Anda di halaman 1dari 32

EPIDEMIOLOGI

INFEKSI MENULAR SEKSUAL


Oleh:
dr. Meitria Syahadatina Noor, M. Kes
DEFINISI
Veneral disease

Sexually transmitted disease

Sexually transmitted infection
IMS/ISR
 ISR: infeksi di saluran reproduksi, karena hubungan
seksual atau prosedur/tindakan.
 ISR dikategorikan menjadi endogen, IMS dan
iatrogenik
 IMS/ISR penyebab morbiditas dan mortalitas
maternal dan perinatal.
 Komplikasi IMS/ISR: kehamilan ektopik, radang
panggul, persalinan prematur, abortus, infeksi
bawaan, kecacatan dan kematian
EPIDEMIOLOGI
Ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan
distribusi (penyebaran) serta determinant masalah
kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat
serta determinannya (faktor – factor yang
mempengaruhinya).
INSIDENSI
 Jumlahnya cenderung meningkat → tergantung
beberapa faktor
 Pola infeksi berbeda
 Komplikasi (+)
POLA DISTRIBUSI
1. Faktor dasar individu: berganti pasangan seksual,
penularan penyakit
2. Faktor medis: gejala asimtomatis, pengobatan,
resistensi obat
3. Penggunaan kondom
4. Faktor sosial: mobilitas, prostitusi, kebebasan
individu, pengetahuan
 Sifilis, gonore dan kankroid lebih banyak pada
daerah kumuh, pendatang, dan PSK
 Infeksi jamur dan bakterial vaginosis dipengaruhi
oleh kebersihan, hormon, lingkungan dan kesehatan
KELOMPOK BERISIKO TINGGI
 Usia: 15-29 tahun
 Pelancong
 PSK
 Pecandu NAPZA
 Homoseksual
 Memiliki > 1 pasangan seksual/berganti pasangan
 Seks tanpa kondom
 Mengenal seks dini tanpa edukasi yang baik
 IMS dapat berakibat fatal → keganasan
 IMS >> → HIV/AIDS >>
PENULARAN
 Laki-laki dan perempuan dapat terkena dengan
kemungkinan sama besar
 Kontak seksual: oral, anal, vaginal intercourse
DATA
 Surveilans tahun 2000: peningkatan prevalensi HIV >
5% pada wanita penjaja seks (WPS) di Indonesia.
 pengukuran sporadik: prevalensi infeksi gonore dan
klamidia di berbagai lokasi WPS di Indonesia 20% -
40%.
 Prevalensi sifilis di beberapa lokasi antara tahun 1994
sampai 2004 dilaporkan berkisar antara 0 dan
22,2%.
 Laporan bulanan puskesmas dan rumah sakit
pemerintah hanya mencantumkan sifilis dan gonore
(berdasarkan gejala klinis)
 Perkiraan 340 juta kasus baru IMS yang dapat
disembuhkan pertahunnya → pada usia 15-49
tahun.
 Data Kemenkes RI (2015): IMS menjadi 10 alasan
berobat di negara berkembang
 Biaya pengobatan dan sequele setelah terapi
Kasus HIV/AIDS:
 2005: 859

 2006: 7195

 2007: 6048

 2008: 10362

 2009: 9793

 2010: 21591

 2011: 21031

 2012: 21511

 2013: 29037

 2014: 32711

 2015: 30935
 Konferensi Internasional Kependudukan dan
Pembangunan tahun 1994 di Kairo
merekomendasikan perlunya perluasan pelayanan
KB menuju upaya pencegahan dan penanganan
IMS termasuk HIV/AIDS dalam konteks kesehatan
reproduksi.
JENIS
 Klamidia
 Gonore (GO): organ seks, tenggorokan atau rektum,
tergantung praktik seksual.
 Herpes genitalis.
 HIV/AIDS.
 Kutil kelamin (HPV).
 Sifilis (raja singa).
 Hepatitis: Hepatitis B,C,D dan E dapat ditularkan
melalui hubungan seksual, namun yang paling umum
adalah hepatitis B dan D.
 Kurangi kemungkinan terinfeksi dengan
menggunakan pelindung berbahan latex/kondom
SURVEILANS
 surveilans atau surveilans epidemiologi adalah
kegiatan analisis secara sistematis dan terus
menerus terhadap penyakit atau masalah
kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan dan penularan penyakit
atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar
dapat melakukan tindakan penanggulangan secara
efektif dan efisien melalui proses pengumpulan
data, pengolahan dan penyebaran informasi
epidemiologi kepada penyelenggara program
kesehatan.
 Surveilans epidemiologi rutin terpadu:
Penyelenggaraan surveilans epidemiologi terhadap
beberapa kejadian, permasalahan atau faktor risiko
kesehatan
 Surveilans terpadu penyakit:
Pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit
menular dan surveilans epidemiologi penyakit tidak
menular dengan metode pelaksanaan surveilans
epidemiologi rutin terpadu beberapa penyakit yang
bersumber data Puskesmas, RS, laboratorium, dan
Dinkes Kabupaten/Kota
 Unit surveilans:
 Sekelompok orang pada lembaga
pemerintah/swasta yang bertanggung jawab
dalam penyelenggaraan surveilans terpadu
penyakit.
 Jejaring surveilans epidemiologi:
Pertukaran data dan informasi epidemiologi
 Tujuan surveilans: informasi epidemiologi penyakit
dan distribusinya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai