GEOGRAFI TANAH
ACARA V
MENGANALISIS KONSISTENSI TANAH
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menentukan konsistensi tanah secara kualitatif
B. Dasar Teori
Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas yang menempati sebagian
besar permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki
sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan
induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula (Isa
Darmawijaya, 1990:9).
antara butiran yang relative lemah dapat disebabkan oleh karbonat, zat organic
atau oksida-oksida yang mengendap diantara partikel-partikel. Ruang diantara
partikel-partikel dapat berisi air, udara maupun keduanya. Proses pelapukan batuan
atau proses geologi lainnya yang terjadi di dekat permukaan bumi membentuk
tanah. Pembentukan tanah dari batuan induknya, dapat berupa proses fisik
maupun kimia. Proses pembentukan tanah secara fisik yang mengubah batuan
menjadi partikel-partikel yang lebih kecil, terjadi akibat pengaruh erosi, angin, air,
es, manusia, atau hancurnya pertikel tanah akibat perubahan suhu atau cuaca
atau alkali) dan prosesproses kimia yang lain. Jika hasil pelapukan masih berada di
1
tempat asalnya, maka tanah ini disebut tanah residual (residual soil) dan apabila
tanah berpindah tempatnya, disebut tanah terangkut (transported soil). Istilah pasir,
lempung, lanau, atau lumpur digunakan untuk menggambarkan ukuran partikel
pada batas ukuran butiran yang telah ditentukan. Akan tetapi, istilah yang sama
juga digunakan untuk menggambarkan sifat tanah yang khusus. Sebagai contoh,
lempung adalah jenis tanah yang bersifat kohesif dan plastis, sedang pasir
digambarkan sebagai tanah yang tidak kohesif dan tidak plastis. Kebanyakan jenis
tanah terdiri dari banyak campuran, atau lebih dari satu macam ukuran partikel.
Tanah lempung belum tentu terdiri dari partikel lempung saja, akan tetapi dapat
besar 100 mm sampai dengan lebih kecil dari 0,001 mm (Cristady Hardiyatmo,
2002: 2).
tanah akan merusak konsistensi yang dapat mengikis lapisan atas bagian tanah jika
konsistensi tanah tersebut renggang atau lepas-lepas (Cristady Hardiyatmo, 2002:
3).
Konsistensi tanah dalam Sartohadi (2013:54) adalah sifat fisika tanah yang
menggambarkan mudah tidaknya tanah hancur oleh karena suatu tekanan atau
beban. Struktur tanah menggambarkan bentuk, ukuran, dan kuat lemahnya agrerat
2
Istilah-istilah yang umum digunakan untuk menyifatkan konsistensi tanah
No Kelas Keterangan
1 Tak lekat Tanah tidak melekat pada jari tangan,
very plastic.
Tabel 4.2 Klasifikasi keliatan tanah.
No Kelas Keterangan
1 Tak liat Tanah tidak dapat membentuk
gilingan-gilingan kecil.
2 Agak liat Tanah dapat membentuk gilingan-
gilingan kecil.
3 Liat Tanah dapat membentuk gilingan-
gilingan kecil dan bentuk tertentu
3
dengan ditekan.
4 Sangat liat Tanah dapat membentuk gilingan-
kuat.
ekstrem teguh.
Tabel 4.3 Klasifikasi konsistensi tanah dalam keadaan lembab.
No Kelas Keterangan
1 Lepas Tidak ada ikatan butir-butir tanah.
2 Sangat gembur Bila dipijit mudah hancur.
3 Gembur Bila dipijit agak kuat, baru hancur.
4 Teguh Bila dipijit agak sukar hancur.
5 Sangat teguh Bila ditekan yang kuat dan
menyakitkan baru hancur.
6 Luar biasa teguh Dipijit tidak hancur kecuali dengan
sarana lain.
No Kelas Keterangan
1 Lepas Tidak ada ikatan butir-butir tanah.
4
2 Lunak Massa tanah berikatan lemah dan
a. Alat tulis digunakan untuk mencatat informasi yang diberikan dosen dan
asisten praktikum.
b. Soil test kit atau penggaris digunakan untuk mengukur diameter sampel
tanah.
Bahan
a. Sampel tanah yang digunakan untuk dianalisis
D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menentukan kosistensi tanah dalam 3 kriteria yaitu basah, lembab dan kering.
Pada kriteria basah dibagi menjadi 2 yaitu kelekatan dan keliatan.
4. Menentukan sampel tanah pada kriteria lembab dan kering dengan terlebih
dahulu mengambil sampel tanah kemudian menghancurkannya dengan
Hasil
Tabel 4 .5 Hasil Analisis Konsistensi Tanah Kering
5
yang menyakitkan
baru hancur.
Sampel II Bibal 3 Luar biasa Hanya dapat dipecah
keras dengan pemukul.
Sampel III Hutan Jati 3 Luar biasa Hanya dapat dipecah
sudah hancur.
Sampel VI Nglanggeran 2 Keras Ditekan kuat-kuat
yang menyakitkan
baru hancur.
sukar hancur.
Sampel III Hutan Jati 2 Gembur Bila dipijat agak kuat
baru hancur.
Sampel IV Siluk 1 Sangat Disentuh dengan
baru hancur.
6
Sampel Konsistensi Tanah
Sampel I Dermo 1 Agak lekat Ada sedikit adhesi
menempelkan ibu
jari dan telunjuk
yang sukar
dilepaskan.
Sampel V Srumbung 2 Lekat Ada adhesi tanah
ketika
dilengkungkan
mengalami
keretakan.
Sampel II Bibal 1 Agak liat Gulungan kecil
7
keretakan.
Sampel III Hutan Jati 2 Liat Gulungan kecil
dilengkungkan
mengalami
keretakan.
Sampel IV Siluk 2 liat Gulungan kecil
mudah dibuat tetapi
ketika
dilengkungkan
mengalami
keretakan.
Sampel V Srumbung 0 Tidak liat Tidak dapat
dibentuk gulungan
kecil sepanjang 10
cm.
Sampel VI Nglanggeran 2 Liat Gulungan kecil
mudah dibuat tetapi
ketika
dilengkungkan
mengalami
keretakan.
Pembahasan
Tanah dapat terbentuk apabila tersedia bahan asal (bahan induk) dan
faktor yang mempengaruhi bahan asal. Bahan asal atau bahan induk terbentuknya
tanah dapat berupa mineral, batuan, dan bahan organik. Sedangkan faktor yang
mengubah bahan asal menjadi tanah berupa iklim dan organikme hidup.
Terbentuknya tanah tersebut tentunya memerlukan suatu tempat (relief) tertentu
dan juga memerlukan waktu yang cukup lama. Struktur tanah merupakan
gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur tanah ini terjadi karena
8
butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti
dan kohesi partikel tanah pada berbagai tingkat kelengasan tanah. Konsistens
suatu tanah harus diketahui secara tepat agar pengolahan tanah dapat dilakukan
akan mudah diolah dan perlakuan terhadap tanah pertanian bisa sesuai dan
mendapatan hasil pertanian bisa sesuai dan mendapatkan hasil pertanian yang
maksimal.
penting untuk menentukan cara dalam tanah dn juga penting bagi penetrasi akar
tanaman di lapisan bawah dan kemampuan tanah menyimpan lengas.
Tanah yang memiliki konsistensi baik biasanya mudah diolah dan tidak
melekat pada alat pengolah tanah. Penentuan sifat tanah harus disesuaikan dengan
keadaan tanah tersebut karena tanah dapat ditemuan dalam keadaaan lembab,
basah , kering. dalam keadaan basah, tanah dibedakan kedalam konsistensi
gembur (mudah diolah) sampai tegh (agak sulit dicangkul). Dalam keadaan kering
tanah dibedakan edalam konsistensi lunak sampai kering. Dalam keadaan basah
dibedakan plastisitasnya yaitu dari plastis sampai tidak plastis atau kelekatannya
yaitu dari tidak lekat sampai lekat. Pada penentuan konsistensi kering, langkah
pertama adalah bongkah tanah diambil kurang lebih 1 cm, kemudian bonkah
ditekan diantara ibu jari dan telunjuk terlebih dahulu, jila tidak hancur baru
dilanjtkan dengan ditekan antara pangkal telapak tangan dengan ibu jari. Setelah
itu dapat ditentukan konsistensi tanah kering berdasarkan tabel kelas konsistensi.
9
Selanjutnya adalah penentuan Konsistensi basah atau lembab, langkah
pasta tanah menempel pada permukaan kedua jari diamati lalu diiuti kriteria dari
tabel dan tingkat kelekatan tanah (sticky) dicatat. Setelah itu tanah tadi dibuat pipa
tanah (seperti bakmi) setebal 2 – 3 cm. Lalu kriteria dari tabel diikuti dan dicatat
tingkat plastisitas (plasticity). Konsistensi dipengaruhi oleh kadar air tanah. Faktor-
faktor lain yang menyumbang pada konsistensi ialah bahan penyemen agregat
tanah bentuk dan ukuran agregat serta tingkat agregasi. Jadi konsistensi berkaitan
erat dengan lempung dan kadar bahan organik juga menentukan konsistensi
tanah. Praktikum konsistensi tanah dilakukan pada Jumat, 1 Maret 2019 di
Laboratorium Geografi Fisik UNY. Dalam praktikum ini menggunakan alat dan
bahan berupa contoh tanah agregat (bongkah), contoh tanah kering, botol air
mineral yang di potong menjadi 2 bagian untuk alas tanah, dan akuades. Dalam
penentuan konsistensi tanah dalam praktikum ini dilakukan dengan menentukan
Hasil dari percobaan pada konsistensi kering adalah bahwa tanah dari
telunjuk maupun oleh pangkal telapak tangan kiri dengan ibu jari kanan,
bongkahan tanah tersebut tidak hancur. Tanah dari Dermo, Bibal, Hutan Jati, dan
mengering. Ketiga tanah ini seluruhnya terdiri dari bahan – bahan yang sangat
keras. Sifat licin dari debu sampai tingkat tertentu hingga dapat menutupi sifat
lekat lempung. Dan keempat tanah ini dikatakan konsistensinya sangat keras dan
keras karena tekstur tanahnya yang didominasi lempung, sturktur tanah yang
gumpal , kondisi kelengasan tanahnya yang kering serta kandungan air yang tidak
ada. Untuk tanah Siluk dan Srumbung hasil percobaaan menunjukkan bahwa
konsistensi lunak karena etika dilakukan penekanan oleh ibu jari dengan jari
10
telunjuk bongkahan tanah tersebut mudah hancur. Kedua jenis tanah Siluk dan
Srumbung termasuk tanah yang memiliki fraksi lempung, debu, pasir namun fraksi
pasir ini lebih banyak atau mendominasi daripada lempung dan debu sehingga
ketika ditekan akan mudah hancur karena bongkahan tanah didominasi pasir yang
membuat pori-pori tanah semakin berenggangan.
kelekatan dan plastisistas pada tanah Siluk sangat lekat, tanah Hutan Jati, Bibal,
Nglanggeran, Srumbung tergolong lekat, tanah Dermo tergolong agak lekat. Dari
hasil percobaan dapat diketahui bahwa tanah yang mengandung lempung dapat
memiliki konsistensi yang lekat dan plastis saat dalam keadaan basah. Namun pada
tanah yang memiliki kandungan pasir yang lebih dominan daripada debu dan
lempung memiliki konsistensi yang kurang lekat dan tidak plastis karena pasir
dapat membuat rongga pori-pori yang besar dan tidak akan tercampur dan kasar
ketika dibasahi.
Hasil dari percobaan pada konsistensi lembab adalah bahwa tanah dari
Siluk, Dermo, dan Srumbung menunjukkan konsistensinya sangat gembur. Tanah
gembur yang mana bila dipijat agak kuat baru hancur. Tanah yang gembur
biasanya terbentuk dari pelapukan batuan. Untuk tanah Bibal konsistensinya teguh,
Hasil dari percobaan pada konsistensi tanah keliatan adalah bahwa tanah
dari Hutan Jati, Nglanggeran, Siluk dan Dermo menunjukkan kosistensinya liat.
Tanah yang memiliki konsistensi liat biasanya mudah di buat gulungan kecil mudah
Untuk konsistensi tanah di Bibal konsistensinya yaitu agak liat karena jika dibuat
gulungan kecil mudah dibuat tetapi banyak mengalami keretakan. Terakhir
konsistensi tanah di Srumbung menunjukkan tidak liat karena tidak dapat dibentuk
gulungan kecil.
11
Penentuan konsistensi tanah terdapat dua metode yaitu metode secara
kualitatif dan secara kualitatif. Pada praktikum konsistensi tanah ini penentuan
konsistensi tanah menggunakan metode secara kualitatif. Prinsip dari metode
secara kualitatif ini adalah penentuan ketahanan masa tanah terhadap tekanan
diantara ujung telunjuk dengan ibu jari atau ujung ibu jari dengan pangkal telapak
tangan. Penetapan secara kualitatif ini dengan melihat tingkat kekerasan pada
kondisi kering dan tingkat kelekatan dan keliatan pada kondisi basah. Penentuan
konsistensi tanah secara kualitatif digunakan pada praktikum ini karena cara
penentuan yang sederhana dan tidak susah, tidak tergantung terhadap alat dan
alat yang digunakan sangat sederhana. Tetapi pada metode kualitatif ini hanya
menggunakan teknik perasaan, sehingga cenderung tidak tepat dalam penentuan
tekstur tanah itu sendiri ditambahkan lagi kita harus mengetahui karakteristik
berupa rata dan sifat tanah itu sendiri sehingga tidak efektif jika analisis data dari
teknik kualitatif.
mengetahui konsistensi tanah maka terlebih dahulu untuk mengetahui tekstur dan
struktur tanah tersebut. Contoh hubungan ketiga sifat itu adalah tanah dengan
tekstur pasir maka akan mempunyai struktur butir tunggal dan sifat konsistensi
lepas – lepas. Dan tanah bertekstur lempung akan mempunyai struktur gumpal
semakin keras.Kadar air juga mempengruhi konsistensi pada tanah karena air pada
kadar yang banyak jika terdapat di atas tanah akan merusak konsistensi yang dapat
mengikis lapisan atas bagian tanah jika konsistensi tanah tersebut renggang atau
lepas-lepas
F. Kesimpulan
1.
2.
3.
12
G. Daftar Pustaka
13