Anda di halaman 1dari 49

Pemeriksaan

Laboratorium pada
Sistem Uropoetik

Dr. Dewi Indah Noviana Pratiwi, M.Kes., SpPK


Bagian Patologi Klinik
FK Unlam/RSUD Ulin
Banjarmasin
 Sistem urinary  komponen :

ginjal, ureter, kandung


kemih (vesica urinaria),
dan uretra.

 Ginjal  letak retroperitoneal (lumbal)

 Memproduksi dan mengekresi urin untuk 


homeostasis.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 2


 Sistem urinary adalah 

◦ sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan


mengalirkan urin

◦ Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua


ureter, kandung kemih, dua otot sphincter, dan uretra

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 3


BAGIAN-BAGIAN SISTEM PERKEMIHAN

 GINJAL/ RENAL
 URETER
 VESICA URINARIA/ KANDUNG KEMIH
 URETRA

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 4


SISTEM URINARY
• Terdiri dari 2 buah ginjal, 2 ureter, 1 vesica urinaria
dan 1 uretra
• Fungsi sistem urinary :
• Produksi dan ekskresi urin (obat, z. toksik & racun)
• Mengatur keseimbangan air dan elektrolit
• Mengatur keseimbangan as - bs
• Mengatur tekanan darah, oleh karena ginjal
menghasilkan renin
• Menghasilkan erythropoetin yang berperan dalam
pembentukan erytrosit
• Pengaktifan vitamin D

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 5


Fungsi ginjal 

Ginjal merupakan organ pengatur homeostasis


biokimiawi tubuh dengan cara :
- mengeluarkan bahan limbah metabolik
- mengatur keseimbangan cairan & elektrolit
- mengatur keseimbangan asam basa.

Ginjal juga memproduksi hormon yaitu :


- prostaglandin
- eritropoietin (EPO)
- 1-25-dihidroksikolekalsiferol
- renin
14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 6
> Prostaglandin berperan pada :
pengaturan garam, air serta tonus vaskuler

> Eritropoetin merangsang produksi eritrosit

> Hormon 1-25-dihidroksikolekalsiferol


meningkatkan absorbsi Ca++ di usus dan
reabsorbsi fosfat oleh tubulus ginjal.

> Renin bekerja pada jalur angiotensin untuk


meningkatkan tonus vaskuler dan produksi
aldosteron

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 7


ANATOMI SISTEM URINALIS

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 8


14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 9
14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 10
 Ureter  saluran yg menghubungkan
ginjal & kandung kemih.
◦ Fungsi sal ini  mengalirkan urin ke dlm
kandung kemih.

 Kandung kemih  kantung muskuler


◦ Fungsi  penampung urine sebelum urin
meninggalkan tbh lewat uretra.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 11


Perubahan Patofisiologi
 Zat-zat sisa  dieliminasi/dihilangkan dari tubuh
lewat pembentukan urin (filtarasi glomerulus,
reabsorbsi tubulus serta sekresi tubulus, ekskresi
urine).
 Filtrasi glomerulus  proses penyaringan darah
ketika darah mengalir melalui kedua ginjal.
 Glomerulus  tubulus renal menyaring plasma
kmd  mereabsorpsi filtrat.
•Permeabilitas
kapiler
 Fungsi glomerulus bergantung •Tekanan
vaskular
•Tekanan
filtrasi

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 12


 Laju filtrasi glomerulus
(glomerular filtration rate, GFR) 

N  (120 ml/menit).

 Untuk mencegah agar tidak terlalu banyak


cairan meninggalkan sistem vaskuler 
reabsopsi tubulus mengimbangi filtrasi
kapiler.
 Reabsorpsi terjadi ketika filtrasi kapiler
berlanjut.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 13


 Ggn filtrasi/reabsorpsi mempengaruhi
keseluruhan filtrasi.
 Tekanan kapiler & tekanan osmotik koloid
cairan interstisial mempengaruhi filtrasi.
 Perubahan perfusi ginjal, penyakit ginjal
mengenai pembuluh darahnya,
glomerulus/tubulus, atau obstruksi aliran
urin, semua dapat menurunkan laju
filtrasi glomerulus.
 Akibatnya  retensi substansi nitrogenus
(Azotemia) (ureum dan kreatinin) 
gagal ginjal akut.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 14


 Obstruksi  Traktus Urinarius
 Menyebabkan  penumpukan urine
disebelah proksimal tempat obstruksi 
infeksi atau kerusakan.
 Obstruksi dapat bersifat kongenital /
akuista.
Penyebabnya meliputi:

tumor, batu (kalkuli), trauma, striktur


(sekunder krn pembedahan, pbtk’
parut), edema, kehamilan, hiperplasi
prostat benigna, karsinoma prostat,
inflamasi traktus GI, kehlg’ aktivitas
peristaltik ureter atau pd fs muskuler
kandung kemih.
14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 15
 Akibat obstruksi tgtg 
◦ Lokasinya unilateral/bilateral
◦ parsial/total
◦ Akut/kronis
 Penyebabnya
◦ hidroureter /penumpukan urin dlm ureter me↑
tek retrograde pelvis renis +kaliks.
◦ Jk dlm sist pengumpulan renal  penumpukan
urin,  hidronefrosis.
◦ Jk Obstruksi bersifat total dan akut  pe↑ tek
yg diteruskan ke tub proks + menghambat
filtrasi glomerulus.
Laju filtrasi glomerulus ↓ hingga nol 
akibatnya  gagal ginjal.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 16


 Obstruksi parsial kronis  menekan
struktur ginjal krn penumpukan urin 
infark papilla & medulla renal.
 Ginjal membesar atrofi progresif
massa renal.
 Kerusakan tubulus  me↓kan
kemampuan ginjal untuk keseimb
elektrolit
 Volume urin menjadi berlebihan, laju
filtrasi glomerulus ↓  risiko dehidrasi ↑+
asidosis metabolik.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 17


 Obstruksi tubulus 

batu ginjal/pembentukan parut (scarring) akibat


infeksi yang berulang

◦ tekanan cairan intersisiel↑  penumpukan dlm nefron,


cairan mengalir balik kedalam kapsula dan ruang
Bowman.
◦ Jk tidak dihilangkan, nefron + kapiler akan kolaps 
kerusakan ginjal (irreversible).
◦ Papila renis  tempat akhir pemekatan urin, terkena
keadaan ini.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 18


 Hilangnya obstruksi diikuti  kembalinya laju
filtrasi glomerulus ke keadaan normal.

 Obstruksi yang tidak diatasi dapat menimbulkan


 infeksi, gagal ginjal.

 Obstruksi di sebelah distal kandung kemih 


penumpukan urin, media bagi pertumbuhan
bakteri.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 19


Gangguan renal

pielonefritis akut, gagal ginjal


akut serta kronis, nekrosis
tubuler akut, anomaly
congenital, glomerulonefritis,
sindrom nefrotik, neurogenic
bladder, penyakit polikkistik
renal, agenesis renal, batu
ginjal dan refluks vesikoureter

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 20


 Pyelonefritis akut
◦ = nefritis tubulointerstisial infeksiosa akuta
◦ inflamasi mendadak krn bakteri, awalnya di interstisial
dan pelvis renis atau yang lebih jarang lagi, mengenai
tubulus renal.
◦ paling sering ditemukan
◦ Dapat satu atau kedua ginjal.
◦ Dengan pengobatan dan perawatan lanjutan (follow-up)
yang kontinu, prognosis  baik, kerusakan permanen
jarang terjadi.
◦ Wanita >>
◦ Bakteri flora intestinal dan fekal normal, mudah
tumbuh dlm urine, plg sering (Escherichia coli, Klebsiella,
Proteus, Pseudomonas, Staphylococcus aureus dan
Enterococcus faecalis).

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 21


 Penegakan diagnosis  urinalisis dan
kultur

◦ Piuria (pus dlm urine)Pmx sedimen urine


(leukosit yang bergerombol/silinder, dan bbrp
sel darah merah
◦ Bakteriuria  (Kultur urine),100.000
mikroorganisme/µl bj dan osmolalitas rendah,
karena pe↓ kemampuan memekatkan urine
yang bersifat temporer
◦ pH urine yang agak alkali, pe↓ kemampuan
memekatkan urine yang bersifat temporer
◦ proteinuria , glikosuria, dan ketonuria, jarang

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 22


Pielonefritis kronis
 Inflamasi persisten ginjal, menyebabkan
p’btk parut dlm ginjal  gagal ginjal
kronis.

 Et/ bakteri, metastase kanker atau


urogenus.

 Sering pd pasien dg faktor predisposisi


pielonefritis akut rekuran, obstruksi
urinarius atau refluks vesikoureter.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 23


 Klinis  demam yang tidak diketahui sebab atau
mengompol (kanak-kanak), nyeri pada pinggang.
 Lab  Anemia, berat jenis urine ↓, proteinuria,
leukosituria, dan khususnya pada stadium lanjut,
hipertensi.
 Uremia jarang kec ada kel struk di dlm sist
ekskresi.
 Bakteriuria (intermiten).
 Tidak ditemukan bakteri di dalam urine 
penegakan dx dg pmx urografi ekskretori (pelvis
renis dapat tampak mengecil serta mendatar)
dan hasil biopsy renal.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 24


Gagal ginjal akut
 Berhentinya fungsi ginjal secara tiba-tiba,
disebabkan : obstruksi, sirkulasi darah
terganggu, peny ginjal yang melatari.
 Tipeprarenal, intrarenal, pascarenal
 Fase 3 fase : fase oliguria, dieresis dan
pemulihan.
 Dx didasarkan hasil pmx ini:
◦ pemeriksaan darah  ureum, kreatinin dan kalium; pe↓ kadar
bikarbonat, hematokrit, hemoglobin; pH darah yang↓
◦ pemeriksaan urine  silinder, debris seluler, pe↓ bj urine; pada
penyakit glomerulus, proteinuria, dan osmolalitas urine yang
mendekati osmolalitas serum; kadar natrium urine <20mEq/L
jika oliguria terjadi karena pe↓ perfusi darah dan > 40mEq/L
jika penyebab intrarenal
◦ tes klirens kreatinin  mencerminkan jumlah nefron yang
masih berfungsi yang tersisa
14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 25
 Nekrosis tubuler akut (acute tubular
necrosis; ATN)
 = nefritis tubulointerstisial akuta,
 Mewakili 75% kasus GGA, penyebab GGA yang
paling sering ditemukan di antara pasien yg sakit
kritis.
 Nekrosis tubuler akut  cedera segmen tubuler
nefron  gagal ginjal dan sindrom uremik.
 Angka mortalitas  40%-70%, yang tgtg
komplikasi akibat penyakit yang melatari.
 Nekrosis tubuler akut nonoligurik  prognosis
lebih baik.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 26


Diagnosis :

 sedimen urin : sel darah merah, silinder, urine


encer, bj ↓(<400 mOsm/kg), dan kadar natrium
↑(40 - 60mEq/L).

 Pemeriksaan darah  kadar ureum darah  dan


kreatinin serum, anemia, defek pada daya
trombosit, asidosis metabolik, serta
hiperkalemia.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 27


Gagal ginjal kronis

 Gagal ginjal kronis, akibat terminal destruksi jar dan kehlg’


fs ginjal yg berangsur-angsur, krn peny yg progresif cpt +
awitan mendadak  menghancurkan nefron +
menyebabkan kerusakan ginjal ireversibel.

 Beberapa gejala baru timbul sesudah fungsi filtrasi


glomerulus yang tersisa < 25%.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 28


 Hasil pemeriksaan darah 
◦ pH darah arteri ↓, kadar bikarbonat, kadar hemoglobin dan
nilai hematokrit ↓
◦ Pemendekan usia sel darah merah, trombositopenia ringan,
defek trombosit
◦ ↑ kadar ureum, kreatinin, natrium, dan kalium
◦ Pe↑ sekresi aldosteron yang berhubungan dengan pe↑
produksi rennin
◦ Hiperglikemia (tanda kerusakan metabolisme karbohidrat)
◦ Hipertrigliseridemia dan kadar high-density lipoprotein ↓

 Hasil urinalisis 
◦ Berat jenis yang tetap pada nilai 1.010
◦ Proteinuria, glikosuria, sel darah merah, leukosit, silinder atau
Kristal yang bergantung pada penyebab.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 29


Glomerulonefritis

 inflamasi bilateral glomerulus, khas : infeksi streptokokus.


 Glomerulonefritis akut = glomerulonefritis
poststreptokokus akut.
 Glomerulonefritis akut paling sering  anak laki-laki (3-7
th). 95% anak-anak, 70% dewasa  pemulihan total.
 Psn berusia lanjut,  progresivitas penyakit ke gagal ginjal
kronis dalam bbrp bulan
 Glomerulonefritis progresif cepat (rapid progressive
glomerulonefritis RPGN) = glomerulonefritis subakut,
paling sering (50-60 th), idiopatik, penyakit
glomerulonefritis proliferative, seperti glomerulonefritis
pasca streptokokal.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 30


 Hasil pemeriksaan darah 
◦ Kenaikan kadar elektrolit, ureum dan kreatinin
◦ Penurunan kadar protein serum
◦ Penurunan kadar hemoglobin (glomerulonefritis kronis)
◦ Kenaikan titer antistreptolisin-O pada 80% pasien,
kenaikan titer streptozim (tes hemaglutinasi yang
mendeteksi antibodi terhadap beberapa antigen
streptokokus) dan anti-DNase B (tes untuk menentukan
riwayat infeksi oleh streptococcus beta hemolyticus
group A) dan kadar komplemen serum rendah yang
menunjukan baru saja terjadi infeksi streptokokus
.
 Hasil urinalisis 
◦ Keberadaan sel darah merah, sel darah putih, silinder sel
campuran dan protein menunjukan gagal ginjal.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 31


Sindrom nefrotik
 Proteinuria +, hipoalbuminemia,
hiperlipidemia, edema  sindrom
nefrotik.
 Terjadi  defek pada permiabilitas
pembuluh darah glomerulus.
 Sekitar 75% : glomerulonefritis primer
(idiopatik).
 Prognosis sindrom nefrotik sangat
bervariasi dan bergantung pada penyebab
yang melatari.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 32


Diagnosis :

 Proteinuria berat, konsisten (jumlah


protein 24jam >3,5 mg/dl)
 Urinalisis  silinder hialin, granuler dan
waxy fatty casts serta oval fat bodies.
 Peningkatan kadar kolesterol, fosfolipid
(khususnya lipoprotein densitas rendah
dan sangat rendah) serta trigliserida, dan
penurunan kadar albumin

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 33


Batu ginjal (kalkulus renal)

 Batu ginjal/kalkulus renal (nefrolitiasis) t’btk


dalam traktus urinarius, paling sering pada piala
ginjal (pelvis renalis) atau kalikes.
 Batu ginjal : ukuran beragam dan bisa soliter
atau multiple.
 Batu ginjal :laki-laki >> wanita
 Batu kalsium (laki-laki berusia pertengahan)
dengan riwayat pembentukan batu di dalam
keluarga.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 34


Diagnosis :
 Kultur urin piuria, tanda infeksi saluran kemih
 Koleksi urin 24 jam  untuk menentukan tingkat
eksresi kalsium oksalat, fosfor, dan asam dalam
urin
 Analisa batu mengetahui kandungan
mineralnya
 Pemeriksaan serial kadar kalsium dan fosfor 
mendiagnosa hiperparatiroidisme dan
peningkatan kalsium terhadap protein serum
normal
 Pemeriksaan kadar protein darah  menentukan
kadar kalsium bebas yang tidak terikat dengan
protein

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 35


Refluks vesikoureter
 urine mengalir dari kandung kemih ke
ureter, akhirnya ke pelvis renis atau
parenkim renal. Ketika kandung kemih
hanya mengosongkan sebagian urine
yang tersimpan mk infeksi saluran kemih
(ISK) dapat terjadi.
 Paling sering : usia bayi anak laki-laki,
usia kanak-kanak (3-7 tahun), anak
perempuan, refluks vesikoureter primer 
anomaly congenital lebih sering
ditemukan pada wanita.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 36


Diagnosis :
 Urinalisis : pemeriksaan mikroskop : sel darah merah serta
putih dan peningkatan pH urin (infeksi aktif), berat jenis
yang kurang dari 1,010 akibat ketidakmampuan
memekatkan urine.

 Kenaikan kadar kreatinin serum (lebih dari 1,2 mg/dl)dan


ureum darah (lebih dari 18 mg/dl) akibat disfungsi renal
yang lanjut.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 37


Tes Fungsi Ginjal
HARGA NORMAL KREATININ

Jaffe Serum Urine Clearence


(Fuller’s (mg/L) (g/hari) creatinin
earth) (mL/min)
<12 th 2,5 – 8,5 0,057 50 - 90

Laki-laki 6,4 – 10,4 1–2 97 - 137

Wanita 5,7 – 9,2 0,8 – 1,8 80 - 128

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 38


HARGA NORMAL
 Tgt 2 faktor :
1. Kec.Prod.creatinin (sumber serum creatinin :
creatinine phosphat)
2. Kec.Ekskresi creatinine (bayi dan anak2 lebih
rendah, meningkat pada dewasa dengan onset
pubertas, menurun pada usia 50-an)

 Dipengaruhi massa otot, usia, inflamasi, Jenis


kelemin, latihan fisik.
 Tak sensitif untuk GFR turun ringan sp sedang
 Diet,vol urine & exercise  efek sedikit pada
creatinin serum

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 39


Tes Fungsi Ginjal
Tes fungsi glomerulus
Diukur dengan Creatinin Clearance Test (CCT)

CCT = UV/P x 1.73/S


(ml/mnt)
U = Creatinin urine (mg/L)
V = volume urine diekskresi ( mL/mnt)
P = Creatinin plasma (mg/L)

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 40


CCT
Reference interval (dg luas permukaan 1.73 m2) adalah
90 – 120 mL/mnt

Pada low filtration rate, CC meningkat inaccurate

CC lebih rendah pada wanita, orang tua, dan tubuh yg


kecil.

Keterbatasan :
pengumpulan urine 24 jam sulit, mengakibatkan hasil
pengukuran tidak akurat.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 41


Formula Cockroft and Gault
Estimasi CC dari konsentrasi creatinin serum

(Laki-2) CC = [140 – umur x BB (kg) / [7.2 x Cr.serum (mg/L)

(Wanita) CC = CC laki-2 x 0.85 (ok massa otot 15 % lebih rendah)

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 42


Sumber kesalahan pada penetapan CCT:
 Kesalahan pengumpulan urin, pencatatan waktu,
terbuang sebag urin, m’msk’ urin yg hrs
dibuang, retensi urin, pengukuran salah
 Latihan fisik >>>
 Bbrp zat kromogen mempengaruhi kadar
kreatinin darah.
 Kreatinin dalam urin dirombak bakteri bila urin
tidak diberi pengawet.
 Diet tinggi protein urin
 Hasil CCT pend dg kerusakan otot, tidak dapat
digunakan sebagai indikator yang tepat.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 43


Cystatin C - Parameter Baru Uji Fungsi Ginjal
 Cystatin C : penghambat proteinase cysteine,
diproduksi dg laju relatif tetap, difiltrasi
glomeruli, direbsorpsi ditubuli, tp mengalami
pengerusakan shg tdk ada yg kembali ke darah.
 Kadar cystatin dlm darah menggambarkan GFR.
Dilaporkan bahwa penilaian kadar GFR dengan
kadar cystatin darah tidak mengenal variasi
diurnal, variasi biologik, cystatin dalam urin 
parameter kerusakan tubuli.
 Metode : radioimmunoassay enzyme
immunoassay, fluoresecent immunoassay.
 Nilai rujukan kadar cystatin darah 0.37-1.33
mg/dl.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 44


Mikroalbuminuria
 ditandai  ekskresi albumin urin (30-300
mg/hari atau 20-200 µg/menit atau rasio
albumin/kreatinin 30-300 mg/g
kreatinin).

 Kdr albuminuria mikro tidak dapat


dideteksi dengan pemeriksaan protein
urin yang rutin dilakukan di laboratorium,
yang hanya positif bila kadar albumin urin
> 300 mg/hari.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 45


Mikroalbuminuria krn:
 molekul albumin melewati membran glomerulus,
krn perubahan selektivitas perbedaan muatan
listrik pada membran glomerulus, pe↑
permeabilitas di glomerulus  lolosnya albumin
ke dalam urin.
 Kemampuan albumin menembus membran
glomerulus ~ kemampuan lipoprotein menembus
endotel ke dalam dinding pembuluh darah.
 Penumpukan lipoprotein pada dinding pembuluh
darah mengakibatkan timbulnya proses
atherosklerosis pada pembuluh darah tersebut.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 46


 Petanda kerusakan awal pada ginjal
penderita hipertensi primer maupun
diabetes melitus.
 Petanda pe↑ permeabilitas endotel
dianggap, faktor risiko independent
morbiditas, mortalitas penyakit
kardiovaskuler.
 pemeriksaan disfungsi endotel
 pemeriksaan MAU, pemeriksaan yang
mudah, praktis dan biaya ekonomis.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 47


Mikroalbuminuria :
 ditemukan ekskresi albumin urin 30-300 mg/24
jam atau 20-200 µg/menit atau 30-300 mg/g
lain : aktivitas fisik berat, kehamilan, infeksi
kreatinin pada dua dari tiga kali pemeriksaan
dalam waktu 3-6 bulan tanpa ada penyebab
albuminuria antara saluran kemih dan demam
tinggi.
 Pd DM  nefropati insipen.
 Pd DM atau non DM  terjadinya disfungsi
endotel, berguna sbg informasi tambahan
tentang risiko seseorang untuk terjadinya
penyakit kardiovaskuler.

14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 48


14/12/2019 Kuliah PK - Sistem Uropoetik 49

Anda mungkin juga menyukai