Anda di halaman 1dari 30

KONSEP PENYAKIT PADA

SISTEM PERNAFASAN
ISPA (PNEUMONIA), TBC,
ASMA

KRISTA KAROMATUL ULFAH


MIFTAHUL JANNAH
NANDA PUTI HRSYANI
ROSALINDA HALIMATUS’ADIAH
SUCI LESTARI
TARIKH BAHARUDIN LANGKO
DEFINISI PNEUMONIA

Menurut WHO(2014),pneumonia adalah bentuk infeksi


pernapasan akut yang mempengaruhi paru-paru,
dimana alveoli paru-paru terisi dengan cairan
sehingga membuat asupan oksigen terbatas untuk
bernafas.
ETIOLOGI PNEUMONIA

Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling


sering adalah:
• Virus sinsisial pernapasan
• Adenovirus
• Virus parainfluenza
• Virus influenza
PATOFLOW PNEUMONIA
MANIFESTASI KLINIS

• Demam
• Menggigil
• Batuk
• Hidung tersumbat
• Pernafasan cepat dan dangkal
• Kebiruan atau abu-abu di bibir dan kuku
• Bernafas mengi
• Sulit bernafas
• Muntah
• Nyeri dada
• Nyeri perut, karena anak batuk
• Kurang aktivitas
• Hilangnya nafsu makan
PENATALAKSANAAN

• Oksigen 1-2 L/menit


• IVFD dekstrose 10%: nac1 0,9% = 3 : 1, + KC1 10 meq/ 500
ml cairan
• Jumlah cairan sesual berat badan, kenaikan suhu dan
status hidrasi
• Jika sesak tidak terlalu berat dapat dimulai makanan
enteral bertahap melalui selang nasogastrik dengan
feeding drip
• Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi
dengan salin normal dan beta agonis untuk
memperbaiki transport mukosilier
• Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan
elektrolit
ASUHAN KEPERAWATAN
PNEUMONIA
1. Pengkajian
• Riwayat asma atau alergi dan serangan asma yang lalu,
alergi dan masalah pernapasan.
• Kaji pengetahuan orang tua tentang penyakit dan
pengobatan
• Fase akut; TTV, usaha napas dan pernapasan, retraksi
dada, penggunaan otot asesori napas, cuping hidung,
pulse oximetri, suara napas;wheezing, menurunnya
suara napas, kaji status neurologi; perubahan
kesadaran, meningkatnya fatigue, perubahan tingkah
laku. Dan kaji status hidrasi
• Riwayat psikososial; faktor pencetus; stress, latihan,
kebiasaan, dan rutinitas, perawatan sebelumnya.
2. Pemeriksaan Diagnostik
• Sinar-X
• GDA
• JDL a leukositosis
• LED a meningkat
• Fungsi paru hipoksemia, volume menurun, tekanan
jalan napas meningkat dan komplain menurun.
• Elektrolit a Na dan Cl mungkin rendah
• Bilirubin a meningkat
• Aspirasi/biopsi jaringan paru.
3. Pemeriksaan penunjang
• Rontgent dada
• Pembiakan dahak
• Hitung jenis darah
• Gas darah arteri
• Pemeriksaan Laboratorium
4. Diagnosis keperawatan
• Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan
napas, dan tidak efektif pola napas b.d
bronkospasme, edema mucosal, dan meningkatnya
secret.
• Fatigue b/d hypoxia dan meningkatnya usaha napas
• Kecemasan b/d hospitalisasi dan distress pernapasan
5. Perencanaan
• Anak tidak menunjukan gangguan ketidak
seimbangan asam basa yang ditandai dengan
saturasi oksigen lebih kurang 95%
• Anak tidak tampak fatigue yang d/d tidak iritabel,
dapat berpartisipasi dengan aktivitas yang sesuai
dengan kondisi
• Kecemasan yang menurun yang d.d anak tenang dan
dapat mengekspresikan perasaanya, begitu juga
orangtua merasa tenang dan berpartisipasi dalam
perawatan anak
6. Implementasi
1) Mempertahankan pertukaran gas yang adekuat dan
pembersihan jalan napas
• Pertahankan kepatenan jalan napas; pertahankan suport
ventilasi bila di perlukan
• Kaji fungsi pernapasan: auskultasi bunyi napas, kaji kulit
setiap 5 menit-4 jam
• Berikan oksigen sesuai program dan pantau pulse okimetri
dan batasi(penyapihan) atau tampa alat bantu bila
kondisi telah membaik
• Kaji kenyamanan kondisi tidur anak
• Monitor efek samping dan pemberian pengobatan;
monitor serum darah; theophyline dan catat kemudian
laporkan ke dokter; normal 10-20 ug/ml pada semua usia
2) Memberikan istirahat yang cukup, mencegah
hypoxia, dan mengurangi kerja berat pernapasan
• Kaji tanda dan gejala hipoksia; kegelisahan fatigue,
iritasi, takikardia, takipnea
• Hindari seringnya melakukan intervensi yang tidak
penting yang dapat membuat anak lelah, berikan
isitrahat yang cukup
• Instruksikan kepada orangtua untuk tetap berada di
dekat anak
• Berikan kenyamanan fisik; suport dengan bantal dan
pengaturan posisi
3) Memberikan lingkungan yang tenang dan
mengurangi kecemasan
• Ajarkan teknik relaksasi; latihan napas, melibatkan
penggunaan bibir dan perut dan ajarkan untuk
berimajinasi
• Pertahankan lingkungan yang tenang; temani anak,
dan berikan suport
• Ajarkan untuk ekspresi secara verbal.
• Berikan terpai bermain yang sesuai dengan kondisi
DEFINISI TBC ( TUBERCULOSIS )

