Nama Kelompok :
1. Annisa Khoirur R (08.2018.1.01817)
2. Ayu Retno Sari (08.2018.1.01819)
3. Decky Achmad N (08.2018.1.01834)
4. Nur Aini Rahma (08.2018.1.01835)
1. Alkena
a. Alkena ialah suatu hidrokarbon yang mengandung suatu ikatan
rangkap dua.
b. Dalam sistem IUPAC , alkena berantai lurus diberi nama
menurut alkana induknya dengan mengubah akhiran –ana
menjadi –ena
c. Alkohol tersier
Mengalami eliminasi dengan cepat jika menggunakan reaksi
E1, alkil halida tersier menjalani eliminasi bersama basa
dengan reaksi E2. dalam kedua kasus ini yang bagus adalah
ketiga gugus R dari R3CX atau R3COH harus sama.
2. Alkuna
a. Asetilida
Merupakan pengolahan suatu alkuna dengan basa kuat.
Reaksi ini memberikan suatu rute simetris untuk
memperoleh alkuna lebih simetris
b. Reaksi dengan suatu alkil halida
c. Pembuatan RC≡CMgX
reagensia Grignard alkunil dapat dibuat dengn reaksi antara
suatu reagensia Grignard dan suatu 1-alkuna dimana
Grignard sebagai basa sementara alkuna sebagai asam
Pratinjau reaksi adisi
- Dalam suatu reaksi adisi alkena , ikatan pi terputus dan pasangan elektronnya digunakan untuk
membentuk ikatan sigma baru.
- Umunya ikatan rangkap karbon-karbon tidak diserang oleh nukleofil karena tidak memiliki atom
karbon yang positif, namun elektron pi yang tidak terlindungi dalam ikatan rangkap karbon-
karbon akan menarik elektrofil (H+) kemudian elektrofil diserang nukleofil dan menghasilkan
produk
Adisi Hidrogen Halida
Hidrogen halida mengadisi ikatan pi alkena akan
menghasilkan alkil halida, sedangkan alkuna bereaksi
dengan cara yang sama dan menghasilkan halida
vinilik atau 1,1-dihaloalkana
Relativitas HX dalam reaksi ini adalah HI>HBr>HCl>HF. Asam
terkuat adalah HI bersifat paling reaktif, sedangkan yang
paling lemah adalah HF bersifat tidak reaktif.
Suatu hidrogen halida yang mengandung ikatan H-X yang
sangat polar dapat dengan mudah melepaskan H+ kepada
ikatan pi suatu alkena.
- Reaksi adisi elektofilik yaitu serangan awal yang dilakukan
oleh sebuah elektrofilik
Aturan Markovnikov
• Bila alkena tidak simetris (gugus yang terikat pada kedua karbon sp2
tidak sama), mengalami adisi dengan HX, dimungkinan diperoleh
produk yang berlainan.
• Dalam adisi HX kepada alkena tak-simetris, H+ dari HX akan berikatan
dengan karbon yang berikatan rangkap, dan memiliki atom hidrogen
yang paling banyak
Adisi Anti Markovnikov dari HBr
• Khusus Adisi HBr (tidak bagi HX lainnya) kepada alkena terkadang
berjalan mematuhi aturan Markovnikov,tetapi kadang-kadang tidak.
• Dalam larutan asam kuat (H2SO4 dalam air), air mengadisi ikatan
rangkap dan menghasilkan alkohol. Reaksi ini disebut hidrasi.
• Tahap pertama ialah protonasi alkena dan menghasilkan karbokation
• Tahap kedua ialah adisi suatu nukleofil ke karbokation
2. Diena terkonjugasi lebih stabil dari pada diena yang ikatan-ikatan rangkapnya terisolasi, dikarenakan pada diena terkonjugasi
terjadi delokalisasi rapatan electron-pi.
3. trans-alkena akan lebih stabil daripada cis-alkena, karena tolak menolak sterik lebih rendah dalam trans-alkena.
• Pembentukan Diol
Reagensia yang sering digunakan untuk mengubah alkena menjadi suatu 1,2 diol ialah larutan KMnO4 dalam air,
osmium tertroksida (OsO4) yang diikuti reduksi dengan reagensia seperti Na2SO3 atau NaHSO3.
• Reagensia Untuk Oksidasi Alkena
• Pembentukan Epoksida
Pengolahan suatu alkena dan asam peroksibenzoat (RCO3H) dalam pelarut lamban seperti CHCl3 atau CCl4, menghasilkan epoksida
atau oksirana. Asam peroksibenzoat dan asam m-kloroperoksibenzoat merupakan asam peroksi yang lazim digunakan.
• Pemutusan SN2 daru epoksida dari sikloalkana akan menghasilkan trans-1,2 diol. Sedangkan untuk oksidasi alkena oleh OsO4
atau KMnO4 dingin akan menghasilkan cis-1,2 diol. Jadi kedua macam diol dapat dibuat dari suatu alkena, bergantung pada
macam reagensianya.
Jika tiap karbon alkena mempunyai satu hydrogen yang terikat padanya, maka produk pemaksapisahan oksidatif akan
menghasilkan aldehida atau asam karboksilat.
• Jika satu sisi ikatan rangkap itu terdisubtitusi sedangkan sisi yang lain bermonosubtitusi, maka pemaksaoksidatif akan
menghasilkan suatu keton dari sisi disubtitusi dan suatu aldehida atau asam karboksilat dari sisi monosubtitusi.
• Pemaksapisahan KMnO4
Suatu larutan KMnO4 panas merupakan zat pengoksidasi yang kuat, yang hanya menghasilkan keton dan asam karboksilat.
Pada kondisi oksidasi yang kuat ini, karbon dari suatu ikatan rangkap ujung akan dioksidasi menjadi CO2
Pembentukan CO2 disebabkan oleh teroksidasinya asam formiat yang teroksidasi lebih lanjut menjadi asam karbonat yang
kemudian terurai menjadi CO2 dan H2O
• Ozonolisis
Ozonolisis digunakan untuk menetepakan struktur suatu senyawa tak jenuh karena reaksi ini menyebabkan degredasi molekul
besar menjadi molekul yang lebih kecil. Suatu molekul ozon terdiri dari 3 atom oksigen yang terikat dalam suatu rantai. Kedua
ikatan O-O sama Panjang dengan sudut ikatan 116o. Struktur paling tepat digambarkan sebagai suatu hibrida resonansi.
b. Oksidasi atau reduksi ozonide itu. Jika ozonide diselesaikan secara reduktif, maka karbon monosubtitusi dari alkena akan
menghasilkan aldehida. Jika diikuti penyelesaian oksidatif maka karbon monosubtitutisi akan menghasilkan asam karboksilat.
Dalam kasus itu, karbon disubtitusi alkena akan menghasilkan keton.
• Adisi 1,2 dan Adisi 1,4 pada Diena Konjugasi
Dalam system diena-terkonjugasi reaksi adisi sederhana seperti ini disebut adisi-1,2 suatu istilah yang merujuk adisi kepada
karbon pertama dan kabonn kedua dari sister diena terkonjugasi berkarbon empat, dan tidak harus nomor-nomor tata nama.
Dalam reaksi adisi-1,4, satu ekuivalen reagensia mengadisi kedua karbon ujung (karbon 1 dan 4) dari sitem diena. Ikatan rangkap
yang tinggal akan berada ditengah system diena yang orisinil.
Mekanisme untuk adisi-1,2 sama dengan mekanisme reaksi kepada ikatan rangkap terisolasi dimana reaksi 1,3 butadiene
berlangsung lewat karbokation sukender yang lebih stabil, dan tidak melalui +CH2CH2CH=CH2 yang kurang stabil.
Mekanisme untuk adisi-1,4 merupakan perpanjangan langsung dari adisi-1,2. kation alilik yang stabil pada karbon 2 maupun
karbon 4 terdapat muatan positif parsial. Serangan pada karbon 4 akan menghasilkan produk adisi-1,4.
Dalam reaksi antara 1,3-butadiene dan satu ekuivalen HBr, angka adisi-1,2 terhadap adisi-1,4 berubah mengikuti perubahan
temperature produksi. Pada -80℃, produk adisi-1,2 melimpah, sedangkan pada suhu 40 ℃ yang melimpah adalah produksi adisi-
1,4.
Apabila memanaskan 3-bromo-1-butena (ptoduk adisi-1,2) pada suhu 40oC dengan sedikit asam akan menghasilkan suatu
campuran kesetimbangan yang produk adisi-1,4 nya lebih melimpah.
Pada temperature rendah, rekasi menghasilkan
lebih banyak produk adisi-1,2 karena adisi-1,2
mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah.
Laju relative reaksi-reaksi berpengaruh kepada
angka banding produk. Jadi, pada temperatur
rendah reaksi berada dibawah kendali kinetik.