Anda di halaman 1dari 26

SYOK HEMORAGIK

MURNI 12-040
Anatomi Jantung
VASKULARISASI
Histologi Jantung dan Pembuluh darah
Fisiologi Jantung
Siklus jantung
Merupakan kejadian yang terjadi dalam
jantung selama peredaran darah. Gerakan
jantung terdiri dari 2 jenis yaitu kontraksi (sistolik)
dan relaksasi (diastolik).

Curah jantung
Curah jantung merupakan volume darah yang di
pompa tiap ventrikel per menit.
CURAH JANTUNG = volume sekuncup x frekuensi
denyut jantung per menit.
Fisiologi Jantung.....
Denyut Jantung dan Daya Pompa Jantung
Pada saat jantung normal dalam keadaan
istirahat, kecepatan denyut jantung sekitar 60
hingga 80 denyut per menit. Kecepatan denyut
jantung dalam keadaan sehat dipengaruhi oleh
pekerjaan, tekanan darah, emosi, cara hidup dan
umur.
Pada keadaan normal jumlah darah yang
dipompakan oleh ventrikel kanan dan ventrikel
kiri sama sehingga tidak terjadi penimbunan.
Fisiologi Jantung.....
Aktivitas listrik jantung
Kontraksi otot jantung untuk mendorong
darah dicetuskan oleh potensial aksi yang
menyebar melalui membran sel-sel otot.
Sel-sel jantung yang mampu mengalami
otoritmitas ditemukan di Nodus Sinoatrium (SA),
Nodus Atrioventrikel (AV), Berkas His, dan Serat
purkinje.
SISTEM KONDUKSI JANTUNG
Definisi
Syok hemoragik adalah suatu sindrom
yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan
metabolik yang ditandai dengan kegagalan
sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi
yang adekuat ke organ-organ vital tubuh yang
biasanya terjadi akibat perdarahan yang masif.
Klasifikasi
PARAMETER KELAS I KELAS II KELAS III KELAS IV
Kehilangan darah (ml) < 750 750.- 1500 1500– 2000 >2000
Kehilangan darah (%) < 15 % 15– 30 % 30 - 40 % >40 %
Nadi (x /menit) <100 >100 >120 >140
Tekanan darah Normal/ naik Menurun Menurun Menurun

Frekuensi Pernafasan 14-20 20 – 30 30 - 40 >35

Produksi urin (ml/jam) >30 20-30 5-15 Tidak berarti

Gejala pada saraf pusat Sedikit Agak cemas Cemas, bingung Bingung, lesu
/ status mental cemas
Penggantian cairan Kristaloid Kristaloid Kristaloid dan Kristaloid dan
(hukum 3:1) darah darah
Etiologi
1. Terapi antitrombosis
2. Koagulopati
3. Perdarahan saluran pencernaan
4. Kelainan pada Obsetrik/ginekologi dan Paru
5. Ruptur aneurisma
6. Perdarahan retroperitoneal
7. Trauma
Manifestasi Klinik
 Hipotensi, takikardi, penurunan urin output, dan
penurunan kesadaran.
 Kulit kering dan pucat.
 Pasien bingung, agitasi, dan tidak sadar.

Pemeriksaan fisik
Hal penting yang harus diperhatikan adalah
tanda-tanda vital, produksi urin, dan tingkat
kesadaran.
1. Pemeriksaan Jasmani

Meliputi airway, breathing, circulation,


disability, dan exposure.
Pengobatan dengan posisi kepala
dibawah. Dengan menempatkan penderita
dengan kepala 12 inci lebih rendah daripada
kaki akan sangat membantu dalam
meningkatkan aliran balik vena dan dengan
demikian meningkatkan curah jantung.
2. Pemasangan kateter urin

Jumlah produksi urin merupakan indikator yang


cukup sensitif untuk perfusi ginjal. Produksi urin
yang normal pada umumnya menandakan
aliran darah ginjal yang cukup, bila tidak
dimodifikasi dengan pemberian obat diuretik.
Sebab itu, produksi urin merupakan salah satu
dari pemantau utama resusitasi dan respon
penderita
2. Terapi awal cairan
Larutan ringer laktat adalah pilihan pertama.
NaCl fisiologis adalah pilihan kedua.
Pada saat awal, cairan hangat diberikan dengan
tetesan cepat sebagai bolus. Dosis awal adalah 102
liter pada dewasa dan 20 ml/kgBB pada anak.

3. Transfusi darah
Pemberian darah tergantung respon penderita
terhadap pemberian cairan. Tujuan utama transfusi
darah adalah memperbaiki oxygen-carrying capacity.
RESPON TERHADAP PEMBERIAN CAIRAN
Komplikasi akibat pemberian cairan

1. Dekompensasi jantung
2. Edema Paru
3. Asidosis Asam Laktat
4. Gangguan Hemostasis
Prognosis
Tergantung dari derajat syok dan usia pasien.
KESIMPULAN
Syok Hemoragik adalah suatu kondisi saat perfusi
jaringan menurun menyebabkan inadekuatnya hantaran
oksigen dan nutrisi yang diperlukan sel. Yang ditandai
dengan penurunan volume darah, akral dingin, pucat,
takikardi, hipotensi, dan penurunan kesadaran.
Penatalaksanaan syok hemoragik meliputi pemeriksaan
jasmani, akses pembuluh darah, terapi cairan, transfusi
darah, dan terapi lain. Terapi yang segera, tepat, dan
agresif untuk memulihkan perfusi organ akan
memperkecil komplikasi yang kemungkinan dapat terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Price S.Wilson L. 2003. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC.
2. Muhiman M, dkk. 1989. Anastesiologi. Jakarta:
Bagian Anastesiologi dan Terapi Intensif FKUI.
3. American College of Surgeons Committee on
Trauma. 2004. Advanced Trauma Life Support for
Doctors. United States of America.
4. Sudoyo A, dkk. 2009. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1.
Edisi 5. Jakarta: EGC.
5. Ganong W. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Jakarta: EGC.
6. Gutierrez W. Clinical Review: Syok Hemoragik. Dari
http:// www.ncbi.nlm.nih.gov/
pmc/articles/PMC1065003. Diakses 13 Mei 2015.
7. Udeani J. Syok hemoragik. Dari http:// emedicine.
medscape. com/ article/ 432650-overview #a0104.
Diakses 13 Mei 2015.
8. Steven. Parks N. Advanced Trauma Life Support (ATLS)
for Doctors. Jakarta: Ikatan Ahli Bedah Indonesia
(IKABI).
9. Wirjoatmodjo. Karjadi. 2000. Anastesiologi dan
Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1
Kedokteran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
10. Latief, Said A. 2002. Petunjuk Praktis Anatesiologi.
Edisi 2. Jakarta: FKUI.
11. Mulyono I. 2006. Jenis-Jenis Cairan. In: Symposium
of Fluid and Nutrition Therapy in Traumatic
Patients. Jakarta: FKUI.
12.Guyton, A. 1997. Buku Ajar Fisiologi. Jakarta: EGC.
13.Sherwood, lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari
Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta: EGC.
14.Basmajian, John V., Slonecker, Charles E. Grant
.2000.Metode Anatomi Berorientasi pada Klinik.
Jilid II.Jakarta: Binarupa Aksara.
15.Hastuti, Triani, 2007, Bahan Ajar Histology
Kardiovaskuler, Bagian Histologi Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar.

Anda mungkin juga menyukai