Anda di halaman 1dari 27

MANAJEMEN K3

RUMAH SAKIT
Dasar Hukum K3 RS
◦ Permenkes RI no 66 tahun 2016
◦ UU No.1 /1970 tentang keselamatan kerja
◦ UU No.23 /1992 tentang kesehatan
◦ Permenkes RI No. 986/92 tentang kesehatan lingkungan RS
◦ Permenkes RI No. 472 tahun 1996 tentang pengamanan bahan berbahaya bagi
kesehatan
◦ SK Menkes No.351 tahun 2003 tentang Komite K3 sektor Kesehatan
◦ Permenaker no.05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
◦ Keputusan Dir.Jen. P2PLP nomor 1204 tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan
lingkungan rumah sakit
◦ Pedoman K3 di rumah sakit th 2006 ( BinKesja DepKes )
◦ Pedoman teknis pengelolaan limbah klinis dan desinfeksi dan sterilisasi di rumah sakit
Definisi
◦ Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS)
adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan bagi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit melalui upaya pencegahan
kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja di rumah sakit

◦ Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (SMK3 Rumah
Sakit)
adalah bagian dari manajemen Rumah Sakit secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan aktifitas proses kerja di Rumah Sakit
guna terciptanya lingkungan kerja yang sehat, selamat, aman dan nyaman
bagi sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit.
◦ Bahaya potensial/hazard yaitu suatu keadaan/kondisi yang dapat mengakibatkan
(berpotensi) menimbulkan kerugian (cedera/injury/penyakit) bagi pekerja,
menyangkut lingkungan kerja, pekerjaan (mesin, metoda, material), pengorganisasian
pekerjaan, budaya kerja dan pekerja lain

◦ Konsekuensi adalah akibat dari suatu kejadian yang dinyatakan secara kualitatif atau
kuantitatif, berupa kerugian, sakit, cedera, keadaan merugikan atau menguntungkan.
Bisa juga berupa rentangan akibat-akibat yang mungkin terjadi dan berhubungan
dengan suatu kejadian.
◦ Keselamatan Pasien
Suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

◦ Insiden
Setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien
Ruang Lingkup
◦ Rumah Sakit perlu menyusun sebuah program manajemen risiko
fasilitas/lingkungan/proses kerja yang membahas pengelolaan risiko keselamatan dan
kesehatan melalui penyusunan manual K3RS, kemudian berdasarkan manual K3RS
yang ditetapkan dipergunakan untuk membuat rencana manajemen fasilitas dan
penyediaan tempat, teknologi, dan sumber daya.
◦ Organisasi K3RS bertanggung jawab mengawasi pelaksanaan manajemen risiko
keselamatan dan Kesehatan Kerja dimana dalam sebuah Rumah Sakit yang kecil,
ditunjuk seorang personil yang ditugaskan untuk bekerja purna waktu, sedangkan di
Rumah Sakit yang lebih besar, semua personil dan unit kerja harus dilibatkan dan
dikelola secara efektif, konsisten dan berkesinambungan.
Tujuan K3 RS
◦ Tujuan
terselenggaranya keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Rumah Sakit secara optimal, efektif, efisien dan
berkesinambungan

◦ Penyelanggaran K3 RS
membentuk dan mengembangkan SMK3 Rumah Sakit
menerapkan standar K3RS
SMK3 RS
1. penetapan kebijakan K3RS
2. perencanaan K3RS
3. pelaksanaan rencana K3RS
4. pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS
5. peninjauan dan peningkatan kinerja K3RS
Manajemen K3 RS
1. persiapan/penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola risikonya
2. identifikasi bahaya potensial
3. analisis risiko
4. evaluasi risiko
5. pengendalian risiko
6. komunikasi dan konsultasi
7. pemantauan dan telaah ulang.
SMK3 RS
1. Penetapan Kebijakan K3 RS
◦ penetapan kebijakan dan tujuan dari program K3RS
◦ penetapan organisasi K3RS
◦ penetapan dukungan pendanaan, sarana, dan prasarana

2. Perencanaan K3 RS
◦ berdasarkan manajemen risiko K3RS, peraturan perundang-undangan,
dan persyaratan lainnya
◦ disusun berdasarkan tingkat faktor risiko
SMK3 RS
3. Pelaksanaan Rencana K3 RS
a) manajemen risiko K3RS
b) keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit
c) pelayanan Kesehatan Kerja
d) pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek keselamatan
dan Kesehatan Kerja
e) pencegahan dan pengendalian kebakaran
f) pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari aspek keselamatan dan Kesehatan
Kerja
g) pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja
h) kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana.
SMK3 RS
4. Pemantauan dan Evaluasi K3 RS
pemeriksaaan, pengujian, pengukuran, dan audit internal SMK3 Rumah Sakit

5.Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3RS


◦ untuk menjamin kesesuaian dan efektivitas penerapan SMK3 Rumah Sakit
◦ dilakukan terhadap penetapan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan
rencana, dan pemantauan dan evaluasi
◦ digunakan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja K3RS.
◦ dituangkan dalam indikator kinerja yang akan dicapai dalam setiap tahun.
Jenis SMK3 RS lainnya
◦ Pelayanan kesehatan kerja : promotif, preventif, kuratif, rehabilitative
◦ Pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
◦ Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran
◦ Pengelolaan Pra-Sarana RS
◦ Pengelolaan peralatan Medis
◦ Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana
Pencatatan dan Pelaporan
◦ Dilaksanakan secara bulanan / tahunan
◦ Pencatatan dan pelaporan bulanan seperti insiden penyakit menula, insiden penyakit
tidak menular, insiden kecelakaan akibat kerja, insiden penyakit akibat kerja
◦ Pencatatan dan pelaporan tahunan seperti seluruh penyelenggaraan kegiatan K3RS
yang telah dilaksanakan selama 1 (satu) tahun.
Bahaya Potensial di RS
Fisik, contohnya kebisingan, suhu, getaran, lantai licin.
Kimia, contohnya formaldehid, alkohol, ethiline okside, bahan pembersih lantai,
desinfectan, clorine.
Biologi, contohnya bakteri, virus, mikroorganisme, tikus, kecoa, kucing dan
sebagainya.
Ergonomi, contohnya posisi statis, manual handling, mengangkat beban.
Psikososial, contohnya beban kerja, hubungan atasan dan bawahan, hubungan
antar pekerja yang tidak harmonis.
Mekanikal, contohnya terjepit mesin, tergulung, terpotong, tersayat, tertusuk.
Elektrikal, contohnya tersengat listrik, listrik statis, hubungan arus pendek kebakaran
akibat listrik.
Limbah, contohnya limbah padat medis dan non medis, limbah gas dan limbah cair.
Keselamatan Pasien (Patient
Safety)
◦ Dasar Hukum
Permenkes RI no. 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
Tujuan Pengaturan Keselamatan
Pasien
◦ Tujuan
meningkatkan mutu pelayanan fasilitas pelayanan kesehatan melalui penerapan
manajemen risiko dalam seluruh aspek pelayanan yang disediakan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan

◦ Penyelenggaraan Keselamatan Pasien


1. standar Keselamatan Pasien
2. sasaran Keselamatan Pasien
3. 7 langkah menuju Keselamatan Pasien
(1). Standar Keselamatan Pasien
1. hak pasien
2. pendidikan bagi pasien dan keluarga
3. Keselamatan Pasien dalam kesinambungan pelayanan
4. penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
peningkatan Keselamatan Pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan Keselamatan Pasien
6. pendidikan bagi staf tentang Keselamatan Pasien
7. komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai Keselamatan Pasien.
(2). 6 Sasaran Keselamatan
Pasien
1. Mengidentifikasi pasien dengan benar;

2. meningkatkan komunikasi yang efektif

3. meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspada

4. memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan


pada pasienyang benar

5. mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan

6. mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh.


(3). 7 Langkah Keselamatan
Pasien
1. membangun kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien

2. memimpin dan mendukung staf

3. mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko

4. mengembangkan sistem pelaporan

5. melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien

6. belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan Pasien

7. mencegah cedera melalui implementasi sistem Keselamatan Pasien.


◦ 10 UNSUR KESELAMATAN meliputi :

◦ Selamat dalam bekerja, yaitu menjaga kondisi dan sikap yang mengutamakan
keselamatan
◦ Prosedur, merupakan petunjuk dan alur dalam melakukan suatu pekerjaan
◦ Tempat, adalah lokasi yang ada pada lokasi kerja
◦ Orang, adalah yang langsung melakukan pekerjaan terkait dengan kompetensi dan
bidangnnya.
◦ Peralatan, merupakan alat kerja yang digunakan dan sudah terstandarisasi dengan
baik dan sesuai
◦ Lingkungan, merupakan kondisi yang ada pada area kerja yang terkait baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan suatu pekerjaan.
◦ Ancaman, adalah segala sesuatu yang terkait dengan kemungkinan-kemungkinan
yang dapat menjadi faktor penyebab langsung maupun tidak langsung.
◦ Penyakit, merupakan hal yang dapat mungkin terjadi dengan berbagai macam
media penularan baik udara, kontak langsung maupun cairan tubuh.
◦ Gangguan, adalah hal-hal yang dapat terjadi saat dilakukannya pekerjaan
◦ Terlindungi, merupakan upaya terakhir yang dapat dilakukan berupa APD personal
maupun lingkungan yang dapat mengurangi risiko atau dampak.
Insiden di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
◦ Kondisi Potensial Cedera (KPC)
Kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi
insiden.

◦ Kejadian Nyaris Cedera (KNC)


Terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien

◦ Kejadian Tidak Cedera (KTC)


Insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera

◦ Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)


Insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien
Kejadian Sentinel
◦ Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang mengakibatkan kematian, cedera permanen,
atau cedera berat yang temporer dan membutuhkan intervensi untuk
mempetahankan kehidupan, baik fisik maupun psikis, yang tidak terkait dengan
perjalanan penyakit atau keadaan pasien.
Pencatatan dan Pelaporan
Tim SKP
Lapor tim SKP 2x24 Tentukan Grading
Insiden
jam Lakukan Root Cause
Analysis (RCA)

Feedback dari KNKP Faskes melaporkan


(berupa ke KNKP
rekomendasi) (online/tertulis
Pelaporan Kejadian Sentinel
◦ Kejadian sentinel yang berdampak luas/nasional dilaporkan sesegera mungkin paling
lama 1 (satu) jam setelah diketahuinya kejadian sentinel.
◦ Lisan melalui media telepon kemudian dilengkapi dengan laporan tertulis

Anda mungkin juga menyukai