Anda di halaman 1dari 11

Patogenesis Dan Respon Terhadap

Infeksi Virus
 Patogenesis virus merupakan suatu tahapan akhir
terjadinya penyakit setelah infeksi virus. Patogenesis
virus ini berakibat timbulnya suatu penyakit klinis
atau subklinis (tidak bergejala) yang merupakan hasil
interaksi antara beberapa faktor antara virus dan
inang.
 Masuk ke Host (Port d’entree)
Tahap pertama pada infeksi virus, terlepas dari apakah virus
adalah patogen atau tidak. Dalam kasus infeksi patogen, tempat
masuk dapat mempengaruhi gejala penyakit yang dihasilkan. Infeksi
dapat terjadi melalui :
1. Kulit
2. Saluran pencernaan
3. Saluran pernapasan
4. Saluran kemih
5. Konjungtiva
6. plasenta
 Replikasi Primer
Setelah mendapatkan masuk ke host potensial, virus harus
memulai infeksi dengan memasukkan sel rentan. Hal ini sering
menentukan apakah infeksi akan tetap terlokalisasi di tempat
masuk atau menyebar menjadi infeksi sistemik.
 Menyebarkan Sepanjang Host
Terlepas dari kontak sel-sel langsung, ada 3 mekanisme
utama untuk menyebar ke seluruh host :
1. Melalui aliran darah
2. Melalui aliran saraf
3. Menyebrang melalui jaringan
 Selular/Tissue Tropisme
Tropisme – kemampuan virus untuk bereplikasi dalam
sel tertentu atau jaringan – dikendalikan sebagian oleh rute
infeksi tetapi sebagian besar oleh interaksi protein
lampiran virus (VAP) dengan molekul reseptor spesifik
pada permukaan sel, dan memiliki pengaruh yang besar
pada patogenesis.
 Respon Kekebalan Tubuh
Memiliki dampak yang besar pada hasil infeksi.
 Replikasi Sekunder
Terjadi pada infeksi sistemik ketika virus mencapai
jaringan lain di mana ia mampu mereplikasi. Jika virus
dapat dicegah dari jaringan luas di mana replikasi sekunder
dapat terjadi, umumnya tidak ada hasil penyakit.
 Cell/Kerusakan Jaringan
Virus dapat mereplikasi secara luas di seluruh tubuh tanpa
gejala penyakit jika mereka tidak menyebabkan kerusakan sel
yang signifikan atau kematian.
 Respons Imun Nonspesifik Terhadap Infeksi Virus
1. Infeksi virus secara langsung yang akan merangsang produksi
IFN oleh sel-sel terinfeksi; IFN berfungsi menghambat replikasi
virus
2. Sel NK mampu membunuh virus yang berada di dalam sel,
walaupun virus menghambat presentasi antigen dan ekspresi
MHC klas I. IFN tipe I akan meningkatkan kemampuan sel NK untuk
memusnahkan virus yang berada di dalam sel. Selain itu, aktivasi
komplemen dan fagositosis akan menghilangkan virus yang
datang dari ekstraseluler dan sirkulasi.
 Respons Imun Spesifik Terhadap Infeksi Virus
Mekanisme respons imun spesifik ada dua jenis yaitu
respons imunitas humoral dan selular. Respons imun spesifik ini
mempunyai peran penting yaitu :
1. Menetralkan antigen virus dengan berbagai cara antara lain
menghambat perlekatan virus pada reseptor yang terdapat pada
permukaan sel sehingga virus tidak dapat menembus membran
sel, dan dengan cara mengaktifkan komplemen yang
menyebabkan agregasi virus sehingga mudah difagositosis
2. Melawan virus sitopatik yang dilepaskan dari sel yang lisis.
 Imunitas humoral
Berhubungan erat dengan pembentukan immunoglobulin
(IgG, IgM, IgA). Apabila seseorang terinfeksi oleh virus dan
terjadi viremia maka antiven virus akan mencapai sel-sel
tubuh yang berfungsi membentuk ig (immunoglobulin). Antara
lain: hati, limpa, kelenjar getah bening, dan sistem
retikuloendotelial.
 Imunitas seluler
Sangat berperan pada anak-anak yang mempunyai kelainan
kongenital imunologik sehingga tidak mempunyak kemampuan
membentuk Ig. Walaupun mereka tidak bisa membentuk ig, maka
sembuh bila ditulari virus. Hal ini disebabkan sel limfosit dan sel
makrofag langsung mengadakan infiltrasi ke daerah/sel-sel yang
dimasuki oleh virus. Limfosit dan makrofag berusaha menyingkirkan
sel-sel yang sudah di serbu oleh virus.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai