Anda di halaman 1dari 33

Deteksi Dini Komplikasi Infeksi

Masa Nifas

Hapsari Windayanti S.Si.T.,M.Keb


Program studi Kebidanan Program Sarjana
2019-2020 (gasal)
Penilaian Klinik Deteksi Dini
Komplikasi Nifas
Gejala dan Tanda Diagnosis
- Perdarahan segera seteleh bayi lahir Atonia uteri
- Uterus tidak berkontraksi & teraba
lembek
- Perdarahan segera seteleh bayi lahir Robekan jalan lahir
- Uterus berkontraksi & teraba keras
- Plasenta telah lahir lengkap
- Perdarahan segera seteleh bayi lahir Retensio plasenta
- Uterus berkontraksi & teraba keras
- Plasenta belum lahir setelah 30 mnt
kelahiran bayi
- Perdarahan segera seteleh bayi lahir Rest plasenta/sisa plasenta
- Uterus berkontraksi & teraba keras
- Bagian Plasenta ada yang belum lahir
setelah 30 mnt kelahiran bayi secara
sempurna
Penilaian Klinik Deteksi Dini
Komplikasi Nifas
Gejala dan Tanda Diagnosa
- Uterus tidak teraba Inversio plasenta
- Lumen vagina terisi massa
- Jika plasenta belum lahir, nampak tali
pusat
- Perdarahan setelah 24 jam PP endometritis
- Ada nyeri tekan pada uterus & perut
bagian bawah
- Subinvolusi uterus
- Lokia berbau
- Perdarahan tidak berhenti, encer & Gangguan pembekuan darah
tidak terlihat ada gumpalan darah
- Pada uji pembekuan darah sederhana
terjadi kegagalan pembentukan
gumpalan darah
- Faktor predisposisi : solusio plasenta,
IUFD, eklamsia, emboli air ketuban
Penatalaksanaan
• E:\PELATIHAN\Panduan Implementasi
Program EMAS\A. Panduan Kabupaten
Kota\01 Panduan Kinerja Klinis\1.1 Panduan
Kinerja Klinis di Puskesmas\a. Materi
Panduan\10 Buku Saku Pelayanan Kesehatan
Ibu di Fasilitas Kesehatan.pdf
Infeksi masa nifas
Infeksi bakteri

traktus
genetalia

Infeksi
2 s/d 10 PP masa
nifas

suhu meningkat s/d


38C atau lebih

suhu diukur peroral


sedikitnya 4kali/hari
kemerahan

nyeri

panas
Perubahan
fungsi
bengkak
Faktor Predisposisi
• Anemia
• Malnutrisi/kurang gizi
• Personal hygiene yg kurang baik
• Persalinan dg masalah partus lama, partus
macet, korioamnionitis, persalinan
traumatik/manipulatif, PI yg tidak tepat
Penilaian Klinik
Diagnosis Gejala yg selalu ditemukan Gejala yg mungkin
ditemukan
Metritis/endometritis/endo - Nyeri perut bagian bawah - Perdarahan pervaginam
miometritis - Lokia purulen & berbau - Syok
- Uterus tegang & - Peningkatan leukosit
subinvolusi terutama
polimorfonuklear leukosit
Abses pelvis - Nyeri perut bagian bawah - Demam tdk membaik
- Ada pembesaran perut meskipun diberikan
bagian bawah antibiotik
- Demam yg terus-menerus - Bengkak pd
adneksa/kavum dauglas
Peritonitis - Nyeri perut bagian bawah - Perut yang tegang
- Bising usus tidak ada - Muntah/anoreksia
Infeksi luka perineum dan - Nyeri tekan pd luka - Daerah luka mengeras
luka abdominal disertai keluarnya - Kemerahan di sekitar luka
cairan/darah
- Eritema ringan diluar tepi
insisi
Penilaian Klinik
Diagnosis Gejala yg selalu ditemukan Gejala yg mungkin
ditemukan
Selulitis - Luka terasa nyeri - Daerah luka mengeras
- Eritema ringan di luar tepi - Kemerahan di sekitar luka
insisi - Keluar cairan bernanah
Infeksi pada traktus urinarius - Nyeri saat berkemih - Nyeri & tegang pada
(disuria) daerah pinggang
- Nyeri suprapubik
- Uterus tidak mengeras
- Mengigil
Tetanus - Terjadinya gangguan pada - Sesak nafas
mulut krn adanya - Kejang
kekakuan sendi/trismus
- Punggung melengkung
- Spasme spontan
- Otot perut mengeras/kaku
- Tegang
Istirahat baring

Kompresmenurunkan
demam

Tatalaksana umum

Hidrasi oralminum
banyak pd ibu PP

Penanganan
Perawatan di fasilitas
kesehatan

Tatalaksana khusus Ss kasus


Febris puerperalis
• Suhu s.d 38C atau > (hari ke2 sd 10
PP)pengukuran suhu per oral 4 kali dlm
seharidengan mengecualikan 24 jam
pertama
• Infeksi dapat bersifat genital atau non-genital.
Etiologi
INFEKSI GENITAL
1. Patogen potensial yang berada dalam vagina secara normal :
• Streptococcus anerobik
• Basil gram negative anerobik
• Streptococcus hemolyticus (selain group A)
2. Bakteri yang berasal dari organ visera sekitar :
• E Coli
• Clostridium Welchii
3. Bakteri yang berasal dari organ jauh :
• Stafilokok
• Streptokus Hemolitikus Grup A
4. Mycoplasma hominis

INFEKSI NON-GENITAL
1. Infeksi traktus urinarius : E Coli
2. Infeksi mammae : stafilokok
Patofisiologi
• Setelah kala III, daerah bekas insersio plasentaluka
dengan diameter kira-kira 4 cm, Permukaannya tidak
rata, terdapat benjolan-benjolan, banyak vena yang
ditutupi trombustempat yang baik untuk tumbuhnya
kuman dan masuknya jenis-jenis yang patogen dalam
tubuh wanita.
• Serviks sering mengalami perlukaan pada persalinan,
demikian juga vulva, vagina dan perineum tempat
masuknya kuman patogen.
• Proses radang dapat terbatas pada luka tersebut atau
menyebar di luar luka asalnya
LOKASI DAN PENYEBARAN INFEKSI
• Sebagian besar infeksi nifas yang berasal dari
traktus genitalis merupakan infeksi ascending
dari vagina atau servik dan infeksi pada lokasi
plasenta.
• Penyebaran selanjutnya dari tempat ini dapat
terus ke atas mengenai tuba falopii-
parametrium sehingga menyebabkan pelvio
peritonitis.
DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan payudara : mastitis
2. Pemeriksaan urine : bakteriuria
3. Palpasi abdomen : nyeri abdomen
4. Inspeksi genitalia : infeksi luka jalan lahir
5. Hapusan vagina : pemeriksaan bakteriologi
TERAPI
1. Rawat di RS
2. Antibiotika spektrum luas yang tepat
3. Metronidazole 3x500mg selama 5 hari
METRITIS
(endometritis/endomiometritis)

• Metritis ialah infeksi pada uterus setelah


persalinan.
• Keterlambatan terapi akan menyebabkan
abses, peritonitis, syok, trombosis vena,
emboli paru, infeksi panggul kronik, sumbatan
tuba, infertilitas.
Faktor Predisposisi

• kurangnya tindakan aseptik saat melakukan


tindakan
• kurangnya higien pasien
• kurangnya nutrisi
Tanda dan Gejala

• Demam >38C dapat disertai menggigil


• Nyeri perut bawah
• Lokia berbau dan purulen
• Nyeri tekan uterus
• Subinvolusi uterus
• Dapat disertai perdarahan pervaginam dan
syok
ABSES PELVIS
• Abses pelvis adalah abses pada regio pelvis

Faktor Predisposisi
• Metritis (infeksi dinding uterus) pasca
melahirkan
Diagnosis
• Nyeri perut bawah dan kembung
• Demam tinggi-menggigil
• Nyeri tekan uterus
• Respon buruk terhadap antibiotika demam
tidak membaik meskipun sudah diberikan
antibiotik
• Pembengkakan pada adneksa atau kavum
Douglas
• Pungsi kavum Douglas berupa pus
INFEKSI LUKA PERINEUM DAN
LUKA ABDOMINAL
Definisi
: Infeksi luka perineum dan luka abdominal adalah
peradangan karena masuknya kuman-kuman ke dalam luka
episotomi atau abdomen pada waktu persalinan dan nifas,
dengan tanda-tanda infeksi jaringan sekitar.

Faktor Predisposisi
• kurangnya tindakan aseptik saat melakukan penjahitan
• kurangnya higien pasien
• kurangnya nutrisi
a. ABSES, SEROMA DAN HEMATOMA
PADA LUKA
Diagnosis
• Nyeri tekan pada luka disertai keluarnya cairan
atau darah
• Eritema ringan di luar tepi insisi
b. Selulitis dan fasiitis nekrotikan
Diagnosis
• Luka terasa nyeri
• Eritema dan edema di luar tepi insisi
• Luka mengeras
• Keluar cairan bernanah
• Merah di sekitar luka
TETANUS
Definisi
• Tetanus merupakan penyakit yang langka dan fatal
yang mempengaruhi susunan saraf pusat dan
menyebabkan kontraksi otot yang nyeri.

Diagnosis
• Trismus
• Kaku kuduk, wajah
• Punggung melengkung
• Perut kaku seperti papan
• Spasme spontan
Faktor Predisposisi
• Imuniasasi tidak lengkap / tidak imunisasi
• Luka tusuk
• Sisa paku atau kayu yang menusuk tertinggal
di dalam
• Adanya infeksi bakteri lainnya
Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum : -
b. Tatalaksana Khusus
• Jika terdapat pus atau cairan, bukalah luka dan lakukan
drainase.
• Angkat kulit yang nekrotik, jahitan subkutis dan lakukan
debridemen.
• Jika infeksi hanya superfisial dan tidak meliputi jaringan dalam,
pantau timbulnya abses dan berikan antibiotika:
 Ampisilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 5 hari.
 Ditambah metronidazol 500 mg per oral 3 kali sehari selama
5 hari.
• Jika infeksi cukup dalam, meliputi otot, dan menimbulkan
nekrotik (fasiitis nekrotikan), siapkan laparotomi dan berikan
kombinasi antibiotika sampai jaringan nekrotik telah diangkat
dan 48 jam bebas demam:
Tatalaksana
• Penisillin G 2 juta unit IV setiap 6 jam
• Ditambah gentamisin 5 mg/kgBB IV tiap 24 jam
• Ditambah metronidazol 500 mg IV tiap 8 jam
• Jika sudah 48 jam bebas demam, berikan:
– Ampisilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 5 hari
– Ditambah metronidazol 500 mg per oral 3 kali sehari selama 5
hari
– Catatan : Fasiitis nekrotikan membutuhkan debridemendan
jahitan situasi. Lakukan jahitan reparasi 2-4 minggu kemudian,
bila luka sudah bersih.
• Jika infeksi parah pada fasiitis nekrotikan, rawat pasien di
rumah sakit untuk tatalaksana dan ganti kasa penutup luka
2 kali sehari.
• Metritis, abses pelvis, infeksi luka, perineum &
luka abdominal, tetanus  tatalaksana
..\..\..\PELATIHAN\Panduan Implementasi
Program EMAS\A. Panduan Kabupaten
Kota\01 Panduan Kinerja Klinis\1.1 Panduan
Kinerja Klinis di Puskesmas\a. Materi
Panduan\10 Buku Saku Pelayanan Kesehatan
Ibu di Fasilitas Kesehatan.pdf
MASTITIS

Anda mungkin juga menyukai