Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM

KONSISTENSI DAN WARNA TANAH

Disusun Oleh:

Rico Widi Taruna Nugroho

20025010186

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA


TIMUR

SURABAYA

2021
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan secara daring di rumah masing-masing


mahasiswa pada hari Kamis, 1 April 2021 pukul 13.00-14.40 WIB.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Lempeng kaca
2. Botol penyemprot
3. Munsell Soil Color Chart
3.2.2 Bahan
1. Contoh tanah agregat utuh
2. Contoh tanah biasa
3.3 Cara Kerja
A. Warna Tanah
1. Ambil segumpal massa tanah dalam keadaan lembab, tetapkan
warnanya dengan cara membandingkan dengan daftar warna yang
terdapat pada “Munsell Soil Color Chart”.
2. Catatlah satuan nilai hue, value dan chromanya.
3. Setelah didapat simbol warna, carilah warna tersebut pada halaman
berikutnya.
B. Konsistensi Tanah
a. Dalam keadaan basah, konsistensi tanah dibagi menjadi dua,
1. Kelekatan (Stickness) yang menunjukkan derajat adhesi tanah
yang ditentukan dengan memijit tanah antara ibu jari dengan
telunjuk. Melihat daya lekatnya, dibagi menjadi:
1) Tidak melekat, apabila tidak ada tanah yang tertinggal pada
ibu jari dan telunjuk.
2) Agak melekat, apabila kedua jari dilepaskan, sebagian
tanah tertinggal pada salah satu jari.
3) Lekat, apabila kedua jari direnggangkan, tanah tertinggal
pada kedua jari
4) Sangat lekat, bila kedua jari direnggangkan, tanah melekat
sekali sehingga sukar untuk dilepaskan.
2. Plastisitas (Plasticity) menunjukkan derajat kohesi tanah,
berubah bentuk tanpa retak bila dipirit antara ibu jari dan
telunjuk. Ditentukan dengan memirit, menggelintir atau
menekan massa tanah untuk merubah bentuknya; melihat dapat
tidaknya dibuat gelintiran, dan mudah tidaknya berubah
bentuk. Dibagi menjadi:
1) Tidak plastis, tak dapat berbentuk gelintiran tanah. Massa
tanah mudah berubah bentuk.
2) Agak plastis, terbentuk gelintiran tanah. Massa tanah
mudah berubah bentuk.
3) Sangat plastis, dapat terbentuk gelintiran tanah. Massa
tanah tahan terhadap tekanan.

b. Dalam keadaan lembab (KA tanah berada diantara keadaan kering


(titik layu) dan kapasitas lapang), penetapan konsistensi tanah
dilakukan dengan meremas massa tanah pada telapak tangan.
Dengan mengetahui ketahanan massa tanah terhadap remasan,
dibagi menjadi:

1. Lepas: butir-butir tanah terlepas satu dengan lainnya. Tidak


terikat dan melekat bila ditekan.
2. Sangat gembur: dengan sedikit tekanan, mudah bercerai,
digenggam mudah menggumpal, melekat bila ditekan.
3. Gembur: bila diremas dapat bercerai, bila digenggam massa
tanah menggumpal, melekat bila ditekan.
4. Teguh: Massa tanah tahan terhadap remasan, hancur dengan
tekanan besar.
5. Sangat teguh: Massa tanah tahan terhadap remasan, tidak
mudah berubah bentuk.

c. Dalam keadaan kering (KA kurang dari titik layu permanen).


Konsistensi tanah ditentukan dengan cara meremas/menekan massa
tanah pada telapak tangan. Dengan melihat daya tahan tanah
terhadap remasan dan tekanan telapak tangan konsistensi tanah
dibagi menjadi:

1. Lepas: butir-butir tanah terlepas satu dengan lainnya. Tidak


terikat.
2. Lunak: dengan sedikit tekanan antara jari tangan, tanah mudah
tercerai menjadi butir kecil.
3. Agak keras: agak tahan terhadap tekanan, massa tanah rapuh.
4. Keras: tahan terhadap tekanan, massa tanah dapat dipatahkan
dengan tangan (tidak dengan jari).
5. Sangat keras: tahan terhadap tekanan, massa sukar dipatahkan
dengan tangan.
6. Sangat keras sekali: sangat tahan terhadap tekanan. Massa
tanah tidak dapat dipecahkan dengan tangan.
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Contoh Tanah Warna Tanah


Basah Kering
Tanah Wonosalam

5 yr 3/3 2,5 yr 3/2


Dark reddish brown Dusty red
Tanah Surabaya

5 yr 3/1
Very dark grey 5 yr 4/1
Dark grey

Contoh Konsistensi Tanah


Tanah Tanah Kering Tanah Lembab Tanah Basah
Tanah
Wonosalam

Sangat keras sekali Teguh Plastisitas: dapat


dibentuk bola dan pita.
Kelekatan: agak lekat
Tanah
Surabaya

Lepas
Lunak Plastisitas: tidak dapat
dibentuk bola dan pita.
Kelekatan: Tidak
lekat.

4.2 Pembahasan

Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan
bahan organik (Hutomo, 2018). Setiap tanah memiliki sifat fisik yang
berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Sifat fisika tanah merupakan
unsur lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap tersedianya air, udara
tanah dan secara tidak langsung mempengaruhi ketersediaan unsur hara
tanaman. Sifat ini juga akan mempengaruhi potensi tanah untuk
berproduksi secara maksimal (Naldo, 2011). Sifat fisik tanah merupakan
sifat tanah yang berhubungan dengan bentuk/kondisi tanah asli, yang
termaksud diantaranya adalah tekstur, struktur, bobot isi tanah, porositas,
stabilitas, konsistensi, warna maupun suhu tanah dan lain-lain (Delsiyanti,
2016).

Pada pengamatan kali ini, sifat fisik tanah yang diamati adalah
warna dan konsistensi tanah. Waena merupakan sifat yang penting dari
suatu tanah seperti, komposisi mineral, usia, dan proses pembentukan.
Hasil klasifikasi tanah kemudian dijadikan dasar bagi penelitian
selanjutnya. Dalam penelitian sumberdaya tanah saat ini, peneliti
menggunakan Munsell Soil Color Chart sebagai acuan penentuan warna
tanah (Astiningrum, et al., 2018). Intensitas warna tanah dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain jenis mineral dan jumlahnya, kandungan bahan
organik, dan kadar air tanah.
Dari hasil pengematan dapat dilihat bahwa tanah dari Wonosalam
kemerehan dan pada sampel tanah yang basah berwarna lebih gelap.
Menurut Priandana, et al. (2014) warna tanah merah menunjukkan adanya
oksidasi bebas (tanah-tanah yang teroksidasi). Warna tanah dari Surabaya
menunjukkan warna keabu-abuan dimana warna abu-abu atau kebiruan
menunjukkan adanya reduksi. Sedangkan warna yang kegelapan
menunjukkan banyaknya kandungan bahan organic pada tanah. Semakin
gelap warna tanah, semakin tinggi pula kandungan bahan organiknya. Dari
kedua sampel tanah, meskipun pada sampel tanah basah, baik yang berasal
dari Wonosalam maupun Surabaya, menunjukkan warna yang agak gelap,
tetapi kemungkinan kandungan bahan organiknya tidak terlalu tinggi.

Konsistensi tanah merupakan salah satu sifat fisika tanah yang


menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan
dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik
antar partikel) dan adhesi (tarik menarik antar partikel dan air) dengan
berbagai kelembaban tanah (Tewu, et al., 2016). Konsistensi juga
dipengaruhi oleh kadar air tanah. ketika tanah kering tanah menjadi lebih
mudah terpecah belah, sehingga tanah dapat dikatakan lebih lunak ketika
kering.

Berdasarkan sampel yang didapat tanah Wonosalam memiliki


konsistensi yang sangat keras ketika kering. Namun ketika tanah dalam
kondisi yang basah tanah cukup plastis dan lekat. Menurut Rahayu, et al.
(2014), tanah yang sedang disawahkan cenderung memiliki kandungan liat
yang tinggi, sehingga dalam keadaan basah umumnya lekat dan plastis.
Jadi dapat kita ketahui dari konsistensinya bahwa tanah Wonosalam
memiliki kandungan liat yang cukup tinggi.

Tanah sampel yang berasal dari Surabaya memiliki konsistensi


yang lepas atau lunak. Pada sampel tanah basah, tanah Surabaya tidak
plastis dan tidak lekat. Umumnya tanah yang tidak plastis dan tidak lekat
tergolong dalam tanah berpasir. Tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori
kasar lebih banyak daripada tanah liat. Tanah dengan banyak pori-pori
kasar sulit menahan air sehingga tanaman mudah kekeringan (Basir,
2019). Daya ikat antar tanah berpasir juga rendah sehingga sampel tanah
Surabaya mudah hancur ketika diberi tekanan.

4.2.1 Tugas Pendalaman

Apakah yang menyebabkan warna tanah berbeda-beda?

Jawaban:

Warna tanah dipengaruhi oleh jenis batu dan mineral induk


pembentuknya. Kadar air di dalam tanah juga akan mempengaruhi
warnna tanah. Kandungan tanah yang berbeda-beda di tiap daerah
juga mempengaruhi warna tanah sehingga warna tanah menjadi
berbeda-beda di tiap tempat.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tanah pada tiap tempat memiliki warna dan konsistensi yang


berbeda-beda. Baik warna dan konsistensi pada tanah dipengaruhi oleh
berbagai factor. Warna tanah dipengaruhi oleh bahan pembentuk tanah,
kandungan air pada tanah, dan kandungan dalam tanah. Konsistensi tanah
dipengaruhi oleh kadar air tanah dan jenis tanah. Dari warna dan
konsistensi tanah, kita dapat menentukan sifat fisik tanah yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Astiningrum, Mungki, Putra Prima Arhandi, dan Elly Fatmawati. 2018. Pengembangan
APlikasi Munsell Soil Color Detection Chart Index Menggunakan Metode Suport
Vector Machine. Jurnal Informatika Polinema. Vol. 4, No. 2, Februari 2018.

Basir, M. Iqbal. 2019. Pemanfaatan Lahan Bekas Penggalian Tanah Pembuatan Batu Bata
Untuk Pesawahan di Desa Gentungang Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten
Gowa. Jurnal Environmental Science Volume 1 Nomor 2 April 2019.

Delsiyanti, Danang Widjajanto, Ulfiyah A. Rajamuddin. 2016. Sifat Fisik Tanah pada
Beberapa Penggunaan Lahan di Desa Olobuju Kabupaten Sigi. e-J. Agrotekbis 4
(3): 227 - 234, Juni 2016.

Hutomo, Prastowo Aji Budi. 2018. Laporan Praktikum Dasar Ilmu Tanah ‘Pengamatan
Tanah dengan Indra’. Purwokerto: Fakultas Pertanian Universitas Jenderal
Soedirman.

Naldo, R.A. 2011. Sifat Fisika Ultisol Limau Manis Tiga Tahun Setelah Pemberian
Beberapa Jenis Pupuk Hijaun. J. agroland. Fakultas Pertanian. Universitas
Andalas. Padang.

Priandana, Karlisa, Ahmad Zulfikar S., dan Sukarman. 2014. Mobile Munsell Soil Color
Chart Berbasis Android Menggunakan Histogram Ruang Citra HVC dengan
Klasifikasi KNN. Jurnal Ilmu Komputer Agri-Informatika. Volume 3 Nomor 2
halaman 93–101 ISSN: 2089-6026.

Rahayu, Ayyu, Sri Rahayu Utami, dan Mochtar Luthfi Rayes. 2014. Karakteristik dan
Klasifikasi Tanah Pada Lahan Kering dan Lahan yang Disawahkan di Kecamatan
Perak Kabupaten Jombang. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan. Vol 1 No 2:
79-87, 2014.

Tewu, R.W.G., Karamoy Lientje Theffie, dan Diane D. Pioh. 2016. Kajian Sifat Fisik dan
Kimia Tanah Berpasir di Desa Noongan Kecamatan Longowan Barat. Manado:
Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi.

Anda mungkin juga menyukai