Penyakit TBC adalah penyakit menular yang


disebabkan oleh mikrobakterium tuberkulosis. Kuman
batang aerobik dan tahan asam ini dapat
merupakan organisme patogen maupun saprofit.
Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi
dapat juga mengenai organ tubuh lainya.
ETIOLOGI TBC

1. perokok pasif
a. Resiko infeksi TBC
Anak yang memiliki kontak dengan orang dewasa dengan TBC
aktif, daerah endemis, penggunaan obat-obat intravena,
kemiskinan serta lingkungan yang tidak sehat.
b. Resiko Penyakit TBC
Anak ≤ 5 tahun mempunyai resiko lebih besar mengalami
progresi infeksi menjadi sakit TBC, mungkin karena imunitas
selulernya belum berkembang sempurna (imatur). Namun, resiko
sakit TBC ini akan berkurang secara bertahap seiring
pertambahan usia. Pada bayi < 1 tahun yang terinfeksi TBC, 43%
nya akan menjadi sakit TBC, sedangkan pada anak usia 1-5
tahun, yang menjadi sakit hanya 24%, pada usia remaja 15%
dan pada dewasa 5-10%. Anak < 5 tahun memiliki resiko lebih
tinggi mengalami TBC diseminata dengan angka kesakitan dan
kematian yang tinggi
PATOFLOW TBC
MANIFESTASI KLINIS

• Apakah anak sudah mendapat imunisasi BCG semasa kecil.


Atau reaksi BCG sangat cepat.
• Berat badan anak turun tanpa sebab yang jelas, atau
kenaikan berat badan setiap bulan berkurang.
• Demam lama atau berulang tanpa sebab. Ini juga jarang
terjadi. Kalaupun ada, setelah diperiksa, ternyata tipus atau
demam berdarah.
• Batuk lama, lebih dari 3 minggu. Ini terkadang tersamar
dengan alergi. Kalau tidak ada alergi dan tidak ada
penyebab lain, baru dokter boleh curiga kemungkinan anak
terkena TBC.
• Pembesaran kelenjar di kulit, terutama di bagian leher, juga
bisa ditengarai sebagai kemungkinan gejala TBC.
• Mata merah bukan karena sakit mata, tapi di sudut mata ada
kemerahan yang khas.
PENATALAKSANAAN MEDIS

• Pemantauan tanda-tanda infeksi sekunder


• Pemberian oksigen yang adekuat
• Latihan batuk efektif
• Fisioterapi dada
• Pemberian nutrisi yang adekuat
• Kolaburasi pemberian obat antutuberkulosis (seperti:
isoniazid, streptomisin, etambutol, rifamfisin, pirazinamid
dan lain-lain)
• Intervensi yang dapat dilakukan untuk menstimulasi
pertumbuhan perkembangan anak yang tenderita
tuberculosis dengan membantu memenuhi kebutuhan
aktivitas sesuai dengan usia dan tugas perkembangan
ASUHAN KEPERAWATAN TBC
DEFINISI ASMA

Asma adalah suatu penyakit saluran pernapasan


bagian bawah yang disebabkan oleh alergi.
Gajelanya seperti sesak nafas, sulit menarik dan
mengeluarkan napas, kadang disertai bunyi mengik
dan batuk yang disebabkan gangguan kontraksi (
penyempitan saluran pernapasan ).
ETIOLOGI

• Debu di dalam rumah,


• Makanan, terutama jenis ikan laut, susu sapi, telur,
dan cokelat, juga makanan pedas, dingin,
bergetah, asin, atau manis.
• Bulu binatang yang menempel di sofa, permadani,
sprei, atau tirai (kelambu).
• Perubahan cuaca dan kelembapan udara.
PATOFLOW ASMA
MANIFESTASI KLINIS

• Batuk
• Nafas sesak (dispnea) terlebih pada saat
mengeluarkan nafas (ekspirasi)
• Wheezing (mengi)
• Nafas dangkal dan cepat
• Ronkhi
• Retraksi dinding dada
• Pernafasan cuping hidung
• Hiperinflasi toraks (dada seperti gentong)
PENATALAKSANAAN ASMA

• Oksigen nassal atau maskerpada serangan akut


• Pemeriksaan AGD dan Pemasangan infus dengan
cairan glukosa 10% dan NaCl 0,9% + KCL 5mEq/Kolf
(3:1)
• Pemberian obat Teofilin
• Pemberian obat kortikosteroid
• Cek lendir dengan obat mukolitik
• Pemeriksaan foto thoraks\
• Pemeriksaan EKG
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
• Riwayat kesehatan yang lalu
• Aktivitas
• Pernapasan
• Sirkulasi
• Integritas diri
• Asupan nutrisi
• Hubungan sosial
• Seksualitas
2. Diagnosa keperawatan
• Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d
ketidak mampuan mengeluarkan sekret
pada jalan nafas
• Gangguan pertukaran gas b.d suplai oksigen
• Fatigue b.d hipoksia dan meningkatnya
usaha nafas
3) Intervensi
• Diagnosa 1
o Auskultasi bunyi nafas, catat jika terdapat tambahan
bunyi
o Kaji frekuensi pernapasan, kedalaman dan gerakan
dada
o Observasi TTV
o Catat adanya dipsnea, ansietas, distress pernapasan,
penggunaan alat bantu nafas
o Berikan posisi senyaman mungkin
o Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
• Diagnosa 2
o Kaji membran mukosa turgor kulit
o Pantau tanda-tanda vital klien terutama
pernapasan
o Kolaborasi dengan dokter pada pemberian obat
o Berikan oksigen tambahan
• Diagnosa 3
o Evaluasi respon terhadap aktivitas
o Berikan klien ketenangan
o Edukasi pentingnya istirahat
o Bantu aktivitas yang diperlukan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai