Anda di halaman 1dari 17

DISUSUN OLEH :

KELOMPPOK 5
Infark Miokard Akut adalah terjadinya nekrosis
miokard yang cepat disebabkan oleh karena
ketidakseimbangan yang kritis antara aliran darah
dan kebutuhan darah miokard(Widiastuti, 2001)
Infark Miokard Akut (IMA) mengacu pada proses
rusaknya jantung akibat suplai darah yang tidak
adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang
(Smeltzer & Bare, 2002).
1. Merokok
2. Konsumsi alkohol
3. Infeksi
4. Hipertensi sistematik
5. Obesitas
6. Kurang olahraga
7. Penyakit diabetes
1. Penyebab utama adalah rupture plak ateroskerotik dengan
akibat spasme dan pembentukan gumpalan
2. Hipoksia yang disebabkan keracunan karbon monoksida
atau gangguan paru akut. Infark pada keadaan ini biasanya
terjadi bila kebutuhan miokard secara dramatic relative
meningkat dibandigkan aliran darah
3. Emboli arteri koroner yang mungkin disebabkan oleh
kolesterol atau infeksi
4. Vasospasm arteri koroner
5. Arteritis
6. Abnormalitas Koroner, termasuk aneurysma arteri koroner
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Riwayat keluarga
4. RAS
1. Infark miokard dengan Elevasi ST
Infark miokard akut dengan elevasi ST (STEMI) umumnya
terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak
setelah okulasi trombus pada plak aterosklerosis yang sudah
ada sebelumnya.
2. Infark miokard akut tanpa st elevasi (Nstemi)
NSTEMI dapat disebabkan oleh penurunan suplai oksigen dan
atau peningkatan kebutuhan oksigen miokard yang diperberat
oleh obstruksi koroner. NSTEMI terjadi karena trombosis akut
atau proses vasokontriksi koroner. Trombosis akut pada arteri
koroner diawali dengan adanya ruptur plak yang tak stabil.
Penyebab sumbatan tidak diketahui. Diperkirakan adanya
penyempitan arteri koronaria yang disebabkan karena
penebalan dari dinding pembuluh darah, vasospasme, emboli
atau thrombus. Karena penyempitan pada dinding pembuluh
darah pada arteri koronaria menyebabkan suplai oksigen yang
menuju kejantung berkurang, jantung yang kekurangan
oksigen akan merubah metabolisme yang bersifat aerob
menjadi anaerob, perubahan ini menyebabkan penurunan
pembentukan fosfat yang berenergi tinggi dimana hasil akhir
dari metabolisme anaerob ini berupa asam laktat, apabila
berlangsung lebih dari 20 menit akan terjadi iskemia jantung
yang meningkat, sehingga akan menyebabkan nyeri dada yang
hebat bahkan karena nyeri dada yang hebat tersebut terjadi
syok kardiogenik.
1. Nyeri dada
2. Sesak nafas
3. Gejala Gastrointestinal (mual, muntah)
4. Palpitasi
5. Pusing
6. Diaforesis
1. Aritmia
2. Brakikardia Sinus
3. Brakikardia Sinus
4. Gangguan Hantaran Atrioventrikular
5. Asistolik
6. Takikardia sinus
7. Kontraksi Atrium Premature
8. Takikardia Supraventrikel
1. EKG
2. Pemeriksaan Laboratorium Darah
3. Kateterisasi Jantung (Coronary Angiography)
4. Radiologi.
5. Ekhokardiografi.
1. NTG (Nitrogliserin)
2. Aspirin
3. Morfin sulfat
4. Oksigen
5. Heparin
6. Trombolitik
7. PCI (Percutaneus Coronary Intervention )
1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (iskemia jaringan
sekunder terhadap sumbatan arteri )
2. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan antara
suplai oksigen dan kebutuhan
3. Risiko penurunan curah jantung b/d penurunan
prelod/peningkatan tahanan vaskuler sistemik (TVS)
1. Nyeri akut b.d cedera agen fisik
Intervensi :
a. Pantau / catat karakteristik nyeri
b. Observasi terhadap nyeri
c. Kaji ulang riwayat angina sebelumya, nyeri meneupai angina,
atau nyeri IM. Diskuikam riwayat keluarga.
d. Berikan lingkungan yang tenang.
e. Membantu melakukan tehnik relaksasi, misal napas dalam
perlahan,
f. Kolaborasi
-Berikan oksigen dengan kanula nasal 2 L/menit
- Berikan obat sesuai indikasi : aspirin 100 mg/ hari, reteplase,
trinitrate gliseril, morfin 2-4 mg/ 5 menit jika nyeri dada
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbanagan antara suplai
oksigen dan kebutuhan
Intervensi :
1. Kaji kemampuan pasien
2. Kaji kehilangan/ gangguan keseimbangan gaya jalan,
kelemahan otot pada pasien.
3. Berikan lingkungan tenang
4. Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap
pusing
5. Prioritaskan jadwal asuhan keperawatan untuk
meingkatkan istirahat
6. Berikan bantuan dalam aktivitas/ambulasi
7. Anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila
palpitasi, nyeri dada, nafas pendek
3. Resiko Penurunan curah jantung b/d penurunan prelod/peningkatan
tahanan vaskuler sistemik (TVS)
Intervensi :
1. Auskultasi dada pasien
2. Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi sesuai indikasi.
3. Catat terjadinya S3 , S4
4. Adanya murmur/gesekan.
5. Auskultasi bunyi napas.
6. Pantau frekuensi jantung dan irama. Catat distritmia melalui telemetri.
7. Catat respon terhadap aktivitas dan peningkatan istirahat dengan cepat.
8. Berikan pispot disamping tempat tidur bila tak mampu ke kamar mandi
9. Berikan makanan kecil / mudah dikunyah.
10. Kolaborasi
-Kaji ulang seri EKG
-Kaji foto dada.
-Pantau data laboratorium : contoh enzim jantung, GDA, elektrolit.

Anda mungkin juga menyukai