Anda di halaman 1dari 26

Diagnosis dan Tatalaksana Malaria Serebral,

Rabies, Tetanus, Infeksi Sitomegalovirus, dan


Toksoplasmosis Serebral
Infeksi
susunan Malaria
saraf Rabies
Serebral

Infeksi
Tetanus
Cytomegalovirus

Toksoplasmosis
Serebral
Malaria Penegakan
Definisi Etiologi Tatalaksana
Serebral Diagnosis

Malaria serebral suatu komplikasi berat dari infeksi


Plasmodium falciparum yang ditandai :
• demam yang sangat tinggi,
• gangguan kesadaran,
• kejang yang terutama terjadi pada anak,
• hemiplegi
• berakhir pada kematian jika tidak secepatnya
mendapatkan perawatan yang tepat.
Malaria serebral merupakan penyebab utama
ensefalopati non-traumatik di dunia, sehingga merupakan
penyakit parasitik terpenting pada manusia.
Malaria Penegakan
Definisi Etiopato Tatalaksana
Serebral Diagnosis

Penyebab malaria cerebral  akibat sumbatan pembuluh darah kapiler di otak


karena menurunnya aliran darah efektif dan adanya hemolisa sel darah.
Beberapa faktor yang juga mempengaruhi manifestasi neurologi pada malaria:

Demam derajat tinggi mengganggu kesadaran, kejang demam (pada anak),


dan psikosis. Apabila kesadaran tidak mengalami gangguan setelah serangan
kejang atau demam, maka prognosis penderita umumnya baik.

Obat-obat antimalaria, seperti klorokuin, kuinin, meflokuin, dan halofantrin 


gangguan perilaku, kejang, halusinasi, dan psikosis. Bila tidak terdapat demam
tinggi atau parasitemia yang menyertai manifestasi neurologis, maka
kemungkinan penyebabnya adalah obat antimalaria.

Hipoglikemia Perlu adanya pertimbangan pemberian infus dextrose 25-50%


untuk mengatasi hal ini.

Hiponatremia e.c muntah berlebih.

Anemia berat dan hipoksemia  disfungsi serebral pada pasien dengan malaria.
Malaria Penegakan Tatalaksan
Definisi Etiopato
Serebral Diagnosis a

Pada anamnesis sangat penting diperhatikan:


• Keluhan utama: Demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual,
muntah, diare, nyeri otot dan pegal-pegal.
• Riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang lalu ke daerah
• endemik malaria.
• Riwayat tinggal di daerah endemik malaria.
• Riwayat sakit malaria.
• Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir.
• Riwayat mendapat transfusi darah.
Malaria Penegakan Tatalaksan
Definisi Etiopato
Serebral Diagnosis a

Pada tersangka malaria berat ditemukan tanda-tanda klinis sebagai


berikut:
• Temperatur rektal ≥ 40°C.
• Nadi cepat dan lemah/kecil.
• Tekanan darah sistolik <70mmHg.
• Frekuensi nafas > 35 kali per manit pada orang dewasa atau >40 kali per
• menit pada balita, anak dibawah 1 tahun >50 kali per menit.
• Penurunan derajat kesadaran dengan GCS <11.
• Manifestasi perdarahan: ptekie, purpura, hematom.
• Tanda dehidrasi: mata cekung, turgor dan elastisitas kulit berkurang, bibir kering
• produksi air seni berkurang.
• Tanda-tanda anemia berat: konjunktiva pucat, telapak tangan pucat, lidah
• pucat.
• Terlihat mata kuning atau ikterik.
• Adanya ronkhi pada kedua paru.
• Pembesaran limpa dan atau hepar.
• Gagal ginjal ditandai dengan oliguria sampai dengan anuria.
• Gejala neurologik: kaku kuduk, reflek patologis.
Malaria Penegakan Tatalaksan
Definisi Etiopato
Serebral Diagnosis a

Pemeriksaan Laboratorium :
1) Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test).
Mekanisme  deteksi antigen parasit malaria, dengan menggunakan
metoda immunokromatografi, dalam bentuk dipstik.

