Anda di halaman 1dari 10

OTOSKLEROSIS

Vito Sahala Tobias


G1A218003
DEFINISI

 Otosklerosis merupakan penyakit


pada kapsul tulang labirin yang
mengalami spongiosis di daerah kaki
stapes, sehingga stapes menjadi
kaku dan tidak dapat menghantarkan
getaran suara ke labirin dengan baik.
ETIOLOGI

 Penyebab dari otosklerosis masih belum diketahui dengan jelas (idiopatik)


 Pendapat umumnya diturunkan secara autosomal dominan.
 Gangguan perdarahan pada stapes
Patofisiologi

 Infeksi lapisan mukosa telinga tengah tuba eeustachius tersumbat pendengaran


terganggu lapisan mukosa didalam telinga berubah gendang telinga bengkak nyeri
dan demam akan timbul jika cairan tidak dikeluarkan gendang telinga perforasi
tuli konduktif
MANIFESTASI KLINIS

 pendengaran terasa berkurang secara progresif


 gejala timbul bila penyakit sudah cukup luas mengenai ligamen
anulus kaki stapes
 Awalnya muncul tuli konduktif dan dapat menjadi tuli campuran
atau tuli sensorineural jika penyakit telah menyebar ke koklea
 Pasien merasa pendengaran terdengar lebih baik dalam ruang
bising (paracusis wilisii)
 Tinnitus
 Vertigo
Diagnosis
1. Anamnesis
 Gangguan pendengaran
 Tinnitus
 Paracusis Willisii (pendengarannya lebih baik di lingkungan bising
daripada tempat yang sunyi)
 Riwayat keluarga dengan ketulian yang terjadi pada usia dewasa muda
atau usia menengah.

2. Pemeriksaan fisik
 Inspeksi : Membran timpani biasanya normal pada sebagian besar
kasus. Hanya sekitar 10% yang menunjukan Schwartze Sign.
 Palpasi : Tak adanya nyeri tekan.
 Pada pemeriksaan garputala menunjukkan kesan tuli konduktif,
memberi gambaran hantaran tulang lebih kuat dari pada hantaran
udara (rinne negative ).
 Tes webber menunjukkan lateralisasi kearah telinga yang memiliki
derajat conduting hearing loss lebih besar.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Audiogram
merupakan kunci penelusuran secara objektif dari otosklerosis. Gambaran
biasanya konduktif, tetapi dapat juga mixed atau sensorineural.
 CT scan
dapat mengidentifikasi pasien dengan vestibular atau koklear otosklerosis.
PENATALAKSANAAN

 Amplifikasi
Alat Bantu dengar baik secara unilateral atau bilateral dapat merupakan terapi yang efektif.
 Medikamentosa
- Sodium florida dengan dosis 20-120 mg/hari.
- 400 U vitamin D dan
- 10 mg Calcium Carbonate
 Bedah
- Stapedektomi
- Stapedotomi
Daftar pustaka

 Adam GL, Boies LR, Higler PA. (eds) Buku Ajar Penyakit THT, Edisi Keenam,
Philadelphia : WB Saunders, 1989.Editor Effendi H. Cetakan III. Jakarta,
Penerbit EGC, 1997.
 Soetjipto Damayanti, Endang Mangunkusumo, Retno S Wardani. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Edisi Ketujuh, Efiaty A, Nurbaiti I (ed).
Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai