GINJAL
Ginjal berbentuk kacang, lokasi di retroperitoneal, disebelah kolumna vertebralis Lokasi
dimulai dari vertebra torakalis ke 12 sampai lumbalis 3, bagian atas ginjal dilindung oleh
tulang iga terakhir. Ginjal kanan terletak dibawah hati dan letaknya lebih rendah dari
ginjal kiri. Massing-masing ginjal dibantali oleh selapis lemak dan dikelilingi oleh kapsul
ginjal. Pada neonatus dapat dipalpasi. Ginjal pada anak lebih mudah mengalami trauma
karena tidak terlindung oleh tulang-tulang costae dan belum memiliki perinephritic fat
yang melindunginya. Ginjal orang dewasa masing-masing beratnya 150 gram,
panjangnya 11-13 cm, lebar 5-7 cm dan tebal 2,5-3 cm. Ginjal berfungsi menyaring
darah.
STRUKTUR GINJAL
Permukaan lateral ginjal cembung dan bagian medialnya cekung yang terdiri dari hilus-
hilus. Celah vertikalnya terbuka ke daerah diantara ginjal disebut sinus ginjal. Ureter,
pembuluh darah, syaraf-syaraf dan pembulu limfe, masuk ke sinus melewati hilus.
Bagian superior ginjal disebut kutub atas dan bagian inferior disebut kutub bawah. Ginjal
dibungkus oleh jaringan fibrus. Ginjal terdiri dari korteks (bagian luar) dan medulla
(bagian dalam). Bagian medulla tersusun dari 15-16 piramid ginjal dan kaliks Piramid
berbentuk simpul yang terbuat dari tubulus pengumpul urin. Di bagian apeks pyramid-
piramid ini mempunyai papilla-papilla yang menyatu yang disebut kaliks. Kaliks
mengumpul urin dan dibawa ke pelvis renal dan berakhir diureter. Bagian korteks (luar
ginjal) terdiri dari berjuta-juta nefron
NEFRON
Nefron merupakan unit fungsional pembentukan kemih. Setiap ginjal terdiri dari kurang
lebih 1 juta nefron.Setiap nefron tersusun oleh:
1. Glomerulus, merupakan korpus ginjal yang terdiri dari serabut-serabut kapiler
yang sangat kuat. Pada glomerulus ini darah difiltrasi. Komponen darah yang besar
seperti sel darah merah dan protein, dibagian ini cairan dipisahkan yang melewati
kapsul glomerulus atau disebut kapsul bowman.
2. Tubulus :
Tubulus proksimal
Hasil filtrasi menuju ke tubulus konvulata proksimal. Filtrasi glomerulus yang
masuk ke tubulus proksimal kurang lebih 1200 ml/menit dan setelah direabsorbsi
urin yang dihasilkan kurang lebih 1ml/menit
Simpai Henle
URINE
Jumlah pengeluaran urin dalam 24 jam tergantung dari intake cairan, status kesehatan
ginjal dan usia
URETER
Terdapat 2 ureter yang masing-masing bersambung dengan ginjal dan menuju ke
kandung kemih. Panjangnya kurang lebih 35-40 cm. Setelah ureter meninggalkan ginjal,
ia berjalan ke bawah dibelakang peritoneum ke dinding bagian belakang kandung kemih.
Lapisan tengah ureter terdiri dari otot-otot (stimulasi oleh transmisi impuls elektrik
berasal dari system saraf otonom. Akibat gerakan peristaltic terhadap ureter ini urin
didorong ke kandung kemih. Fungsi ureter adalah mengangkut urin dari ginjal ke
kandung kemih.
KANDUNG KEMIH
Kandung kemih terdiri dari otot, yang dapat mengecil yang berfungsi sebagai penampung
urin. Terletak di dasar panggul didaerah retroperitoneal. Kandung kemih terdiri dari 2
bagian; otot lingkar, tersusun dari otot detrusor dan bagian antara badan kandung kemih
dari uretra yang disebut dengan leher.
Pada laki-laki letak kandung kemih terbentang dari anterior ke rectum dan leher dari
kandung kemih dikelilingi oleh kelenjar prostate. Pada wanita kandung terletak di depan
vagina dan uterus.. Otot detruser menyebabkan kandung kemih dapat membesar saat
terisi urin dan kontraksi untuk mengeluarkan urin ke luar tubuh pada miksi. Saat urin
terkumpul, bagian atas kandung kemih (=fundus) naik ke rongga abdominal dan dapat
dipalpasi. Jika kandung kemih terisi 500 ml, maka seseorang akan berkemih. Jika jumlah
bertambah kandung kemih distensi dan naik diatas simfisis pubis.
Fungsi utama kandung kemih adalah:
Menyimpan urin sementara
Melakukan kontraksi untuk mengeluarkan urin
URETRA
Uretra terdiri dari lapisan mukosa yang membawa urin dari kandung kemih keluar.
Panjang uretra wanita berkisar antara 3-4 cm dan terletak disepanjang dinding anterior
vagina. Kandung kemih wanita berakhir di eksternal urethral orificie atau meatus yang
terbentang antara clitoris dan vagina. Uretra laki-laki panjangnya 15 cm dan terletak
disepanjang penis. Selain saluran untuk urin,uretra juga membawa semen keluar dari
tubuh. Uretra wanita pendek dan meatus berdekatan dengan anus, maka mudah
terkontaminasi bakteri.
Fungsi utama uretra adalah: saluran untuk membuang urin.
DEFINISI
Infeksi saluran kemih adalah adanya invasi mikroorganisme dalam saluran kemih (Slamet
Suyono, ilmu penyakit dalam, 2001)
INSIDEN
Infeksi saluran kemih merupakan infeksi saluran kemih nomor 2 setelah. Infeksi ini
disebabkan oleh berbagai bakteri piogenik terutama oleh Escherichia Coli (diluar rumah
sakit) sedangkan didalam rumah biasanya oleh bakteri dari kelompok pseudomonas,
proteus dan klebsiella.
3) Infeksi genital
a) Epididimis akut
Epididimis akut dapat dianggap sebagai infeksi ascenden saluran kemih. Sering
ditemukan sebagai penyulit infeksi salurn kemih (prostatitis). Kuman penyakit
berasal dari bakteri di uretra prostate yang masuk ke epididimis dari uretra
prostatika melalui duktus ejakulatorius, vesika seminalis, ampula dan vasdeferens.
b) Vesikulitis / radang pada vesika urinaria
c) Orkitis / radang pada scrotum
d) Prostatitis / radang pada prostate
ETIOLOGI
Bermacam-macam mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih
Mikroorganisme Presentasi biakan dengan 10 5 CFU/ml
1. Escherichia Coli 50-90%
2. Klebsiella / Enterobacter 10-40%
3. Proteus Morganella / providencia 5-10%
4. Pseudomonas aeruginosa 2-10%
5. Staphylococcus epidermis 2-10%
6. Enterococci 2-10%
7. Candida Albicans 1-2%
8. Staphylococcus aureus 1-2%
Penyebab terbanyak adalah gram negative yaitu Eschericia Coli karena bakteri tersebut
banyak terdapat dalam saluran usus yang mudah naik ke sistem saluran kemih.
FAKTOR RESIKO
Jenis kelamin dan aktivitas sosial
Uretra perempuan lebih sering didiami oleh basil gram negative karena letaknya
diatas anus ukurannya pendek dan berakhir dibawah labia. Pijatan uretra seperti yang
terjadi selama hubungan seksual menyebabkan masuknya bakteri ke kandung kemih.
Kehamilan
Kecenderungan ISK pada bagian atas selama kehamilan disebabkan oleh penurunan
kekuatan ureter,penurunan peristaltik ureter dan inkompeten sementara katup
vesikouretral yang terjadi selama kehamilan. Kateterisasi sebelum / sesudah
melahirkan menyebabkan infeksi tambahan.
Sumbatan
Adanya halangan aliran bebas urin menyebabkan peningkatan frekuensi ISK. Infeksi
yang berlanjut dapat menyebabkan kerusakan jaringan ginjal yang cepat.
Disfungsi neurogenik kandung kemih
Infeksi dapat diawali oleh penggunaan kateter untuk drainase kandung kemih dan
didukung oleh stasis urin dalam kandung kemih untuk jangka waktu lama
Refluks vesikouretral
PATOFISIOLOGI
Terlampir
MANIFESTASI KLINIK
Disuria: terjadi karena adanya proses infeksi pada saluran kemih yang disebabkan
oleh hubungan seksual / infeksi mukosa uretra.
Polakisuria: terjadi akibat kandung kemih tidak dapat menampung urin > 500 ml
karena mukosa yang meradang sehingga sering kencing.
Frekuensi (sering ingin buang air kecil): disebabkan oleh pengosongan buli-buli
yang tidak tuntas seperti pada hipertropi prostate / gangguan neurologik.
Stranguria: kencing yang susah dan disertai kejang otot pinggang
Tenesmus: rasa nyeri dengan keinginan mengosongkan kandung kemih walaupun
kosong.
Nokturia: sering kencing pada malam hari akibat kapasitas kandung kemih
menurun
Enureksis nocturnal sekunder: ngompol pada orang dewasa
Prostatismus: kesulitan mengurangi kencing dan arus kencing kurang deras.
Gejala-gejala sistemik: demam, muntah, mual, malaise, sakit kepala, rasa tidak
enak / nyeri di pinggang.
PENGOBATAN / PENATALAKSANAAN
Medis
Eradiksi bakteri penyebab dengan menggunakan antibiotic yang sesuai
Mengoreksi kelainan anatomis yang merupakan factor predisposisi
Pengobatan dosis tunggal: cukup aman, mura, efek samping minim, tidak
menggunakan flora usus. Contoh: trimetropin, sulfametosasol 320-1600 mg,
sulfisoksasol 200 mg.
Pengobatan jangka pendek (10-14 hari). Contoh: sefleksin (500 mg
4xsehari)
Pengobatan jangka panjang (4-6 minggu)
Pengobatan profilaksis dosis rendah untuk mencegah infeksi saluran
kemih yang rekuren.
Pembedahan bila terdapat kelainan seperti striktur uretra, ureter junction.
Menghindari makanan yang mengandung kalsium, antarida dan sodium
bikarbonat karena dapat menurunkan penyerapan obat.
Pasien yang diberikan piridium ingatkan bahwa urin menjadi berwarna
merah orange.
Pasien yang diberikan sulfonamid/ciprofloxacin diingatkan bahwa sinar
matahari langsung akan menyebabkan sensitifitas yang akan menyebabkan ruam
dan dianjurkan banyak minum agar terhindar dari kristalisasi dalam ginjal.
Keperawatan
Pemberian diit
Pasien harus meningkatkan asupan cairannya agar diuresis
meningkat 2-3 liter/hari.
Hindari minuman berkafein dan berkarbon
Diit yang dianjurkan: daging, telur, keju dan gandum
Tirah baring dengan aktivitas kembali pada toleransi
Ajarkan klien personal hygiene / perineal hygiene yang baik
Anjurkan untuk memperbanyak cairan agar klien segera buang air bila
sudah urgensi untuk mengurangi stasis urin pada kandung kemih dan menghindari
pertumbuhan urin dan membantu membilas saluran perkemihan
Pasien harus diajarkan untuk tidak menghentikan antibiotic jika gejala
yang dialami telah hilang namun mereka meneruskan hingga 10-14 hari
perawatan.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data identitas
Riwayat kesehatan meliputi: riwayat penyakit terdahulu, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit keluarga
Riwayat psikososial, misal: perasaan cemas /takut, kebiasaan menahan
miksi, kebiasaan minum kopi
Pemeriksaan fisik
2. Diagnosa keperawatan
Nyeri b.d infeksi saluran kemih, spasme vesika urinaria, iritasi mukosa
saluran kemih.
Perubahan pola eliminasi urin b.d infeksi saluran kemih
Infeksi b.d adanya faktor resiko nosokomial, adanya bakteri di saluran
kemih.
3. Rencana Keperawatan
a. Diagnosa : Nyeri b.d infeksi saluran kemih, spasme vesika urinaria, iritasi
mukosa saliran kemih.
Tujuan : Tidak terjadi nyeri
Kriteria hasil : Tidak nyeri waktu berkemih, tidak nyeri pada perkusi daerah
panggul, respon verbal dan non verbal yang menunjukkan
berkurangnya nyeri
Intervensi Rasional
Kaji intensitas nyeri, lokasi, Dengan mengetahui intensitas
durasi dan faktor-faktor yang nyeri maka dapat untuk menentukan
meningkatkan nyeri kondisi dasar klien dan untuk
menentukan tindakan keperawatan
Pantau haluaran urin terhadap selanjutnya.
perubahan warna, bau dan pola Untuk mengidentifikasi indikasi
berkemih, masukan dan haluaran kemajuan / penyimpangan dari hasil
setiap 8 jam dan hasil urinalisasi yang diharapkan
ulang.
Konsul dengan dokter bila
sebelumnya urin kuning gading Dapat memberi tanda kerusakan
menjadi kuning / jingga gelap, jaringan lanjut dan perlu pemeriksaan
berkabut / keruh, pola berkemih lebih luas seperti pemeriksaan radiology
berubah (sering berkemih jika belum dilakukan
dalamjumlah sedikit, perasaan ingin
kencing , menetes-menetes setelah
berkemih, nyeri menetap atau
bertambah
Berikan analgesik sesuai
kebutuhan dan evaluasi Analgesik memblok lintasannyeri
keberhasilannya sehingga mengurangi nyeri
Intervensi Rasional
Pantau suhu klien tiap 4 jam Kenaikan suhu mungkin
dan catat / laporkan bila lebih dari menunjukkan adanya infeksi
38,50C Urin berkabut / keruh dapat
Monitor haluaran urin, catat / mengindikasikan tidak efektifnya terapi
laporkan bila ada berkabut pada medikasi yang diberikan
urin/keruh Meningkatkan haluaran urin,
Anjurkan untuk meningkatkan membantu membilas saluran
intake cairan oral perkemihan, memudahhkan pengeluaran
bakteri
Tawarkan jus Cranberry Dapat mencegah bakteri masuk ke
saluran kemih bagian atas (VU)
Instruksikan pasien untuk Mencegah distensi dan penurunan
segera berkemih kapan saja ada suplai darah ke vesika urinaria dan
keinginan menurunkan kesempatan bakteri untuk
berkoloni
Dapat menurunkan resiko bakteri
Dorong untuk perineal hygiene masuk ke saluran kemih dan mencegah
yang baik pertumbuan bakteri pathogen
Berendam dapat membuka jalan
Sarankan pasien untuk mandi bagi bakteri untuk masuk ke saluran
dengan shower, jangan berendam kemih
Limfogen hematogen kontak langsung pemakaian malnutrisi Pengobatan Gangguan Kolonisasi DM (dgn/
dengan tempat kateter immunosupresif urodinamik bakteri tanpa neuropatik)
infeksi terdekat
daya tahan
tubuh rendah
Gangg. Rasa
nyaman: nyeri
Perubahan pola
eliminasi urin Gangg.
Pola tidur
DEFINISI
Batu ginjal menunjuk kepada pembentukan kalkuli setiap tingkat dalam setiap system
pengumpulan urin. Batu ginjal dapat dibentuk diberbagai tempat pada system renal, batu
terdiri atas garam kalsium, asam urat, oksalat sistin, santin dan strutive. ( Jan Tambayong,
2000). Bila timbul di pelvis renal disebut nefrolitiasis.
ETIOLOGI
Kenaikan konsentrasi bahan penyusun batu urin yang menyebabkan perubahan
pH asam urin. pH asam terdapat lebih banyak kalsium bebas karena kalsium
dilepaskan dari tempat pengikatannya dari protein dan juga disebabkan karena
aktifitas bakteri karena pH yang asam meningkatkan ekskresi kalsium, asam sitrat
dalam air kemih serta menurunkan kadar sitrat air kemih. Perubahan pH juga
dipengaruhi oleh medikasi (obat) misalnya, ammonium klorida atau asam
hidroksamik yang membuat urin jadi asam.
Hiperkalsiuria (absorbsi berlebih kalsium dari usus dan langsung diekskresi di
urin dan juga hiperparatiroid dan vitamin D). Karena vitamin D meningkatkan
absorbsi kalsium dari saluran intestinal.
Kelainan ginjal primer menyebabkan kebocoran kalsium yang
berlebihan,reabsorbsi aktif kalium, kalsium, asam urat di tubulus proksimal secara
transport aktif terganggu.
Ekskresi asam urat yang berlebihan sebagai hasil metabolisme protein yang
disebabkan oleh karena peningkatan purin yang dapat memulai pengendapan oksalat
sehingga terjadi terbentuknya batu kalsium.
Infeksi berulang traktus urinarius, bakteri pengurai urea (proteus vulgaris &
stapilokokkus).
MANIFESTASI KLINIK
Asimtomatik
Mual muntah: karena distribusi ganglion saraf seliaca yang meningkatkan
motilitas lambung.
Hematuria: karena batu merusak dinding organ setempat ataupun karena infeksi
traktus urinarius
Oliguria: batu menyumbat aliran urin
Koliks ginjal: karena spasme saat batu turun melalui ureter
Nyeri di daerah pinggang menjalar kearah selangkang karena batu di ginjal
memberi rangsangan pada ganglion saraf seliaca yang nanti arahnya ke daerah lipat
paha
PATOFISIOLOGI PENYIMPANGAN KDM
Terlampir
PENGOBATAN / PENATALAKSANAAN
Medis
Pemberian bikarbonat / asetazolamid (diamox) untuk mempertahankan pH kemih
> 7,5.
Pembedahan untuk membuang batu diindikasikan bila batu tidak berespon
terhadap penanganan lain.
Terapi laser untuk memecah batu sehingga dapat diekskresikan bersama urin.
Analgesik untuk mengurangi sakit yang berhubungan dengan batu
Medikasi: natrium selulosa fosfat untuk mengikat kalsium yang berasal dari
makanan dalam saluran intestinal, mengurangi jumlah kalsium yang diabsorbsi
dalam sirkulasi. Alopurinol untuk mengurangi kadar asam urat serum dan ekskresi
asam urat ke dalam urin
Pelarutan batu dengan infuse cairan hemolitik missal agen pembuat basa
(alkylating)
Ekskresi Ca ke urin
hiperkalsiuria
mengendap
batu
Perubahan
volume cairan
TRAUMA URETRA
Trauma uretra (striktur uretra) adalah penyempitan lumen uretra akibat adanya jaringan
parut dan kontraksi.
Penyebab:
Cedera uretra akibat insersi peralatan bedah selama operasi transurethral,
kateter indwelling atau prosedur sistoskopi
Cedera akibat peregangan dan cedera yang berhubungan dengan kecelakaan
mobil, uretritis gonorrhea yang tidak ditangani dan abnormalitas congenital
Pengobatan:
Penggunaan logam yang kuat (bougies) untuk mendilatasi area yang
menyempit (membuka jalan)
Eksisi bedah atau uretroplasti
BLADDER TRAUMA
Cedera pada kandung kemih terjadi dari fraktur pelvis dan trauma multiple atau dorongan
abdomen bawah ketika kandung kemih penuh. Trauma tumpul dapat menyebabkan kontusi
(suatu memar berwarna pucat yang besar atau ekimosis akibat masuknya darah ke jaringan
dan keterlibatan segmen dinding kandung kemih) atau rupture kandung kemih secara
ekstraperitoneal, intraperitoneal atau keduanya
TRAUMA RENAL
DEFINISI
Trauma ginjal adalah trauma pada ginjal yang disebabkan oleh banyak hal
diantaranya kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian dan akibat pukulan.
Trauma renal dapat digolongkan berdasarkan mekanisme trauma (tumpul vs
penetrasi), lokasi anatomi, atau keparahan trauma:
1. Trauma renal minor mencakup kontusio, hematom, dan beberapa laserasi
dikorteks ginjal.
2. Trauma renal mayor mencakup laserasi mayor disertai laserasi ruptur
kapsul ginjal
3. Trauma renal kritikal meliputi laserasi multiple yang parah pada ginjal
disertai trauma suplai vaskuler ginjal
ETIOLOGI
Trauma pada ginjal dapat diklasifikasikan menjadi 2:
1. Trauma tumpul, dapat disebabkan oleh:
Kecelakaan lalu lintas
Jatuh dari ketinggian
Cedera atletik
Akibat pukulan
2. Trauma penetrasi
Luka tembak
TES DIAGNOSTIK
Pemeriksaan BNO-IVP untuk mengetahui adanya lesi pada ginjal dan ureter
Pemeriksaan CT Scan abdomen untuk memberikan gambar penampang
ginjal dan saluran kemih serta luasnya lesi invasif pada ginjal
PENGOBATAN
Untuk cedera minor, pasien disuruh tirah baring sampai hematuri hilang, pemberian
infus intravena karena perdarahan retroperitoneal dapat menyebabkan reflek ileus
paralitik, pemberian antibiotic
Pembedahan diindikasikan apabila: cedera vascular, hematom daerah ginjal yang
meluas saat laparatomi
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Identitas klien
Riwayat kesehatan klien
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan diagnostik
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d retensi urin
Penurunan curah jantung b.d perpindahan cairan, deficit cairan
Resiko tinggi perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d katabolisme protein
Resiko tinggi infeksi b.d pemasangan kateter
Nyeri b.d peradangan pada saluran kemih
3. Rencana Keperawatan
a. Diagnosa : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d retensi
urin
Tujuan : Tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Kriteria hasil : input dan output seimbang, tidak terjadi oedem
Intervensi Rasional
Memantau dan mencatat Menentukan kebutuhan cairan
parameter cairan yang penting dan menunjukkan tanda-tanda
Cedera ginjal
RENAL CANCER
Faktor resiko:
Penggunaan tembakau, pajanan dengan zat kimia industri, obesitas dan
dialysis
Manifestasi klinik:
Hematuria
Rasa nyeri dan massa didaerah pinggang
Punggung terasa pegal sebagi akibat dari tekanan balik yang ditimbulkan
oleh kompresi ureter, perluasan tumor ke daerah perirenal/perdarahan kedalam jaringan
ginjal.
Nyeri yang bersifat kolik terjadi jika bekuan darah atau massa sel tumor
bergerak turun melalui ureter
Penatalaksanaan:
Nefrektomi radikal: pengangkutan ginjal dan tumornya, kelenjar adrenal,
lemak perirenal disekitarnya serta fasia gerota dan nodus limfatikus
Terapi radiasi, hormonal atau kemoterapi
Embolisasi arteri renalis untuk menyumbat aliran darah kedalam tumor
sehingga akan membunuh sel-sel tumor
BLADDER NIOPLASMA
Faktor resiko:
Karsinogen dalam lingkungan kerja seperti bahan pewarna, karet, bahan
kult, tinta atau cat
Infeksi bakteri kambuhan/kronis pada saluran kemih
Kebiasaan merokok
Kebiasaan minum kopi
Skistosomiasiskronis yaitu infeksi parasit yang mengiritasi kandung kemih
Manifestasi klinik:
Hematuria berat dan tanpa nyeri
Nyeri di daerah panggul atau punggung jika terjadi metastasis kanker
tersebut
Penatalaksanaan:
Kemoterapi
Radiasi tumor sebelum pembedahan untuk mengurangi penyebaran kanker
lewat sistem sirkulasi darah
Sistektomi (pengangkatan kandung kemih)
KANKER TESTIS
Klasifikasi:
Tumor germinal: timbul dari sel-sel tumor germinal testis (seminoma,
teratokarsinoma, dan karsinoma embrional)
Tumor non germinal: timbul dari epitelium
DEFINISI
Hipertropi prostate adalah suatu pembesaran dari kelenjar prostat yang disebabkan oleh
bertambahnya sel-sel glanduler dan interstitial
ETIOLOGI
Belum diketahui secara pasti tetapi pada umumnya merupakan konsekuensi dari gangguan
endokrin. Hormon testoteron dapat mempengaruhi pertumbuhan prostate sehingga dengan
bertambahnya umur maka jumlah hormon testoteron akan berkurang. Pada orang tua,
bagian tengah yang mengalami pembesaran, hal ini disebabkan hormon androgen
berkurang sedangkan estrogen bertambah.
MANIFESTASI KLINIK
Peningkatan frekuensi berkemih
Nokturia
Dorongan ingin berkemih
Anyang-anyangan
Abdomen tegang
Volume urin menurun dan harus mengejan saat berkemih
Aliran urin tidak lancar
Dribling (dimana urin terus menetes setelah berkemih)
Rasa seperti kandung kemih tidak kososng dengan baik
PATOFISIOLOGI-PENYIMPANGAN KDM
Terlampir
TES DIAGNOSTIK
Pemeriksaan BNO (Blaas Nier Overzicht) yang didapat hanya komplikasi
dari BPH yaitu batu kandung kemih
Pemeriksaan IVP dijumpai lekukan pada dasar kandung kemih yang
disebabkan karena desakan kelenjar prostate yang membesar
Pemeriksaan Cytoskopy atau panendoskopy untuk melihat pembesaran dari
kelenjar prostate dan perubahan sekunder pada dinding kandung kemih
PENGOBATAN/PENATALAKSANAAN
Tindakan non operatif
Kateterisasi dower dan perbaikan keadaan umun
Pemberian antimikrobial dan sizt bath jika peradangan prostate
Pemberian antibiotic sesuai kultur jika terjadi pyuria
Tindakan operatif
TUR (Trans Uretral Resection)
Suprapubic Transversal Prostatektomy
Retropubic Ekstravesical Prostatektomy
Perineal Prostatektomy
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Identitas klien
Riwayat kesehatan klien: kesehatan umum, status fungsional, riwayat medis dan
pembedahan, pengobatan yang sedang dijalani, kebiasaan dan pola berkemih
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan diagnostik
Diagnosa Keperawatan
Perubahan pola eliminasi urin: retensi urin b.d pembesaran prostate
Resiko infeksi b.d retensi urin dan terpasangnya kateter
Gangguan rasa nyaman:nyeri b.d retensi urin akut
Rencana Keperawatan
Faktor usia
Peningkatan estrogen
Kerusakan ginjal
Perubahan pola eliminasi urin
Resiko gagal ginjal
DEFINISI
Gagal ginjal akut adala suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal
(beberapa jam sampai beberapa hari), peningkatan nitrogen urea darah (BUN), kreatinin
serum dan retensi produk sampah metabolic
ETIOLOGI
1. Prarenal
Kejadian fisiologis yang mengakibatkan penurunan sirkulasi iskemia pada ginjal
2. Intrarenal
Kejadian-kejadian fisiologi yang secara langsung mempengaruhi fungsi dan struktur
jaringan ginjal mencakup kejadian yang menyebabkan kerusakan jaringan interstisium
dan nefron
3. Postrenal
Meliputi setiap obstruksi pada aliran urin dari duktus koligentes pada ginjal sampai
orifisium uretra eksternal atau aliran darah vena dari ginjal
Prarenal Intrarenal Postrenal
Dehidrasi Glomerulonefritis akut Batu ginjal
Sepsis/syok Iskemia renal akut Bekuan darah
Syok hipovolemik Obat-obatan Malformasi struktur
Obstruksi vena cava Anti inflamasi Tumor
Trauma dengan perdarahan Neoplasma Prostatisme
Hemoragi Hipertensi maligna Obstruksi uretral
Gangguan GI (diare, muntah) DM
Asidosis berat Komplikasi kehamilan
Syok anafilaksis Infeksi streptokokus
Nefrotoksin
MANIFESTASI KLINIK
Peningkatan BUN dari 15-30 mg/dl
Peningkatan kreatinin dari1-2 mg/dl
Anuria (<50 ml urin/hari)
Oliguria (urin < 400 ml/hari)
PATOFISIOLOGI-PENYIMPANGAN KDM
Terlampir
PENGOBATAN / PENATALAKSANAAN
Hipoalbuminemia proteinuria
Retensi Oliguria
Na & H2O Anuria Katabolisme protein
DEFINISI
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom yang disebabkan penurunan
fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut (Suhardjono,
ilmu penyakit dalam III, 2001).
Gagal ginjal kronik adalah kerusakan pada ginjal yang terus berlangsung dan tidak
dapat diperbaharui (Keperawatan medical bedah, Charlene J. Reeves, dkk).
Gagal ginjal kronik merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang progrsif
dan irreversible dari berbagai penyebab (patofisiologi, Sylvia A Price)
ETIOLOGI
Klasifikasi penyakit Penyakit
Infeksi Pielonefritis kronik
Penyakit peradangan Glomerulonefritis
Penyakit vaskuler hipertensif Nefrosklerosis benigna
Nefrosklerosis maligna
Stenosis arteria renalis
Gangguan jaringan penyambungan Lupus eritematosus sistemik
Poliarteritis nodosa
Sklerosis sistemikprogresif
Gangguan congenital dan herediter Penyakit ginjal polikistik
MANIFESTASI KLINIK
a. Gangguan pada sistem gastrointestinal
Anoreksia, nausea, terbentuknya zat-zat toksik akibat metabolisme seperti
ammonia, metal guanidine.
Foetor uremik disebabkan ole ureum yang berlebihan pada air liur diubah
oleh bakteri dimulut menjadi ammonia sehingga nafas bau amonia
b. Sistem integumen
Kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning-kuningan akibat penumpukan
urokrom. Pruritus akibat toksik uremik dan pengendapan kalsium dibawah kulit
c. Sistem hematologi
Anemia, gangguan fungsi trombosit dan trombositopenia, serta gangguan fungsi
leukosit
d. Sistem saraf dan otot
Pasien merasa pegal pada kakinya sehingga selalu digerakkan (restless legg
syndrome)
Kesemutan dan seperti terbakar terutama di telapak kaki (burning feet
syndrome)
Enselopati metabolic: lemah, tidak bisa tidur, gangguan konsentrasi, tremor,
kejang
Miopati: kelemahan dan hipertropi otot-otot (terutama otot proksimal)
e. Sistem kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada dan sesak napas, gangguan irama jantung, gangguan elektrolit,
edema akibat penimbunan cairan
f. Sistem endokrin
Gangguan seksual, libido , ereksi dan fertilitas menurun pada laki-laki
akibat produksi testoteron dan spermatogenesis yang menurun. Pada wanita timbul
gangguan menstruasi, gangguan ovulasi , amenorea.
Gangguan metabolisme glukosa, resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin
Gangguan metabolisme lemak
Gangguan metabolisme vitamin D
PENGOBATAN / PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Diit
Mempertahankan asupan protein kurang dari 50 gram untuk
memperlambat keparahan GGK.
Diit natrium diberikan untuk mengganti kehilangan garam
Membatasi asupan potassium (tidak menggunakan garam yang
didalamnya terkandung potassium klorid)
Membatasi diit fosfat
Diit protein:
Diit rendah protein I (20 gr protein): makanan cair, saring atau
lunak
Diit rendah protein II (40 gr protein): makanan lunak atau biasa
Diit rendah protein sedang (60 gr protein): makanan lunak atau
biasa
2. Penatalaksanaan konservatif
Memperlambat laju penurunan fungsi ginjal / progresi gagal ginjal:
pengobatan hipertensi, pembatasan asupan protein, mengurangi proteinuria,
mengendalikan hiperlipidemia.
Mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut: mencegah kekurangan cairan,
mencegah sepsis, mengobati hipertensi yang tidak terkendali, menghindari obat-
obat nefrotoksik, mencegah kehamilan.
Pengelolaan uremia dan komplikasinya
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit: Bila terjadi oedem,
asupan cairan dibatasi < 1 liter/hari, untuk keadaan berat < 500 ml/hari, untuk
NaCl < 2-4 gr/hari.
Asidosis metabolik: diit rendah protein 0,6 gr/hari
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Pengkajian umum
Identitas klien: Nama, jenis kelamin, umur
Social ekonomi: pekerjaan
Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang: keluhan onset, frekuensi, durasi
Riwayat kesehatan dahulu: riwayat penyakit ginjal
Riwayat kesehatan keluarga: adakah keluarga yang mengalami GGK
Pemeriksaan fisik
TTV: TD, RR, Suhu, Nadi
Aktivitas/istirahat: gangguan tidur (insomnia/gelisah atau somnolen),
malaise
Sirkulasi: riwayat hipertensi, nyeri dada, disritmia jantung, pucat (coklat
kehijauan, kuning)
Diagnosa keperawatan
Defisit volume cairan b.d kerusakan fungsi ginjal
Kelebihan volume cairan b.d kerusakan fungsi ginjal
Resiko tinggi Cardiac Output b.d peningkatan aktivitas renin
angiotensin-aldosteron
Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen
dan kebutuhan
Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakadekuatan intake makanan
Perubahan proses pikir b.d perubahan fisiologis, akumulasi toksin,
asidosis metabolic, hipoksia, ketidakseimbangan elektrolit
Resti kerusakan integritas kulit b.d pruritus eskoriasi
Gangguan seksual b.d penurunan hormone, libido
Rencana Keperawatan
a. Diagnosa : Defisit volume cairan b.d kerusakan fungsi
ginjal
Tujuan : tidak terjadi deficit volume cairan
Kriteria hasil : tidak adanya dehidrasi
Intervensi Rasional
Kaji status Evaluasi
dan intake cairan, timbang BB. langsung status cairan. Perubahan
tiba-tiba berat badan dicurigai
Evaluasi kehilangan cairan.
turgor kulit, kelembaban dan indikator
Etiologi
GGK
Gg.proses pikir
Gg. seksual
Peningkatan aktivitas
renin-angiotensin
Resti penurunan CO
PERAWATAN NEFROSTOMY
Nefrostomy adalah kateter yang yang disisipkan kedalam pelvis renal melalui luka insisi
pada pinggang atau dengan pemasangan kateter perkutan kedalam ginjal.
Perawatan:
Kaji kemungkinan timbulnya komplikasi seperti perdarahan pada lokasi
nefrostomy , pembentukan fistula dan infeksi
Pastikan drainase tidak tersumbat pada selang nefrostomi atau kateter
(obstruksi akan menimbulkan rasa nyeri, trauma, tekanan, infeksi serta regangan pada
garis jahitan
Jika selang tercabut, laporkan segera kepada dokter agar dokter bedah
dengan segera mengembalikan selang pada tempatnya agar luka nefrostomi tidak
berkontraksi
Selang nefrostomi tidak boleh diklem karena akan menimbulkan
pielonefritis
Selang nefrostomi tidak boleh diirigasi kecuali dilakukan dokter bedah bila
diperlukan
Anjurkan asupan cairan untuk meningkatkan pembilasan ginjal dan selang
secara alami
Ukur volume urin yang mengalir keluar dari selang. Jika pada kedua ginjal
dipasang selang drainase, volume urin yang keluar dari masing-masing selang harus
diukur secara terpisah.
PERAWATAN SISTOSTOMY
Perawatan :
Ukur stoma dan siapkan lubang barier berukuran 0,3 cm lebih lebar dari
stoma dan sesuaikan bentuknya
Lepaskan kertas pelindung dari barier kulit
Lepaskan aplikator yang lama dengan perlahan
Bersihkan kulit peristomal dengan air hangat dan keringkan
Inspeksi kulit peristomal (kulit disekitar stoma) akan adanya irirtasi
Gunakan wick (verband gulung atau tampon) pada bagian atas lubang stoma
untuk mengabsorbsi urin dan menjaga agar kulit tetap kering selama proses
penggantian
Letakkan lubang barier kulit ditengah dan diatas stoma dengan perlahan,
tekan ke perekatnya
Jika menggunakan system dua lapis rekatkan kantong ke pinggiran wafer
yang menempel di kulit
Tutup ujung drainase dibawah kantong
Penutup kantong dapat digunakan atau bagian bawah kantong ditaburi bedak
untuk mencegah perspirasi dan iritasi kulit
Gunakan perekat hipoalergenik disekitar barier kulit
Buang aplikator yang kotor atau cuci kantong kotor dan siapkan untuk
pemakaian berikutnya
DIALISIS
Dialisis adalah difusi partikel larut dari satu kompartemen lain melewati membrane
semipermiabel. Dialisis merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan
cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu melaksanakan proses
tersebut.
Tujuan dialisis adalah untuk mempertahankan kehidupan dan kesejahteraan pasien sampai
fungsi ginjal pulih kembali. Metode terapi mencakup hemodialisis, hemofiltrasi dan
peritoneal dialysis
HEMODIALISA
Definisi:
Hemo berarti darah, dialysis proses pemisahan zat kristaloid dari zat koloid dalam larutan
berdasarkan perbedaan kecepatannya perembesannya melalui selaput semipermiabel
Darah yang mengandung produk sisa seperti urea dan kreatinin, mengalir kedalam
kompartemen dialiser atau ginjal buatan.
Indikasi:
Gagal ginjal akut
Durasi hemodialisa:
Lama hemodialisa disesuaikan dengan kebutuhan klien. Hemodialisa
dilakukan 4-5 jam dengan frekuensi 2 minggu. Hemodialisa juga bisa diberikan 3 x
seminggu dengan durasi selama 4 jam. Idealnya 10-15 jam perminggu
Gambaran Peralatan:
Dialiser atau Ginjal Buatan
Fungsi sistem ginjal buatan:
Membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatinin dan asam
urat
Membuang kelebihan air dengan mempengaruhi tekanan banding antara
darah dan bagian cairan
Mempertahankan sistem buffer tubuh
Mempertahankan kadar elektrolit tubuh
Dialisat atau cairan dialisis
Dialisat adalah cairan yang terdiri atas air dan elektrolit utama dari serum
normal.Dialisat ini dibuat dalam sistem bersih dengan air kran dan bahan kimia
disaring.
Pompa darah
Pompa infuse untuk pemberian heparin
Alat monitor untuk mendeteksi suhu tubuh bila terjadi ketidakamanan,
konsentrasi dialisat, perubahan tekanan, udara dan kebocoran darah
Selang dialisis, untuk mengalirkan darah antara dialiser dan pasien