Anda di halaman 1dari 73

Materi Pertemuan #3

KONSEP PENGUKURAN
Besaran
• Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu
yang dapat diukur, serta memiliki nilai besaran
(besar) dan satuan.
• Satuan digunakan sebagai pembanding dalam
pengukuran.
• Satuan Internasional (SI) adalah satuan hasil
konferensi para ilmuwan di Paris, yang
membahas tentang berat dan ukuran.
Besaran Pokok
• Merupakan besaran yang menjadi dasar
untuk menetapkan besaran yang lain
• Satuan besaran pokok disebut satuan pokok
dan telah ditetapkan terlebih dahulu
berdasarkan kesepakatan para ilmuwan
Besaran Pokok
Besaran Alat Ukur
No. Satuan Definisi
Pokok

1. Panjang (l) meter (m) 1 meter ialah panjang lintasan yang Mistar (Penggaris), Meteran
ditempuh oleh cahaya pada ruang (Meter Ukur), Jangka
vakum dalam selang waktu 1/299 Sorong, Mikrometer Sekrup
792 458 second

2. Massa (m) kilogram 1 kilogram ialah massa sebuah Neraca Pegas, Neraca Sama
(kg) silinder platinum-iridium yang Lengan, Timbangan Duduk,
memiliki tinggi dan diameter 3.9 cm Timbangan Lengan
Gantung, Neraca Ohauss,
Neraca Lengan Tuas,
Neraca Elektronik (Neraca
Digital), Jembatan timbang.

3. Waktu (t) second (s) 1 second ialah selang waktu yang Jam, Arloji/Jam Tangan,
dibutuhkan atom cesium-133 untuk Stopwatch, Jam Pasir
bergetar sebanyak 9 192 631 770

4. Temperatur kelvin (K) 0 kelvin ialah 0 absolut (kondisi Termometer dengan Bahan
(T) dalam termodinamika dimana Zat Cair, Termometer
dengan Bahan Zat Padat,
partikel-partikel penyusun materi
Termometer dengan Bahan
berhenti bergerak) Gas, Termometer Optis
1 kelvin ialah pecahan 1/273.16 dari
temperatur termodinamika triple
point air
Besaran Pokok (2)
5. Kuat Arus (I) ampere (A) 1 ampere ialah arus yang mengalir Galvanometer,
pada dua penghantar lurus paralel Amperemeter,
pada ruang vakum dengan jarak
pisah 1 meter dengan panjang
masing-masing penghantar tak
hingga dan luas penampang
diabaikan yang akan menghasilkan
gaya tarik-menarik sebesar 2 x 10-
7
N/m

6. Intensitas candela 1 candela ialah intensitas cahaya Spektrofotometer,


Cahayan (In) (cd) pada arah tertentu dari suatu Ganiofotometer, Lux Meter
sumber yang memancarkan radiasi
monokromatik dengan frekuensi 540
x 1012Hz dan mempunyai intensitas
radian pada arah 1/683 watt per
steradian.

7. Jumlah Zat mol 1 mol ialah jumlah zat penyusun


(n) suatu unsur sebanyak jumlah atom
pada 0.012 kg atom Carbon-12.
Satuan Lain untuk Panjang terhadap SI

• 1 km (kilometer) = 1000 m
• 1 hm (hectometer) = 100 m
• 1 Dm (decameter) = 10 m
• 1 dm (decimeter) = 0,1 m
• 1 cm (sentimeter) = 0,01 m
• 1 mm (millimeter) = 0.001 m
• 1 mil (mile) = 1.609,344 m
• 1 yd (yard) = 0,9144 m
• 1 kaki (ft, feet) = 0,3048 m
• 1 inci (inchi) = 0,0254 m
Satuan Lain untuk Massa terhadap SI
• 1 ton = 1000 kg
• 1 kuintal = 100 kg
• 1 gram = 0,001 kg
• 1 slug = 14,59 kg
• 1 ons (oz) = 0,02835 kg
• 1 pon (lb) = 0,4536 kg
Satuan Lain untuk Waktu terhadap SI

• 1 tahun = 3,156 x 107 detik


• 1 hari = 8,640 x 104 detik
• 1 jam = 3.600 detik
• 1 menit = 60 detik
Besaran Turunan
• Merupakan turunan dari besaran pokok.
• Satuan besaran turunan disebut satuan
turunan dan diperoleh dengan
menggabungkan beberapa satuan besaran
pokok
Contoh Besaran Turunan, Simbol dan Satuan

Contoh Besaran
No. Satuan
Turunan
1. Luas (A) m2
2. Kecepatan (v) m/s1
3. Percepatan (a) m/s2
4. Massa jenis (ρ) kg/m3
5. Gaya (F) N
6. Tekanan (P) Pa
7. Usaha (W) kg m2 s-2
KETIDAK PASTIAN PADA PENGUKURAN
&
PENULISAN HASIL PENGUKURAN
ASAS TEORI PENGUKURAN

SUATU PENGUKURAN SELALU DIHINGGAPI


KETIDAKPASTIAN
FAKTOR PENYEBAB KESALAHAN (ERROR) DALAM
PENGUKURAN
• ADANYA NST (NILAI SKALA TERKECIL) YG
DITIMBULKAN OLEH KETERBATAS ALAT UKUR
• KESALAHAN BERSISTEM (SYSTEMATIC ERROR) 
KESALAHAN YANG BERSUMBER PADA
PEMAKAIAN ALAT UKUR
• KESALAHAN RANDOM ATAU ACAK 
PENGUKURAN BERULANG MEMBERIKAN HASIL
YANG BERBEDA-BEDA
• KETERBATASAN KETERAMPILAN PENGAMAT
• KESALAHAN-KESALAHAN LAIN  KEKELIRUAN
DALAM MEMBACA ALAT/SKALA ALAT
KESALAHAN BERSISTEM
(SYSTEMATIC ERROR)
• KESALAHAN KALIBRASI PADA ALAT UKUR
• KESALAHAN TITIK NOL (ZERO ERROR)
• KESALAHAN PARALAKS (ARAH PANDANG)
• TERJADI GESEKAN DAN KELELAHAN PADA
ALAT KARENA SERING DIPAKAI
• KESALAHAN PEGAS
• KONDISI PERCOBAAN
• GANGGUAN TEKNIS
KESALAHAN RANDOM ATAU ACAK

• GERAK BROWN MOLEKUL UDARA  DAPAT


MENGGANGGU PENUNJUKKAN JARUM ALAT
UKUR
• FLUKTUASI TEGANGAN JARINGAN LISTRIK
• BISING ELEKTRONIK
NILAI SKALA TERKECIL (NST)

• NST (tanpa nonius) = nilai skala sesuai dengan


jarak terkecil
1
• NST (dengan nonius) = 𝑥 𝑁𝑆𝑇 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑛𝑜𝑛𝑖𝑢𝑠
𝑛
Dengan n = jumlah bagian pada skala nonius
PERHITUNGAN KETIDAKPASTIAN PADA
PENGUKURAN
• KETIDAKPASTIAN PADA PENGUKURAN
TUNGGAL
• KETIDAKPASTIAN PADA PENGUKURAN
BERULANG
PENULISAN HASIL PENGUKURAN (KARENA
ADANYA KTP)
• PENGUKURAN TUNGGAL
𝑋 = 𝑥 ± ∆𝑋 𝑥
Dengan X = hasil pengukuran tunggal
∆𝑥 = ketidakpastian dari X
1
= 𝑁𝑆𝑇(alat tanpa nonius)
2
= NST (alat dengan nonius)
[x] = saturan besaran X
PENULISAN HASIL PENGUKURAN (KARENA
ADANYA KTP)
• PENGUKURAN BERULANG
𝑋 = 𝑥ҧ ± ∆𝑥
Dengan :
𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + ⋯ 𝑥𝑛
𝑥ҧ =
𝑛
1 𝑛 σ 𝑥𝑖2 −(σ 𝑥𝑖 )2
∆𝑥 = 𝑆𝑥 = untuk n>8
𝑛 𝑛−1
σ 𝑥𝑖 −𝑥ҧ
∆𝑥 = untuk 𝑛 ≤ 8
𝑛
Contoh Kasus

Diameter silinder diukur 10 kali menggunakan


jangka sorong. Pengukuran yang dihasilkan
(dalam satuan mm): di = 11,7; 11,8; 11,9; 12,0;
12,0; 12,0; 12,0 ; 12,0; 12,3 ; 12,3. Berapakah
𝑑ҧ ± ∆𝑑 menurut pengukuran ini?
i 𝒅𝒊 𝑑𝑖2 Perhitungan:
1 11,7 136,89
120,0
2 11,8 139,24 𝑑ҧ = = 12,00
10
3 11,9 141,6
1 10 1.440,32 − (120)2
4 12,0 144,0 ∆𝑑 =
10 10 − 1
5 12,0 144,0 = 0,0596 …
6 12,0 144,0
7 12,0 144,0 Sehingga,
d = (12,00 ± 0,06) mm
8 12,0 144,0
9 12,3 151,29
10 12,3 151,29
∑ 120,0 1.440,32
Pembahasan

d = (12,00 ± 0,06) mm
Selang ktp : 11,94 mm – 12,06 mm

Jika pengukuran 1x  d = (12,0 ± 0,1) mm


Selang ktp: 11,9 mm – 12,1 mm
ANGKA BERARTI (AB)

AB adalah sejumlah angka yang pasti dengan


satu angka diragukan.
Angka diragukan adalah angka terakhir dari
sekumpulan angka
Contoh hasil pengukuran besaran X:
(1) X = (12,3 ± 0,5) sat Xo antara 11,8 – 12,8
(2) X = (12,00 ± 0,06) sat  Xo antara 11,96-
12,06
ANGKA BERARTI (AB)

Semakin banyak AB yang diikutsertakan dalam


pelaporan hasil pengukuran  semakin tepat
pengukuran itu telah dilakukan

Penulisan hasil pengukuran: X = x ± ∆x


∆x  ktp mutlak  menggambarkan mutu alat
ukur yg digunakan
∆𝑥
x 100%  ktp relatif  menggambarkan
𝑥
ketelitian pengukuran
ATURAN PRAKTIS

JUMLAH ANGKA BERARTI,


AB = 1 – log(∆x/x)
Ketelitian sekitar 10%  dilaporkan 2AB
Ketelitian sekitar 1%  dilaporkan 3 AB
Ketelitian sekitar 0,1%  dilaporkan 4 AB
ATURAN PEMBULATAN

1. AB yg akan dibuang ≤ 4 dibulatkan ke bawah


2. AB yg akan dibuang ≥ 5 dibulatkan ke atas
KETIDAKPASTIAN PADA FUNGSI VARIABEL
Bagaimana menentukan 𝜌𝑏𝑒𝑠𝑖 ?
m = pengukuran langsung  m ± ∆m
V = pengukuran langsung  V ± ∆V
𝑚
𝜌 = bagaiman dengan ∆𝜌
𝑉
Secara umum:
z = z(X,Y) dan X = x ± ∆x serta Y = y ± ∆y  Z = z ± ∆z?
z = z(X,Y) = z(x ± ∆x, y ± ∆y) =…gunakan deret Taylor disekitar (x,y)
𝜕𝑧 𝜕𝑧
𝑧 = 𝑧 𝑋, 𝑌 = 𝑧 𝑥, 𝑦 + ∆𝑥 + ∆𝑦 + ⋯ 𝑑𝑖𝑎𝑏𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛
𝜕𝑥 𝑥,𝑦 𝜕𝑦 𝑥,𝑦
Z = z ± ∆z, maka
z = z(x,y)  suku pertama
𝜕𝑧 𝜕𝑧
∆𝑧 = ∆𝑥 + ∆𝑦  suku kedua
𝜕𝑥 𝑥,𝑦 𝜕𝑦 𝑥,𝑦
Penerapan perumusan ∆z

1. Pengukuran X dan Y satu kali (∆x dan ∆y = nst


alat)
2. Pengukuran X dan Y beberapa kali (∆x dan ∆y
ditentukan dari standar deviasi)
3. Pengukuran X satu kali dan Y beberapa kali
atau sebaliknya (∆x ditentukan dari nst dan
∆y dari standar deviasi)
Penerapan perumusan ∆z
𝜕𝑧 𝜕𝑧
• Kasus 1 : ∆𝑧 = ∆𝑥 + ∆𝑦
𝜕𝑥 𝑥,𝑦 𝜕𝑦 𝑥,𝑦
• Kasus 2: ∆𝑧 = 𝑆𝑧ҧ =
𝜕𝑧 2 2 𝜕𝑧 2 2
𝑆𝑥ҧ + 𝑆𝑦ത
𝜕𝑥 𝑥,𝑦 𝜕𝑦 𝑥,𝑦

• Kasus 3: ∆𝑧 = 𝑆𝑧ҧ =
𝜕𝑧 2 2 2 𝜕𝑧 2 2
∆𝑥 + 𝑆𝑦ത
𝜕𝑥 𝑥,𝑦 3 𝜕𝑦 𝑥,𝑦
Contoh Kasus

Pengukuran panjang (P), lebar (L), dan tinggi (T)


sepotong balok diukur secara berulang, dengan
hasil pengukuran sebagai berikut:
P = (4,0 ± 0,05) cm
L = (3,0 ± 0,05) cm
T = (2,0 ± 0,05) cm
Tentukan volume (V ± ∆V) menurut hasil
pengukuran ini?
V = PLT = (4,0)(3,0)(2,0) = 24,000.. Cm2
∆V = 5,025187
∆𝑉 5,025187
= x100% = 20.94% → 2A
𝑉 24,00000
V ± ∆V = (24 ± 5) cm3
Materi Pertemuan #3
PENGENALAN ALAT UKUR MEKANIK DAN
LISTRIK
PENGUKURAN PANJANG

Mistar memiliki
tingkat ketelitian 1
mm atau 0,1 cm
Jangka Sorong

Ketelitian Jangka Sorong 0,1 mm


Pembacaan Skala Jangka Sorong
Mikrometer Skrup

Ketelitian mikrometer sekrup = 0,5mm/50 = 0,01 mm


ALAT UKUR MASSA
• Alat ukur massa adalah neraca,misalnya :
neracaTiga Lengan (O’hauss-2610)
dapat mengukur massa sampai 2610 g
dengan ketelitian 0,1 gram

neraca empat lengan (O’hauss-311)


dapat mengukur massa sampai 310 gram dengan
ketelitian 0,01 gram
ALAT UKUR WAKTU

Stop watch
mekanis memiliki
ketelitian 0,1
sekon

Stop watch
elektronik
memiliki ketelitian
0,001 sekon
SUHU DAN PENGUKURAN
• Suhu adalah ukuran derajat panas atau dingin
suatu benda.
• Termometer
Alat untuk mengukur suhu benda dengan tepat dan
menyatakannya dengan angka.

Prinsip kerja
volume zat akan berubah jika dipanaskan atau
didinginkan.Naik turunya volume zat itulah yg
dijadikan sbg acuan menentukan suhu benda.
PERBANDINGAN SKALA TERMOMETER
Perbandingan
C : R : F : K = 100 : 80 : 180 : 100
KPK dari persamaan diatas  20
(K – 273)
HUBUNGAN CELCIUS, REAMUR, FAHRENHEIT,
DAN KELVIN
𝐶 5 5
• Hubungan Celcius dan Reamur = →𝐶= 𝑅
𝑅 4 4
• Hubungan Fahrenheit dan Celcius:
𝐶 5 5
• = →𝐶= 𝐹 − 32
𝐹−32 9 9
• Hubungan Fahreinheit dengan Reamur:
𝐹−32 9 9
• = →𝐹= 𝑅 + 32
𝑅 4 4
• Hubungan Celcius dengan Kelvin:
𝐶 5
• = → 𝐶 = 𝐾 − 273
𝐾−273 5
PENGENALAN ALAT UKUR LISTRIK
• Dalam pengukuran besaran listrik pada
rangkain listrik ini ada beberapa alat ukur yang
digunakan, diantaranya :
1. Multimeter (AVO Meter)
2. LCR Meter
3. Function Generator
4. Osiloskop
MULTIMETER
Multimeter merupakan salah satu alat ukur
yang mengukur besaran-besaran listrik seperti
arus listrik (A) DC dan AC, tegangan listrik (V)
AC dan DC, dan hambatan (R).
Disebut ‘multimeter’ karena alat ini tidak
hanya mengukur satu jenis objek yg diukur,
tetapi lebih dari itu.
Dahulu ‘multimeter’ ini dikenal dengan ‘AVO
meter’ karena alat ukur ini hanya mengukur 3
jenis parameter yaitu arus, tegangan dan
hambatan saja. AVO = Ampere Volt Ohm
MULTIMETER
• MULTIMETER ANALOG
• MULTIMETER DIGITAL
MULTIMETER ANALOG
• Multimeter terbagi 2:
• Multimeter Analog
• Multimeter Digital
MULTIMETER DIGITAL
MULTIMETER ANALOG
• Instrumen analog menggunakan meteran kumparan
bergerak konvensional dan tampilannya berupa jarum
penunjuk yang bergerak di sepanjang suatu skala yang
sudah dikalibrasi.
• Kelebihan multimeter analog adalah: Handal, Praktis
dan Ekonomis, dengan alasan:
1. Hasil pengukuran akurat dan presisi
2. Mudah dibawa-bawa sehingga sangat bermanfaat
terutama untuk pengukuran di luar laboratorium karena
bekerja menggunakan baterai internal
3. Mudah melakukan penyetelan pada rangkaian sambil
mengamati gerakan relatif jarum penunjuk.
• Kelemahan multimeter analog adalah:
pengkalibrasian skalanya sangat sukar.
MULTIMETER DIGITAL
• Multimeter Digital
Multimeter digital memiliki penggunaan yang
luas, karena harganya makin terjangkau,
praktis dalam pemakaian (mudah di baca dan
memiliki tampilan yang jelas, tidak
membingungkan), dan penunjukkan makin
akurat dan presisi.
• Alat ukur digital mampu menampilkan
beberapa pengukuran, seperti untuk : arus
(milliampermeter), temperatur (ºC), Tegangan
(millivolt), Resistansi (ohm), Frekuensi (Hz),
Daya (mW) sampai kapasitansi (nF).
MULTIMETER DIGITAL
• Meter pada multimeter digital tidak memiliki
skala range untuk tiap pilihan pengukuran. Meter
ini autoranging (tidak perlu diatur range-nya).
• Disamping kelebihan multimeter digital yang
sudah diketahui, kekurangan dari multimeter
digital adalah :
1. Tampilan LCD agak sulit dibaca pada
kondisi cahaya tertentu.
2. Respon tampilan agak lambat.
3. Tampilan LCD bisa sangat terang tetapi
membutuhkan daya yang tinggi.
LCR METER
• LCR meter adalah salah satu jenis alat ukur
elektronika yang hanya mengukur 3 jenis
parameter diantaranya : Induktansi (L),
kapasitansi (C) & Resistansi (R).
• Skala pengukuran induktansi pada LCR meter
biasanya mulai dari mikro Henry (uH) s.d.
Henry (H).
• Skala pengukuran kapasitansi pada LCR meter
biasanya mulai dari piko farad (pF), nano farad
(nF), mikro farad (uF) & Farad (F). Biasanya
nilai mili farad (mF) relatif jarang karena
jarang ada di pasaran.
LCR METER
• Skala pengukuran resistansi pada LCR meter
ini biasanya mulai dari ohm, kilo ohm, mega
ohm.
• Pada perkembangannya, LCR meter ini tidak
hanya mengukur ke-3 besaran utama tadi,
tetapi masih disisipkan pengukuran untuk
parameter lainnya. Biasanya jenis LCR seperti
ini ditemui pada LCR meter digital yang
banyak diperjualbelikan saat ini.
LCR METER
FUNCTION GERATOR
• Function generator adalah salah satu jenis
instrumen elektronika yang menghasilkan atau
membangkitkan beberapa bentuk sinyal
(gelombang) yang mengandung frekuensi,
amplituda dimana nilainya dapat diatur
berdasarkan keinginan.
• Bentuk-bentuk sinyal yang dihasilkan oleh alat
ukur ini umumnya gelombang sinusoida, gigi
gergaji, segitiga, kotak (pulsa).
• Skala frekuensi gelombang yang dihasilkan
berkisar antara Hz s.d. MHz.
FUNCTION GERATOR
• Semakin tinggi skala frekuensi yang dihasilkan
oleh alat ukur ini, biasanya secara ekonomi
harganya juga semakin mahal. Kemudian
tingkat sensitivitas frekuensi terhadap
pengaruh lingkungan juga semakin tinggi.
Inilah sebabnya kenapa alat ukur jenis ini
semakin tinggi frekuensi yang hasilkan
membutuhan kualitas bahan yang di gunakan
juga semakin baik & mahal.
• Penggunaan alat ukur jenis ini sering dijumpai
dalam bidang audio, telekomunikasi,
elektronika analog & digital.
OSILOSKOP
 Osiloskop termasuk alat ukur serba guna &
merupakan jenis alat ukur yang banyak
digunakan untuk menganalisa kualitas sinyal
dan rangkaian-rangkaian elektronika.
 Osiloskop ini dapat memvisualisasikan sebuah
gelombang tertentu ke dalam layar tampilan,
sehingga dengan mudah kita dapat melihat
baik buruknya kualitas sinyal yang terjadi.
OSILOSKOP
 Karena dikatakan serba guna, maka alat ukur jenis ini
realatif mahal dan butuh waktu dalam
mengoperasikannya karena banyak menu sehingga
perlu dilatih sesering mungkin agar familier dengan
alat tersebut atau butuh seorang instruktur.
 Pada prinsipnya semakin bagus kualitas osiloskop,
maka semakin komplek dan banyak menu yang harus
dipelajari. Itulah sebabnya osiloskop tidak semua orang
bisa pakai dan wilayah pemakainnya sangat terbatas,
biasanya banyak ditemui di lingkungan pendidikan &
instansi tertentu seperti perguruan tinggi, departemen-
departemen pemerintahan, dll.
OSILOSKOP

Anda mungkin juga menyukai