Anda di halaman 1dari 54

Alkena dan Alkuna

Nama Kelompok :
1. Annisa Khoirur R (08.2018.1.01817)
2. Ayu Retno Sari (08.2018.1.01819)
3. Decky Achmad N (08.2018.1.01834)
4. Nur Aini Rahma (08.2018.1.01835)
1. Alkena
a. Alkena ialah suatu hidrokarbon yang mengandung suatu ikatan
rangkap dua.
b. Dalam sistem IUPAC , alkena berantai lurus diberi nama
menurut alkana induknya dengan mengubah akhiran –ana
menjadi –ena

c. Sifat fisis alkena


- senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air.
- Alkena dapat larut dalam alkena lain, pelarut-pelarut nonpolar
dan etanol.
- Pada temperatur kamar alkena yang memiliki dua, tiga dan
empat atom karbon berwujud gas. Sedangkan Alkena dengan
dengan berat molekul lebih tinggi dapat berupa cair dan
padatan pada suhu kamar
2. Alkuna
a. Alkuna ialah suatu hidrokarbon yang mengandung suatu
ikatan rangkap tiga (–C≡C–).
b. Dalam sistem IUPAC, akhiran untuk suatu alkuna adalah –
una

c. Sifat fisis alkuna


• Alkuna-alkuna suku rendah pada suhu kamar berwujud gas,
sedangkan yang mengandung lima atau lebih atom karbon
berwujud gas.
• · Tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut-pelarut
organik yang non polar seperti eter, benzena, dan karbon
tetraklorida.
Spektra Inframerah Alkena dan Alkuna
Alkena seperti RR’C=CHR, dan yang menimbulkan rangkap
C=C dapat menyerap radiasi inframerah dengan absorpsi
pada 1600-1700 cm-1. sedangkan absorpsi yang
ditimbulkan oleh ikatan karbon-hidrogen vinilik atau alkenil
(=C-H) kira-kira 3000-3100 cm-1.
Sedangkan pada alkuna C≡C absorpsi terjadi pada 2100-2250
cm-1, namun tidak ada gugus yang menyerap di daerah ini
kecuali C≡N dan S-H
Spektra nmr
Pada alkena geseran kimia untuk proton vinil terjadi dengan
nilai sekitar 5 ppm, posisi ini tergantung pada letak ikatan
rangkap dalam rantai hidrokarbon. Pada umumnya proton
yang terletak di ujung menyerap di daerah 4,7 ppm
sedangkan yang terletak pada bukan ujung menyerap di
daerah 5,3 ppm.
Pada Alkuna tipe RC≡CR tidak mempunyai proton sehingga
tidak mempunyai absorpsi nmr, tetapi pada RC≡CH
menunjukkan absorpsi untuk proton alkunil adalah sekitar 3
ppm
Pembuatan Alkena dan Alkuna
1. Alkena dibuat dengan reaksi eliminasi alkohol atau alkil halida.
Terdpat 3 cara
a. Alkohol primer
alkohol primer akan bereaksi eliminasi dengan lambat melalui
reaksi E2
b. Alkohol sekunder

c. Alkohol tersier
Mengalami eliminasi dengan cepat jika menggunakan reaksi
E1, alkil halida tersier menjalani eliminasi bersama basa
dengan reaksi E2. dalam kedua kasus ini yang bagus adalah
ketiga gugus R dari R3CX atau R3COH harus sama.
2. Alkuna

a. Asetilida
Merupakan pengolahan suatu alkuna dengan basa kuat.
Reaksi ini memberikan suatu rute simetris untuk
memperoleh alkuna lebih simetris
b. Reaksi dengan suatu alkil halida

c. Pembuatan RC≡CMgX
reagensia Grignard alkunil dapat dibuat dengn reaksi antara
suatu reagensia Grignard dan suatu 1-alkuna dimana
Grignard sebagai basa sementara alkuna sebagai asam
Pratinjau reaksi adisi
- Dalam suatu reaksi adisi alkena , ikatan pi terputus dan pasangan elektronnya digunakan untuk
membentuk ikatan sigma baru.
- Umunya ikatan rangkap karbon-karbon tidak diserang oleh nukleofil karena tidak memiliki atom
karbon yang positif, namun elektron pi yang tidak terlindungi dalam ikatan rangkap karbon-
karbon akan menarik elektrofil (H+) kemudian elektrofil diserang nukleofil dan menghasilkan
produk
Adisi Hidrogen Halida
Hidrogen halida mengadisi ikatan pi alkena akan
menghasilkan alkil halida, sedangkan alkuna bereaksi
dengan cara yang sama dan menghasilkan halida
vinilik atau 1,1-dihaloalkana
Relativitas HX dalam reaksi ini adalah HI>HBr>HCl>HF. Asam
terkuat adalah HI bersifat paling reaktif, sedangkan yang
paling lemah adalah HF bersifat tidak reaktif.
Suatu hidrogen halida yang mengandung ikatan H-X yang
sangat polar dapat dengan mudah melepaskan H+ kepada
ikatan pi suatu alkena.
- Reaksi adisi elektofilik yaitu serangan awal yang dilakukan
oleh sebuah elektrofilik
Aturan Markovnikov
• Bila alkena tidak simetris (gugus yang terikat pada kedua karbon sp2
tidak sama), mengalami adisi dengan HX, dimungkinan diperoleh
produk yang berlainan.
• Dalam adisi HX kepada alkena tak-simetris, H+ dari HX akan berikatan
dengan karbon yang berikatan rangkap, dan memiliki atom hidrogen
yang paling banyak
Adisi Anti Markovnikov dari HBr
• Khusus Adisi HBr (tidak bagi HX lainnya) kepada alkena terkadang
berjalan mematuhi aturan Markovnikov,tetapi kadang-kadang tidak.

• Alkil bromida hanya diperoleh jika dalam campuran terdapat


peroksida atau O2. Bila ada O2 atau peroksida, adisi HBr berjalan
dengan mekanisme radikal bebas, bukan mekanisme ion.
• Pembentukan Br

• Adisi Br kepada Alkena

• Bila Br menyerang alkena, maka terbentuk radikal bebas yang stabil.


Urutan kestabilan radikal bebas : tersier>sekunder>primer.
Adisi H2SO4 dan H2O pada Alkena
• Adisi H2SO4 dan H2O pada alkena mengikuti aturan Markovnikov. Adisi
H2SO4 pada alkena menghasilkan alkil hidrogen sulfat.

• Dalam larutan asam kuat (H2SO4 dalam air), air mengadisi ikatan
rangkap dan menghasilkan alkohol. Reaksi ini disebut hidrasi.
• Tahap pertama ialah protonasi alkena dan menghasilkan karbokation
• Tahap kedua ialah adisi suatu nukleofil ke karbokation

• Alkuna juga menjalani hidrasi, hidrasi pada alkuna akan menghasilkan


keton
Hidrasi dengan Menggunakan Merkuri Asetat
• Pertama, akan terjadi hidrolisis merkuri asetat di dalam air. Akibatnya
akan terbentuk ion merkuri yang bermuatan positif. Ion yang
bermuatan positif ini kemudian akan mengaktivasi C ikatan rangkap
untuk melakukan transfer elektron.
• Setelah itu, C akan mengikat merkuri asetat tersebut. Ikatan antara C
yang pertama dengan merkuri asetat menyebabkan ikatan elektron
dari C yang lain tertarik dan cenderung bermuatan positif. Namun,
pada oksimerkurasi ini ada suatu keistimewaan, dimana walaupun C
cenderung bermuatan positif, namun C tersebut memiliki
kecenderungan yang sama untuk kemudian berikatan dengan merkuri
asetat membentuk jembatan trisiklik merkuri.
• Terbentuknya jembatan trisiklik ini menyebabkan kondisi tidak stabil.
Pada saat yang sama terjadi serangan nukleofil dari molekul air yang
pada akhirnya akan menstabilkan kondisi. Ikatan yang terbentuk
antara C dengan atom O dari H2O menyebabkan ikatan trisiklik putus
dan O kemudian berikatan dengan C.
• H Cenderung lepas dan memberikan sepasang elektronnya kepada O
dan atom O kemudian menjadi stabil.
• Pada proses demerkurasi, terjadi reduksi oleh natrium borohidrida
terhadap asetat sehingga pada proses demerkurasi, atom H dari
natrium borohidrida akan memiliki kemampuan untuk berikatan
dengan C yang sama yang mengikat merkuri asetat. Akibatnya, C
menjadi tidak stabil. Oleh karena itu, untuk menstabilkannya maka
merkuri asetat dilepaskan sehingga terbentuklah senyawa alkana
Adisi Borana kepada alkena
• Diboran (B2H4) terdisosiasi membentuk boran (BH3). Boran akan
bereaksi dengan alkena membentuk organoboran (R2B). Reaksi ini
terdiri dari 3 langka reaksi. Dalam masing-masing tahap, satu gugus
alkil ditambahkan dalam boran sampai semua atom hidrogen telah
digantikan oleh gugus alkil. Reaksi ini disebut hidroborasi.
Stereokimia Hidroborasi
• Bila borana mengadisi suatu ikatan rangkap, atom boron dan ion
hidrida akan terikat pada kedua atom karbon ikatan rangkap tadi,
sehingga B dan H mengadisi satu sisi atau berhadapan, disebut cis-
adisi atau sin-adisi
Adisi Halogen kepada Alkena dan Alkuna
• Alkena dan alkuna dapat bereaksi dengan halogen (Cl2, Br2, I2)
membentuk alkil halida
• Reaksi ini terjadi melalui penambahan X2 pada ikatan rangkap alkena
maupun alkuna untuk membentuk senyawa alkana
Serangan Elektrofilik dari X2
Bila X2 mendekati elektron-elektron ikatan pi, diimbaslah polaritas
dalam molekul X2 itu oleh tolak-menolak antara alektron pi dan
elektron-elektron dalam molekul X2.
Seraya ikatan X-X itu menjadi makin terpolarisasi, ikatan itu makin lama
makin lemah sampai akhirnya patah. Hasilnya ialah sebuah ion halida
dan sebuah ion organohalogen yang bermuatan positif, disebut ion
halonium. Terdapat bukti bahwa ion halonium bukanlah sebuah
karbokation sederhana, melainkan bertitian. Dalam kasus adisi X2
kepada etilena atau sesuatu alkena simetris lain, ion halonium
bertitian ini simetris, dengan X terikat sama kuat pada masing-masing
karbon.
• Jika alkena itu tak simetris, sebagian besar muatan positif akan
diemban oleh karbon yang lebih tersubtitusi. Di sini berlaku kestabilan
karbokation.
Serangan-anti dari X
• Ion-antara bertitian itu bermuatan positif dan berenergi tinggi.
Seperti suatu karbokation, hadirnya dalam larutan hanya sementara;
reaksi menjadi lengkap oleh serangan suatu nukleofil (dalam hal ini
Br). Sebuah ion negatif Br tak dapat menyerang sebuah karbon dari
zat-antara bertitian itu dari atas; sisi itu telah diblokade oleh titian Br.
Oleh karena itu Br menyerang dari sisi yang berlawanan. Hasilnya
ialah suatu anti-adisi dari Br2 kepada ikatan rangkap.
Adisi campuran
• Reaksi brominasi alkena berlangsung lewat sebuah zat-antara ion
brominium, yang disusul dengan serangan oleh sebuah ion bromida,
menghasilkan dibromina
Adisi halogen dan air
• Bila suatu alkena iolah dengan campuran Cl2 dan Br2, dalam air, akan
terbentuk 1,2-halohidrin(suatu senyawa dengan X dan OH pada atom-
atom karbon berdampingan).
Reaksi umum:
Adisi Karbena kepada Alkena
• CH2 (metilena) adalah salah satu kelompok zat-antara yang sangat
reaktif yang disebut karbena. Terdapat 2 jenis metilena; metilena
singlet, dengan karbon tehibridisasi-sp2 dan metilena triplet, dengan
karbon terhibridisasi-sp.
• Pengubaan CHCl3 menjadi Cl2C: dihubungkan dengan reaksi eliminasi
alkil yang artinya basa itu menggeser HCl dari molekul tersebut
• Hidrogenasi katalik
Adisi katalik gas hydrogen kepada suatu alkena atau alkuna adalah suatu reduksi dari senyawa berikatan pi.

• Kerja Suatu Katalis


Reaksi hidrogenasi bersifat eksoterm, tetapi reaksi ini tidak berjalan secara spontan karena energi pengaktifan sangat tinggi.
Reaksi ini akan berjalan lancar bila ditambahkan katalis.
Diagram Energi Untuk Suatu Reaksi
Hidrogenasi
• Stereokimia Hidrogenasi
Sin adisi muncul pada reaksi yang berlangsung pada suatu permukaan. Pendekatan H2 pada satu sisi saja lebih menghuntungkan
daripada pendekatan ke dua sisi. Jika produk-produk hidrogenasi mampu berisomeri geometric, maka produk cis dijumpai
sebagai produk yang lebih melimpah.

• Kalor Hidrogenasi Menunjukan Kestabilan Alkena


Kalor hidrogenasi suatu alkena ialah selisih energi antara awal dan alkana produk nya. Kalor ini dihitung dari banyaknya kalor
yang dibebaskan dalam suatu reaksi hidrogenasi.
Diagram Perbandingan Kalor-Kalor Hidrogenasi ketiga Butena yang
Menghasilkan Butana Bila Direduksi
• Kestabilan Alkena
1. Alkena yang memiliki lebih banyak gugus alkil pada kabon berikatan-pi, akan lebih stabil.

2. Diena terkonjugasi lebih stabil dari pada diena yang ikatan-ikatan rangkapnya terisolasi, dikarenakan pada diena terkonjugasi
terjadi delokalisasi rapatan electron-pi.
3. trans-alkena akan lebih stabil daripada cis-alkena, karena tolak menolak sterik lebih rendah dalam trans-alkena.

• Hidrogenasi Lemak dan Minyak


Molekul lemak hewani dan minyak nabati mengandung rantai hidrokarbon yang Panjang. Pada minyak nabati, rantainya tak jenuh
ganda. Sedangkan pada lemak padat hanya memiliki beberapa ikatan rangkap.
Suatu minyak nabati dapat diubah menjadi zat yang lebih bersifat padat oleh hidrogenasi parsial, dimana proses ini disebut
dengan pengerasan.
• Oksidasi Alkena
Reaksi yang melibatkan oksidasi ikatan rangkap karbon-karbon dapat dikelompokkan menjadi 2 gugus umum
yaitu :
a. Oksidasi ikatan pi tanpa pemutusan ikatan sigma

b. Oksidasi ikatan pi yang memutuskan ikatan sigma

• Pembentukan Diol
Reagensia yang sering digunakan untuk mengubah alkena menjadi suatu 1,2 diol ialah larutan KMnO4 dalam air,
osmium tertroksida (OsO4) yang diikuti reduksi dengan reagensia seperti Na2SO3 atau NaHSO3.
• Reagensia Untuk Oksidasi Alkena

• Pembentukan Epoksida
Pengolahan suatu alkena dan asam peroksibenzoat (RCO3H) dalam pelarut lamban seperti CHCl3 atau CCl4, menghasilkan epoksida
atau oksirana. Asam peroksibenzoat dan asam m-kloroperoksibenzoat merupakan asam peroksi yang lazim digunakan.
• Pemutusan SN2 daru epoksida dari sikloalkana akan menghasilkan trans-1,2 diol. Sedangkan untuk oksidasi alkena oleh OsO4
atau KMnO4 dingin akan menghasilkan cis-1,2 diol. Jadi kedua macam diol dapat dibuat dari suatu alkena, bergantung pada
macam reagensianya.

• Oksidasi Bersama Pemaksapisahan


Struktural alkena yang menentukan produk pemaksapisahan oksidatif ialah ada tidaknya atom hydrogen pada karbon sp2. jika
karbon alkena tidak mengikat atom hydrogen, maka pemaksapisahan oksidatif akan menghasilkan sepasang molekul keton.

Jika tiap karbon alkena mempunyai satu hydrogen yang terikat padanya, maka produk pemaksapisahan oksidatif akan
menghasilkan aldehida atau asam karboksilat.
• Jika satu sisi ikatan rangkap itu terdisubtitusi sedangkan sisi yang lain bermonosubtitusi, maka pemaksaoksidatif akan
menghasilkan suatu keton dari sisi disubtitusi dan suatu aldehida atau asam karboksilat dari sisi monosubtitusi.

• Pemaksapisahan KMnO4
Suatu larutan KMnO4 panas merupakan zat pengoksidasi yang kuat, yang hanya menghasilkan keton dan asam karboksilat.

Pada kondisi oksidasi yang kuat ini, karbon dari suatu ikatan rangkap ujung akan dioksidasi menjadi CO2

Pembentukan CO2 disebabkan oleh teroksidasinya asam formiat yang teroksidasi lebih lanjut menjadi asam karbonat yang
kemudian terurai menjadi CO2 dan H2O
• Ozonolisis
Ozonolisis digunakan untuk menetepakan struktur suatu senyawa tak jenuh karena reaksi ini menyebabkan degredasi molekul
besar menjadi molekul yang lebih kecil. Suatu molekul ozon terdiri dari 3 atom oksigen yang terikat dalam suatu rantai. Kedua
ikatan O-O sama Panjang dengan sudut ikatan 116o. Struktur paling tepat digambarkan sebagai suatu hibrida resonansi.

Ozonolisis terdiri dari dua rekasi yang terpisah, yaitu :


a. Oksidasi alkena oleh ozon menjadi suatu ozonida

Oksidasi awal biasanya dilakukan dengan mengalirkan


ozon ke dalam larutan alkena dalam suatu inert seperti
CCl4. ozon menyerang ikatan pi untuk menghasilkan
1,2,3-triosolana. Zat ini kemudian mengalami
pematahan ikatan sigma karbon yang menghasilkan
suatu ozonide (1,2,4-trioksolana).

b. Oksidasi atau reduksi ozonide itu. Jika ozonide diselesaikan secara reduktif, maka karbon monosubtitusi dari alkena akan
menghasilkan aldehida. Jika diikuti penyelesaian oksidatif maka karbon monosubtitutisi akan menghasilkan asam karboksilat.
Dalam kasus itu, karbon disubtitusi alkena akan menghasilkan keton.
• Adisi 1,2 dan Adisi 1,4 pada Diena Konjugasi
Dalam system diena-terkonjugasi reaksi adisi sederhana seperti ini disebut adisi-1,2 suatu istilah yang merujuk adisi kepada
karbon pertama dan kabonn kedua dari sister diena terkonjugasi berkarbon empat, dan tidak harus nomor-nomor tata nama.

Dalam reaksi adisi-1,4, satu ekuivalen reagensia mengadisi kedua karbon ujung (karbon 1 dan 4) dari sitem diena. Ikatan rangkap
yang tinggal akan berada ditengah system diena yang orisinil.

Mekanisme untuk adisi-1,2 sama dengan mekanisme reaksi kepada ikatan rangkap terisolasi dimana reaksi 1,3 butadiene
berlangsung lewat karbokation sukender yang lebih stabil, dan tidak melalui +CH2CH2CH=CH2 yang kurang stabil.
Mekanisme untuk adisi-1,4 merupakan perpanjangan langsung dari adisi-1,2. kation alilik yang stabil pada karbon 2 maupun
karbon 4 terdapat muatan positif parsial. Serangan pada karbon 4 akan menghasilkan produk adisi-1,4.

Dalam reaksi antara 1,3-butadiene dan satu ekuivalen HBr, angka adisi-1,2 terhadap adisi-1,4 berubah mengikuti perubahan
temperature produksi. Pada -80℃, produk adisi-1,2 melimpah, sedangkan pada suhu 40 ℃ yang melimpah adalah produksi adisi-
1,4.

Apabila memanaskan 3-bromo-1-butena (ptoduk adisi-1,2) pada suhu 40oC dengan sedikit asam akan menghasilkan suatu
campuran kesetimbangan yang produk adisi-1,4 nya lebih melimpah.
Pada temperature rendah, rekasi menghasilkan
lebih banyak produk adisi-1,2 karena adisi-1,2
mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah.
Laju relative reaksi-reaksi berpengaruh kepada
angka banding produk. Jadi, pada temperatur
rendah reaksi berada dibawah kendali kinetik.

Pada temperature tinggi, makin banyak molekul


yang mampu mencapai keadaan transisi yang
lebih tinggi, dan kedua produk itu berada pada
kesetimbangan. Pada temperature yang lebih
tinggi, kestabilan relatif produk-produk
berpengaruh pada angka banding produk dan
reaksi berada dibawah kendali kesetimbangan.
Reaksi diels-alder
• Dalam suatu reaksi diels alder, suatu diena dipanasi bersama senyawa
tak jenuh kedua yang disebut dienofil dan menghasilkan produk yang
mengandung cincin 6 anggota
• Reaksi diels alder hanyalah suatu contoh dari suatu kelompok besar
reaksi yang disebut reaksi peristiklik yang akan dibahas pada bab
selanjutnya
Rumus garis dan konformasi
• Karena reaksi diels-alder menggunakan senyawa rantai terbuka
menjadi senyawa siklik, penggunaan rumus garis sangatlah
memudahkan untuk menyatakan senyawa rantai
Contoh reaksi diels-alder

Dienofil mengandung ketakjenuhan lain yang tak ikut


serta secara langsung dalam reaksi adisi. Namun
gugus ini meningkatkan reaktivitas ikatan rangkao
karbon-karbon dienofil, dengan cara menarik elektron
polimer
• Polimer adalah molekul raksasa atau makromolekul
• Polimer terbagi menjadi tiga kelompok umum yaitu : elastomer, serat
dan plastik
Elastomer : polimer dengan sifat elastis seperti karet
Serat : polimer mirip benang seperti kapas
Plastik : yang dapat berupa lembaran tipis dan dapat dicetak

Anda mungkin juga menyukai