Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2

DISUSUN OLEH :

•Nanda Putiharsyani Subhan ( 1032161012 )


•Dwishinta Anggreini ( 1032161039 )
•Rosalinda ( 103216 1003 )
•Yola Yunita( 1032161020)
SIROSIS HEPATIS
DEFINISI
 Istilah sirosis hati diberikan oleh Laennec tahun
1819, yang berasal dari kata Khirros yang berarti
kuning orange (orange yellow), karena perubahan
warna pada nodul-nodul yang terbentuk.
 Sirosis Hepatis adalah penyakit kronis pada hepar
dengan inflamasi dan fibrosis hepar yang
mengakibatkan distorsi(penyimpangan) struktur
hepar dan hilangnya sebagian besar fungsi hepar.
Perubahan besar yang terjadi karena sirosis adalah
kematian sel-sel hepar, terbentuknya sel-sel fibrotik
(sel mast), regenerasi sel dan jaringan parut yang
menggantikan sel-sel normal (Baradero, 2008).
ETIOLOGI
 Penyebab sirosis belum teridentifikasi jelas, meskipun hubungan
antara sirosis dan minum alkohol berlebihan telah ditetapkan
dengan baik.
 Faktor resiko primer sirosis a
mengkonsumsi alkohol, khususnya pada ketiadaan nutrisi yang tepat.
Klien dengan riwayat keluarga alkoholik seharusnya menghindari
resiko terkena alkohol. berhenti mengkonsumsi alkohol menjadi
upaya promosi kesehatan, pemeliharaaan kesehatan atau kegiatan
pemulihan kesehatan.
jika klien pada status nutrisi yang buruk kemungkinan kerusakan
yang lebih besar dan mungkin parah.
Hepatitis virus adalah faktor primer sirosis postnekrotik, yang mana
pencegahan hepetitis melalui vaksinasi dan menjaga kebersihan
dengan baik.
 Faktor lain risiko sirosis hepar lain
 sirosis bilier dengan kolestasis atau
obstruksi duktus empedu
 pemakainan obat obatan (asetaminophen,
methotrexat, isoniazid),
 kolingngesti hepatik dari gagal jantung sisi
kanan berat.
 Kelebihan asetaminophen sebagai
penyebab paling sering gagal hati akut.
MANIFESTASI KLINIS
 Sirosis awal
Sirosis biasanya berkurang jika proses berhenti di
tahap awal. Sirosis awalnya berkembang pelan, jadi
orang dengan penyakit sirosis sering terungkap
kondisinya pada saat mencari pelayanan kesehatan
untuk masalah lain. Pada tahap awal akan ditemukan
hepatomegali (pembesaran hati), perubahan vaskular,
dan hasil lab abnormal. Pada saat di palpasi teraba
keras (parut) , tidak halus (nodular), biasanya hati
membesar (meskipun hati menjadi keras dan
mengkerut pada akhir sirosis)
 Sirosis lanjut
Pada sirosis lanjut, diperoleh pengkajian
komplikasi berat dengan dasar fisiologis:
 asites( pengumpulan cairan di rongga perut)
yang disebabkan oleh malnutrisi,
 hipertensi porta (tekanan darah tinggi di
dalam vena porta)
 hipoalbumin (rendahnya kadar albumin di
dalam serum darah akibat abnormalitas)
 hiperaldosteronisme;
pendarahan GI muncul dari varises esofagus
( pembesaran vena), hipoprotrombinemia,
trombositopenia, dam hipertensi porta dan
sering mengakibatkan ensefalopati
 Splenomegali(pembesaran limfa) mengindikasikan
hipertensi porta berat. Anemia, leukopenia,
trombositopenia mungkin akibat splenomegali.
Hipertensi porta mungkin menyebabkan vena dinding
perut jelas nyata dan hemoroid internal.
 Infeksi akibat dari pembesaran, imfa aktif berlebihan
menyebabkan leukopenia.
 Disamping itu, bakteri tertinggal didalam darah vena
porta jalan pintas hati dan tidak dibuang oleh sel
kupffer yang menyebabkan infeksi. Amonia tidak lagi
dibuang oleh hati lalu terakumulasi sampai tingkat
toksik ke otak yang menyebabkan ensafalopati. Gagal
ginjal terjadi secara cepat menggagalkan fungsi hati.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1) Pemeriksaan funsi hepar abnormal :


a. Peningkatan alkalin fosfat serum, alanine
transaminase (ALT) dan aspartate transaminase
(AST) (akibat dari destruksi jarinan hepar).
b. Peningkatan kadar ammonia darah (akibat dari
kerusakan metabolism protein).
c. Peninkatan bilirubin serum (disebabkan oleh
kerusakan metabolism bilirubin)
d. Prothrombin time (PT) memanjang (akibat
kerusakan sintesis protombin dan faktor
pembekuan).
2.Biopsi hepar
3.Computerized tomography scanner (scan CT)
4.Elektrolit serum menunjukan hipokalemia, alkalosis,dan
Hiponatremia
5.Thermo luminescene dosemeter (TLD)
6.Urinalisis menunjukan bilirubinuria
7.Serum glutamic oxaloacetic (SGOT), serum glutamic
pyruvic transaminase (SGPT), laktat dehidrogenase(LDH)
8.Endoskopi retrograde kolangiopankreatografi (ERCP)
9.Biopsihepar & ultrasonografi
(Nurarif & Kusuma, 2015)
PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Mencegah infeksi
2. Berikan klien pengajaran
3.Berikan suplemen vitamin
KOMPLIKASI
1. Hipertensi portaal
2. Asites
3. Varises Gastroesofagu
4. Peritonisis Bakterial Spontan
5. Ensefalopati Hepatikum
6. Sindrom Hepatorenal
ASUHAN KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai