DEFINISI
PATOGENESIS
PENCEGAHAN
DEFENISI
• Nosokomial berasal dari kata Yunani:
– Nosa = penyakit dan komelon = perawatan
– Nosocomion / bahasa Latin nosocomium, berarti
penyakit.
• Infeksi nosokomial (IN) adlh setiap infeksi yang
terjadi selama atau setelah perawatan di rumah
sakit.
• Org yg dpt terkena IN:
– Penderita yang berobat ke rumah sakit (RS)
– Petugas RS
– Setiap orang yang berada di RS
DEFENISI
• Penderita yg dirawat dinyatakan terkena IN bila:
– Pd saat mulai perawatan Os tsb tdk sedang dlm masa
tunas infeksi tersebut.
– IN timbul 48 - 72 jam stlh penderita dirawat
– Infeksi pd lokasi yg sama ttp olh mo yg berbeda dr mo
saat masuk RS atau mo penyebab sama ttp lokasi
infeksi berbeda.
• Infeksi didapat di RS sedang gejala klinik baru
timbul stlh penderita keluar RS
– Pd infeksi dgn masa inkubasi yg lama, misalnya
hepatitis B.
KUMAN PENYEBAB
1920 30 40 50 60 70 80 90 2000
KUMAN PENYEBAB
• Sumber
– Endogen
• Flora endogen penderita
– Hidung (S. aureus termasuk MRSA)
– Kulit (coagulase negative Staphylococcus)
– Saluran cerna (Enterococcus, Enterobacteriaceae dan Candida sp)
– Saluran kemih (Enterococcus, Enterobacteriaceae, Candida sp, Torulopsis).
– Eksogen
• Cara Penularan
– Infeksi diri sendiri (Auto-infection)
• Sumber:
• Flora endogen
– pindah ke bagian tubuh lain
SUMBER DAN CARA PENULARAN
– Infeksi silang
• Sumber:
– Dr penderita sumber infeksi ke penderita lain.
• Cara Penularan:
– langsung dan
– tidak langsung.
» Cara langsung
• infeksi langsung ditularkan ke Os atau petugas RS
» Cara tidak langsung
• Mll alat-alat diagnostik
• Pengobatan
• makanan dan
• Minuman
Lingkungan RS yang terkontaminasi
Alat-alat
Cairan
Makanan
Udara
Pengobatan
FLORA PENDERITA ALAT-ALAT INVASIF
Kulit Kateter urine
Saluran cerna Kateter vaskuler
Saluran kemih Tabung endotrakeal
Saluran nafas Luka-luka
Endoskopi
KARYAWAN RS
Terkoloni
Terinfeksi
Transient carrier
• Os terinfeksi krn:
• Lingkungan terkontaminasi kuman patogen spt:
– melalui air (Legionella dan Pseudomonas sp)
– melalui makanan (Enterobacteriaceae dan Pseudomonas).
• Perawat
– melalui tangan yg terkontaminasi: S. aureus, Streptococcus
pyogenes dan Salmonella enteritidis.
• Makanan, susu, cairan nutrisi parenteral, obat-obatan,
termometer dan cairan intravena
• Udara atau sistem ventilasi
– M. tuberculosis, virus varicella, Herpes-zoster, Aspergillus
dan Legionella.
Tabel. Sumber dan cara penularan
Route Description
The most important and frequent mode of transmission of
Contact transmission
nosocomial infections.
Occurs when droplets are generated from the source person
Droplet transmission mainly during coughing, sneezing, and talking, and during the
performance of certain procedures such as bronchoscopy.
Factors predisposing
Factors predisposing a patient to infection can broadly be divided into three areas
• People in hospitals are usually already in a poor state of health, impairing their
defense against bacteria – advanced age or premature birth along with immunodeficiency
(due to drugs, illness, or irradiation) present a general risk, while other diseases can present
specific risks - for instance, chronic obstructive pulmonary disease can increase chances of
respiratory tract infection.
• Invasive devices, for instance intubation tubes, catheters, surgical drains, and
tracheostomy tubes all bypass the body’s natural lines of defence against pathogens and
provide an easy route for infection. Patients already colonised on admission are instantly
put at greater risk when they undergo an invasive procedure.
• A patient’s treatment itself can leave them vulnerable to infection –
immunosuppression and antacid treatment undermine the body’s defences, while
antimicrobial therapy (removing competitive flora and only leaving resistant organisms)
and recurrent blood transfusions have also been identified as risk factors.
• What I want to emphasis here, the infection is not solely arise from the hospital fault.
However, the following steps taken by hospital personnel and guests can help in preventing the
spread of infection and maintain a sanitary environment:
1. Faktor hospes
• Usia
– Usia < 1 thn peka thdp infeksi
– Lansia
• Daya tahan tubuh
– Semua keadaan yg dpt Menurunkan daya tahan tubuh, al
penyakit:
• Menderita Penyakit
– Lekopenia (WBC < 500/uL)
– Mieloma multipel
PATOGENESIS
1. Faktor hospes
• Menderita Penyakit
– Leukemia
– DM
– mendapat obat imunosupresif atau kortikosteroid
– Os mendapat Th/sitostatik
• Ada luka terbuka:
– Luka bakar
• Pengobatan yg merusak jaringan:
– Pembedahan, pemasangan kateter, penyuntikan intravena,
mendapat anestesi
– Pemasukan kateter atau alat ke dalam tubuh faktor risiko
terjadinya abses atau bakteriemia.
PATOGENESIS
1.Faktor hospes
• Pengobatan yg merusak jaringan:
– Pembedahan, pemasangan kateter, penyuntikan intravena,
mendapat anestesi
– Pemasukan kateter atau alat ke dalam tubuh faktor
risiko terjadinya abses atau bakteriemia.
• Pengobatan yg menurunkan system imum
– Pengobatan kortikosteroid atau imunosupresif
– Radiasi / radioterapi
– Obat sitostatika/kemoterapi
– Krn neutropenia atau sintesis antibody terganggu
– Infeksi yang sering timbul al: bakteriemia, pneumonia, ISK
Tabel. Faktor-faktor host yang menyebabkan kerentanan
FAKTOR KEADAAN
Imunitas seluler Pasien sangat muda, pasien sangat tua
menurun
Penyakit Kurang gizi, diabetes mellitus, penyakit kronis, kelainan
hematologis, penyakit ginjal, defisiensi imunologis
Pembedahan Ukuran luka operasi dan banyak cairan yang keluar, lamanya
pembedahan berlangsung, kerusakan jaringan akibat
pembedahan, lamanya dirawat di RS, penggunaan benda
asing (benang jahitan, kateter, organ palsu yang dipasang)
• Penggunaan:
– alat-alat penolong kehidupan:
• Respirator
• Hemodialisa
• Infus
• kateter
– alat diagnostik serta
• Lama operasi
– Semakin lama waktu operasi makin tinggi risiko
terjadinya infeksi nosokomial.
3.Faktor kuman
• Patogenitasnya berubah krn
• Penggunaan antibiotik
– Kuman jadi resisten: krn mutasi, yg mutan jadi aktif
– Lama resisten dan virulen
– Menurunkan daya tahan tubuh krn
• Efek WBC menurun
• Produksi Ab terganggu
• Menekan sum-sum tulang
• Penggunaan alat-alat baru dlm prosedur pemeriksaan
dan terapi.
• Kuman dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya di
dalam dan di antara alat-alat ini.
Pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial
• IN terjadi jika:
– Ada sumber infeksi
– Ada jalan keluar dari sumber infeksi
– Ada wahana atau sarana untuk memindahkan/menyebarkan
– Ada jalan masuk ke hospes dan
– Ada hospes rentan yang menerima.
• Jika ada salah satu dari hal tersebut di atas tidak terpenuhi, maka
IN tidak akan terjadi.
• Ok pengendalian IN dilakukan dgn memutuskan siklus tsb diatas.
• Pada pengendalian
– Faktor host dan faktor mo sulit dikendalikan,
– Ok utk pencegahan maka:
– Faktor penyebaran atau factor lingkungan merupakan titik kerja.
Pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial
• Pengucilan
• Cuci tangan
• Asepsis
• Disinfeksi dan sterilisasi di RS
• Sanitasi lingkungan RS
• Pengawasan infeksi: membuat catatan mulai
masuk dan selama dirawat
• Pengawasan penderita
• Pengawasan pekerja RS
Fig: 2 Draft guidelines on prevention of Nosocomial infections
PROGRAM PENGENDALIAN IN
• RS harus mempunyai:
1. Komite Pengendalian Infeksi Nosokomial/ Rumah
Sakit (KOPIN/KPIRS)
• Memberi saran kepd direktur ttg:
• Perencanaan dan pelaksanaan PIN
• Meningkatkan pengetahuan/ketrampilan dlm bidang PIN
• Melaksanakan pertemuan berkala (1 x sebulan) dlm bidang
evaluasi dan perencanaan
• Melakukan rujukan
• Bertanggung jawab atas terlaksananya Tim PIN
• Bertanggung jawab kepada direktur RS
• Menyusun SOP
PROGRAM PENGENDALIAN IN
• 2. Tim PIN/KPIRS
– Pelaksana teknis Pengendalian Infeksi Nosokomial
(PIN), dibentuk direktur RS
– Terdiri dari:
• Ketua Tim PIN (Sekretaris Komite KOPIN)
• Skretaris Tim PIN
• Anggota semua UPF
– Tugas Tim PIN
• Melaksanakan surveilans
• Menjabarkan semua kebijaksanaan yg tlh ditetapkan KOPIN
ke pd semua yg terlibat
PROGRAM PENGENDALIAN IN
• Surveilans
– Kegiatan:
• Pengumpulan data
• Analisa data
• Penyebaran
– Metoda (cara surveilans)
• Surveilans komprehensif
– Pemantauan kejadian infeksi di seluruh RS
• Surveilans selektif:
– Surveilans periodik komprehensif (3 bln sekali), surveilans
menurut jenis pelayanan, surveilans laboratorium, survei
prevalensi (kasus lama dan baru)
PROGRAM PENGENDALIAN IN
Karyawan
Pembawa makanan Biakan feses, pemeriksaan Bila perlu
parasit
Perawat / karyawan Hidung, tenggorokan dan biakan Bila perlu
feses dan pemeriksaan parasit
Aktivitas Program Frekuensi
Asupan Data survailans
Laboratorium mikrobiologi
KPIRS
Analisa
Pengukuran
kontrol
Isolasi dan Pendidikan dan
Pengobatan Survailans: Usaha komunikasi
Kasus infeksi pencegahan: