Anda di halaman 1dari 14

Ekuitas dan Pemerataan Pendidikan

Ekuitas atau keadilan Pendidikan termasuk dalam skema


pemerataan kesempatan. Pemerataan Pendidikan
menyentuh eksesibilitas dan ekuitas. Prinsip keadilan
Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully
Pendidikan
designed. bermakna
I hope and I believebahwa setiap
that this warga
Template willnegara
your berhak
Time,mendapatkan Pendidikan yang layak.
Money and Reputation.

Distribusi ekuitas Pendidikan di pengaruhi faktor – faktor


kultural, perbedaan individual, bias jender, kemampuan
ekonomi keluarga, lingkungan geografis dan laian – lain.
Meskipun terbuka hak dan peluang yang sama, selalu
memunculkan perbedaan akses populasi untuk menerima
layanan Pendidikan dan pembelajaran yang layak

Tujuan dan konsep ekuitas Pendidikan perlakuan yang berbeda terhadap


Komunitas yang berbeda karakteristiknya, oleh karena itu konsep keadilan
Pendidikan lebih bersifat filosofis, bukan ekonomis.
Kepedulian Pemerintah pada Ekuitas Pendidikan
Ekuitas Menurut bank rumusan bank dunia, Pendidikan Tujuan penetapan kebijakan ekuitas atau keadilan pendidikan dasar
dasar adalah prioritas utama kebijakan publik dan sebagai prioritas adalah semua anak usia sekolah dan anak didik yang
implikasinya adalah semua pemerintah negara harus sedang studi pada jenjang ini dapat belajar secara efektif dan
memprioritaskan anggaran untuk mencapai sasaran memperoleh keterampilan-keterampilan dasar (equire basic skill)
Pendidikan jenjang ini secara universal. sebagai bekal hidup
at this Template will your Time, Money and Reputation.
Pemerintah mempunyai dua kepedulian utama
1. Menggaransi bahwa setiap orang dapat mencapai Pendidikan dasar. 2. Menjamin siswa – siswa yang potensial tidak terhalang
aksesnya pada Pendidikan karena mereka miskin, wanita, dari etnis minoritas, bermukim di wilayah terpencil secara geografis
atau berkebutuhan khusus.
:Sumber BPS diolah
Indikator 2014 2015 2016 2017 2018
Indeks SDM 68,90% 69,55% 70,18% 71,39% 71,98%
Harapan Hidup 68,86% 69,02% 69,17% 69,70% 70,20%
Jumlah Kemiskinan 27,73 Juta 28,59 Juta 27,76 Juta 26,58 Juta 25,95 Juta
Anggaran Pendidikan 353.4 Triliun 390.1 Triliun 370.4 Triliun 419.8 Triliun 444.1 Triliun
Anggaran Kesehatan 59.7 Triliun 69.3 Triliun 67.2 Triliun 75.2 Trliun 81.5 Triliun
Tingkat Buta huruf Umur 15 – 45 1,24% 1,1% 1% 0,94% 0,85
Strategi Mewujudkan Ekuitas Pendidikan
01 Kebijakan
pendidikan dasar menggamit langsung dua dimensi. 02
pemerintah untuk mewujudkan ekuitas jenjang Kebijakan
anggaran
pemerintah
yang
untuk
mencukupi
mengalokasikan
dalam rangka
Pertama, membuka peluang luas bagi anak usia jenjang menegakkan prinsip-prinsip keadilan di bidang
pendidikan
Get a moderndasar untukPresentation
PowerPoint diterima dithat
lembaga sekolah
is beautifully pendidikan
designed. I hope didasari
and I believe that thispertimbangan bahwa
Template will your sebagian
Time,
dengan perlakuan
Money and yang adil.
Reputation. masyarakat sama sekali tidak dapat membayar biaya
Kedua, penyediaan anggaran yang mencukupi bagi atau karena keluarga sama sekali tidak dapat
terwujudnya inisiatif keadilan disertai ukuran-ukuran terhindar dari kehilangan pekerjaan. Sementara itu,
khusus secara material pendidikan, sehingga peserta ’’ukuran-ukuran khusus’’ bermakna bahwa
didik dapat mencapai perolehan pembelajaran pada konsentrasi pemerintah harus terfokus pada jenjang
tingkat kemampuan dan keterampilan dasar yang pendidikan dasar, khususnya sekolah dasar.
diperlukan untuk secara aktif dapat berperan pada
system social dan kelembagaan ekonomi.

Menurut Bank Dunia, pemerintahan suatu Negara harus mampu mengambil kebijakan
03 khusus. Beberapa kebijakan dimaksud meliputi :

•Berani merekrut guru wanita untuk menentukan model-model peran bagi remaja putri;
•Membuat pendidikan khusus yang terjangkau;
•Menggunakan dua bahasa atau lebih di daerah-daerah yang memiliki diversitas linguistik;
•Menyelenggarakan program perbaikan kesehatan;
•Mengadakan perbaikan nutrisi penduduk.
Strategi Mewujudkan Ekuitas Pendidikan

Competitiveness pillars
Strategi Mewujudkan
Strategi Mewujudkan Ekuitas
Ekuitas Pendidikan
Pendidikan

Global Competitiveness Report 2008


Perkembangan Daya Saing 2010-2011
Indonesia
Periode 2009/2010-2010/2011
(Global Competitiveness Report 2010-2011, World Economic
Forum

5.78

4.18

2009-2010

5.20 Komponen Pendidikan mengalami


kenaikan dan memberikan kontribusi
3.91
signifikan terhadap peningkatan daya
saing Indonesia
selama periode 2009/2010-2010/2011

6
Dalam skema Bank Dunia, kebijakan ekuitas pendidikan melibatkan beberapa faktor dominan, yaitu

Ukuran-ukuran khusus
Kebutuhan untuk merangsang Remaja Putri sebagai Target
remaja putri bersekolah. Pada banyak negara dan komonitas,
remaja putri hampir selalu dinomor
duakan dalam skema pendidikan
persekolahan. Salah satu cara yang
Ukuran-ukuran financial ditempuh adalah merekrut sebanyak
mungkin guru wanita, sehingga mereka
Biaya-biaya untuk keperluan operasional pendidikan mencakup : menjadi model peran yang dapat
Biaya transportasi, Pembelian buku, Pembelian lembar kerja
siswa,Pembelian seragam sekolah, Pembelian alat-alat tulis,
merangsang remaja putri untuk
Pembelian untuk kegiatan belajar ekstrakelas dan lain-lain. bersekolah.

Populasi Khusus
Diversitas Bahasa
anak-anak dari kelompok minoritas, anak-anak yang tidak
Pada bangsa-bangsa atau suku bangsa yang bersifat
diuntungkan, anak-anak yang berisiko, dan kelompok anak
multibahasa, menggunakan dua bahasa pengantar
abnormal. Pembiayaan pendidikan bagi anak-anak yang
sangat mendongkrak kemampuan anak didik di bidang
tidak normal ini umumnya mahal sehingga digiring ke arah
membaca pemahaman.
pendidikan dengan pendekatan berbasis komunitas.
Kesamaan dan Ketidakadilan distribusi
Ekuitas Pendidikan berkaitan dengan aspek distribusi, . terutama distribusi anggaran Pendidikan. Distribusi anggaran
Pendidikan biasanya dianalisis dengan terlebih dahulu memperhatikan frekuensi kemunculan nilai yang berbeda dari
variabel antar kelompok yang berbeda pula dalam suatu kelompok masyarakat.
Distrbusi frekuensi (seringnya disajikan dalam bentuk persentase) bisa digambarkan dengan kurva
frekuensi atau histogram. Ukuran ditribusi yang sering digunakan adalah indeks representasi. kurva
konsentarasi yang dikenal dengan kurva lorenz dan koefisien gini.at is beautifully designed. I hope and I believe
that this Template will your Time, Money and Reputation.
Gambar ini menunjukan mekanisme kerja kurva tersebut. Jumlah penerima
pendapatan diyatakan pada sumbu horizontal, tidak dalam arti absolute
melainkan dalam presentase kumulatif. Misalnya, pada titik 20 kita mendapati
populasi terendah (penduduk yang piling miskin) yang jumlahnya meliputi 20%
dari jumlah total penduduk. Pada titik 60 terdapat 60% kelompok bawah,
demikian seterusnya samapi pada sumbu paling ujung yang meliputi 100% atau
seluruh populasi atau jumlah penduduk. Titik A menunjukan bahwa 20%
kelompok terbawah (termiskin) dari total penduduk hanya menerima 10%
pendapatan total, titik B menunjukan bahwa 40% kelompok terbawah hanya
menerima 22% dari pendapatan total, demikian seterusnya bagi masing-masing
4 kelompok lainnya. Perhatikan bahwa titik tengah, yang menunjukan 50%
penduduk hanya menerima 30% dari pendapatan total.
, Money and Reputation.
JENIS – JENIS KEADILAN
PENDIDIKAN
Ada bukti – bukti yang menunjukkan bahwa
kelompok tertentu di negara – negara
berkembang memperoleh akses pendidikan
secara baik. Sebaliknya, di negara – negara
berkembang lain, sebagian komunitas memiliki
akses rendah terhadap pendidikan.
• Jenis kelamin
• Latar belakang sosial;
• Latar belakang ekonaomi; Fields (1980)
• Daerah pedesaan dan perkotaan; menemukan banyak
• Perbedaan ras; perbedaan dalam
• Perbedaan bahasa; partisipasi
• Perbedaan agama. pendidikan secara
individu. Perbedaan
itu dapat di
kelompokkan atas
beberapa dimensi,
yaitu :
Ada tiga jenis keadilan pendidikan, yaitu
Keadilan secara horisontal yaitu perlakuan (treatment) yang sama terhadap orang,
kelompok, atau institusi yang sama. Misalnya, subsidi kepada sekolah didasari atas
perhitungan secara biaya satuan (unit cost) dengan menggunakan siswa sebagai
satuannya.

Keadilan secara vertikal, yaitu perlakuan yang berbeda untuk orang – orang,
kelompok, atau lembaga yang berbeda. Misalnya, subsidi sekolah didasari atas
pertimbangan apakah sekolah itu berada di daerah

Keadilan pendidikan secara terintegrasi, beranjak dari asumsi bahwa ketidakadilan


03 pada satu generasi tidak selalu abadi. Misalnya, pemberian subsidi sekolah didasari
program yang ditawarkan oleh tiap –tiap sekolah.
Faktor Geografis Penerimaan Siswa
Faktor geografis atau daya jangkau berpengaruh langsung
terhadap pemerataan dan keadilan di bidang pendidikan. Menurut Mass dan Criel (1982), tingkat
Realitas menunjukkan, makin terpencil suatu daerah, ketidakmerataan relatif dalam alokasi kesempatan
makin sulit masyarakat daerah tersebut untuk disentuh pendidikan secara negatif berkorelasi dengan tingkat
dengan layanan pendidikan yang baik, kesadaran absolut dari pembagian layanan sosial. Pemikiran
Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed. I hope and I believe that this Template will your Time,
masyarakat akan pendidikan rendah, di samping mereka
Money and Reputation. tersebut mempunyai implikasi penting bagi
hidup dalam daerah kemiskinan. Kondisi inilah yang keputusan untuk melakukan investasi pada fasilitas
antara lain memunculkan fenomena ketidakadilan atau pendidikan. Jika suatu negara berhasil meningkatkan
ketimpangan fasilitas pendidikan di negara-negara tingkat rata-rata penerimaan siswa, ketidakadilan
berkembang. secara menyeluruh dapat dikurangi.

:Sumber BPS diolah


Jumlah Program Studi (semua bidang)
dan Jumlah Penduduk

4.486

12.985 2.633
2.266
3.550
5.543 1.685 1.038
4.393
1.035
4.846
3.089 760.855
2.202 4.393

7.446 3.626
1.713 2.231 2.851
7.596 8.033
9.588 1.531

32.380
10.644
43.021
37.476 3.891
3.452
4.496 4.679
3.016 Jumlah Program Studi
273.348 Jumlah Penduduk (ribu jiwa)

:Sumber BPS diolah


Kesimpulan

Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed. I hope and I believe that this Template will your Time,
Tingkat
Money and ketidakadialan
Reputation. distribusi kesempatan pendidikan sangat bervariasi di banyak negara, termasuk di
Indonesia yang wilayahnya sangat luas dan kondisi geografisnya sangat beragam. Di beberapa negara,
distribusi pendidikan sedikit lebih adil, namun di negara lainnya, penerimaan siswa atau alokasi tempat
sekolah sangat bervariasi antara provinsi, distrik, kabupaten, kota, dan desa serta antara laki-laki dan
perempuan dan lainnya. Hal ini memunculkan ketidakadilan dalam alokasi dana yang diterima oleh siswa
untuk tiap-tiap sekolah. Keadaan ini menggiring kita untuk sampai pada kesimpulan bahwa negara dengan
tingkat partisipasi yang relatif tinggi cenderung mempunyai distribusi siswa yang relatif sama. Sebaliknya,
negara-negara dengan penerimaan siswa yang rendah secara nasional mempunyai distribusi penerimaan
yang tidak sama.

Anda mungkin juga menyukai