Anda di halaman 1dari 4

Analisa

Ny. L Umur 23 tahun G1P0A0 UK 11 minggu dengan abortus imminens


Data Subyektif :
1) Ibu mengatakan bernama Ny L umur 24 tahun
2) Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama dan belum pernah keguguran.
3) Ibu mengatakan HPHT tanggal 23 Maret 2020
4) Ibu mengatakan HPL tanggal 30 Desember 2020
5) Ibu mengatakan keluar flekflek darah dari jalan lahir sejak pukul 13.00 WIB
6) Ibu mengatakan merasa khawatir dengan keadaannya.
Data Subyektif:
1) Keadaan umum sedang
2) Kesadaran composmentis
3) Tanda – tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36,8 oc
4) Palpasi
TFU belum teraba dan teraba ballottement
5) Pemeriksaan dalam
Tampak pengeluaran flek darah sedikit dari vagina , ostium interna tertutup dan
tidak terdapat pembukaan serviks
6) PP Test :(+) positif
Masalah:
Ibu mengatakan merasa khawatir dengan keadaan kehamilannya saat ini karena
mengeluarkan flekflek darah dari jalan lahir.
Kebutuhan:
Berikan dukungan moril, motivasi dan informasi tentang keadaan yang saat ini ibu
mengalami abortus imminens, kehamilan nya masih bisa dipertahankan.
Potensial terjadi abortus insipiens.
Pembahasan
Menurut (Sucipto, Nur Ilhaini. 2013. Abortus Imminens: Upaya Pencegahan,
Pemeriksaan, dan Penatalaksanaan. Balai Pengobatan Islam Aisyiyah Sangkapura,
Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. CDK-206 Vol 40 No. 7, Tahun 2013
Diakses 10 Juni 2020) Diagnosis tanda dan gejala abortus imminens:
1) Pemeriksaan dalam: serviks tertutup, perdarahan dapat terlihat dari ostium, tidak ada
kelainan pada serviks, tidak terdapat nyeri goyang serviks atau adneksa
2) Tes kehamilan positif, dan
3) Pemeriksaan USG tampak janin masih hidup
Pada pasien dengan kasus abortus imminens diagnosa potensial yang kemungkinan dapat
terjadi pada ibu hamil adalah abortus insipiens (Manuaba, 2010).

Penatalaksanaan
1) Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu mengalami
abortus imminens atau ancaman keguguran.
2) Melakukan observasi pengeluaran pervaginam setiap 1 jam untuk mengetahui
pengeluaran darah dan untuk mempermudah dalam penanganan selanjutnya
3) Mengobservasi keadaan umum dan tanda vital ibu dengan melakukan pemeriksaan
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36,8 oc
4) Memberikan dukungan moral dan spiritual pada ibu dan keluarga
5) Menjelaskan kepada ibu pentingnya bed rest total/tirah baring di tempat tidur serta
mengurangi aktivitas baik itu duduk, pergi ke kamar mandi maupun aktivitas lainnya,
menganjurkan ibu agar tetap berbaring di tempat tidur.
6) Memotivasi ibu untuk cukup makan dan minum untuk memenuhi nutrisi ibu dan bayi
dalam kandungan serta mempercepat pemulihan.
7) Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan personal hygiene terutama
pada daerah alat genetalia dengan berganti pembalut 3x sehari dan apabila ingin
BAK atau BAB dianjurkan ditempat tidur memakai pispot dibantu oleh keluarga
atau tenaga kesehatan yang sedang bertugas.
8) Melakukan kolobari dengan dokter Obgyn untuk melakukan rujukan ke pelayanan
kesehatan yang memadai/lengkap (Rumah Sakit) sehingga dapat dilakukan USG
(dengan melakukan USG dapat diketahui buah kehamilan masih utuh atau tidak)
Pembahasan
Menurut (Nugroho, T. 2012. Obsgyn Obstetri Dan Ginekologi. Yogyakarta : Nuha
Medika) Penanganan abortus imminens antara lain:
1) Tirah baring atau istirahat ditempat tidur, hal ini dilakukan agar aliran darah ke uterus
meningkat dan rangsangan mekanik kurang.
2) Bila perlu diberikan obat penenang phenobarbital 3 x 30mg/hari, dan spasmolitika
misalnya papaverin atau tokolitik per infus atau per oral.
3) Dilakukan pemeriksaan USG untuk melihat kehamilan.
4) Penderita bisa dipulangkan setelah perdarahan pervaginam berhenti dengan hasil dari
pemeriksaan kehamilan baik.
5) Menganjurkan kepada pasien untuk memeriksakan kehamilan nya kembali setelah 2
minggu.
Menurut (Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo) penanganan abortus imminens
adalah:
1) Tidak diperlukan pengobatan medik yang khusus atau tirah baring secara total
2) Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas fisik secara berlebihan atau hubungan
seksual
3) Bila perdarahan,
Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi
perdarahan lagi
Terus berlangsung: nilai kondisi janin (uji kehamilan/USG).
4) Pada fasilitas kesehatan dengan sasaran terbatas, pemantauan hanya dilakukan
melalui gejala klinik dan hasil pemeriksaan ginekologi.
Tirah baring merupakan unsur penting dalam pengobatan abortus imminens karena cara
ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang
mekanik. Pada suatu penelitian, 1228 dari 1279 (96%) dokter umum meresepkan
istirahat pada perdarahan hebat yang terjadi pada awal kehamilan, meskipun hanya
delapan dari mereka yang merasa hal tersebut perlu, dan hanya satu dari tiga orang yang
yakin hal tersebut bekerja baik. Meskipun tidak ada bukti pasti bahwa istirahat dapat
mempengaruhi jalannya kehamilan, membatasi aktivitas selama beberapa hari dapat
membantu wanita merasa lebih aman, sehingga memberikan pengaruh emosional.
Dosisnya 24-48 jam diikuti dengan tidak melakukan aktivitas berat, namun tidak perlu
membatasi aktivitas ringan sehari-hari.
(Sucipto, Nur Ilhaini. 2013. Abortus Imminens: Upaya Pencegahan, Pemeriksaan, dan
Penatalaksanaan. Balai Pengobatan Islam Aisyiyah Sangkapura, Pulau Bawean,
Kabupaten Gresik, Jawa Timur. CDK-206 Vol 40 No. 7, Tahun 2013 Diakses 10 Juni
2020)
https://kalbemed.com/DesktopModules/EasyDNNNews/DocumentDownload.ashx?
portalid=0&moduleid=471&articleid=502&documentid=526
Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan
masalahnya. Kebutuhan bagi pasien dengan abortus imminens adalah memberikan
informasi tentang abortus imminens dan memberikan dukungan moral pada pasien
(Sulistyawati, A. 2013. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba
Medika).
Pola makan dan gaya hidup sehat dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim ibu. Dari ibu yang sehat dan dengan bayi yang dikandung juga sehat
adalah keindahan dan kenyamanan tersendiri untuk banyak orang terutama untuk sang
ibu. Salah satu pemeliharaan adalah dengan memperhatikan kecukupan makanan, gizi
atau hal yang sangat diperlukan oleh sang ibu karena kebanyakan kualitas atau mutu
anak dalam kandungan ibu ditentukan oleh mutu makanan yang dikonsumsi. Maka dari
itu alangkah baiknya jika kebutuhan gizi lebih diperhatikan demi bayi dan ibu yang sehat
(Irianto, Koes. 2014. Gizi Seimbang dalam Kesehatan Reproduksi “Balanced Nutrition
in Reproductive Health .Bandung: ALFABETA)

Anda mungkin juga menyukai