2) Tes serologi.
F(x)  mendeteksi adanya antibodi spesifik terhadap malaria atau pada
keadaan dimana parasit sangat minimal.
Tes ini kurang bermanfaat sebagai alat diagnostik sebab antibodi baru terjadi
setelah beberapa hari parasitemia.
Malaria Penegakan
Definisi Etiologi Tatalaksana
Cerebral Diagnosis

1. Penanganan Umum
a. Penderita harus dirawat di ruang perawatan intensif (ICU).
b. Untuk di daerah endemis, terapi diberikan sesegera mungkin,bahkan
terkadang sebelum konfirmasi parasitologik.
c. Penderita harus ditimbang untuk menghitung dosis obat antimalaria.
d. Pemberian cairan infus untuk pemeliharaan cairan dan kebutuhan kalori,
jika perlu dipasang kateter CVP, khususnya untuk penderita lanjut usia.
Semua intake harus direkam secara hati-hati.
e. Pasang kateter urin untuk mengukur pengeluaran urin seperti halnya
mengukur pengeluaran yang lain.
f. Penderita harus diawasi dari muntah dan pencegahan jatuhnya penderita
dari tempat tidur.
g. Penderita harus dibolak-balik untuk menghindari decubitus.
h. Hindari penggunaan NGT (nasogastric tube) untuk mencegah aspirasi.
Malaria Penegakan
Definisi Etiologi Tatalaksana
Cerebral Diagnosis

2. Terapi Antimalaria
a. Obat-obat terpilih:
Kinin dihidroklorida 10 mg/kg BB i.v. dalam NaCl 0,9% (10 cc/kgBB) diberi dalam 4
jam, diulang setiap 12 jam sampai sadar.
Hidrokortison 2 X 100 mg/hari i.v.

b. Obat-obat pengganti:
Khlorokuin sulfat 250 mg i.v. perlahan-lahan disusul dengan 250 mg dalam 500 cc
NaCl 0,9% dalam 12 jam (2 kali).
Dexametason 10 mg i.v. (dosis inisial), dilanjutkan dengan 4 mg i.v. tiap 1 jam.
Malaria Penegakan
Definisi Etiologi Tatalaksana
Cerebral Diagnosis

3. Penangaan pasien tidak sadar:


• Buat grafik suhu, nadi, dan pernafasan secara akurat.
• Pasang IVFD. Untuk mencegah terjadinya trombophlebitis dan infeksi
yang sering terjadi melalui IV-line maka IV-line sebaiknya diganti setiap
2-3 hari.
• Pasang kateter urethra dengan drainase / kantong tertutup. Pemasangan
kateter dengan memperhatikan kaidah antisepsis.
• Pasang nasogastric tube dan sedot isi lambung untuk mencegah aspirasi
pneumonia.
• Mata dilindungi dengan pelindung mata untuk menghindari ulkus kornea
yang dapat terjadi karena tidak adanya refleks mengedip pada pasien tidak
sadar
• Menjaga kebersihan mulut untuk mencegah infeksi kelenjar parotis karena
kebersihan rongga mulut yang rendah pada pasien tidak sadar.
• Ubah/balik posisi lateral secara teratur untuk mencegah luka dekubitus dan
hypostatic pneumonia.
Penegakan
Rabies Definisi Etiologi
Diagnosis
Tatalaksana

Rabies (penyakit anjing gila)  penyakit hewan yang disebabkan


oleh virus, bersifat akut serta menyerang susunan saraf pusat.

Rabies bersifat zoonosis artinya penyakit tersebut dapat menular dari


hewan ke manusia dan menyebabkan kematian pada manusia
dengan CFR (Case Fatality Rate) 100%.

Virus rabies dikeluarkan bersama air liur hewan yang terinfeksi dan
disebarkan melalui luka gigitan atau jilatan.
Penegakan
Rabies Definisi Etiologi
Diagnosis
Tatalaksana

Virus rabies merupakan virus RNA.


familia Rhabdoviridae,
genus Lyssa.
Penegakan
Rabies Definisi Etiopato
Diagnosis
Tatalaksana

Masa inkubasi tergantung dari jarak lokasi gigitan dengan Central Nervous
system, semakin jauh lokasi port d’entry dari virus Rabies ini dari otak maka
semakin lama masa inkubasinya.

Fase prodromal  2-4 hari:


malaise,
anorexia,
sakit kepala,
nausea,
vomit,
sakit tenggorokan
demam.
Fase sensorik  sensasi abnormal di sekitar tempat infeksi  fase eksitasi berupa
ketegangan, ketakutan, hyperlacrimasi, dilatasi pupil, keringat berlebihan,
halusinasi, kaku otot, keinginan melawan, disfagia sehingga hipersalivasi dan
hydrophobia.
Penegakan Tatalaksan
Rabies Definisi Etiopato
Diagnosis a

Diagnosis pasti  observasi


laboratorium berupa
pembuatan preparat jaringan
otak hewan yang menggigit.

Pewarnaan Seller inclusion


bodies / Negri bodies yang
terdapat terutama pada
medulla spinalis.
Penegakan
Rabies Definisi Etiologi
Diagnosis
Tatalaksana

Luka gigitan harus sesegera mungkin dicuci dengan detergent selama 5 – 10


menit di bawah air yang mengalir sebagai upaya untuk merusak envelope dari
virus rabies.
Selanjutnya diberi alcohol 70% atau iodium tincture.
Luka sebaiknya tidak dijahit, bila harus dijahit maka dilakukan setelah diberi local
antiserum dan jahitan tidak boleh terlalu erat sehingga menghalangi pendarahan
atau drainase.
Penegakan
Tetanus Definisi Etiologi
Diagnosis
Tatalaksana

Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh


neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani ditandai dengan
spasme otot yang periodik dan
berat.

Spora Clostridium tetani biasanya masuk kedalam tubuh melalui luka


pada kulit oleh karena terpotong , tertusuk ataupun luka bakar serta
pada infeksi tali pusat (Tetanus Neonatorum).
Penegakan
Rabies Definisi Etiopato
Diagnosis
Tatalaksana

Trias Tetanus:
• rigiditas otot,
• spasme otot,
• ketidakstabilan otonom.

Gejala awalnya meliputi kekakuan otot, lebih dahulu pada kelompok otot
dengan jalur neuronal pendek, karena itu yang tampak pada lebih dari 90%
kasus saat masuk rumah sakit adalah trismus, kaku leher, dan nyeri punggung.
Keterlibatan otot-otot wajah dan faringeal menimbulkan ciri khas risus sardonicus,
sakit tenggorokan, dan disfagia. Peningkatan tonus otot otot trunkal meng
akibatkan opistotonus. Kelompok otot yang berdekatan dengan tempat infeksi
sering terlibat, menghasilkan penampakan tidak simetris.
Penegakan
Rabies Definisi Etiologi
Diagnosis
Tatalaksana

1. Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya, berupa: -membersihkan luka,


irigasi luka, debridement luka (eksisi jaringan nekrotik),membuang benda asing
dalam luka serta kompres dengan H202 ,dalam hal ini penatalaksanaan, terhadap
luka tersebut dilakukan 1 -2 jam setelah ATS dan pemberian Antibiotika. Sekitar
luka disuntik Anti-Tetanus Serum
2. Diet cukup kalori dan protein, bentuk makanan tergantung kemampuan
membuka mulut dan menelan. Bila ada trismus, makanan dapat diberikan
personde atau parenteral.
3. Isolasi untuk menghindari rangsang luar seperti suara dan tindakan terhadap
penderita
4. Oksigen, pernafasan buatan dan trachcostomi bila perlu. 5. Mengatur
keseimbangan cairan dan elektrolit.
Infeksi Penegakan
Definisi Etiologi Tatalaksana
CMV Diagnosis

Sitomegaloviruspatogen oportunistik yang tergolong dalam family


herpesviridae.
Virus tersebut dapat menular interpersonal melalui cairan tubuh yang terinfeksi
seperti saliva, urin, darah atau sekret genital.

Infeksi cytomegalovirus (CMV) biasanya dikelompokkan dalam infeksi TORCH


yang merupakan singkatan dari Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan
Herpes.
CMV merupakan human herpesvirus 5, anggota family dari 8 virus herpes
manusia, subgroup beta-herpesvirus.

Cytomegalo berarti sel yang besar. Sel yang terinfeksi akan membesar lebih
dari atau sama dengan 2x sel yang tidak terinfeksi
Infeksi Penegakan
Definisi Etiopato Tatalaksana
CMV Diagnosis

Infeksi CMV biasanya asimptomatik atau menimbulkan gejala flulike ringan.


Pemeriksaan fisik pada pasien dengan infeksi CMV dapat ditemukan beberapa
hal berikut, yaitu: 16,17

• Demam
• Gejala dapat muncul secara jelas dan berkembang pada 9-60 hari setelah
infeksi primer.
• Faringitis
• Pemeriksaan pulmo dapat ditemukan adanya crackles
• Limfe nodi dan limpa dapat membesar, sehingga CMV harus dimasukkan
dalam diagnosis banding infeksi yang menyebabkan limfadenopati.
• Kelelahan berat
• Blueberry muffin rash
• Ptekie
• Intrauterine Growth Retardation (IUGR)
• Mikrosefal
• Hepatospenomegali
• Jaundice
• SNHL
Infeksi Penegakan
Definisi Etiopato Tatalaksana
CMV Diagnosis

Temuan serologis
Standar emas diagnosis serologis pada infeksi primer CMV adalah serokonversi
maternal atau keberadaan serum antibodi IgM anti-CMV dan aviditas rendah
antibodi IgG anti CMV.

Neuroimaging

Infeksi CMV kongenital dapat menyebabkan kasifikasi intrakranial dan


venrikulomegali
Infeksi Penegakan
Definisi Etiologi Tatalaksana
CMV Diagnosis
Infeksi Penegakan
Definisi Etiologi Tatalaksana
CMV Diagnosis

Pemberian terapi antiviral gansiklovir dan valgansiklovir pada infeksi CMV hanya
direkomendasikan pada neonatus simptomatik dengan gejala berat penyakit
organ fokal atau penyakit sistem saraf pusat (SSP) serta pada anak yang memiliki
gejala seperti berkurangnya fungsi pendengaran.
Toksoplasmosis Penegakan
Definisi Etiologi Tatalaksana
serebral Diagnosis

Toksoplasmosis  suatu penyakit zoonosis yang ditularkan


melalui hewan yang disebabkan oleh parasit Toxoplasmosis
gondii yang merupakan penyakit parasit pada hewan
yang dapat ditularkan ke manusia.

Parasit ini merupakan golongan protozoa yang bersifat


parasit obligat intraseluler yang menginfeksi sebagian
besar popuasi dunia dan merupakan penyebab tersering
infeksi otak pada pasien dengan imunokompromise.
Toksoplasmosis Penegakan
Definisi Etiopato Tatalaksana
Serebral Diagnosis

Umumnya muncul defisit neurologis, nyeri kepala, kejang,


hemianpsia, afasia dan perubahan sikap mental.

Progesivitas penyakit yang semakin memburuk dapat dilihat


dengan semakin lemahnya kekuatan motorik dan penurunan
kemampuan bicara. Bila tidak ditatalaksana dengan baik, bisa
mengakibatkan koma dalam hitungan hari hingga minggu.

Px Lab  serologi, LCS, biopsi, MRI/ CTscan


Toksoplasmosis Penegakan
Definisi Etiologi Tatalaksana
Serebral Diagnosis

• First-Line Terapi pada toxoplasmosis akut pada


pasien HIV adalah primethamin dan
sulfadiazidein.
• Kombinasi kedua obat ini mampu menginhibisi
enzim yang mengsintesis asam folat dalam
proliferasi parasit.
• Pengobatan infeksi akut dilakukan minimal 3
minggu, namun bila pasien dapat mengtasi
beberapa efek samping obat seperti skinrash
atau gangguan ginjal maka pengobatan sangat
dianjurkan hingga 6 minggu.

Anda mungkin juga menyukai