Anda di halaman 1dari 37

Pendahuluan

Definisi Manifestasi Klinis

BAB 1
Pendahuluan
Hepatitis virus adalah infeksi hati yang disebabkan oleh beberapa
virus. Penyakit hepatitis merupakan masalah kesehatan
1 masyarakat di dunia termasuk di Indonesia, yang terdiri dari
Hepatitis A, B, C, D dan E

Hepatitis virus menyebabkan 1,34 juta kematian pada tahun


2 2015 di seluruh dunia, jumlah ini lebih tinggi dibandingkan
kematian akibat HIV. Hepatitis B merupakan salah satu virus
hepatitis yang paling sering terjadi.

3 Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2014,


diperkirakan diantara 100 orang Indonesia, 10 diantaranya telah
terinfeksi hepatitis B atau C. Sehingga saat ini diperkirakan
terdapat 28 juta penduduk Indonesia yang terinfeksi hepatitis B
dan C, 14 juta diantaranya menderita kanker hati
Laporan Kasus

Definisi Manifestasi Klinis

BAB 2
Laporan kasus

Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Desa Lubuk Kambing Merlung
Pekerjaan : Wiraswasta
MRS : 13 Agustus 2018
Anamnesis
Keluhan Utama:
Nyeri perut kanan atas sejak ± 5 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas yang tidak menjalar hingga ke punggung atau bahu
dan terasa seperti tertusuk-tusuk sejak ± 5 hari SMRS. Nyeri dirasakan memberat saat pasien duduk dan
berkurang saat pasien berbaring. Nyeri perut yang dirasakan tidak disertai sesak nafas dan batuk. Namun,
nyeri perut kanan atas disertai mual dan muntah berisi apa yang dimakan >5 kali dalam 1 hari sebanyak ±
¼ gelas belimbing, serta kedua mata dan seluruh tubuh yang menguning. Selain itu pasien mengeluhkan
kedua kaki dan tangannya pegal, sulit digerakkan, dan timbul nyeri saat dipegang. Nafsu makan berkurang
(+). Pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri saat BAK, rasa panas saat BAK (-), warna BAK pekat (-), darah
(-). Keluhan BAB (-), BAB hitam (-). Muntah darah (-), batuk darah (-). Pasien tidak mengeluh pusing,
pandangan kabur, ataupun kencing pada malam hari. Pasien merupakan rujukan dari Puskesmas
Merlung. Sesampainya di RS Raden Mattaher pasien muntah 2 kali sebanyak ½ gelas belimbing, isi
muntahan berupa cairan.

Sejak ± 7 hari SMRS, pasien juga mengeluh badannya mudah lemas, pusing dan demam yang hilang
timbul, mata dan badan kuning (-).
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat Sosial Ekonomi :
• Pada ± 3 tahun yang lalu, pasien mengeluh kedua
• Pasien merupakan seorang laki-laki yang
matanya tiba-tiba menguning dan demam yang
belum menikah.
hilang timbul namun tidak disertai nyeri perut
• Pasien merupakan seorang pekerja buruh
kanan atas dan badan lemas. Os tidak pergi
sawit di Jambi sejak ± 6 bulan yang lalu.
berobat untuk mengatasi keluhan tersebut.
Pasien berasal dari kota Medan dan sudah
• Riwayat kuning saat lahir (-)
merantau di Jambi selama ± 8 bulan yang
• Riwayat tekanan darah tinggi disangkal
lalu.
• Riwayat penyakit kencing manis disangkal
• Pasien memiliki riwayat penggunaan
• Riwayat rawat inap sebelumnya (-)
alkohol jenis tuak sejak ± 3,5 tahun yang
• Riwayat transfuse darah (-)
lalu dan sudah berhenti sejak ± 1 bulan
Riwayat Penyakit Keluarga: yang lalu.
• Keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan • Pasien memiliki riwayat merokok sejak ± 14
serupa tahun yang lalu. Biasanya pasien merokok
• Riwayat ibu pasien memiliki keluhan serupa saat sebanyak 2 bungkus per hari.
sedang mengandung pasien (-) • Riwayat makan di sembarang tempat (-)
• Riwayat tekanan darah tinggi disangkal
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum Kesadaran Tanda Vital
• Tampak sakit sedang • Compos Mentis • Tekanan Darah : 110/80 mmHg
• GCS 15 (E4M6V5) • Nadi : 80x/menit, reguler, isi
cukup
• Nadi : 80x/menit, reguler, isi
cukup
• Respirasi : 22x/menit, reguler
• Suhu aksila : 37,00C
• Saturasi Oksigen: 95%
Kulit Hidung
Warna : Sawo matang Bentuk : Simetris
Ikterus : (+) Sekret : (-)
Efloresensi : (-) Septum : Deviasi (-)
Jaringan Parut : (-) Selaput Lendir : (-)
Pertumbuhan Rambut : Normal, Alopecia (-) Sumbatan : (-)
Pertumbuhan Darah : (-) Pendarahan : (-)
Suhu : Teraba hangat
Turgor : Kembali cepat Mulut
Lainnya : (-) Bibir : Kering (+), Sianosis (-)
Lidah : Atrofi papila lidah (-), Lidah berselaput (-), Tifoid
Kepala tongue (-)
Bentuk Kepala : Normocephal Gusi : Perdarahan (-)
Rambut : Warna hitam, tidak mudah rontok Gigi geligi : Kuning (+)
Ekspresi : Tampak sakit sedang Palatum : Kuning pada palatum mole dan durum (+)
Simetris Muka : Simetris
Telinga
Mata Bentuk : Simetris
Kelopak : Edema (-/-) Sekret : Sekret minimal (+/+)
Konjungtiva : Konjungtiva anemis (-) Nyeri tekan proc. Mastoideus: (-)
Sklera : Sklera Ikterik (+) Pendengaran : Normal
Pupil : Bulat, Isokor, Diameter 3 mm, Reflek
Cahaya : (+/+)
Lensa : Normal Leher
Gerakan Mata : Normal JVP : 5+2 cmH2O
Lapangan Pandang : Normal Kelenjar Tiroid : tidak teraba pembesaran
Kelenjar Limfonodi : tidak teraba pembesaran
Kelenjar Abdomen
Pembesaran Kelenjar Submandibula : (-) Inspeksi : Datar, Simetris, venektasi vena (-), darm contour (-),
Pembesaran Kelenjar Submental : (-) darm steifung(-).
Pembesaran Kelenjar Jugularis Superior : (-) Auskultasi : Bising Usus (+) Normal
Pembesaran Kelenjar Jugularis Inferior : (-) Palpasi : Supel, Nyeri tekan (+) di kuadran kanan atas
Hepar : Teraba 2 jari dibawah arcus costae dengan konsistensi
Jantung keras, tepi tumpul, permukaan rata, nyeri tekan (+).
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat Lien : tidak teraba
Palpasi : Teraba 2 jari di ICS V Linea midclavicula sinistra Ginjal : tidak teraba
Perkusi : Batas Atas : ICS II Linea parasternal sinistra Perkusi : Timpani di seluruh lapang perut (+), Shifting dullness (-)
Batas Kiri : ICS V Linea midclavicula sinistra
Batas Kanan : ICS IV Linea parasternal dextra
Ekstremitas
Auskultasi : BJ I/II Reguler, Murmur (-), Gallop (-) Inferior
Superior
Warna : Ikterik (+/+) Warna : Ikterik (+/+)
Pulmo
Kuku : Pucat (-), Ikterik Kuku : Pucat (-/-), Ikterik
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan,
(+/+) (+/+)
spider nevi (-),
Tremor : (-/-) Luka : (-/-)
Palpasi : Nyeri tekan (-/-), Fremitus taktil kanan = kiri
Luka : (-/-) Sensibilitas : (+/+)
Perkusi : Sonor (+/+)
Palmar eritem : (-/-) Edema : (-/-)
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Jari tabuh : (-/-) Akral : Pucat (-/-)
Punggung Sensibilitas : (+/+) varises : (-/-)
Inspeksi : Simetris kanan = kiri, spider naevi (-), Edema : (-/-)
Palpasi : Fremitus taktil kanan = kiri Akral : pucat (-/-)
Perkusi : Sonor (+/+)
Nyeri ketok CVA : (-/-)
Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin (13/8/2018) Elektrolit (13/8/2018)
WBC : 21,6x109/L MCV : 77,7 fL Na : 127,4 mmol/L
RBC : 3,78 x1012/L MCH : 28 pg K : 4,44 mmol/L
HGB : 10,6 g/dL MCHC : 361 g/L Cl : 94,18 mmol/L
PLT : 358 x109/L HCT : 29,4% Ca : 1,0 mmol/L
GDS : 135 mg/dL
Kesan: Leukositosis, Anemia, Trombositosis
Hiponatremia, Hipokalsemia
Kimia darah (13/8/2018)
Faal Hati Faal Ginjal
SGOT : 88 U/L Ureum : 266 mg/dl
SGPT : 88 U/L Kreatinin : 7,0 mg/dl
LFG : 17
Seromarker Hepatitis (13/8/2018) Kesan : Gangguan fungsi hati dan ginjal
HBV: HBsAG: (-)/negative
Diagnosa Kerja
Diagnosa Primer : Ikterik ec Susp. Hepatitis B Kronik
Diagnosa Sekunder: Hiponatremia + Hipokalsemia, AKI

Anjuran Pemeriksaan Diagnosa Banding


• -HBV DNA • Hepatitis alkoholik
• -USG abdomen • Hepatoma
• -Bilirubin Total, Direk, Indirek
• -Albumin
• -Ferritin
• -Alfa Feto Protein (AFP)
• -Biopsi Hati
Tatalaksana

Farmakologi
a. Nonfarmakologi • - IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
• Bed rest
• - IVFD NaCl 3%
• Diet Hati II, Protein diberikan 1
• - Inj. Ceftriaxon 1x1 g
g/kgBB dan lemak sedang (20-25%
• - PO. Liver Prime 3x1 cap
dari kebutuhan energi total) dalam
• - Inj. Ondasentron 3x4 mg
bentuk yang mudah dicerna.
• Diet kalsium: 1000-1500 mg/hari

a. Qua ad vitam : Dubia ad malam


Prognosis b. Qua ad functionam : Dubia ad malam
c. Qua ad Sanationam : Dubia ad malam
Follow Up Pasien
Tanggal Perkembangan
14/8/2018 S: Badan lemas, mual (-), muntah (-), badan kuning, nyeri perut kanan atas (+)

O: TD: 120/70mmHg N : 79x/menit RR: 20x/menit T : 36,8 C

Pemeriksaan generalisata:

Kulit ikterik (+), Konjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (+), Palmar eritem (-), Spider naevi (-),
Nyeri kuadran kanan atas (+)

A: Ikterik ec Susp. Hepatitis Kronik, Hiponatremia+Hipokalsemia

P: - IVFD NaCl 0,9% 20 tpm


- Inj. Ondansentron 3x4 mg
- Inj. Ceftriaxon 1x1 g
Tanggal Perkembangan
15/8/2018 S: Badan lemas berkurang, mual (-), muntah (-), nyeri perut kanan atas berkurang

O: TD: 120/70 N : 74x/menit RR: 18x/menit T : 36,6

Pemeriksaan generalisata:

Kulit ikterik (+), Konjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (+), Palmar eritem (-), Spider naevi (-), Nyeri kuadran
kanan atas (+)

A: Ikterik ec Susp. Hepatitis Kronik, Hiponatremia+Hipokalsemia

P: - IVFD NaCl 3% per 24 jam

- Inj. Ceftriaxon 1x1 gr

USG abdomen

Ulangi pemeriksaan elektrolit


Tanggal Perkembangan
16/8/2018 S: Badan lemas (-)

O: TD: 140/70 mmHg N : 74x/menit RR: 20x/menit T : 37 C


Pemeriksaan generalisata
Konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (+)

A: Ikterik ec Susp. Hepatitis Kronik, Hiponatremia+Hipokalsemia

P: Elektrolit:
Na: 142,24 mmol/L
K: 4,11 mmol/L
Cl: 103,97 mmol/L
Ca: 1,16 mmol/L
Kesan: Hipokalsemia
Tanggal Perkembangan
17/8/2018 S: Badan lemas (-)

O: TD: 130/60 mmHg N : 74x/menit RR: 20x/menit T : 36,1 C

Pemeriksaan generalisata
Konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (+), Nyeri tekan kuadran kanan atas berkurang

A: Ikterik ec Hepatitis kronik, Hiponatremia+Hipokalsemia

P: Hasil USG:
Kesan: Hepatomegali dengan gambaran kronik liver disease
Parenkim renal disease bilateral grade III
Lien, pancreas, kandung empedu , vesika urinaria, aorta tak tampak kelainan
Pasien pulang atas permintaan sendiri.
Tinjauan Pustaka

Definisi Manifestasi Klinis

BAB 3
Anatomi dan Fisiologi Hepatobilier
Anatomi Hati

Anatomi Permukaan Hati2 Gambaran segmen-segmen fungsional hati. Hati


dapat dibagi menjadi 8 segmen berdasarkan pada
suplai darah dan saluran empedu
Anatomi dan Fisiologi Hepatobilier
Anatomi Kandung Empedu

Keterangan gambar: g. Arteri gaster sinistra


a. Duktus hepatik dextra h. Duktus biliaris komunis
b. Duktus hepatik sinistra i. Fundus kantung empedu
c. Duktus komunis hepatik j. Badan kantung empedu
d. Vena porta k. Infundibulum
e. Arteri hepatik l. Duktus sistikus
f. Arteri gastroduodenal m. Arteri sistikus
n. Arteri superior pankreatikduodenal

Anatomi bilier aspek anterior


Anatomi dan Fisiologi Hepatobilier
Anatomi Duktus Bilier

Sfingter Oddi
Anatomi dan Fisiologi Hepatobilier
Fisiologi Sistem Bilier: Komposisi Empedu
Komposisi Empedu
Fisiologi Hati Konstituen Komentar
Asam empedu Berikatan dengan taurin, glisin atau sulfat
Fungsi Hati:  Asam kolat Terutama efisien pada sirkulasi enterohepatik

• Metabolisme 
Asam kemodeoksilat
Asam deoksikolat
• Sintesis  Asam ursodeoksikolat
• Ekskresi Bilirubin Terutama berikatan dengan glukoronid

• Endokrin
Kolesterol Sepertiga direabsorbsi kembali di usus
• Imunologi
Trace metal Besi, mangan, zink, tembaga dan timbal

Metabolit obat Cenderung mempunyai berat molekul yang lebih


besar dibandingkan yang diekskresikan dalam urin.
Metabolit lipofilik yang berkonjugasi.
Anatomi dan Fisiologi Hepatobilier
Fisiologi Sistem Bilier: Komposisi Empedu

Mekanisme bilirubin berlangsung dalam 3 fase

1. Fase prehepatik : Pembentukan bilirubin


&Transport plasma
2. Fase intrahepatik: Liver uptake & Konyugasi
3. Fase Pascahepatik: Eksekresi bilirubun

Metabolisme Bilirubin2
Obstruksi Jaundice

Klasifikasi Ikterik Penyebab ikterik dibagi menjadi


3 tipe:

1. Ikterik pre-hepatik: Penyebab


kongenital & Penyebab didapat

2. Ikterik intra hepatik : Penyebab


kongenital & Penyebab didapat

3. Ikterik post-hepatik: Penyebab


kongenital & Penyebab didapat
Obstruksi Jaundice
Evaluasi Ikterik pada Dewasa Diagnosa Pemeriksaan
Penunjang Ikterik
Hepatitis

Hepatitis adalah kelainan hati berupa peradangan (sel) hati.


Definisi Peradangan ini ditandai dengan meningkatan kadar enzim hati.

Transmisi secara enterik: Terdiri atas virus hepatitis A (HAV)


Etiologi dan virus Hepatitis E (HEV)
Transmisi melalui darah: Terdiri atas virus Hepatitis B (HBV),
virus Hepatitis D (HDV) dan virus Hepatitis C (HCV)

Patogenesis Tiga fase dalam perjalanan penyakit hepatitis B kronik:


• Fase imunotoleransi
• Fase imunoaktif
• Fase non replikatif
Hepatitis

• Hepatitis B kronik yang masih aktif : HBsAg positif


>105 kopi/ml , tanda-tanda penyakit hati kronik, biopsy
hati : peradangan yang aktif.
Manifestasi • Carrier VHB inaktif : HBsAg positif < 105 kopi/ml, kadar
Klinik ALT normal , tidak didapatkan keluhan

Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis • Serologis: HBVIgM anti HBc dan HBs Ag
• Biopsi Hati

Tatalaksana Dua kelompok terapi untuk hepatitis B kronik:


• Kelompok Imunomodulasi: Interferon (IFN) alfa
• Kelompok Terapi Anti Viral : Lamivudin & Adefovir
Dipivoksil
Analisa Kasus

Definisi Manifestasi Klinis

BAB 4
Analisa kasus

Kasus
Anamnesis Teori

Nyeri perut kanan atas yang tidak


menjalar hingga ke punggung atau bahu
dan terasa seperti tertusuk-tusuk sejak ± tanda dan gejala adanya kerusakan
5 hari SMRS. Nyeri perut kanan atas fungsi sel hati
disertai mual dan muntah berisi apa yang
dimakan >5 kali dalam 1 hari sebanyak ±
¼ gelas belimbing, serta kedua mata dan
seluruh tubuh yang menguning. Selain
itu pasien mengeluhkan kedua kaki dan
tangannya pegal, sulit digerakkan, dan
timbul nyeri saat dipegang. Nafsu makan
berkurang (+), badan lemas (+).
Analisa kasus

Kasus
Anamnesis Teori

riwayat penyakit dahulu didapatkan


bahwa ± 3 tahun yang lalu, pasien menandakan bahwa keluhan pasien
mengeluh kedua matanya tiba-tiba bersifat kronik
menguning dan demam yang hilang
timbul namun tidak disertai nyeri perut
kanan atas dan badan lemas.
Analisa kasus

Kasus
Anamnesis Teori

Dari riwayat sosial ekonomi didapatkan


faktor resiko pada pasien yang
pasien memiliki riwayat penggunaan
alkohol jenis tuak sejak ± 3,5 tahun yang sering mengkonsumsi alkohol yang
lalu dan sudah berhenti sejak ± 1 bulan dalam jumlah yang besar dapat
yang lalu. bersifat hepatotoksik.
Analisa kasus

Kasus Pemeriksaan Fisik Teori

kulit ikterik, sclera pasien ikterik, adanya


kerusakan fungsi hati sklera
ikterik pada gigi geligi dan palatum, pada
palpasi abdomen didapatkan ikterik karena peningkatan bilirubin
hepatomegali teraba 2 jari dibawah arcus dalam darah.
costae dengan konsistensi keras, tepi
tumpul, permukaan rata, nyeri tekan (+),
pada pemeriksaan ekstremitas superior
dan inferior didapatkan kuku ikterik
(+/+).
Analisa kasus

Kasus Pemeriksaan Penunjang Teori

Pada pemeriksaan penunjang didapatkan


leukositosis, anemia, trombositosis menandakan gangguan fungsi hati
hiponatremia, dan hipokalsemia. Serta
adanya peningkatan SGOT, SGPT
Pada Hepatitis B kronik sangat
Pada pemeriksaan seromarker hepatitis, HBsAg diperlukan pemeriksaan HBV DNA untuk
negative tidak menyingkirkan adanya penyakit menentukan terapi yang dapat
hepatitis B kronik. diberikan.
Analisa kasus

Kasus Tatalaksana Teori

nonfarmakologi
bed rest, diet Hati II, protein diberikan 1 g/kgBB
dan lemak sedang (20-25% dari kebutuhan
energi total) dalam bentuk yang mudah dicerna
dan diet kalsium 1000-1500 mg/hari.

• Tatalaksana farmakologi
• IVFD NaCl 0,9% 20 tpm, IVFD NaCl 3%
• untuk mengatasi hiponatremia
• Inj. Ceftriaxon 1x1 g
• untuk mengatasi leukositosis
• PO. Liver Prime 3x1 cap
• untuk suplemen hepatoprotektor
• Inj. Ondasentron 3x4 mg.
Kesimpulan

Definisi Manifestasi Klinis

BAB 5
Kesimpulan

Hepatitis virus adalah infeksi hati yang disebabkan oleh beberapa virus. Virus hepatitis yang terdiri dari
Hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis yang bersifat kronik ialah hepatitis virus B dan C.

Diagnosis hepatitis B kronik ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang. Manifestasi klinik hepatitis B kronik dibagi menjadi 2, yakni hepatitis B kronik dan Carier
Hepatitis Inaktif. Pada pemeriksaan fisik biasanya didapatkan adanya sclera ikterik

Pemeriksaan penunjang berupa HBV DNA, HBeAg, USG abdomen dan Biopsi hati. Prognosis pada penderita
dengan Hepatitis B kronik pada 5 year mortality rate adalah 0,2% pada pasien tanpa sirosis, 14-20% pada
pasien dengan sirosis kompensata, dan 70-86% yang dekompensasi. Risiko sirosis dan karsinoma
hepatoseluler berhubungan dengan level serum HBV DNA.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai