daya Upaya Kesehatan Jiwa sesuaidengan
komprehensif, dan berkesinambungan dalam Upaya Kesehatan Jiwa imal perkembangan ilmu pengetahuan dan
melalui upaya promotif, preventif, lucilius necessitatibus his an, an has teknologi
kuratif, dan rehabilitatif bagi ODMK vide oblique inimicus, probo tractatos
dan ODGJ cotidieque qui te.

14
2

Standar Akreditasi
Rekam Medis pada
Mental Health Care
Macam-macam Pelayan di Rumah
Sakit Jiwa

Pelayanan Gawat Pelayanan Rawat Pelayanan Rawat


Darurat Jalan Inap

16
URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL
I Pelayanan Gawat Darurat
Judul Pasien jiwa yang dapat ditenangkan dalam waktu ≤ 48 jam
Dimensi Mutu Efektifitas dan Keselamatan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang efektif dan mampu menenangkan dan
menyelamatkan pasien jiwa dalam pelayanan gawat darurat kesehatan
jiwa
Definisi Operasional Pasien dapat ditenangkan adalah pasien dengan gangguan jiwa yang
dengan intervensi medis tidaklagi menunjukkan gejala dan tanda agresif
yang dapat mencelakakan diri sendiri maupun orang lain sebagai akibat
gangguan jiwa yang diderita
Frekuensi Pengumpulan Data Tiga bulan
Periode Analisa Tiga bulan
Numerator Jumlah pasien gangguan jiwa yang dapat ditenangkan
Denominator Jumlah seluruh pasien gangguan jiwa yang menunjukkan gejala dan tanda
agresif yang ditangani di Gawat Darurat
Sumber Data Rekam Medik
Standar 100 %
Penanggung jawab Pengumpulan Kepala Instalasi Gawat Darurat
data
II Pelayanan Rawat Jalan

Judul Ketersediaan pelayanan rawat jalan di rumah sakit jiwa


Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya jenis pelayanan rawat jalan yang minimal harus ada di rumah
sakit jiwa
Definisi Operasional Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan rawat jalan spesialistik yang
dilaksanakan di rumah sakit.
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jenis – jenis pelayanan rawat jalan spesialistik yang ada (kualitatif)
Denominator Tidak ada
Sumber Data Register rawat jalan
Standar Minimal
a. NAPZA
b. Gangguan Psikotik
c. Gangguan Neurotik
d. Gangguan Organik
Penanggung jawab Pengumpulan Kepala Instalasi rawat jalan
data
III Pelayanan Rawat Inap
Judul Ketersediaan pelayanan rawat di rumah sakit yang memberikan
pelayanan jiwa
Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya jenis pelayanan rawat inap yang minimal harus ada di rumah
sakit jiwa
Definisi Operasional Pelayanan rawat inap adalah pelayanan rumah sakit jiwa yang diberikan
kepada pasien tidak gaduh gelisah tetapi memerlukan penyembuhan aspek
psiko patologis.
Frekuensi Pengumpulan Data 3 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jenis – jenis pelayanan rawat inap rumah sakit jiwa
Denominator Tidak ada
Sumber Data Register rawat inap
Standar Minimal
a. NAPZA
b. Gangguan Psikotik
c. Gangguan Neurotik
d. Gangguan Organik
Penanggung jawab Pengumpulan Kepala Instalasi rawat inap
data
Judul Tidak adanya Kematian Pasien gangguan jiwa karena bunuh diri
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit jiwa yang aman
dan efektif
Definisi Operasional Kematian pasien jiwa karena bunuh diri adalah kematian yang terjadi pada
pasien gangguan jiwa karena perawatan rawat inap yang tidak baik
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisa 1 bulan jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam satu bulan
Numerator Jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam satu bulan dikurangi jumlah
kejadian kematian pasien gangguan jiwa bunuh diri dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluru pasien yang dirawat dalam satu bulan
Sumber Data Rekam medis
Standar 100 %
Penanggung jawab Pengumpulan Komite medik/mutu
data
Judul Kejadian (re-admision) pasien gangguan jiwa tidak kembali dalam
perawatan dalam waktu ≤ 1 bulan
Dimensi Mutu Efektifitas, Kompetensi tehnis
Tujuan Tergambarnya pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit jiwa yang efektif
Definisi Operasional Lamanya waktu pasien gangguan jiwa yang sudah dipulangkan tidak kembali
keperawatan di rumah sakit jiwa
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisa 6 bulan
Numerator Jumlah seluruh pasien gangguan yang dipulangkan dalam 1 bulan dikurangi
jumlah kejadian pasien gangguan jiwa yang kembali dirawat dalam waktu ≤ 1
bulan
Denominator Jumlah seluru pasien yang gangguan jiwa yang dipulangkan dalam 1 bulan
Sumber Data Rekam medis
Standar 100 %
Penanggung jawab Pengumpulan Komite medik/mutu
data
Judul Lama hari perawatan pasien gangguan jiwa

Dimensi Mutu Efektifitas, Kompetensi teknis

Tujuan Tergambarnya pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit jiwa yang efektif

Definisi Operasional Lamanya waktu perawatan pasien gangguan jiwa di rumah sakit jiwa

Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan

Periode Analisa 6 bulan

Numerator Jumlah rerata perawtan pasien gangguan jiwa 6 minggu

Denominator Tidak ada

Sumber Data Rekam medis

Standar ≤ 6 minggu

Penanggung jawab Pengumpulan Komite medik/mutu


data
3

Isi dan Struktur


Rekam Medis pada
Mental Health
Care
Rekam Medis / kesehatan psikiatri atau rekam kesehatan jiwa (mental) dikenal sebagai rekam medis perilaku (behavioural health records).
Didalamnya terdapat data diagnostik dan penilaian terhadapinformasi psikologi dan pelayanan psikiatri. Data yang terdapat di dalamnya
meliputi diagnosis waktu masuk, alasan pasien masuk rawatan dan nama-nama yang membuat keputusan agar pasien dirawat.
Selain itu rencana tujuan perawatan (goal oriented) juga harus ditegakkan. Informasi yang diperoleh dari keluarga dan lingkungan juga harus
disertakan dalam rekaman. Persyaratan lain seperti evaluasi psikiatri termasuk riwayat masa lalu, status kejiwaan, riwayat penyakit sekarang,
kecerdasan dan fungsi memori.
Catatan perkembangan (CP) juga harus mencatat setidaknya setiap minggu selama dua bulan pertama dan setidaknya sekali sebulan
sesudahnya. Harus dibuat ringkasan riwayat pulang (resume) di akhir perawatan. Perlu perhatian khusus terhadap upaya penahanan pasien
gaduh gelisah yang membahyakan dirinya sehingga bila perlu dilakukan fiksasidan isolasi maupun penggunaan terapi lain (misalnya
elektrokonvulsif).
Fasilitas psikiatri juga menangani kasus kecanduan alkohol, NAPZA. Perhtian akan kerahasiaan harus benar-benar ditegakkan dalam
menangani berkas rekam medis kesehatan jiwa.

24
Isi RM pada Mental Health Care
1 Data Identifikasi

Sumber Rujukan 2

3 Alasan Rujukan

Status Hukum Pasien 4

5 Semua persetujuan yang sesuai

baik untuk admisi, pengobatan, evaluasi atau


asuhan pasca keperawatan

25
Diagnosa fisik pada waktu
6 admisi

Riwayat Psikiatrik 7

8 Catatan Pemeriksaan menyeluruh

termasuk orang lain tentang pasien dan


pendapat pasien sendiri
Riwayat medis 9

laporan pemeriksaan fisik dan catatan


semua obat yg diberikan 1
Diagnosa Sementara
0
berdasarkan pemeriksaan yang mencakup
penyakit yg ada di samping diagnosa
Rancangan pengobatan tertulis untuk 1 psikiatrik

masing-masing pasien 1

26
4

Case Study Rekam


Medis pada Mental
Health Care
ANALISIS REKAM MEDIS DI RUMAH
SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
(RSJD)
WHO (2009) memperkirakan 450 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang dewasa
mengalami gangguan jiwa saat ini dan 25% penduduk diperkirakan akan mengalami gangguan jiwa pada usia tertentu selama hidupnya. Usia
ini biasanya terjadi pada dewasa muda antara usia 18-21 tahun. (WHO, 2009)

Menurut National institute of mental health gangguan jiwa mencapai 13 dari penyakit secara keseluruhan dan diperkirakan akan
berkembang menjadi 25% di tahun 2030. Kejadian tersebut akan memberikan andil meningkatnya prevalensi gangguan jiwa dari tahun ke
tahun di berbagai negara. Berdasarkan hasil sensus penduduk Amerika Serikat tahun 2004, diperkirakan 26,2 % penduduk yang berusia 18 –
30 tahun atau lebih mengalami gangguan jiwa (NIMH, 2011).

28
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, menunjukkan bahwa prevalensi gangguan jiwa secara nasional mencapai 5,6%
dari jumlah penduduk, dengan kata lain menunjukkan bahwa pada setiap 1000 orang penduduk terdapat empat sampai lima orang menderita
gangguan jiwa.

(Hidayati, 2012)

Di Jawa Tengah sendiri terdapat 3 orang perseribu penduduk yang mengalami gangguan jiwa dan 50% adalah akibat dari kehilangan
pekerjaan. Dengan demikian dari 32.952.040 penduduk Jawa Tengah terdapat sekitar 98.856 orang yang mengalami gangguan jiwa. Sejalan dengan
paradigma sehat yang dicanangkan departemen kesehatan yang lebih menekankan upaya proaktif melakukan pencegahan daripada menunggu di
rumah sakit, kini orientas upaya kesehatan jiwa lebih pada pencegahan (preventif) dan promotif (Purilukita, 2012).

29
Berdasarkan data pada seluruh bangsal inap di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta (RSJD) pasien dengan perilaku kekerasan
mengalami peningkatan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, dan penderita gangguan jiwa yang dirawat di RSJD pada tahun 2010 sebanyak 2.576
pasien, pada tahun 2011 sebanyak 2.663 pasien dan pada tahun 2012 sebanyak 3.605 pasien. (rekam medik RSJD Surakarta, 2013)

Menurut hasil laporan Rekam Medik RSJD Surakarta didapatkan data dari bulan Februari- April 2013 tercatat jumlah pasien rawat inap
sebanyak 915 pasien, Jumlah pasien dengan perilaku kekerasan sebanyak 232 pasien Data pada bangsal Sumbadra RSJD Surakarta selama bulan
April 2013 tercatat pasien dengan perilaku kekerasan sebanyak 25 pasien. Hal ini membuktikan bahwa gangguan jiwa dengan perilaku kekerasan di
RSJD Surakarta masih cukup tinggi, maka penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan gangguan jiwa perilaku kekerasan di RSJD Surakarta.
(rekam medik RSJD Surakarta, 2013).

30
Optimalisasi penerapan sistem informasi rekam medis di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat dapat dilakukan melalui pengembangan dan
peningkatan kemampuan SDM di bidang IT, adanya reward and punishment, berkoordinasi dengan pihak ketiga dalam penyempurnaan software,
disusun Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit n kebijakan pengembangan dan pemeliharaan
software, kebijakan dan prosedur sistem informasi rekam medis berbasis komputer, serta optimalisasi tupoksi Instalasi SIMRS dalam pengawasan
dan evaluasi sistem informasi secara berkala dan berkesinambungan.

31
DAFTAR PUSTAKA

 https://azurama.wordpress.com/all-about-nurse/keperawatan-jiwa/kesehatan-jiwa/
 http://nurseofmysoul.blogspot.co.id/2008/10/konsep-dasar-kesehatan
keperawatan-jiwa.html
 http://psikologi.or.id/psikologi-umum-pengantar/pengertian-definisi-
gangguanjiwa.htm
 http://binfar.kemkes.go.id/?wpdmact=process&did=MjAxLmhvdGxpbms=
 http://larasatyaulia.blogspot.co.id/2014/11/keperawatan-jiwa.html
 http://afiz-afis.blogspot.co.id/2010/05/konsep-dasar-kesehatan-dan-
keperawatan.html
 http://www.slideshare.net/f1smed/kepmenkes-
no129tahun2008standarpelayananminimalrs
 https://intenrachmayanti.wordpress.com/2015/07/10/isi-rekam-medis-pasien-jiwa/
 http://eprints.ums.ac.id/25847/2/3._BAB_I.pdf
Thank You for
Watching!

Anda mungkin juga menyukai