Anda di halaman 1dari 52

PERAWATAN LUKA

DI RUMAH SAKIT
dr. Syahar Banu, Sp.B
PRE- TEST
PRE-TEST

1. Apa definisi dari luka ?


2. Apa saja jenis luka ?
3. Sebutkan fase-fase penyembuhan luka ?
4. Sebutkan komplikasi segera dan komplikasi lambat pada luka ?
DASAR HUKUM LUKA

• Pasal 229 ayat (4) UU LLAJ


yaitu luka yang mengakibatkan korban:
a.    jatuh sakit dan tidak ada harapan sembuh sama sekali atau menimbulkan bahaya
maut;
b.    tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan;
c.    kehilangan salah satu pancaindra;
d.    menderita cacat berat atau lumpuh;
e.    terganggu daya pikir selama 4 (empat) minggu lebih;
f.     gugur atau matinya kandungan seorang perempuan; atau
g.    luka yang membutuhkan perawatan di rumah sakit lebih dari 30 (tiga puluh) hari
Anatomi
JENIS
LUKA
ETIOLOGY
PROSES PENYEMBUHAN
PProrosseess LUKA

PPeennyyeemmbubuhhaann
LLuukaak
PROSES PENYEMBUHAN
Proses Penyembuhan LUKA
Luka
Respon Fase destruktif Fase proliferative Fase
inflamasi akut maturasi
Pembersihan
Mencakup jaringan yang mati Pada Saat Mencakup
hemostasis, dan yang pembuluh re-epitelisasi,
pelepasan mengalami darah baru, konstraksi
histamine, devitalisasi oleh yang luka, dan
mediator lain leukosit diperkuat oleh reorganisasi
dari sel-sel polimorfonuklear jaringan ikat, jaringan
yang rusak, dan makrofag. ikat
dan migrasi menginfiltrasi
sel darah putih luka
PROSES PENYEMBUHAN LUKA
KESEMBUHANLUKA, FASE RADANG
KESEMBUHANSEKUNDER, JARINGAN GRANULASI
PROSES PENYEMBUHAN LUKA
FAKTOR DARI DALAM

• Koagulopati
• Gangguan sistem imun
• Hipoksia lokal
• Gizi pasien itu sendiri
• Gangguan mal abssobsi
• Gangguan metabolisme
• Neuropati
• Insfeksi jamur
• Keganasan lokal
FAKTOR DARI LUAR

• Paska radiasi (penghambatan angiogenesis dan proliferasi)


• Imunosupresi(penggunaan obat sitostatik,imunosupresan dan
kortikosteroid)
• Infeksi (TBC,sifilis,difteri)
• Adanya jaringan mati (nekrosis)
• Perdarahan kurang (luka diatas tendo aciles)
DASAR DASAR
PERAWATAN LUKA
Luka yang bersih

Kulit di sekitar luka tampak relatif normal (seperti


gambar A). Kulit tidak perih jika disentuh dan tidak
hangat ataupun bengkak. Jika luka tersebut adalah
luka akut, otot yang terekspose akan tampak normal.
Jika luka tersebut adalah luka yang sudah lama,
mungkin dapat dijumpai jaringan granulasi (jaringan
merah terang yang berdarah jika diusap) di atas luka.
Tidak ada jaringan nekrotik di atas luka. Di atas luka
mungkin dijumpai material fibrous (eksudat, lihat di
bawah) di atas luka - tapi tidak cair, seperti nanah.
Antibiotik sistemik tidak diperlukan untuk luka tipe
ini
Luka yang terinfeksi

Pada luka yang terinfeksi, kulit di sekitar luka


biasanya berwarna merah dan hangat dan
bengkak seperti di Foto B. Pada luka tersebut
bisa dijumpai nanah dan jaringan nekrotik. Pada
umumnya luka terinfeksi lebih terasa nyeri
dibanding luka yang bersih. Antibiotik sistemik
dan debridemen diperlukan jika luka tersebut
terinfeksi
eksudat
Eksudat adalah produk dari
sebuah luka. Eksudat terbentuk
dari protein, cairan, dan debris
selular yang terbentuk pada
luka, mulai dari tepi jaringan
sebagai hasil dari proses
penyembuhan
Bahan
pembalut
Bahan terbaik untuk membalut adalah
kasa katun. Hanya diperlukan untuk
menutup luka.
Teknik steril vs. Teknik bersih
Teknik steril Teknik bersih

memakai peralatan dan bahan memakai peralatan dan


yang telah disterilkan sehingga bahan yang tidak
tidak ada bakteri atau partikel memerlukan perlakukan
virus yang menempel di yang seksama seperti
permukaannya. Instrumen memperlakukan instrumen
disterilkan memakai autoklaf steril. Sarung tangan non-
untuk digunakan di ruang operasi steril atau kasa biasanya
atau kasa/sarung tangan yang berisi banyak dalam satu
dibungkus satuan dari pabrik pengepakan. Alat bersih
adalah contoh peralatan steril. lebih murah dan lebih
mudah disimpan daripada
alat steril dan menghemat
namun tetap efektif jika
Larutan
Teknik membalut
A. Basah ke kering

Indikasi: untuk membersihkan kotoran atau luka terinfeksi.


teknik: lembabkan selembar kasa dengan larutan dan peras untuk
mengeluarkan cairan yang berlebih. Kasa harus lembab, bukan
basah. Buka kasa Foto A dan letakkan diatas luka untuk
menutupinya Foto B. Anda tidak memerlukan banyak lapisan kasa
basah. Letakkan kasa kering di atasnya. Biarkan pembalut
mengering dan ketika balutan diangkat akan ikut menarik kotoran.
Bila balutan lengket dapat dilembabkan untuk mempermudah
pengangkatan balutan.
Frekuensi: 3-4 kali per hari. Dapat lebih sering pada luka yang
memerlukan
debridemen, sedikit lebih jarang pada luka bersih. Jika luka
sudah bersih, ganti teknik
balutan menjadi basah ke basah atau salep antibiotik.
Basah ke basah

indikasi: untuk menjaga luka bersih tetap bersih dan


mencegah pembentukan eksudat.

Teknik: Basahi selembar kasa dengan larutan dan peras hingga tidak
terlalu basah.
Buka kasa dan letakkan di atas luka untuk menutupinya. Letakkan kasa
kering di
atasnya. Kasa dijaga jangan sampai menjadi kering atau lengket
Frekuensi:
terhadap luka.
idealnya 2-3 kali per hari. Jika balutan
menjadi terlalu kering, tuangkan
larutan salin di atas kasa untuk menjaganya tetap
lembab.
Salep Antibiotik

Indikasi: Salep antibiotik digunakan untuk menjaga luka bersih


tetap bersih dan mempercepat penyembuhan.

Teknik: Oleskan salep ke luka - tipis-tipis saja. Tutup


dengan kasa kering.
Frekuensi: 1-2 kali per hari
PRINSIP PERAWATAN
LUKA:
MOIST WOUND HEALING
PRINSIP PENATALAKSANAAN LUKA

TUJUAN
• Mengontrol dan atau menghilangkan faktor penyebab.
• Memberikan support secara sistemik
• Mempertahankan kondisi fisiologis luka
BEBERAPA PRINSIP PERAWATAN
LUKA:
1.DEBRIDEMENT:
SELURUH MATERI ASING/NONVIABLE/JARINGAN NEKROTIK  “DEBRIS” & DAPAT MENGHAMBAT
PENYEMBUHAN LUKA  DIPERLUKAN TINDAKAN UNTUK MEMBERSIHKAN LUKA DARI SEMUA
MATERI ASING INI. NEKROTOMI (PEMBUANGAN JARINGAN NEKROTIK) JUGA TERMASUK KE
DALAM DEBRIDEMEN LUKA. DEBRIDEMEN DAPAT DILAKUKAN BERKALI-KALI (BERTAHAP)
SAMPAI SELURUH DASAR LUKA (WOUND BED) BERSIH & VITAL.

2. MOIST WOUND BED:


DASAR LUKA (WOUND BED) HARUS SELALU LEMBAB. LEMBAB BUKAN BERARTI BASAH. KASSA
YANG DIRENDAM DALAM LARUTAN SEPERTI NACL ITU “BASAH” & BUKAN “LEMBAB”, KARENA
KASSA YANG BASAH DAPAT MENJADI KERING, SEHINGGA TIDAK PERNAH MENJADI LEMBAB.
LEMBAB YANG DIMAKSUD ADALAH ADANYA EKSUDAT YANG BERASAL DARI SEL DI DASAR LUKA
YANG MENGANDUNG SEL-SEL DARAH PUTIH, GROWTH FACTORS, & ENZIM2 YANG BERGUNA
DALAM PROSES PENYEMBUHAN LUKA. SUASANA LEMBAB INI HARUS DIPERTAHANKAN DENGAN
DIIKUTI PENCEGAHAN INFEKSI & PEMBENTUKAN PUS.
3.Prevent further injury:
Jaringan di sekitar luka biasanya mengalami inflamasi sehingga ikatan antar selnya kurang
kuat. Saat merawat luka, sangat dianjurkan untuk tidak membuat luka/kerusakan yang baru
pada jaringan di sekitarnya. Imobilisasi lama juga dapat menyebabkan kerusakan jaringan
lainnya misalnya terbentuk ulkus dekubitus, infeksi sekunder, bahkan pneumonia dll.
4.Nutritional therapy:
Nutrisi : suatu terapi & bukan hanya sebagai suplemen/tambahan. Terapi nutrisi sangat penting
dalam proses penyembuhan luka sebab komponen jaringan yang rusak & harus diganti pada
setiap luka memerlukan elemen pengganti yang didapatkan dari asupan nutrisi.
5. Treat underlying diseases:
Salah satu faktor yang berpengaruh dalam proses penyembuhan luka : penyakit yang mendasari
luka tersebut, mis., diabetes mellitus, chronic venous insufficiency. Jika penyakit yang
mendasarinya tidak diatasi, kemungkinan besar luka akan sulit sembuh.
6. Work with the law of nature:
“Time heals all wounds”. Sesungguhnya penyembuhan luka dilakukan oleh tubuh penderita
itu sendiri, yang dapat kita lakukan : memberikan suasana & kondisi yang ideal agar luka
dapat sembuh tanpa adanya hambatan/gangguan. Jika seluruh faktor yang menghambat
penyembuhan luka dapat diatasi (mulai dari faktor sistemik sampai keadaan status lokalis
luka itu sendiri), maka tidak ada alasan luka tidak dapat sembuh.
“Moist Wound Healing”
KEUNTUNGAN DARI MOIST WOUND HEALING

• Menurunkan dehidrasi dan kematian sel (Neutropil, macrofag dan fibroblas yang
dibutuhkan untuk proses penyembuhan tidak bisa tumbuh dalam lingkungan yang
kering).
• Mendukung proses debridemen autolitik.
• Meningkatkan re-epitelisasi
• Menurunkan tingkat nyeri
• Less scarring
HOW TO CREATE MOIST WOUND?

Menggunakan Balutan yang


Tepat

Melakukan penggantian
balutan disaat yang tepat
CHOOSING THE DRESSING

BASAH KERING LEMBAB

• Serap • Basahi • Pertaha


nkan
JENIS BALUTAN PENYERAP

• Terbuat dari • Terbuat dari serat • Terbuat dari • Serat kapas + • Terbuat dari
polyurethene kayu (CMC) rumput laut film serat kapas.
foam • Mengunci cairan • Menyerap eksudat • Menyerap • Menyerap
• Menyerap sedang-banyak
• Menyerap eksudat eksudate
eksudat sedang- • Memberi efek
eksudat banyak hemostasis minimal- minimal-
sedang-banyak sedang banyak
Low
FOAM Hidrofiber Alginate adherent KASA
dressing
JENIS BALUTAN PEMBERI KELEMBABAN

• Mengandung 80- • Kasa yang


90% air/ gliserine dilembabkan dengan
saline.
+ CMC • Memberikan
• Melepas kelembaban ke dalam
kelembaban luka ketika kasa dalam
secara perlahan ke kondisi lembab.
luka
Hidroakti Kasa
f gel saline
JENIS YANG MEMPERTAHANKAN KELEMBABAN

• Terbuat dari CMC + pectin • Terbuat dari • Mengandung kolagen


• Bila kontak dengan panas sebagai cikal bakal
polyuretane film
tubuh/ eksudat membentuk fibroblast
gel. • Melindungi sel dari
• Melindungi sel dari
• Melindungi sel dari pengaruh suhu dehidrasi
pengaruh suhu luar lingkungan

Transpa
Hidrocol Spon
rant
oid Kolagen
Film
KOMPLIKASI SEGERA

• Seroma (cairan serous,cairan limfe • Wound disruption


atau darah)
• Infeksi luka superfisial
• Bengkak kemerahan dan pasien
merasa demam • Infeksi luka dalam
• Lakukan pungsi dan di
• Difus(nekrosis unaerobik)
tekan,drainase,tindakan bedah
exolorasi • Infeksi luka campuran
• Hematoma (perdarahan • gangren
• Bengkak,fluktuasi,nyeri,kemerahan
• Pungsi dan bedah explorasi
KOMPLIKASI LAMBAT

• Atropik scar
• Hipertrofi scar
• Keloid
• Nekrosis
• abses
REFFERENCES

AWMA, 2011, Bacterial Impact on Wound Healing: from Contamination to Infection,


www.awma.com.au
Bryant,Nix, 2007, Acute & Chronic Wounds Current Management Concepts, 3rd Edition, Mosby
Elsevier, Missouri.
Collier, 2004, Recognition and Management of Wound Infection, www.worldwidewounds.com
Dealey, 2005, The Care of Wounds A Guide for Nurses, 3rd Edition, Blackwell Publishing, Victoria.
EWMA, 2006, Management of Wound Infection, Medical Education Partnership Ltd, London.
EWMA, 2005, Identifying Criteria for Wound Infection, Medical Education Partnership Ltd, London.
EWMA, 2004, Wound Bed Preparation in Practice, MEP Ltd, London
Gary Sibbald, 2008, Wound Bed Preparation: DIM befire DIME, Wound Healing South Africa
Milne et.al, 2003, Wound, Ostomy and Continence Nursing Secrets, Henley & Belfus, Inc, New
Jersey.

Anda mungkin juga menyukai