Anda di halaman 1dari 132

METODOLOGI

PENELITIAN BISNIS

Prof. Dr. Anwar Sanusi, S.E., M.Si.

1
Pokok Bahasan
Permasalahan Mengkaji Bahan
Hakikat Penelitian Desain Penelitian
Penelitian Pustaka

Validitas & Reliabilitas


Populasi dan Sampel Instrumen Penelitian Variabel dan Skala
Proposisi Ilmiah
Ukur Variabel

CARA MENYUSUN
Analisisis Data Menyusun Laporan PROPOSAL
Pengumpulan Data
& Interpretasi Penelitian PENELITIAN

STOP

2
Kompetensi yang Diharapkan

 Mampu memahami metodologi penelitian secara


konseptual .
 Mampu menerapkannya dalam kancah penelitian
yang sebenarnya.
 Adanya perubahan kognitif dari peserta didik
dalam menganalisis, menyintesis, dan
mengevaluasi kegiatan penelitian baik yang
dilakukannya sendiri maupun yang dilaksanakan
oleh orang lain.

3
Hakikat
Penelitian
Bukan • Coba-coba
Tanpa Penalaran • Intuisi
Pengetahuan? Pikiran Logis dan Metode
• Akal sehat
Pengujian dengan Ilmiah • dll.
Data Empiris

Ilmu adalah Upaya


Apa yang
pengetahuan,
Membedakan ? Mendapatkannya
tetapi tidak
semua pengetahuan
berupa ilmu Langkah-langkah
Penalaran
Pikiran Logis dan Sistematis
Pengujian dengan Metode secara Logis dan
Data Empiris Ilmiah Teruji

Ilmu?

4
Komponen Ilmu
Suatu peristiwa yang ditangkap
oleh indra manusia dan dapat
Seperangkat konsep, dijelaskan secara ilmiah.
definisi, dan proposisi-
FENOMENA
proposisi yang
(1) Abstraksi dari
berhubungan satu sama
lain, menunjukkan fenomena yang
fenomena secara disusun berdasarkan
sistematis untuk generalisasi atas ide-
TEORI KONSEP ide, simbol-simbol
menjelaskan
(explanation) dan (5) (2) karekteristik suatu
meramalkan KOMPONEN peristiwa dengan nama
(prediction) fenomena. ILMU yang diambil dari
bahasa sehari-hari.

Proposisi yang FAKTA PROPOSISI Hubungan kausalitas


yang berlaku umum
telah didukung (4) (3)
di antara dua variabel
oleh data atau lebih.
empiris

5
Kriteria
Segala kegiatan yang dilakukan
untuk menemukan kebenaran
Metode Ilmiah
harus didukung dengan fakta.

Induktif-generalisasi
berarti menguji
kebenaran hasil FAKTUAL
pemikiran deduktif yang
sifatnya rasional dengan Kriteria objektif berarti
data empiris (sesuaikah segala fenomena yang
atau tidak ?) ditangkap oleh indrawi
INDUKTIF
OBJEKTIF harus diamati dan
GENERALISASI
KRITERIA dianalisis secara objektif
(dikemukakan secara
METODE jujur apa adanya).
ILMIAH

Deduktif-hipotetik berarti Setiap faktor yang terlibat


penjelasan fenomena didasarkan dalam masalah yang sedang
pada teori-teori terdahulu yang DEDUKTIF- diamati harus disoroti secara
ANALITIK
sudah ada daripada dapat HIPOTETIK kritis-analitis sehingga setiap
diturunkan HIPOTESIS melalui faktor itu jelas makna, fungsi,
cara berpikir deduktif. dan peranannya.

6
Ditentukan oleh:
• keterampilan
menyusun premis,
Hasil Pemikiran • conception,
logis/rasio • judgement.
UMUM

Prinsip: Segala yang dipandang


benar pada semua peristiwa
Penalaran dengan
dalam satu kelas/jenis, berlaku
pula sebagai hal yang benar pada Cara SILOGISME
semua peristiwa yang terjadi pada
hal khusus, asal yang khusus itu
benar-benar bagian dari yang umum. Rawan Kesalahan:
1. Premis mayor • Silogisme
(kesalahan isi)
2. Premis minor • Kesalahan bentuk
KHUSUS 3. Kesimpulan (kesalahan formal)

7
Sejumlah besar “A” (SAMPEL)
diamati mempunyai sifat “B”
sehingga semua “A” termasuk
yang tidak diamati
juga mempunyai sifat “B” .

Generalisasi
empiris

Ditentukan oleh:
• besar-kecilnya sampel,
• representatif sampel,
• homogenitas sampel.

8
Penalaran Ilmuan
(deduktif & induktif)
TEORI
Hukum/Dalil

OBSERVASI
Pengujian HIPOTESIS
FAKTA
hipotesis

9
DESAIN (RANCANGAN) PENELITIAN
 Desain penelitian merupakan cetak biru bagi peneliti.
Oleh karena itu, perlu disusun terlebih dahulu sebelum
penelitian dilaksanakan.
 Desain penelitian dapat memberikan petunjuk atau
arahan yang sistematis kepada peneliti tentang
kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan, kapan akan
dilakukan, dan bagaimana cara melakukannya.
 Kategori:
 desain penelitian deskriptif,
 desain penelitian kausalitas,
 desain penelitian korelasional,
 desain penelitian tindakan,
 desain penelitian eksperimental ,
 desain penelitian Grounded.
10
DESAIN PENELITIAN DESKRIPTIF

 Desain penelitian deskriptif adalah desain


penelitian yang disusun untuk memberikan
gambaran secara sistematis tentang informasi
ilmiah yang berasal dari subjek atau objek
penelitian.

11
Langkah-langkah Penelitian
Deskriptif
1. Merumuskan masalah penelitian.
2. Merumuskan tujuan penelitian.
3. Mengkaji pustaka, yaitu menelaah teori
yang relevan.
4. Menentukan sampel yang representatif.
5. Menyusun instrumen penelitian.
6. Mengumpulkan data.
7. Menganalisis data.
8. Menarik kesimpulan.
12
DESAIN PENELITIAN KAUSALITAS

 Desain penelitian kausalitas


adalah desain penelitian yang
disusun untuk meneliti
kemungkinan adanya hubungan
sebab-akibat antarvariabel.

13
Langkah-langkah Penelitian
Kausalitas
1. Menetapkan masalah penelitian.
2. Merumuskan tujuan penelitian.
3. Mengkaji teori dan menelaah hasil-hasil penelitian
terdahulu yang relevan.
4. Merumuskan hipotesis penelitian.
5. Menentukan ukuran sampel.
6. Mengklasifikasi dan mendefinisikan variabel penelitian
7. Menyusun instrumen penelitian, sekaligus melakukan
uji validitas dan reliabilitas instrumen.
8. Menentukan metode pengumpulan data.
9. Melakukan pengujian hipotesis.
10. Menarik kesimpulan.
14
DESAIN PENELITIAN
KORELASIONAL
 Desain penelitian korelasional adalah
desain penelitian yang dibuat untuk meneliti
bagaimana kemungkinan hubungan yang
terjadi antarvariabel dengan memperhatikan
besaran koefisien korelasi.
 Langkah-langkah penelitian korelasional
tidak berbeda jauh dengan desain penelitian
kausalitas karena penelitian korelasional
pada umumnya ingin melakukan verifikasi
teori.
15
DESAIN PENELITIAN TINDAKAN

 Desain penelitian tindakan adalah desain


penelitian yang disusun untuk melakukan
perbaikan-perbaikan terhadap kegiatan yang
sudah dilakukan sebelumnya.
 Penelitian tindakan pada umumnya
mengevaluasi pendekatan atau metode yang
sudah diterapkan, kemudian berupaya
mengembangkan menjadi pendekatan atau
metode yang lebih baik.

16
Langkah-langkah Penelitian Tindakan
1. Merumuskan masalah dan tujuan penelitian.
2. Melakukan kajian pustaka untuk menentukan metode
atau pendekatan yang relevan dengan masalah dan
tujuan penelitian.
3. Jika diperlukan, rumuskan hipotesis penelitian.
4. Membuat desain penelitian yang cocok dengan kondisi
lapangan.
5. Menentukan kriteria-kriteria evaluasi atau teknik analis
data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan
penelitian.
6. Mengumpulkan data, menganalisis, dan
menginterpretasikan hasil.
7. Menyusun laporan penelitian.

17
DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENTAL YANG
SEBENARNYA

 Desain penelitian eksperimental yang


sebenarnya adalah desain penelitian yang disusun
untuk meneliti adanya hubungan kausalitas
mengenai sikap tertentu antara kelompok yang
diberi perlakuan dengan kelompok lain yang tidak
dikenai perlakuan.
 RAGAM:
 Pretest-Posttest Control Group
 Posttest- Only Control Group

18
DESAIN PENELITIAN
EKSPERIMENTAL SEMU
 Desain penelitian eksperimental semu adalah
desain penelitian yang disusun untuk memperoleh
informasi yang merupakan perkiraan bagi
informasi yang dapat diperoleh melalui
eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang
tidak memungkinkan untuk memanipulasikan
semua variabel yang relevan.
 RAGAM:
 One-Shot Case Study
 One-Group Pretest-Posttest
 Static Group Comparison
 Static Group Comparison Pretest-Posttest
19
DESAIN PENELITIAN GROUNDED

 Desain penelitian Grounded adalah desain


penelitian yang disusun untuk membuat
generalisasi empiris, menetapkan konsep-
konsep, serta membuktikan dan
mengembangkan teori.

20
Langkah-langkah Penelitian
Grounded
 Menentukan masalah penelitian.
 Melakukan observasi; dalam hal ini, semua
fakta dicatat secara holistis dan bersifat
alamiah (naturalistik).
 Melakukan interpretasi fakta, membuat
deskripsi tentang fenomena yang diamati.
 Merumuskan generalisasi bersifat teoretis
dengan menyusun proposisi, konsep, dan
teori.
 Menyusun laporan penelitian.
21
Menemukan masalah
1
Memilih masalah
MENETAPKAN Merumuskan masalah
MASALAH

Menyimpulkan
Rekomendasi 5 2 Kajian teori
MENARIK MENGKAJI
Kajian
KESIMPULAN TEORI
TAHAPAN penelitian
RISET
secara
terdahulu
UMUM

Variabel penelitian
Sumber data 4 3
Instrumen UJI MENYUSUN Merumuskan
HIPOTESIS HIPOTESIS Hipotesis
Populasi & Sampling
Pengumpulan data
Analisis data
22
 Menemukan Masalah
 Memilih Masalah
 Merumuskan Masalah

23
Menemukan Masalah

Masalah penelitian dapat ditemukan dari


berbagai sumber:
 Referensi atau literatur
 Pertemuan Ilmiah
 Pendapat Otorita
 Pengamatan Sepintas
 Pengalaman Pribadi
 Intuisi

24
Memilih masalah

 Arah masalahnya
 Aktualitas
 Orisinalitas
 Relevan
 Besarnya sumbangan terhadap ilmu
 Arah calon peneliti
 Biaya
 Waktu
 Alat/perlengkapan yang tersedia
 Bekal kemampuan teoretis
 Penguasaan metode yang diperlukan
25
Merumuskan masalah
 Dirumuskan dengan kalimat
pertanyaan (apakah, sejauh mana,
bagaimana, dst.).
 Dirumuskan dengan jelas dan
padat.
 Memberikan petunjuk tentang
kemungkinan pengumpulan data.

26
CONTOH RUMUSAN MASALAH PENELITIAN

 Bagaimana pengaruh pertumbuhan


ekonomi,nilai tukar, ekspor, dan tingkat
suku bunga domestik terhadap Investasi
Asing Langsung di Indonesia?

 Bagaimana pengaruh marketing stimuli


dan lingkungan sosial budaya terhadap
psikologi konsumen dalam keputusan
pembelian barang X?

 Bagaimana pengaruh kinerja keuangan


terhadap Return Saham Perusahaan Food
and Beverages yang listing di Bursa Efek
Surabaya?
27
Mengemukakan teori-teori yang
relevan dengan masalah yang telah
dirumuskan.
Kriterianya:
 Relevance (relevan)
 Recency (mutakhir)
Perhatikan cara mengutipnya.
28
TUJUAN KAJIAN TEORI DAN
TELAAH PENELITIAN SEBELUMNYA

 Menghindari duplikasi.
 Menghasilkan pengertian dan pemahaman yang
komprehensif tentang permasalahan yang dicari
jawabnya melalui peneltian.
 Menunjukkan posisi penelitian yang akan dilakukan
dibanding penelitian yang sudah dilakukan sehingga
tampak persamaan dan perbedaannya.

29
 Hipotesis adalah pernyataan spesifik yang
bersifat prediksi dari hubungan antara dua
atau lebih variabel.
 Dugaan sementara yang kebenarannya perlu
diuji.
 Mendeskripsikan secara konkret apa yang
ingin dicapai/diharapkan terjadi dalam
penelitian.

30
Apakah semua penelitian ilmiah perlu
membuat hipotesis?
 Ya, jika berkenaan dengan verifikasi
suatu teori atau masalah.
 Tidak, jika penelitian masih bersifat
eksploratif dan deskriptif.

31
Kegunaan
Hipotesis
 Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan
penelitian dan kerja penelitian.
 Alat yang sederhana untuk memfokuskan fakta yang
bercerai-berai ke dalam suatu kesatuan penting dan
menyeluruh.
 Sebagai panduan dalam pengujian serta
penyesuaian dengan fakta dan antarfakta.

32
 Dirumuskan secara jelas, padat, dan
spesifik.
 Dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau
pernyataan.
 Menyatakan hubungan antardua atau
lebih variabel.
 Dapat diuji.
 Konstruksi dari gagasan yang didukung
teori, bukan gagasan liar.
 Terkait dengan populasi.
33
JENIS HIPOTESIS
 Hipotesis korelasional adalah hipotesis yang
menyatakan bahwa variabel-variabel
berhubungan secara bersamaan tanpa
dinyatakan bahwa variabel yang satu
memengaruhi variabel lain.
 Hipotesis kausalitas adalah hipotesis yang
menyatakan hubungan sebab-akibat
antarvariabel.
 Hipotesis komparatif adalah hipotesis yang
menyatakan adanya perbedaan antara satu
kelompok dengan kelompok lain.

34
 Hipotesis Alternatif (Alternative Hypothesis)
 Hipotesis yang mendukung prediksi.
 Diterima jika hasil penelitian mendukung
hipotesis.
 Dinyatakan dengan H1.
 Hipotesis Nul (Null Hypothesis)
 Hipotesis yang mendeskripsikan keluaran,
selain dari hipotesis alternatif.
 Biasanya mendeskripsikan tidak ada
hubungan/pengaruh antarvariabel yang diuji.
 Dinyatakan dengan H0.

35
CONTOH RUMUSAN HIPOTESIS
 Kejelasan peran, lingkungan kerja, dan
evaluasi manajemen berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan di PT X
(contoh: hipotesis hubungan kausalitas).
 Prestasi kerja karyawan bagian produksi lebih
tinggi daripada karyawan bagian pemasaran
(contoh: hipotesis perbandingan).
 Terdapat korelasi yang erat antara tingkat
pendidikan dengan prestasi kerja karyawan
(contoh: hipotesis korelasional).

36
CONTOH RUMUSAN HIPOTESIS
 Kegiatan pembinaan mental spiritual
berhubungan erat secara signifikan dengan
motivasi karyawan (korelasional).
 Semakin tinggi motivasi dan kemampuan
manajerial, semakin tinggi pula kinerja
usaha pedagang kaki lima (kausalitas).
 Terdapat perbedaan kinerja yang signifikan
antara karyawan yang telah mengikuti
pelatihan administratif dibanding dengan
mereka yang belum memperoleh pelatihan
administratif (perbandingan).
37
One-Tailed Hypothesis

 Mendeskripsikan hipotesis yang


berarah (direction) secara spesifik.
 Hipotesis nul adalah tidak ada
perbedaan antara variabel, dan
diprediksikan ke arah yang
berlawanan.

38
Contoh One-Tailed Hypothesis

39
Two-Tailed Hypothesis
 Prediksi yang tidak berarah.
 Hipotesis nul adalah tidak ada
perbedaan/pengaruh/hubungan
antara variabel.

40
Contoh Two-Tailed Hypothesis

41
42
Komponen Ilmu
Suatu peristiwa yang ditangkap
oleh indra manusia dan dapat
Seperangkat konsep, dijelaskan secara ilmiah.
definisi, dan proposisi-
FENOMENA
proposisi yang
(1) Abstraksi dari
berhubungan satu sama
lain, menunjukkan fenomena yang
fenomena secara disusun berdasarkan
sistematis untuk generalisasi atas ide-
TEORI KONSEP ide, simbol-simbol
menjelaskan
(explanation), (5) (2) karekteristik suatu
meramalkan KOMPONEN peristiwa dengan nama
(prediction) fenomena. ILMU yang diambil dari
bahasa sehari-hari.

Hubungan kausalitas
Proposisi yang FAKTA PROPOSISI yang berlaku umum
telah didukung (4) (3) antara dua variabel
oleh data atau lebih.
empiris

VARIABEL
43
VARIABEL

Macam-macam Variabel:
 Variabel tergantung/terikat
 Variabel bebas
 Variabel moderator
 Variabel antara
 Variabel laten dan manifest
 Variabel endogen dan eksogen

44
HUBUNGAN ANTARA VARIABEL BEBAS DENGAN VARIABEL
BERGANTUNG PADA BIDANG SDM

VARIABEL BEBAS VARIABEL TERIKAT

Intelegensi
(X1)

Kualitas
Kematangan Emosi
Pelayanan Jasa
(X2)
(Y)

Kematangan Sosial
(X3)

45
HUBUNGAN ANTARA VARIABEL BEBAS DENGAN
VARIABEL TERGANTUNG BIDANG EKONOMI

PERTUMBUHAN
EKONOMI
(X1)

Dependet Variable
Independent variable

NILAI INVESTASI
TUKAR ASING
(X2) LANGSUNG
(Y)

EKSPOR
(X3)

TINGKAT SUKU
BUNGA DOMESTIK
(X4)
46
HUBUNGAN ANTARA VARIABEL BEBAS DENGAN VARIABEL
TERGANTUNG BIDANG KEUANGAN

EARNING PER SHARE


(X1)

CURRENT RATIO
(X2)

LEVERAGE RATIO
(X3) PERUBAHAN HARGA
SAHAM (Y)
TOTAL ASSET TURN
OVER (X4)

RETURN ON
INVESTMENT (X5)

RETURN ON
EQUITY (X4)
47
POSISI VARIABEL MODERATOR DALAM
VARIABEL BEBAS DAN TERGANTUNG

Pengurangan
Hari Kerja Produktivitas Kerja

Variabel Bebas VariabelTerikat

Usia Tenaga Kerja


Variabel Moderator

48
VARIABEL ANTARA

MOTIVASI KINERJA
TINGKAT
KERJA ----------------------
PENDIDIKAN
Variabel Terikat
----------------------
Variabel Bebas Variabel Antara

49
VARIABEL LATEN: variabel yang tidak dapat diukur secara langsung dan
memerlukan beberapa indikator sebagai proksinya.
VARIABEL MANIFEST: variabel yang dapat diukur secara langsung oleh peneliti.

PERHATIKAN POSISI VARIABEL LATEN & MANIFEST BERIKUT INI.

KEPUTUSAN
MEMBELI
Spesifikasi Cara
Produk Pembayaran

Jenis Waktu
Produk Jumlah Pembelian
Merek
Distributor Produk

= simbol untuk variabel laten

= simbol untuk variabel manifest

50
VARIABEL ENDOGEN: variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain,
sedangkan VARIABEL EKSOGEN adalah variabel yang memengaruhi variabel lain.

Penjualan
Periklanan
Pribadi
Hubungan Promosi
Masyarakat Penjualan

BAURAN
variabel independen variabel eksogen
PROMOSI

Hubungan Kausalitas

KEPUTUSAN
variabel dependen variabel endogen
MEMBELI
Spesifikasi Cara
Produk Pembayaran

Jenis Waktu
Produk Jumlah Pembelian
Merek
Distributor Produk

51
MOTIVASI (MOT) HUBUNGAN ANTARVARIABEL YANG LEBIH RUMIT DALAM
X1 = Kebutuhan fisiologis KERANGKA KONSEP UNTUK PENELITIAN SETINGKAT S-3.
(PHYS)
X2 = Kebutuhan akan
rasa aman (SECU)
KINERJA (KIN)
X3 = Kebutuhan sosial dan
rasa memiliki (SOCI) TRIDHARMA PERTI DAN
X4 = Kebutuhan akan UNSUR PENUNJANG
penghargaan (ESTE) Y1 = Pendidikan dan
X5 = Kebutuhan akan pengajaran (DIKJAR)
aktualisasi diri (ACTU) Y2 = Penelitian (LIT)
Y3 = Pengab. kpd.
Masyarakat (PKM) KARIER
FUNGSI KEPEMIMPINAN Y4 = Unsur penunjang Y13 = Fungsional (FUNGS)
(PIM) (JANG) Y14 = Struktural (STRUK)
X6 = Penentu arah (TUAR)
Y15 = Akademik (AKAD)
X7 = Wakil organisasi DP3
(KILO) Y5 = Kesetiaan (TIA)
X8 = Komunikator (KOMU) Y6 = Prestasi kerja
X9 = Mediator (METOR) (PRESJA)
Y7 = Tanggung jawab
(GUNGWAB)
LINGKUNGAN KERJA (LKER) Y8 = Ketaatan (TAAT)
X10 = Lingkungan fisik Y9 = Kejujuran (JUJUR)
(KUNGFI) Y10 = Kerja sama (JASMA)
X11 = Dukungan kondisi Y11 = Prakarsa (KARSA)
pekerjaan (WORKC) Y12 = Kepemimpinan
X12 = Dukungan kolegial (PIMP)
(COLLS)
X13 = Kualitas dan teknik
supervisi (SUPVS)
X14 = Dukungan atasan/
pemimpin (LEADR)

X Y1 Y2
52
HUBUNGAN ANTARVARIABEL YANG LEBIH RUMIT
DALAM STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM)
53
SKALA UKUR VARIABEL
 Untuk fenomena yang variabelnya mempunyai
dimensi deskrit (terpisah), hakikatnya tidak dapat
diberi nilai berdasarkan dimensi itu. Fenomena itu
disebut fenomena nominal, variabelnya disebut
variabel nominal.
 Kategori dimensi variabel nominal adalah:
 Jenis kelamin: Laki-laki - Perempuan
 Kota kelahiran: Bandung, Malang, Surabaya, Padang
 Status perkawinan: Menikah - Belum menikah - Duda - Janda
 Status pekerjaan: PNS - Wiraswasta - Tentara - Polisi

54
DIMENSI VARIABEL NOMINAL

VARIABEL/ JUMLAH VARIABEL/ JUMLAH


DIMENSI (ORANG) ( %) DIMENSI (ORANG) (%)
STATUS
PERKAWINAN AGAMA :
- MENIKAH 75 31,25 - ISLAM 150 37,97
- BELUM - NASRANI 110 27,85
MENIKAH 40 16,67 - HINDU 75 18,99
- DUDA
65 27,08 - BUDDHA 60 15,19
- JANDA
60 25,00
JUMLAH 240 100,00 JUMLAH 395 100,00

CATATAN: Dimensinya bersifat terpisah (tidak bertingkat sehingga tidak dapat


diberi nilai). Angka dalam kolom bukan nilai atas dimensi, tetapi
merupakan hitungan terhadap subjek yang mendukung dimensi
atau variabel itu.

55
SKALA ORDINAL
 SKALA PENGUKURAN YANG MENYATAKAN
SESUATU LEBIH DARI YANG LAIN.
 MEMBERIKAN NILAI PERINGKAT TERHADAP
DIMENSI VARIABEL YANG DIUKUR SEHINGGA
MENUNJUKKAN SUATU URUTAN PENILAIAN ATAU
TINGKAT PREFERENSI.
CONTOH:
Sebutkan peringkat pilihan saudara terhadap wilayah
pemasaran jasa di Jawa Timur.
Pasuruan Gresik Madiun
Lumajang Malang Situbondo
Kediri Surabaya Sumenep

56
SKALA INTERVAL
 Menyatakan peringkat dan jarak dari konstruks/variabel
yang diukur.
 Mencakup konsep kesamaan jarak sehingga jarak antara
9 dan 10 sama dengan jarak 15 dan 16.
 Nilai dalam skala interval bukan angka nol mutlak.
 Contoh: skala Likert 5 titik
Menurut saya, sistem pengembangan karier di perusahaan ini
sudah sesuai dengan yang saya harapkan.
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

57
SKALA RATIO
 Menunjukkan peringkat, jarak, dan perbandingan
konstruk/variabel yang diukur.
 Nilai pada skala rasio adalah angka nol mutlak
( 10 adalah 2 kali lebih besar dari 5 ).
 Kesimpulan:
Skala Rasio menyatakan sesuatu sekian kali besarnya dari
yang lain, Skala Interval menyatakan sesuatu lebihnya
sekian dari yang lain, sedangkan Skala Ordinal
menyatakan sesuatu lebih dari yang lain. Skala Nominal
menyatakan kategori saja.

58
Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur fenomena alam dan sosial.

URUTAN MENYUSUN INSTRUMEN PENELITIAN

KONSEP ATAU
TEORI VARIABEL
KONSTRUK

DIMENSI INDIKATOR- INSTRUMEN


VARIABEL INDIKATOR PENELITIAN

59
TATA CARA MENYUSUN INSTRUMEN
 Perhatikan variabel yang “tersurat” dalam
rumusan masalah penelitian.
 Definisikan variabel tersebut dengan mengacu
pada pendapat ahli sebagaimana dinyatakan
dalam teori.
 Cari dimensinya.
 Cari indikator-indikatornya.
 Formulasikan indikator itu ke dalam bentuk
daftar kalimat pertanyaan atau pernyataan
(sebagai instrumen berupa kuesioner).
60
Contoh:
 Rumusan masalah penelitian:
Sejauh mana pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja
karyawan di perusahaan X?
Definisi: Menurut Terry (1997: 390), motivasi adalah keinginan
yang terdapat pada seorang individu yang merangsangnya untuk
melakukan tindakan.

 Jadi, berdasarkan definisi ini, seseorang bertindak untuk


melakukan sesuatu karena ada rangsangan yang bisa jadi
merupakan pemenuhan kebutuhan. Kita hubungkan dengan
teori Maslow tentang Teori Hierarki kebutuhan yang terdiri atas
5 tingkat kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan dan
rasa aman, kebutuhan sosial, harga diri, dan aktualisasi diri.
 Kelima tingkat kebutuhan ini sebagai dimensi dari motivasi.
 Dari setiap dimensi itu, cari indikator-indikatornya (perhatikan
tabel berikut).
61
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR INSTRUMEN
MOTIVASI 1. Kebutuhan fisiologis a. Pemenuhan pangan
b. Pemenuhan sandang
c. Pemenuhan tempat tinggal 1 s.d. 5
d. Pemenuhan kesehatan, rekreasi
e. Pemenuhan pendidikan keluarga

2. Kebutuhan f. Rasa aman dari pemutusan hubungan


keamanan dan rasa kerja
aman g. Rasa aman terhadap kecelakaan kerja
6 s.d. 9
h. Rasa aman karier dan masa depan
i. Rasa aman dari pemutusan hubungan
kerja

3. Kebutuhan sosial j. Diterima dengan baik oleh sesama


k. Rasa memiliki terhadap perusahaan
l. Hubungan kerja yang harmonis
10 s.d. 13
antartingkatan manajemen
m. Interaksi yang dinamis dan persahabatan
antarsesama

4. Kebutuhan harga diri n. Penghargaan atas prestasi


o. Kesesuaian penghargaan dengan prestasi
p. Delegasi wewenang sesuai dengan 14 s.d. 17
kompetensi karyawan
q. Perhatian atasan/pemimpin

5. Kebutuhan r. Kesempatan pengembangan diri


aktualisasi diri s. Kesempatan promosi jabatan
18 s.d. 20
t. Kebijakan pendukung untuk kerja secara
optimal
62
INSTRUMEN BERUPA KUESIONER (DAFTAR PERNYATAAN DENGAN SKALA LIKERT)
1. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan pangan.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

2. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan sandang.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

3. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan tempat tinggal.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

4. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan untuk pendidikan anak-anak.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

5. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan kesehatan dan rekreasi keluarga.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

6. Saya merasa di perusahaan ini tidak akan terjadi pemutusan hubungan kerja.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

63
7. Jenis pekerjaan yang rawan terjadi kecelakaan kerja sudah dilengkapi dengan peralatan untuk
keselamatan kerja.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

8. Saya merasa aman dengan karier dan masa depan saya di perusahaan ini.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

9. Menurut saya, kelangsungan hidup perusahaan ini terjamin.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

10. Rekan-rekan kerja menerima saya dengan penuh kekeluargaan.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

11. Saya merasa memiliki perusahaan ini karena saya sadar bahwa di samping menjadi wadah
bagi saya untuk bersosialisasi, perusahaan ini juga merupakan tempat menggantungkan
hidup.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

64
12. Hubungan saya dengan atasan, bawahan serta dengan sesama terjalin harmonis.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

13. Saya dapat berinteraksi dengan rekan-rekan sesama karyawan dengan penuh persahabatan.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

14. Jika saya berprestasi, pimpinan memberikan penghargaan kepada saya.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

15. Penghargaan yang saya terima sesuai dengan prestasi yang saya berikan.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

16. Pemimpin (perusahaan) memberikan kepercayaan kepada saya untuk mengerjakan pekerjaan
yang sesuai dengan kompetensi yang saya miliki.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

65
17. Saya memperoleh perhatian yang cukup dari pemimpin/atasan saya.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

18. Saya memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan diri saya melalui pendidikan
dan pelatihan.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

19. Saya memperoleh kesempatan yang luas untuk dipromosikan sesuai dengan potensi yang
saya miliki.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

20. Di perusahaan ini, terdapat kebijakan yang mendukung bagi karyawan untuk unjuk kerja
secara optimal.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

66
Tabel: Elaborasi Variabel Prestasi Kerja

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR INSTRUMEN


Prestasi kerja 1. Mutu hasil kerja a. Ketelitian
b. Kerapian 1 s.d. 3
c. Ketuntasan

2. Volume hasil kerja d. Bekerja cepat sesuai target


4 s.d. 5
e. Konsistensi hasil kerja

3. Prakarsa f. Keinginan untuk memperoleh tugas


tambahan
6 s.d. 7
g. Kesiapan untuk memikul tanggung
jawab yang lebih besar

4. Penguasaan tugas h. Paham terhadap pekerjaan


i. Terampil dalam bekerja
j. Menerapkan teknik yang dikuasai 8 s.d. 11
k. Mampu menggunakan perangkat
yang tersedia

5. Keandalan l. Andal dalam menuntaskan tugas


secara mandiri
m. Mampu merampungkan tugas tepat 12 s.d. 13
waktu dengan pengawasan
minimum
6. Kehadiran kerja
n. Kedatangan tepat waktu
o. Istirahat tepat waktu 14 s.d. 16
p. Pulang kerja tepat waktu

67
INSTRUMEN PRESTASI KERJA
1. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan teliti.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

2. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan rapi.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

3. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan tuntas.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

4. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan cepat.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

5. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan konsisten.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

6. Saya selalu berkeinginan untuk memperoleh tugas-tugas baru.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

68
7. Saya selalu siap untuk bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang lebih besar.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

8. Saya memahami tugas-tugas atau pekerjaan saya.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

9. Saya terampil dalam menyelesaikan pekerjaan.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

10. Saya mampu menerapkan teknik-teknik yang saya kuasai dalam menyelesaikan pekerjaan.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

11. Saya mampu memanfaatkan perangkat yang disediakan sesuai dengan peruntukannya.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

12. Saya andal dalam menuntaskan tugas-tugas atas prakarsa sendiri.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

69
13. Saya andal dalam merampungkan tugas tepat waktu dengan sedikit pengawasan.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

14. Saya hadir tepat waktu sesuai dengan peraturan perusahaan/instansi.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

15. Saya andal dalam menepati waktu istirahat.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

16. Saya pulang tepat waktu sesuai dengan peraturan perusahaan atau instansi.

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

70
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
INSTRUMEN PENELITIAN
 VALIDITAS ADALAH KETEPATAN ALAT
UKUR (INSTRUMEN) DALAM MENGUKUR
APA YANG HENDAK DIUKUR.
 VALIDITAS INSTRUMEN DITENTUKAN
DENGAN MENGORELASIKAN ANTARA
SKORYANG DIPEROLEH SETIAP BUTIR
PERTANYAAN DENGAN SKOR TOTALNYA.

71
RUMUS YANG DIGUNAKAN ADALAH
KORELASI PRODUCT MOMENT

N (ΣXY) − (ΣX ΣY)


r =
√ [ N ΣX2 − (ΣX)2 ] − [ N ΣY2 − (ΣY)2 ]

di mana r = koefisien korelasi


X = skor butir
Y = skor total butir
N = jumlah sampel (responden)

Selanjutnya, nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel menggunakan derajat bebas


(n − 2). Jika nilai r hasil perhitungan lebih besar daripada nilai r dalam tabel pada
alfa tertentu maka berarti signifikan sehingga disimpulkan bahwa butir pertanyaan
atau pernyataan itu valid.

72
CONTOH PERHITUNGAN VALIDITAS
Tabel: Rekapitulasi Jawaban Responden terhadap Variabel Prestasi Kerja
Skor Butir Kuesioner
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Skor Total
1 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 74
2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 47
3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 76
4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62
5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 52
6 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 74
7 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 42
8 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 72
9 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58
10 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 78
11 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 54
12 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
14 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 69
15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
16 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 69
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
18 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58
19 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 56
20 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 66
21 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
(bersambung)
73
Tabel: (lanjutan) Rekapitulasi Jawaban Responden terhadap Variabel Prestasi Kerja
Skor Butir Kuesioner
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Skor Total
22 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 74
23 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
24 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 60
25 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 73
26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
27 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 59
28 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 53
29 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 79
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 70
31 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38
32 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 72
33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 76
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
35 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 70

74
Tabel: Perhitungan Validitas Pertanyaan Butir ke-1 dengan Skor Total
Responden X Y X2 Y2 XY
1 4 74 16 5.476 296
2 3 47 9 2.209 141
3 4 76 16 5.776 304
4 3 62 9 3.844 186
5 4 52 16 2.704 208
6 5 74 25 5.476 370
7 2 42 4 1.764 84
8 4 72 16 5.184 288
9 3 58 9 3.364 174
10 4 78 16 6.084 312
11 3 54 9 2.916 162
12 3 58 9 3.364 174
13 4 64 16 4.096 256
14 4 69 16 4.761 276
15 5 80 25 6.400 400
16 3 69 9 4.761 207
17 5 80 25 6.400 400
18 3 58 9 3.364 174
19 3 56 9 3.136 168
20 5 66 25 4.356 330
21 3 59 9 3.481 177
22 4 74 16 5.476 296
(bersambung)
75
Tabel: (lanjutan) Perhitungan Validitas Pertanyaan Butir ke-1 dengan Skor Total
Responden X Y X2 Y2 XY
23 3 64 9 4.096 192
24 5 60 25 3.600 300
25 4 73 16 5.329 292
26 5 80 25 6.400 400
27 4 59 16 3.481 236
28 3 53 9 2.809 159
29 5 79 25 6.241 395
30 4 70 16 4.900 280
31 3 38 9 1.444 114
32 4 72 16 5.184 288
33 5 76 25 5.776 380
34 4 64 16 4.096 256
35 4 70 16 4.900 280
Jumlah 134 2.280 536 152.648 8.955

35 (8.955) − (134 × 2.280)


r =
√ [ 35 (536) − (134) ] [ 35 (152.648) − (2.280) ]
2 2

313.425 − 305.520 7.905


= =
√ (18.760 − 17.956) (5.342.680 − 5.198.400) √ 116.001.120
r = 0,734
76
Tabel: Nilai-nilai r Product Moment
Taraf Signif. Taraf Signif. Taraf Signif.
N N N
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345
4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330
5 0,887 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317
6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306
7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296
8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286
9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278
10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270
11 0,602 0,735 35 0,334 0,430 95 0,202 0,263
12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256
13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230
14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210
15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194
16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181
17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148
18 0,468 0,590 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128
19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115
20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105
21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097
22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091
23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086
24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081
25 0,396 0,505 49 0,281 0,364
26 0,388 0,496 50 0,279 0,361
77
Selanjutnya, dikonsultasikan (dibandingkan) dengan
nilai korelasi yang terdapat pada tabel. Pada alfa 1%
dan derajat bebas (n − 2), diketahui bahwa nilai r
(pada tabel) adalah 0,442. Dengan demikian, karena
nilai r hasil perhitungan lebih besar daripada nilai r
tabel (0,734 > 0,442) maka signifikan dan
memberikan alasan untuk menyimpulkan bahwa
butir pertanyaan nomor 1 valid (dapat digunakan
sebagai instrumen penelitian).
Cara yang sama dapat digunakan untuk
memperoleh nilai koefisien korelasi untuk
pertanyaan butir nomor 2 sampai dengan 16.

78
RELIABILITAS INSTRUMEN

 Menunjukkan konsistensi hasil pengukuran


sekiranya alat pengukur itu digunakan oleh
orang yang berlainan pada waktu bersamaan
atau digunakan oleh orang yang sama pada
waktu berlainan.
 Jadi, secara implisit, mengandung
OBJEKTIVITAS.

79
CARA PENGUKURAN RELIABILITAS
 Cara pengukuran Ulang
 Instrumen diberikan kepada responden yang sama pada waktu
berbeda.
 Skor total yang diperoleh pada pengukuran pertama dikorelasikan
dengan skor total dengan pengukuran kedua.
 Rumus korelasi yang digunakan berikut prosedurnya sama dengan
menghitung validitas.
 Cara Pengukuran Belah Dua
 Instrumen dibelah menjadi dua bagian: nomor genap dan nomor
ganjil.
 Skor total dari setiap belahan dikorelasikan dengan rumus korelasi
product moment. Hasilnya dikonversi dalam rumus SPEARMAN-
BROWN:

2. r (pm) r (sb) = nilai reliabilitas


r (sb) = --------------- r (pm) = nilai korelasi product moment
1 + r (pm)
80
CONTOH CARA PENGUKURAN ULANG
Tabel: Perhitungan Reliabilitas dengan Cara Pengukuran Ulang
Responden X Y X2 Y2 XY
1 74 70 5.476 4.900 5.180
2 47 50 2.209 2.500 2.350
3 76 78 5.776 6.084 5.928
4 62 65 3.844 4.225 4.030
5 52 54 2.704 2.916 2.808
6 74 78 5.476 6.084 5.772
7 42 45 1.764 2.025 1.890
8 72 70 5.184 4.900 5.040
9 58 59 3.364 3.481 3.422
10 78 78 6.084 6.084 6.084
11 54 52 2.916 2.704 2.808
12 58 60 3.364 3.600 3.480
13 64 69 4.096 4.761 4.416
14 69 70 4.761 4.900 4.830
15 80 78 6.400 6.084 6.240
16 69 64 4.761 4.096 4.416
17 80 79 6.400 6.241 6.320
18 58 60 3.364 3.600 3.480
19 56 60 3.136 3.600 3.360
20 66 60 4.356 3.600 3.960
21 59 60 3.481 3.600 3.540
22 74 70 5.476 4.900 5.180
(bersambung)
81
Tabel: (lanjutan) Perhitungan Reliabilitas dengan Cara Pengukuran Ulang
Responden X Y X2 Y2 XY
23 64 65 4.096 4.225 4.160
24 60 64 3.600 4.096 3.840
25 73 70 5.329 4.900 5.110
26 80 80 6.400 6.400 6.400
27 59 60 3.481 3.600 3.540
28 53 54 2.809 2.916 2.862
29 79 80 6.241 6.400 6.320
30 70 74 4.900 5.476 5.180
31 38 47 1.444 2.209 1.786
32 72 70 5.184 4.900 5.040
33 76 74 5.776 5.476 5.624
34 64 60 4.096 3.600 3.840
35 70 72 4.900 5.184 5.040
Jumlah 2.280 2.299 152.648 154.267 153.276

35 (153.276) − (2.280 × 2.299)


r =
√ [ 35 (152.648) − (2.280) ] [ 35 (154.267) − (2.299) ]
2 2

5.364.660 − 5.241.720 122.940


= =
√ (5.342.680 − 5.198.400) (5.399.345 − 5.285.401) √ 16.439.840.320
r = 0,9588
82
Nilai koefisien korelasi dibandingkan dengan nilai
r dalam tabel. Pada alfa 1% dan derajat bebas
(n − 2), diketahui bahwa nilai r (pada tabel) adalah
0,442. Dengan demikian, nilai koefisien korelasi
hasil perhitungan lebih besar daripada nilai r tabel
(0,9588 > 0,442); uji reliabilitas signifikan. Dengan
kata lain, instrumen penelitian reliabel.*

* Perhitungan dengan cara “belah dua” dapat dilihat pada buku penulis [Anwar Sanusi,
Metodologi Penelitian Bisnis (Jakarta: Penerbit Salemba, 2011 ) atau referensi lain yang
membahas mengenai “pengukuran instrumen”.]

83
CONTOH CARA BELAH DUA
Tabel: Skor Butir Nomor Ganjil
Skor Butir Nomor Ganjil
Responden 1 3 5 7 9 11 13 15 Skor Total
1 4 4 4 5 5 5 5 5 37
2 3 2 3 3 3 3 3 4 24
3 4 4 5 5 5 5 5 5 38
4 3 4 4 4 4 4 4 4 31
5 4 4 3 3 3 3 3 3 26
6 5 5 5 5 5 4 4 5 38
7 2 3 2 2 3 3 3 2 20
8 4 4 4 4 5 5 5 5 36
9 3 3 3 4 4 4 4 4 29
10 4 4 5 5 5 5 5 5 38
11 3 3 3 3 4 4 3 4 27
12 3 3 3 4 4 4 4 4 29
13 4 4 4 4 4 4 4 4 32
14 4 4 4 4 4 4 5 5 34
15 5 5 5 5 5 5 5 5 40
16 3 4 4 4 4 5 5 5 34
17 5 5 5 5 5 5 5 5 40
18 3 3 3 4 4 4 4 4 29
19 3 3 3 3 4 4 4 4 28
20 5 4 4 4 4 4 4 4 33
21 3 3 3 4 4 4 4 4 29
22 4 5 5 5 4 4 5 4 36
23 3 5 4 4 4 4 4 4 32
24 5 5 4 4 4 3 3 3 31
25 4 4 4 4 5 5 5 4 35
26 5 5 5 5 5 5 5 5 40
27 4 3 4 4 3 3 4 4 29
28 3 3 3 4 4 4 3 3 27
29 5 5 5 5 5 5 5 5 40
30 4 4 4 4 4 5 5 5 35
31 3 3 3 2 2 2 2 2 19
32 4 4 4 5 5 4 4 4 34
33 5 5 5 5 5 5 4 4 38
34 4 4 4 4 4 4 4 4 32
35 4 4 4 5 4 4 4 5 34
84
CONTOH CARA BELAH DUA
Tabel: Skor Butir Nomor Genap
Skor Butir Nomor Genap
Responden 2 4 6 8 10 12 14 16 Skor Total
1 4 4 4 5 5 5 5 5 37
2 2 2 3 3 3 4 3 3 23
3 4 4 5 5 5 5 5 5 38
4 4 3 4 4 4 4 4 4 31
5 4 4 3 3 3 3 3 3 26
6 4 5 5 5 4 4 4 5 36
7 3 3 2 3 3 3 3 2 22
8 4 4 4 4 5 5 5 5 36
9 3 3 3 4 4 4 4 4 29
10 5 5 5 5 5 5 5 5 40
11 3 3 3 3 4 4 4 3 27
12 3 3 3 4 4 4 4 4 29
13 4 4 4 4 4 4 4 4 32
14 5 4 5 4 4 4 5 4 35
15 5 5 5 5 5 5 5 5 40
16 4 4 4 4 5 5 4 5 35
17 5 5 5 5 5 5 5 5 40
18 3 3 3 4 4 4 4 4 29
19 3 3 3 3 4 4 4 4 28
20 4 4 5 4 4 4 4 4 33
21 3 3 4 4 4 4 4 4 30
22 5 5 5 5 4 4 5 5 38
23 4 4 4 4 4 4 4 4 32
24 5 4 4 4 3 3 3 3 29
25 5 4 4 5 5 5 5 5 38
26 5 5 5 5 5 5 5 5 40
27 4 4 4 3 3 4 4 4 30
28 3 3 3 4 4 3 3 3 26
29 5 5 4 5 5 5 5 5 39
30 4 4 4 4 4 5 5 5 35
31 3 3 3 2 2 2 2 2 19
32 4 4 5 5 5 5 5 5 38
33 5 5 5 5 5 5 4 4 38
34 4 4 4 4 4 4 4 4 32
35 5 4 5 5 4 4 5 4 36
85
CONTOH CARA BELAH DUA
Tabel: Perhitungan Reliabilitas Cara Belah Dua
Responden X Y X2 Y2 XY
1 37 37 1.369 1.369 1.369
2 24 23 576 529 552
3 38 38 1.444 1.444 1.444
4 31 31 961 961 961
5 26 26 676 676 676
6 38 36 1.444 1.296 1.368
7 20 22 400 484 440
8 36 36 1.296 1.296 1.296
9 29 29 841 841 841
10 38 40 1.444 1.600 1.520
11 27 27 729 729 729
12 29 29 841 841 841
13 32 32 1.024 1.024 1.024
14 34 35 1.156 1.225 1.190
15 40 40 1.600 1.600 1.600
16 34 35 1.156 1.225 1.190
17 40 40 1.600 1.600 1.600
18 29 29 841 841 841
19 28 28 784 784 784
20 33 33 1.089 1.089 1.089
21 29 30 841 900 870
22 36 38 1.296 1.444 1.368
23 32 32 1.024 1.024 1.024
24 31 29 961 841 899
25 35 38 1.225 1.444 1.330
26 40 40 1.600 1.600 1.600
27 29 30 841 900 870
28 27 26 729 676 702
29 40 39 1.600 1.521 1.560
30 35 35 1.225 1.225 1.225
31 19 19 361 361 361
32 34 38 1.156 1.444 1.292
33 38 38 1.444 1.444 1.444
34 32 32 1.024 1.024 1.024
35 34 36 1.156 1.296 1.224
Jumlah 1.134 1.146 37.754 38.598 38.148
86
35 (38.148) − (1.134 × 1.146)
r =
√ [ 35 (37.754) − (1.134) ] [ 35 (38.598) − (1.146) ]
2 2

35.616
=
36.508
rpm = 0,9756

2 (0,9756)
rsb =
1 + 0,9756
= 0,9875

Nilai koefisien korelasi perhitungan ini dibandingkan dengan nilai r pada tabel.
Pada alfa 1% dan derajat bebas (n − 2), diketahui bahwa nilai r (pada tabel)
adalah 0,442. Dengan demikian, nilai r hasil perhitungan lebih besar daripada
nilai r tabel (0,9875 > 0,442); uji reliabilitas signifikan.
Dengan kata lain, instrumen penelitian reliabel.

87
POPULASI DAN TEKNIK
PENARIKAN SAMPEL
POPULASI:
Objek atau subjek yang mempunyai kuantitas
dan karekteristik tertentu yang dipelajari oleh
peneliti, dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
SAMPEL:
Bagian dari karekteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.

88
TEKNIK PENARIKAN SAMPEL

1. RANDOM
 SIMPLE RANDOM SAMPLING
 SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING
 STRATIFIED RANDOM SAMPLING
 CLUSTER RANDOM SAMPLING

2. NON-RANDOM
 SNOWBALL SAMPLING
 KUOTA SAMPLING
 CONVENIENCE SAMPLING
 PURPOSIVE SAMPLING
 DLL.

89
PENGERTIAN

• Simple random sampling adalah proses


memilih satuan sampling sedemikian rupa
sehingga setiap satuan sampling dalam
populasi mempunyai kesempatan yang
sama untuk terpilih dalam sampel.

90
Tabel: Contoh Tabel Angka Acak

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 97446 30328 05262 77371 48190 73486 63781 15262 39324


2 15453 75591 60540 77137 09485 58922 81873 87347 07945
3 69995 77086 55217 53721 85713 16056 44954 01398 43989
4 69726 58696 27272 38148 76957 25448 58922 69697 09165
5 23604 31948 16926 26360 34039 95385 16056 68861 25972
6 13640 17233 58650 47819 98529 93141 68607 28028 23376
7 90799 09199 51169 94892 55111 97885 25488 64178 55835
8 71068 19459 21339 10124 87347 58565 95387 26373 07834
9 55019 79001 34442 16335 35062 44204 22078 10083 42112
10 20879 50235 17389 25260 96941 45923 93141 11683 32131

Catatan: Angka acak (random) bisa juga diperoleh dengan menggunakan kalkulator. (Tekan
Shift – Run ≠ pada kalkulator.)

91
 Systematic random sampling adalah cara
pengambilan sampel di mana hanya anggota
sampel pertama yang dipilih secara random,
sedangkan anggota sampel berikutnya dipilih
secara sistematis menurut pola tertentu

92
Systematic Random Sampling

1. Sp = 5 Populasi = 100

2. Sp + K 775
; 5 + 10 = 15 Sampel = 10
Strata
3. Sp + 2K ; 5 +I 20 = 25 K = 100/10 10
4. Sp + 3K ; 5 + 30 = 35
525
5. Sp + 4K ; 5 + 40 = 45
Strata II
anggota sampel terpilih
6. Sp + 5K ; 5 + 50 = 55
200
7. Sp + Strata
6K ; 5III+ 60 = 65
8. Sp + 7K ; 5 + 70 = 75
9. Sp + 8K ; 5 + 80 = 85
10. Sp + 9K ; 5 + 90 = 95

93
 Stratified random sampling adalah cara
pengambilan sampel di mana populasi
distratifikasi menjadi beberapa lapisan
berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria
dimaksud dapat berupa variabel penelitian,
bisa juga variabel yang dekat dengan variabel
penelitian.

94
Stratified Random Sampling

1.500 (POPULASI)

775
Strata I

Misalkan, ukuran sampel yang


525 diinginkan sebesar 450. Jadi,
Strata II alokasi sampel per strata:
200 Dari strata I (775/1.500 ) × 450 = 232
Strata III Dari strata II (525/1.500) × 450 = 158
Dari strata III (200/1.500) × 450 = 60
----------------
450

95
 Cluster random sampling adalah pengambilan sampel di mana randomisasi
dilakukan terhadap kelompok, bukan pada anggota populasi.

POPULASI

1 2 3 4 5 6 7 8 N=8
banyak
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 cluster

n=3
cluster cluster cluster
banyak cluster
terpilih terpilih terpilih terpilih

m=2
banyak satuan
m=1
sampling
banyak satuan
satuan
sampling
pengamatan

diteliti semuanya
diteliti semuanya

96
PENGAMBILAN SAMPEL TIDAK ACAK (Non-Random)
 Snowball sampling adalah cara pengambilan sampel yang
pada awalnya menggunakan responden terbatas, kemudian
terus meningkat berdasarkan informasi dari responden
pertama.
 Quota sampling adalah cara pengambilan sampel di mana
jumlah responden yang akan diteliti ditetapkan terlebih
dahulu, baru kemudian siapa yang akan dipilih menjadi
anggota sampel terserah peneliti.
 Convenience sampling adalah cara pengambilan sampel
berdasarkan kemudahan.
 Purposive sampling adalah cara pengambilan sampel yang
didasarkan atas pertimbangan tertentu, terutama
pertimbangan yang diberikan oleh sekelompok pakar.

97
Menentukan Ukuran Sampel
Menurut Gay dan Dehl (1996):
1. Untuk penelitian deskriptif, minimal diambil
sampel sebesar 10% dari populasi. Sementara
itu, jika populasinya besar maka minimal diambil
sampel sebesar 20% dari populasi.
2. Untuk penelitian yang sifatnya menguji
hubungan korelasional, minimal diambil 30
sampel.
3. Untuk penelitian yang sifatnya menguji
hubungan kausalitas, minimal diambil 30 subjek
per kelompok.
4. Untuk penelitian eksperimen, dianjurkan minimal
15 subjek per kelompok.

98
PERHITUNGAN:
RUMUS SLOVIN

N
n =
1 + Nα2

di mana n = ukuran sampel


N = ukuran populasi
α = toleransi ketidaktelitian (dalam persen)

Contoh:
Misalkan, diketahui jumlah populasi penelitian adalah 1.200 orang.
Sementara, ketidaktelitian yang dikehendaki adalah 5%. Dengan demikian,
jumlah atau ukuran sampel yang diperlukan untuk diteliti adalah sebesar
300 orang.

99
PERHITUNGAN:
KREJCIE & MORGAN

X2 N P (1 − P)
n =
d2 (N − 1) + X2 P (1 − P)

di mana n = ukuran sampel


N = ukuran populasi
P = proporsi populasi (0,5)
d = derajat ketelitian (0,05)
X2 = nilai tabel X2 = 3,84

Jika ukuran populasi adalah 1.200 maka ukuran sampel yang diperlukan:

(3,84) (1.200) 0,5 (1 − 0,5)


n =
(0,05)2 (1.200 − 1) + (3,84) 0,5 (1 − 0,5)
1.152
=
3,9575
= 291, 1 ≈ 291
100
DIBERIKAN
LANGSUNG
PENGUMPULAN DATA KUESIONER

DIKIRIM VIA ALAT


TEKNIK SURVEI KOMUNIKASI B
PAKAI TELEPON
I
A
WAWANCARA S
TEKNIK

BERTATAP
LANGSUNG

DIKETAHUI
RESPONDEN
SECARA D
LANGSUNG TIDAK A
DIKETAHUI
RESPONDEN
T
TEKNIK OBSERVASI A
DIKETAHUI
RESPONDEN
BANTUAN
ALAT
TIDAK
DIKETAHUI
RESPONDEN

101
TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data ditentukan oleh faktor:


 Tujuan studi
 Skala ukur yang digunakan
 Jumlah variabel

102
Analisis regresi
Manfaat:
Untuk menentukan hubungan kausalitas atau
sebab-akibat antara satu variabel terikat dengan
satu atau lebih variabel bebas.

Misal: penelitian tentang pengaruh motivasi


karyawan , perilaku pemimpin, dan kesempatan
pengembangan karier terhadap kinerja
karyawan (satu variabel terikat dan tiga variabel
bebas).

103
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3+ e

di mana Y = kinerja
X1 = motivasi
X2 = perilaku pemimpin
X3 = kesempatan pengembangan karier
a = konstanta
b1, b2, b3 = koefisien regresi
e = variabel pengganggu

Data hasil penelitian terhadap 59 responden sebagai sampel dinyatakan


pada tabel berikut ini.

104
DATA APLIKASI CONTOH ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA
Tabel: Hasil Tabulasi Data Skor Rata-rata untuk Variabel Tergantung dan Variabel Bebas
Motivasi Perilaku Pemimpin Kesemp. Kinerja
Responden (X1) (X2) Pengemb. Karier (X3) (Y)
1 3,80 3,70 5 3,83
2 4,20 4,20 5 4,17
3 4,33 4,00 5 4,00
4 3,63 3,00 5 3,50
5 4,55 4,10 5 3,83
6 4,10 3,80 4 3,67
7 4,20 3,60 5 4,17
8 4,45 3,90 4 3,67
9 4,35 4,50 5 4,17
10 4,00 4,00 4 4,00
11 3,80 4,00 5 3,67
12 4,00 4,00 4 4,00
13 3,90 3,70 4 3,67
14 4,00 4,00 4 3,67
15 3,90 4,50 5 4,00
16 4,25 4,30 5 3,67
17 3,78 3,40 3 3,33
18 4,25 3,80 5 3,67
19 4,13 3,80 5 3,83
20 3,83 3,90 3 3,33
21 4,55 4,30 5 3,67
22 4,10 4,70 5 4,00
23 3,88 3,70 4 3,67
24 3,88 3,80 4 3,50
25 4,23 3,50 4 3,50
26 3,78 3,90 4 3,83
27 3,88 3,80 4 3,50
28 4,00 4,00 5 4,00
29 4,33 4,10 5 3,83
30 2,23 3,00 4 3,00
(bersambung) 105
Tabel: (lanjutan) Hasil Tabulasi Data Skor Rata-rata untuk Variabel Tergantung dan Variabel Bebas
Motivasi Perilaku Pemimpin Kesemp. Kinerja
Responden (X1) (X2) Pengemb. Karier (X3) (Y)
31 4,00 4,00 4 3,67
32 3,60 3,70 3 3,33
33 4,35 4,10 5 4,17
34 4,35 4,30 5 4,33
35 4,13 3,70 4 3,17
36 3,25 3,10 3 3,00
37 4,45 4,90 5 4,33
38 2,20 3,00 4 2,83
39 4,15 3,80 3 3,50
40 3,85 3,60 4 3,67
41 4,00 4,30 5 3,67
42 2,43 3,00 5 3,00
43 4,10 3,70 5 3,67
44 4,48 4,40 5 4,00
45 4,00 3,80 4 3,67
46 4,13 3,40 5 4,33
47 4,00 4,00 4 4,00
48 4,00 4,00 4 4,00
49 3,88 3,40 4 3,67
50 4,00 4,00 4 4,00
51 3,25 3,00 3 3,00
52 4,00 4,00 4 4,00
53 4,00 4,00 4 4,00
54 3,90 4,50 5 4,00
55 4,25 4,30 5 3,67
56 3,78 3,40 3 3,33
57 2,43 3,00 5 3,00
58 4,10 3,70 5 3,67
59 2,43 3,00 5 3,00
Catatan: Variabel X1 memiliki 2 indikator 9 butir pernyataan; X2 memiliki 2 indikator 10 butir pernyataan; X3 memiliki 3 indikator 4 butir pernyataan; dan Y memiliki
3 indikator 6 butir pernyataan. 106
Menentukan model/persaman regresi:
Menggunakan hasil print out program statistik SPSS

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations

Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial

1 (Constant) .672 .264 2.540 .014

X1 .365 .075 .534 4.892 .000 .749 .551

X2 .209 .095 .253 2.202 .032 .749 .285

X3 .187 .048 .303 3.905 .000 .435 .466

a. Dependent Variable: Y

Y = 0,672 + 0,365 X1 + 0,209 X2 + 0,187 X3

107
Nilai Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson

1 .850a .722 .707 .20198 .1755

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2


b. Dependent Variable: Y

Nilai koefisien determinasi (adjusted R square) digunakan untuk


menunjukkan variasi nilai variabel tergantung yang dijelaskan oleh variabel
bebas.

Dari tabel output program ini, disimpulkan bahwa kinerja karyawan


dijelaskan oleh motivasi karyawan, perilaku pemimpin, dan pengembangan
karier sebesar 70,7%. Sementara itu, sisanya (sebesar 29,3%) dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak dianalisis dalam model.

108
Uji Model (Uji Koefisien Regresi secara Parsial)

Uji model secara serempak dilakukan menggunakan uji F. Caranya dengan


membandingkan nilai alfa yang dipilih (misal: 1–10%) dengan nilai Sig. dalam tabel
hasil print out program SPSS. Jika nilai Sig. lebih kecil daripada nilai alfa yang dipilih
maka disimpulkan bahwa koefisien regresi variabel bebas secara serempak signifikan
menjelaskan variabel terikat. Sebaliknya, tidak signifikan jika nilai Sig. lebih besar
daripada alfa yang pilih.
ANOVAb

Sum of R
Model Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5.820 3 1.940 47.558 .000a

Residual 2.244 55 4.079E–02

Total 8.064 58

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2


b. Dependent Variable: Y

Dari tabel output ini, disimpulkan bahwa jika alfa yang dipilih sebesar 1% maka
variabel kinerja karyawan secara serempak signifikan (nyata) dijelaskan oleh
variabel motivasi karyawan, perilaku pemimpin, dan pengembangan karier.
109
Uji Model (Uji Koefisien Regresi secara Serempak)

Uji koefisien regresi secara parsial berarti menguji setiap pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat apakah signifikan atau tidak. Caranya dengan
membandingkan nilai Sig. dengan nilai alfa yang dipilih. Jika nilai Sig. lebih kecil
daripada nilai alfa yang dipilih, pengaruh variabel bebas itu signifikan terhadap
variabel terikat. Demikian pula sebaliknya.
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations

Model B Std. Error Beta T Sig. Zero-order Partial

1 (Constant) .672 .264 2.540 .014

X1 .365 .075 .534 4.892 .000 .749 .551

X2 .209 .095 .253 2.202 .032 .749 .285

X3 .187 .048 .303 3.905 .000 .435 .466

a. Dependent Variable: Y

Tabel output ini menunjukkan bahwa untuk alfa 5% semua nilai Sig. lebih kecil.
Dengan demikian, semua variabel bebas (motivasi karyawan, perilaku
pemimpin, dan pengembangan karier) berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan secara parsial.
110
Menentukan pengaruh variabel yang dominan
dalam model regresi berganda
 Perhatikan nilai koefisien regresi yang paling besar dalam
persamaan itu.
 Perhatikan signifikansi setiap koefisien tersebut pada
setiap variabel.
 Jika nilai koefisien regresi suatu variabel paling besar di
antara yang lain dan signifikan untuk alpha tertentu
maka: “variabel itu mempunyai pengaruh yang dominan
jika dibandingkan dengan variabel lain terhadap
variabel terikat.

Y = 0,672 + 0,365 X1 + 0,209 X2 + 0,187 X3


111
ANALISIS JALUR
(Path Analysis)
 Analisis jalur berfungsi untuk menjelaskan
akibat/pengaruh langsung dan tidak langsung
seperangkat variabel bebas dengan
seperangkat variabel terikat.
 Pada analisis jalur, terlebih dahulu harus
menggambarkan secara diagramatik struktur
hubungan kausalitas antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Diagram ini dikenal
dengan diagram jalur.

112
• Diagram berikut ini menunjukkan hubungan kausal antara
X1 dengan X4, X2 dengan X4, dan X3 dengan X4. Sementara,
hubungan antara X1 dengan X2, X1 dengan X3, dan X2
dengan X3 masing-masing adalah hubungan korelasional.
• Perhatikan bahwa panah dua arah menyatakan hubungan
korelasional. Pada diagram jalur, terdapat tiga variabel
eksogen (X1, X2 , X3) dan satu variabel endogen (X4).

X1

X2 X4

X3

113
Koefisien Jalur
Besarnya pengaruh dari suatu variabel eksogen ke variabel endogen tertentu
dinyatakan oleh besarnya bilangan koefisien jalur (path coefficient).
Hubungan antara X1 dengan X2 adalah hubungan korelasional. Intensitas
keeratan hubungan tersebut dinyatakan oleh besarnya koefisien korelasi rX1X2.
Hubungan X1 dan X2 ke X3 adalah hubungan kausal. Besarnya pengaruh dari X1 ke
X3 dan dari X2 ke X3 , masing-masing dinyatakan oleh besarnya nilai koefisien
jalur ρX3X1 dan ρX3X2. Adapun koefisien jalur ρX3Є menggambarkan besarnya
pengaruh variabel residu Є terhadap X3.

X1
ρ X3X1

r X1X2 X3

ρ X3X2
X2 ρ X3 Є

114
Aplikasi Analisis Jalur

 Untuk aplikasi analisis jalur dalam kancah


penelitian yang sesungguhnya, dapat
dipelajari pada buku penulis [Anwar Sanusi,
Metodologi Penelitian Bisnis (Jakarta:
Penerbit Salemba, 2011 )]; Bab 10 Analisis
Data pada subbab Analisis Jalur (Path
Analysis).

115
Structural Equation Modeling (SEM)
 Model persamaan struktural merupakan
pengembangan lebih lanjut dari path analysis. Pada
model persamaan struktural (SEM), hubungan
kausalitas antarvariabel eksogen dengan endogen
dapat ditentukan secara lebih lengkap.
 Dengan menggunakan SEM, tidak hanya hubungan
kausalitas (langsung dan tidak langsung) pada
variabel atau konstruk yang diamati dapat
terdeteksi, tetapi komponen-komponen yang
berkontribusi terhadap pembentukan konstruk
tersebut dapat ditentukan (hal ini tidak tertampung
dalam analisis jalur).

116
Makna Notasi dalam SEM
Kotak persegi disebut variabel terukur (observed variable). Nilainya
dapat diperoleh dengan menggunakan instrumen (kuesioner)
penelitian di lapangan.ca
Lingkaran berbentuk oval disebut variabel bentukan (latent
variable). Nilai variabel bentukan ini dibentuk oleh indikator-
indikator penyusun konstruk. Oleh karena itu, variabel bentukan ini
juga disebut construct.

Panah satu arah menunjukkan adanya hubungan yang dihipotesiskan


antarvariabel, di mana variabel yang dituju anak panah adalah
variabel tergantung. Untuk variabel latent (construct), arah anak
panah menuju ke kiri (ke indikator-indikator penyusun construct itu.
Untuk variabel terukur (observed variable), arah anak panah menuju
ke kanan (lazim sebagaimana arah anak panah dalam hubungan
regresi antara variabel independen ke variabel dependen.

Panah dua arah menunjukkan hubungan korelasi di antara dua


variabel. Dalam SEM, perilaku dua anak panah ini tidak dihitung,
tetapi digunakan untuk syarat dalam menentukan hubungan
kausalitas antara satu variabel dependen dengan beberapa variabel
independent. Dalam hal ini, hubungan kausalitas dalam regresi akan
terjadi jika di antara variabel independen itu tidak saling berkorelasi.117
Langkah Pemodelan SEM

 Model SEM yang lengkap terdiri atas model


pengukuran dan model struktural. Model
pengukuran digambarkan dengan konfirmasi
indikator-indikator empiris terhadap konstruk
yang dibangun oleh indikator itu, sedangkan
model struktural menjelaskan struktur
hubungan kausalitas antarvariabel.

118
Langkah Pemodelan SEM
• Mengembangkan Model Berbasis Teori.
1
• Mengembangkan Path Diagram untuk Menunjukkan Hubungan
2 Kausalitas.
• Konversi Path Diagram ke dalam Serangkaian Persamaan
3 Struktural dan Spesifikasi Model Pengukuran.
• Pemilihan Matriks Input dan Teknik Estimasi atas Model Yang
4 Dibangun.

• Menilai Problem Identifikasi.


5

• Evaluasi Model.
6

• Interpretasi dan Modifikasi Model.


7

119
Pengembangan Model Berbasis Teori

SEM tidak menghasilkan suatu hubungan


kausalitas, melainkan membenarkan atau tidak
sebuah hubungan kausalitas. Hubungan kausalitas
itu sendiri dalam model harus dibangun oleh peneliti
melalui landasan teori yang kuat akan fenomena
yang diamati.

120
BUDAYA ORGANISASI (BUDOR)
X1 = Keterlibatan
X2 = Konsistensi
X3 = Adaptasi
X4 = Misi KOMITMEN ORGANISASIONAL
(KOMOR)
Y1 = Komitmen afektif
Y2 = Komitmen kontinuan
Y3 = Komitmen normatif
KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL
(KETRANS)
X5 = Stimulasi intelektual
X6 = Pengaruh individu
X7 = Motivasi inspiratif
X8 = Pertimbangan individual KINERJA ORGANISASI (KINOR)
Y4 = Perspektif pertumbuhan
dan pembelajaran
Y5 = Perspektif bisnis internal
PENGEMBANGAN KARIER Y6 = Perspektif pelanggan
(PEKAR) Y7 = Perspektif finansial
X9 = Jalur individu
X10 = Jalur organisasi
X11 = Jalur mentor

Contoh hasil pengembangan model berbasis teori: Hubungan antara budaya


organisasi, kepemimpinan transformasional, pengembangan karier dengan komitmen
organisasional dan kinerja organisasi.

121
Pengembangan Path Diagram

 Setelah model dikembangkan berdasarkan


pijakan teori yang kuat, model itu selanjutnya
diterjemahkan ke dalam diagram jalur (path
diagram) agar dapat menentukan hubungan
kausalitas atau korelasional antarkonstruk atau
variabel dengan mudah.

122
Contoh: Diagram jalur hubungan budaya organisasi, kepemimpinan
transformasional, dan pengembangan karier dengan komitmen
organisasional dan kinerja organisasi.
123
Konversi Diagram Jalur ke dalam
Serangkaian Persamaan
Pada hakikatnya, persamaan-persamaan dalam structural equation modeling
terbagi menjadi dua bagian, yaitu persamaan model pengukuran (measurement
model/factor loading) dan persamaan model struktural (structural model).

Contoh Persamaan Model Pengukuran:


1. Faktor loading yang menjelaskan variabel budaya organisasi (BUDOR)
Keterlibatan (X1) = α1 BUDOR + d1
Konsistensi (X2) = α2 BUDOR + d2
Adaptasi (X3) = α3 BUDOR + d3
Misi (X4) = α4 BUDOR + d4

Contoh Persamaan Model Struktural:


1. Persamaan struktural yang menjelaskan pengaruh langsung variabel budaya
organisasi, kepemimpinan transformasional, dan pengembangan karier
terhadap komitmen organisasional
KOMOR = β1 BUDOR + β2 KETRANS + β3 PEKAR + Z1

124
Memilih Matriks Input dan
Estimasi Model

 Dalam analisis SEM, data yang digunakan


sebagai input adalah matriks varians/kovarians
atau matriks korelasi. (Perhatikan pembahasan
pada bagian analisis jalur/path analysis.)

125
Menilai Masalah Identifikasi
Dalam analisis SEM, sering kali muncul persoalan
identifikasi, baik yang berupa unidentified maupun
overidentified. Sebagai akibatnya, model tidak mampu
menghasilkan estimasi atau pendugaan yang seharusnya.

Ciri-ciri terjadinya masalah identifikasi, antara lain:


• standard error untuk satu atau beberapa koefisien sangat
besar,
• terjadi korelasi yang berlebihan antarkoefisien estimasi
yang diperoleh dari model yang dimaksud.

126
Evaluasi Kriteria Goodness-of-Fit
 Langkah pertama dalam evaluasi model yang sudah
dihasilkan dalam analisis SEM adalah memperhatikan
terpenuhinya asumsi-asumsi dalam SEM, misalnya
(1) ukuran sampel, (2) normalitas dan linearitas,
(3) kemungkinan adanya outlier (pencilan) yang
ekstrem, serta (4) kemungkinan terjadinya
multicollinearitas dan singularitas.
 Setelah asumsi-asumsi tersebut dipenuhi, barulah
dilakukan uji kesesuaian dan uji statistik. Berbagai
kriteria yang dapat dijadikan pedoman dalam
melakukan uji kesesuaian (uji fit) dikenal dengan
“goodness-of-fit indices”. (Perhatikan tabel berikut.)
127
Tabel Goodness-of-Fit Indices

Goodness-of-Fit Index Cut-off Value


X2- Chi-squary Diharapkan kecil
Significance Probability ≥ 0,05
RMSEA ≤ 0,08
GFI ≥ 0,90
AGFI ≥ 0,90
CMIN/DF ≤ 2,00
TLI ≥ 0,95
CFI ≥ 0,95

128
Interpretasi dan Modifikasi Model
 Langkah terakhir dalam analisis SEM adalah
melakukan interpretasi terhadap model yang sudah
memenuhi persyaratan dengan berpedoman pada
kriteria-kriteria goodness-of-fit. Jika model ternyata
belum memenuhi kriteria ini maka disarankan untuk
dilakukan modifikasi.

Aplikasi SEM dalam kancah penelitian yang sesungguhnya,


dapat dipelajari pada buku penulis [Anwar Sanusi, Metodologi
Penelitian Bisnis (Jakarta: Penerbit Salemba, 2011 )]; Bab 10
Analisis Data pada subbab Structural Equation Modeling (SEM).

129
Menyusun Laporan Penelitian
Pertimbangan-pertimbangan dalam menyusun laporan
penelitian:

1. Tujuan pembuatan laporan.


2. Terkait dengan hal yang pertama; siapakah yang akan
memanfaatkan (atau membaca) laporan penelitian itu.
3. Ketajaman dalam menyampaikan informasi hasil
penelitian.
4. Sistematika penulisan laporan (untuk setiap jenjang
pendidikan, sistematika penulisan akan memiliki
perbedaan walaupun substansinya sama).

130
Menyusun Proposal Penelitian

Proposal penelitian merupakan cetak biru dari


keseluruhan proses penelitian yang akan dilakukan.
Oleh karena itu, proposal penelitian sesungguhnya
sangat menentukan apakah penelitian yang akan
dilakukan itu layak atau tidak.

Untuk mendalami cara menyusun proposal penelitian, dapat


dipelajari pada buku penulis [Anwar Sanusi, Metodologi
Penelitian Bisnis (Jakarta: Penerbit Salemba, 2011 )]; Bab 12
Menyusun Proposal Penelitian.

131
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

132

Anda mungkin juga menyukai