Anda di halaman 1dari 14

MALUKU

Kelompok 8 :
Ahmad Taufiqurahman 18405241
Elang Yogantara 18405244013
Tiara Dewi Masitoh 184052440
Rahma Aliya Fortuna 18405244023
Setting Kepulauan Maluku adalah gugusan pulau-

Geologi pulau yang terletak di sebelah timur


Indonesia, memiliki panjang 180 kilometer
dari utara ke selatan dan lebar 70 kilometer
Maluku dari barat ke timur. Berdasarkan keadaan
geologis dan fisiografisnya dapat dibagi
menjadi dua provinsi, yakni Halmahera bagian
barat dan Halmahera bagian timur laut –
tenggara. Morfologinya hampir sama dengan
Pulau Sulawesi yakni memiliki 4 lengan dan
bentuknya seperti huruf K, yang membedakan
adalah skalanya. Pulau Halmahera memiliki
ukuran sepertiga dari Pulau Sulawesi dan luas
permukaannya sepersepuluh dari Pulau
Sulawesi. Terletak pada koordinat 127°45’ -
128° 00 BT dan 01°25’ - 01°40’ LS
Karakteristik Geologi
Maluku

Karakteristik geologi Provinsi Maluku adalah terdiri dari batuan sedimen,


batuan metamorfik dan batuan beku dengan penyebaran yang hampir
merata di setiap gugus pulau. Hal ini dipengaruhi oleh klasifikasi umur
pulau/kepulauan yang terbentuk pada 50-70 juta tahun yang lalu, pada
periode Neogeon sampai Paleoceen. Karakteristik tersebut juga
dipengaruhi oleh letak Maluku Pasifik, Laut Filipina dan Laut Banda,
sehingga memberikan sebaran beberapa gunung api diantara lempeng
bumi Indo-Australia, baik yang masih maupun sudah tidak aktif lagi.
Maluku Utara merupakan rantai penghubung

Maluku antara Filipina di bagian utara, Irian di bagian


timur, Sulawesi di bagian barat. Daerah ini
tersusun dari punggungan-punggungan

Utara bawah laut dan daratan yang kompleks, yaitu


rangkaian pulau-pulau yang dipisahkan oleh
basin-basin kecil dan palung-palung.
Maluku Utara merupakan wilayah kepulauan
yang terdiri atas pulau-pulau volkanik dan
pulau-pulau non volkanik. Pulau vulkanik
menempati bagian barat termasuk
diantaranya adalah Pulau Ternate, Pulau
Tidore, Pulau Moti, Pulau Mare, Pulau Makian,
dan Pulau Sangihe. Sedangkan pulau non
volkanik antara lain Pulau Bacan, Pulau
Kasiruta, Pulau Talaud, dan Pulau Obi.
(Amarullah dan Tobing ; 2005)
Kawasan sepanjang pantai barat Halmahera
terbentang sejumlah pulau besar dan kecil
yang dimulai dari Ternate bagian utara
sampai Obi bagian selatan. Pulau-pulau kecil
di bagian utara umumnya merupakan daerah
vulkanik yang tersusun dari bahan andesit
• Sebagian besar Provinsi Maluku Utara, terutama
bagian tengah dan utara, merupakan daerah
pegunungan. Namun secara geologi bukanlah
pegunungan yang seragam. Artinya, bahan
penyusunnya bervariasi. Pada semenanjung timur
laut ditemukan batuan beku asam, basa dan
ultrabasa serta batuan sediment.
• Di semenanjung utara Halmahera terdapat barisan
gunung api aktif dan non-aktif dengan bentuk dan
struktur yang sangat khas. Pada bagian ini
terbentang dataran sempit ailuvial arah
timurbarat. Kawasan sepanjang pantai barat
Halmahera terbentang sejumlah pulau besar dan
kecil yang dimulai dari Ternate bagian utara sampai
Obi bagian selatan. Pulau-pulau kecil di bagian utara
umumnya merupakan daerah vulkanik yang
tersusun dari bahan andesit dan batuan beku
basaltic. Pulau Obi dibatasi oleh dua sesar besar
yaitu sesar Sorong-Sula Utara yang terletak dibagian
selatan, dan sesar Maluku-Sorong yang terletak
dibagian Utara. Sesar normal yang terjadi di Pulau
Obi diakibatkan oleh sentuhan tektonik antara
batuan ultramafik dengan batuan yang lebih muda.
Pulau Obi

Pulau Obi dibatasi oleh dua sesar besar yaitu sesar


Sorong-Sula Utara yang terletak dibagian selatan, dan
sesar Maluku-Sorong yang terletak dibagian Utara.
Sesar normal yang terjadi di Pulau Obi diakibatkan
oleh sentuhan tektonik antara batuan ultramafik
dengan batuan yang lebih muda. Umumnya sesar-
sesar di Obi berarah barat-timur, baratlaut-tenggara
dan timurlaut-baratdaya. Di Pulau Obi bagian barat
terdapat Danau Karu yang diperkirakan berupa
terban yang dibatasi oleh dua sesar dengan arah
utara-selatan. Lipatan-lipatannya membentuk antiklin
dan sinklin yang secara umum sumbunya berarah
barat-timur.
Sistem Maluku Utara
Di Maluku Utara ada 2 sistem pegunungan yang memusat, yaitu satu buah membatasi basin Sulawesi yang
cembung ke timur dan satu buah lagi membatasi tengah kelompok Halmahera yang cembung ke barat.

1. Sistem Sangihe 2. Sistem Ternate


Membentuk mata rantai antara Yang terdiri dari elemen-elemen
busur berikut:
Samar di Filipina dan lengan a. Busur dalam yang vulkanis,
utara, timur berupaZona Ternate
Sulawesi, timur Sulawesi yang b. Palung-antara, yang berupa
terdiri dari palung-palung Morotai-
satuan-satuan: Ternate-Bacan.
a. Palung belakang, berupa Basin c. Palung belakang, berupa bagian
Sulawesi umum dari kelompok Basin
b. Busur dalam yang vulkanis, Halmahera.
berupa Pegunungan Sangihe. d. Busur luar yang tak vulkanis,
c. Palung antara, berupa palung- berupa punggungan Snellius-
palung Sangihe-Gorontalo Maju-Obi.
d. Busur luar yang tak vulkanis,
berupa punggungan Talud-
Maju.

7
• Maluku selatan secara geologi merupakan Busur Banda,
yaitu sistem kepulauan yang membentuk busur
mengelilingi tapal kuda Laut Banda yang membuka ke
arah Barat. Sistem Kepulauan Maluku selatan di bedakan
menjadi busur dalam yang vulkanis dan busur luar yang
non vulkanis.

MALUKU SELATAN
• Busur dalam vulkanis terdiri dari pulau pulau kecil
( kemungkinan puncak gunungapi bawah laut/
seamount ) seperti pulau Damar, pulau teun, pulau
serua, pulau manuk dan kepulauan banda.
• Busur luar non vulkanis terdiri dari beberapa plau yan
agak luas dan membentuk komplek kompleks kepulauan
antara lain : kepulauan Leti, kepulauan Babar, kepulauan
Tanimbar, kepulauan Aru, kepulauan Watu Bela, pulau
Seram dan Pulau Buru.

8
• Busur banda terletak pada ujung timur bagian dari sebuah
sistem pegunungan besar dunia (sistem orogenesis/
pegunungan Sunda ) yang panjangnya di indonesia kira kira
7.000 km
• Basin banda terdiri dari 2 bagian, basin banda utara terletak
di anatra sulawesi dan Buru (sebelah utara lomblen ) di
bagian barat dan manuk di bagian timur.
• Busur dalam banda busur dalam banda terdiri dari sejumlah
punggungan, yang berdasarkan peta peta dari Ekspedisi
Snellius mempunyai sebuah orientasi
• Busur luar banda adalah sebuah pengangkatan geantiklinal
dari kulit bumi, lebarnya 100-200 km. Tempat endapan
endapan geosinklinal telah diangkat menjadi rangkaian
pegunujngan dengan struktur yyang berlebih lebihan
( sangat Kompleks ) tetapi tanpa vulkanisme aktif ( berbeda
dengan susunan / struktur vulkanis muda dari pulau pulau
busur dalam.

9
Maluku selatan disusun oleh hasil kegiatan endapan laut dangkal
berumur Plio-Plistosen sampai Holosen. Batuannya terdiri dari batu
gamping, napal dan abut lumpur gamping dan endapan alluvium. Sejarah
geologi Maluku selatan dimulai pada zaman miosen bawah yang masih
berupa daerah laut hingga terjadi pengangkatan pengendapan
berubah menjadi laut dangkal dengan adanya pengendapan batu
gamping dan napal yang termasuk formasi manumbai.

10
Litologi di daerah Anggai, maluku disusun
oleh batuan vulkanik, sedimen dan
endapan muda. Batuan akibat kegiatan
tektonik mengakibatkan adanya perlipatan,
dan pensesaran dan kegiatan magmatik
(hidrotermal) yang merupakan media

Litologi potensial bagi pembentukan mineralisasi.


Formasi Dorosagu, perselingan antara
batupasir dengan serpih merah dan
Kepulauan batugamping. Batupasir kelabu kompak,
halus - kasar, sebagian gampingan,

Maluku mengandung fragmen batuan ultra basa


grauwake,
ultrabasa,
kompak,
basal dan
komponen
kuarsa;
batuan
serpih
berlapisbaik, batugamping, kelabu dan
merah, kompak, sebagian menghablur. Dari
analisis fosil menunjukkan umur Paleosen-
Eosen.
Formasi Weda, berupa batupasir
Formasi Tingteng, berupa berselingan dengan napal, tufa,
batugamping hablur dan konglomerat dan batugamping.
batugamping pasiran, Batupasir kelabu - coklat muda, berbutir
halus sampai kasar; berselingan dengan
sisipan napal dan serpih kelabu kehijauan. Napal, putih,
batupasir. Batugamping kelabu dan coklat, getas; mengandung
pasiran, kelabu dan coklat banyak foraminifora setempat sisipan
batubara setebal 5 cm dan batugamping.
muda, sebagian kompak; Batugamping, putih kotor dan kelabu,
sisipan napal dan kompak; merupakan sisipan dalam napal,
batupasir, kelabu, setebal setebal 10 – 15 cm di daerah Dote dan 0,5
– 2 m di daerah Kobe dan Kulo. Napal
10 – 30 cm, umur Akhir berumur Miosen Tengah – Awal Pliosen.
Miosen – Awal Pliosen.
• Formasi Amasing, berupa batupasir tufaan, berselingan dengan
batulempung dan napal, bersisipkan batugamping. Batupasir
tufaan berwarna kelabu kehijauan, berpilahan sedang, berkomponen
terutama kuarsa, feldspar dan sedikit mineral bijih, bermasa dasar tufa.
Batulempung dan napal berwarna kelabu kehijauan, agak kompak,
mengandung banyak fosil foraminifora plangton. Hasil analisis fosil
menunjukkan napal berumur Miosen Bawah sampai Miosen Tengah.
• Formasi Woi, berupa batupasir, konglomerat dan napal. Batupasir,
kelabu, terpilah sedang, tufaan. Konglomerat, kelabu, kerakal andesit,
basal dan batugamping. Napal; kelabu, foraminifora dan moluska,
setempat lignitan. Fosil foraminifora menunjukkan umur Miosen Atas
sampai Pliosen berlingkungan sublitoralbatial. Tebalnya antara 500 –
600m.
• Formasi Anggai, berupa batugamping dan batugamping pasiran,
pejal. Fosil foraminifora menunjukkan umur Miosen Atas sampai Pliosen.
Sebarannya di timur P. Obi. Ketebalannya kurang lebih 500 m. Formasi
Anggai menjemari dengan Formasi Woi.

13
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai