Osteoporosis
Osteomalacia dan rakhitis
Osteitis fibrosa cystica
Penyakit tulang paget
Penyakit dextrabone
Osteoporosis
Osteoporosis adalah berkurangnya
kepadatan tulang yang progresif,
sehingga tulang menjadi rapuh dan
mudah patah.
Osteoporosis dibedakan
menjadi 2 yaitu
Osteoporosis lokal dapat terjadi karena kelainan primer di
tulang atau sekunder seperti akibat imobilisasi anggota
gerak dalam waktu lama, dll .
Osteoporosis umum primer tipe I : pasca menopause, terjadi
pada usia 50-75 tahun, wanita 6-8 kali beresiko dr pd laki-
laki , penyebabnya adalah menurunnya kadar hormon
estrogen dan menurunnya penyerapan kalsium.
Osteoporosis umum primer tipe II terjadi pada usia 75-85
tahun, wanita 2 kali lebih banyak daripada pria,
penyebabnya adalah proses penuaan dan menurunnya
penyerapan kalsium.
Osteoporosis umum sekunder dihubungkan dengan pelbagai
penyakit yang mengakibatkan kelainan pada tulang, akibat
penggunaan obat tertentu dan lain-lain.
Etiologi Osteoporosis
1. Determinan Massa Tulang
Faktor genetik
Perbedaan genetik mempunyai pengaruh terhadap
kepadatan tulang .
Faktor mekanik
Beban mekanik berpengaruh terhadap massa tulang,
bertambahnya beban akan menambah massa tulang dan
berkurangnya massa tulang.
Faktor makanan dan hormon
Pada seseorang dengan pertumbuhan hormon dengan nutrisi
yang cukup (protein dan mineral), pertumbuhan tulang akan
mencapai maksimal sesuai dengan pengaruh genetic yang
bersangkutan
2.Determinan pengurangan massa tulang
Faktor genetic
Faktor genetik berpengaruh terhadap resiko terjadinya
fraktur. Pada seseorang dengan tulang yang kecil akan lebih
mudah mendapat resiko fraktur dari seseorang denfan
tulang yang besar.
Faktor mekanis
Pada umumnya aktifitas fisik akan menurun dengan
bertambahnya usia dan karena massa tulang merupakan
fungsi beban mekanik, massa tulang tersebut pasti akan
menurun dengan bertambahnya usia.
Faktor lain
a. Kalsium
b. Protein
c. Estrogen
d. Rokok dan kopi
e. Alkohol
Manifestasi Klinis Osteoporosis
Nyeri dengan atau tanpa adanya fraktur yang nyata
Nyeri timbul secara mendadadak
Nyeri dirasakan ringan pada pagi hari (bangun tidur)
Nyeri akan bertambah karena melakukan aktifitas atau
pekerjaan sehari-hari atau karena pergerakan yang
salah .
Rasa sakit karena oleh adanya fraktur pada anggota
gerak
Rasa sakit karena adanya kompresi fraktur pada
vertebra
Rasa sakit hebat yang terlokalisasi pada daerah
vertebra
Rasa sakit akan berkurang apabila pasien istirahat di
tempat tidur
Patofisiologi Osteoporosis
Kalsitonin
Kalsitonin dianjurkan untuk diberikan kepada orang yang
menderita patah tulang belakang yang disertai nyeri. Obat
ini bisa diberikan dalam bentuk suntikan atau semprot
hidung. Salmon Kalsitonin diberikan lisensinya untuk
pengobatan osteoporosis. Sekarang ini juga ada yang
sintetiknya. Sediaan yang ada dalam bentuk injeksi. Dosis
rekomendasinya adalah 100 IU sehari, dicampur dengan
600mg kalsium dan 400 IU vitamin D. Kalsitonin menekan
aksi osteoklas dan menghambat pengeluarannya.
Strontium ranelate
Stronsium ranelate meningkatkan pembentukan
tulang seperti prekursor osteoblas dan pembuatan
kolagen, menurunkan resorpsi tulang dengan
menurunkan aktivitas osteoklas. Hasilnya adalah
keseimbangan turnover tulang dalam proses
pembentukan tulang. Berdasarkan hasil uji klinik,
stronsium ranelate terbukti menurunkan patah
tulang vertebral sebanyak 41% selama 3 tahun.
Penatalaksanaan Osteoporosis :
Penyuluhan Penderita
Pada penderita osteoporosis, faktor resiko di luar tulang
harus diperhatikan program latihan kebugaran tubuh
(fitness), melompat, dan lari tidak boleh dilakukan karena
resiko besar patah tulang.
Pencegahan
1. Pencegahan primer bertujuan untuk membangun
kepadatan tulang dan neuromuskler yang maksimal. Ini
dimulai dari balita, remaja dewasa umur pertengahan
sampai umur 36 tahun.
2. Pencegahan sekunder yaitu pemberian hormon-hormon
estrogen progesterone. Hormon-hormon ini dilaporkan
menghentikan setidak-tidaknya mengurangi kehilangan
tulang selama menopause.
3. Pencegahan tersier dilakukan bila penderita mengalami
patah tulang pada osteoporosis atau pada orang yang
masuk lanjut usia (lansia).