Anda di halaman 1dari 28

Anastasya Esa Susanti

1661050017
Kelompok 5 A
Definisi OA dan Osteoporosis

• Osteoartritis (OA) merupakan penyakit degenerasi pada sendi yang


melibatkan kartilago, lapisan sendi, ligamen, dan tulang sehingga
menyebabkan nyeri dan kekakuan pada sendi. (Centers for Disease
Control, 2014)
• Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan
menurunnya massa tulang ( kepadatan tulang ) secara keseluruhan
akibat ketidakmampuan tubuh dalam mengatur kandungan mineral
dalam tulang dan disertai dengan rusaknya arsitektur tulaang yang
akan mengakibatkan penurunan kekuatan tulang yang dalam hal ini
adalah pengeroposan tulang, sehingga mengandung resiko patah
tulang. ( Kemenkes,2015 )
Etiologi dan Faktor Risiko OA
• Primer (idiopatik) : tidak diketahui dan tidak ada hubunganya dengan
penyakit sistemik, inflamasi ataupun perubahan lokal pada sendi
• Sekinder : Penggunaan sendi yang berlebihan dalam aktifitas kerja,
olahraga berat, adanya cedera sebelumnya, penyakit sistemik,
inflamasi.
Etiologi dan Faktor Risiko Osteoporosis
• Ketidakseimbangan hormon
• Lifestyle yang buruk (merokok, alcohol, dll.)
• Nutrisi (lack of calcium/vit. D)
• Penuaan (usia)
• Jenis kelamin
Patofisiologi Osteoporosis
Patofisiologi OA
Patofisiologi Melena
Penegakkan Diagnosis OA

• Diagnosis OA lutut menggunakan kriteria klasifikasi dari American College of Rheumatology


Pemeriksaan penunjang Osteoporosis
• Pemeriksaan Densitas Massa Tulang atau Bone Mass Density (BMD)
• Densitometri US (Ultrasound)
• Pemeriksaan CT (Computes tomography)
Penegakan Diagnosis Melena
Dalam anamnesis yang perlu ditekankan adalah
• waktu terjadinya perdarahan,
• perkiraan darah yang keluar,
• riwayat perdarahan sebelumnya,
• riwayat perdarahan dalam keluarga,
• ada tidaknya perdarahan di bagian tubuh lain,
• penggunaan obatobatan terutama anti inflamasi non steroid, penggunaan
obat antiplatelet,
• kebiasaan minum alkohol,
• kemungkinan adanya penyakit hati kronik, diabetes mellitus, demam tifoid,
gagal ginjal, hipertensi dan riwayat transfusi sebelumnya
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan tekanan darah
• Kenaikan nadi >20 kali permenit dan tekanan sistolik turun >10 mmHg
menandakan telah banyak kehilangan darah.
• Pemeriksaan Fisik Abdomen

Pemeriksaan Lainnya
• Rectal Toucher : penilaian warna feses bisa menjadi prognosa
• Pemeriksaan fisik abdomen
• Pemakaian Naso Gastric Tube (NGT) untuk melihat aspirat
• Pemeriksaan darah lengkap
• Radiologi
• Endoskopi
Tatalaksana Nonfarmakologi OA

• Berpartisipasi dalam kardiovaskular (aerobik) dan/atau latihan

resistensi

• Berpartisipasi dalam olahraga air

• Menurunkan berat badan (untuk individu dengan berat badan

berlebih)
Tatalaksana Farmakologi OA

American College of
Rheumatology 2012
OPERATIF
• ARTHROSCOPI
• OSTEOTOMI
• ARTHROPLASTY
• ARTHRODESIS
Tata laksana Osteoporosis
• Konservatif
• Obat-obatan
• Diet
• Splinting , gyps , traksi , sling
• Operatif
• ORIF , OREF , Minimal invasif
Konservatif

Diet Non diet


• Kalsium : 800 mg hindari

• Rokok
• Vitamin D
• Alkohol

Exercise / latihan

Aerobik

Kontak – bumi
Tata laksana osteoporosis : konservatif

Obat-obatan
• NSAID • Parasetamol , as mefenamat
• Opioid • tramadol
• Opiat
• morphin sulfat , durogesic
• Hormone replacement therapy (HRT)
• Bisphosphonates • estrogen

• alendronic acid (Fosamax) and disodium


etidronate (Didronel PMO)
• Risedronate sodium (Actonel) and
ibandronic acid (Bonviva))
Obat-obatan

• Bisphosphonates • Asam Alendronat (fosamax)


• Strontium ranelate • Asam Ibandronat (bonviva)
• Raloksifen • Sodium Resedronat (actonel)
• Protelos
• Calcitonin • Evista
• Calcitriol • selective oestrogen receptor
modulator (SERM)
Definisi Melena

Melena merupakan keluarnya tinja yang lengket dan hitam seperti aspal

dan

lengket yang menunjukkan perdarahan saluran pencernaan bagian atas s

erta dicernanya darah pada usus halus.


Etiologi Melena
• Esofagitis/tukak esophagus
• Tukak lambung/ulcer
• Peningkatan asam lambung
• Obat-obatan
• Stress
• Penurunan daya tahan tubuh
Tatalaksana Melena
1. Identifikasi dan antisipasi terhadap adanya gangguan hemodinamik
harusdilaksanakan secara prima di lini terdepan karena keberhasilannya
akanmempengaruhi prognosis.
2. Langkah awal menstabilkan hemodinamik
3. Pemasangan NGT (nasogatric tube)
4. Pemeriksaan laboratorium segera diperlukan pada kasus-kasus ygmembutuhkan
transfusi lebih 3 unit PRC
5. Konsultasi ke dokter spesialis terkait dengan penyebab perdarahan.
6. Penatalaksanaan sesuai penyebab perdarahan
7. Tirah baring
8. Puasa/Diet hati/lambung
9. Farmakologi : PPI
8.Puasa/Diet hati/lambung
a.Injeksi antagonis reseptor H2 atau penghambat pompa proton(PPI)
b.Sitoprotektor: sukralfat 3-4x1 gram
c.Antacida
d.Injeksi vitamin K untuk pasien dengan penyakit hati kronis
e. Pasien yang diduga kuat ruptura varises gastroesofageal somatostatin bolus 250 ug
+ drip 250 mikrogram/jam atau oktreotidbolus 0,1mg/2 jam. Pemberian diberikan
sampai perdarahan berhentiatau bila mampu diteruskan 3 hari setelah ligasi varises.
f.Propanolol, dimulai dosis 2x10 mg dapat ditingkatkan sampai tekanandiastolik turun
20 mmHg atau denyut nadi turun 20%.
g.Laktulosa 4x1 sendok makan
h.Neomisin 4x500 mg
i.Sebagian besar pasien dengan perdarahan SCBA dapat berhentisendiri, tetapi pada
20% dapat berlanjut. Walaupun sudah dilakukanterapi endoskopi pasien dapat
mengalami perdarahan ulang. Olehkarena itu perlu dilakukan assessmen yang lebih
akurat untukmemprediksi perdarahan ulang dan mortalitas.
j.Prosedur bedah dilakukan sebagai tindakan emergensi atau elektif

Anda mungkin juga menyukai