RESTA
1611901025
PEMBIMBING:
Dr. Kaherma Sari, Sp.M
IDENTITAS
• Nama : An. S.T.S
• Usia : 8 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-Laki
• Agama : Islam
• Alamat : Kwalian
• Pendidikan : SD
• Pekerjaan : Pelajar
• No. RM : 182339
Keluhan Utama
Mata kanan dan mata kiri pasien
merah dan gatal sejak 7 hari SMRS
Keluhan Tambahan
Mata kanan dan kiri pasien perih,
gatal, berair
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang ke poli mata RSUD Tengku Rafi’an dengan keluhan mata kanan dan
kiri merah dan gatal sejak 7 hari yang lalu. Keluhan disertai mata merah (+), pedih
(+), berair (+), gatal (+), sensasi benda asing (+). Pasien juga mengeluhkan
terdapatnya belekan yang berwarna putih dan lengket. Pandangan kabur disangkal
oleh pasien. Riwayat pengobatan sebelumnya disangkal.
• Pemeriksaan histopatologik
Konjungtivitis Vernalis ODS
• DIAGNOSIS BANDING
• Konjungtivitis Alergika
• Konjungtivitis Virus
Treatments
• Medikamentosa :
• - Convers 4 x 1 tetes ODS
• - Cendo Xitrol 4 x 1 tetes ODS
• - Celestamine Syrup 2 x 1 sendok makan
Non medika mentosa
• Menjaga higenitas diri dan lingkungan
• Hindari hal – hal yang menyebabkan alergi seperti debu, bulu
hewan, karpet, boneka, daerah berangin kencang yang biasanya
juga membawa serbuksari
• Menggunakan kaca mata berpenutup total untuk mengurangi kontak
dengan alergen di udara terbuka. Pemakaian lensa kontak justru
harus dihindari karena lensa kontak akan membantu retensi
allergen
• Kompres dingin di daerah mata
• Pengganti air mata (artifisial). Selain bermanfaat untuk cuci mata
juga berfungsi protektif karena membantu menghalau allergen
• Menghindari tindakan menggosok-gosok mata dengan tangan atau
jari tangan.
PROGNOSIS OD DAN OS
Ad
Ad Vitam Fungsionam
ad Bonam ad
Bonam
Ad
sanationam
Dubia ad
malam
KOMPLIKASI
• Dapat menimbulkan sentral atau parasentral,
• yang dapat diikuti dengan pembentukan jaringan sikatriks yang
ringan.
• Penyakit ini juga dapat menyebabkan penglihatan menurun.
Kadang-kadang didapatkan panus, yang tidak menutupi seluruh
permukaan kornea.
ANALISA KASUS
• Diagnosis Konjungtivitis Vernalis pada pasien ini ditegakkan
berdasarkan auto-anamnesis, allo-anamnesis dan pemeriksaan
oftalmologi. Pasien adalah seorang anak laki-laki berusia 9 tahun
datang diantar oleh ibunya dengan keluhan mata kanan dan kiri
merah sejak 3 hari yang lalu. Dari segi usia dapat dipikirkan
penyakit mata yang berkaitan dengan usia kanak – kanak seperti
konjuntivitis vernalis, konjuntivitis alergi, trauma tajam atau tumpul.
Mata merah disertai dengan keluhan tambahan pada mata kanan
dan kiri yaitu berair, pedih, gatal dan belekan. Belekan terutama
pada pagi hari saat bangun tidur. Pasien menyangkal mata buram,
penghilatan ganda dan silau. Dari gejala tersebut di atas dapat
disimpulkan terdapat keadaan mata merah tanpa penurunan visus,
baik pada mata kanan dan mata kiri. Sehingga kita dapat
memikirkan kemungkinan penyakit yang diderita oleh pasien seperti
konjungtivits, skleritis.
• Menurut hasil anamnesis, terdapat keluhan mata kanan
dan kiri merah, gatal, berair, pedih, dan belekan. Pasien
ternyata sudah menderita gejala seperti ini sejak 2 tahun
yang lalu dan kambuh – kambuhan. Pasien juga memiliki
riwayat alergi dan asma saat balita, namun setelah
masuk sekolah dasar sudah tidak pernah kambuh.
Gejala – gejala tersebut sesuai dengan Konjungtivitis
Vernalis dimana onset biasanya terdapat pada usia
kanak – kanak, kambuh – kambuhan, dan memiliki
riwayat alergi.
• Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan mata OD dan OS
ortoforia, OD dan OS gerak bola mata baik ke segala arah, visus
OD 6/6 OS 6/6 Lensa OD jernih. Lensa OD dan OS jernih. Refleks
fundus OD dan OS positif keduanya. Pada pemeriksaan dengan
menggunakan slit lamp didapatkan konjungtiva tarsalis superior OD
dan OS tampak hiperemis dan terdapat Cobblestone. Konjungtiva
tarsalis inferior OD dan OS juga tampak hiperemis, sekret OD dan
OS positif.Berdasakan anamnesis dan pemeriksaan oftalmologis,
maka pasien ini didiagnosa dengan Konjungtivitis Vernalis yaitu
konjungtivitis akibat reaksi hipersensitivitas (tipe I) yang mengenai
kedua mata dan bersifat rekuren. Konjungtivitis vernal terjadi akibat
alergi dan cenderung kambuh pada musim panas.
• Penatalaksanaan pada pasien ini berupa medikamentosa dan non-medikamentosa.
Pemberian terapi medikamentosa pada pasien ini adalah Convers Eyedrop 4 kali
sehari masing – masing 1 tetes untuk mata kanan dan kiri, Cendo Xytrol Eyedrop 4
kali sehari masing – masing 1 tetes untuk mata kanan dan kiri, dan Celestamine
Syrup 2 kali sehari 1 sendok makan. Convers adalah tetes mata yang mengandung
Cromolyn sodium 20 mg yang merupakan suatu anti alergi. Cromolyn sodium bekerja
dengan cara menghambat terlepasnya histamine dan SRS-A (Slow-Reacting
Substance OF Anaphylaxis) dari sel-sel mast. Cromolyn Sodium tidak memiliki
intrinsic vasokontriksi , antihistamin, ataupun aktifitas antiinflamasi. Sedangkan
Kandungan Cendo Xitrol adalah Dexamethasone, Neomycin Sulfate, dan Polymyxin
B Sulfate. Kortikosteroid mempunyai efek antiinflamasi atau menekan peradangan.
Sedangkan neomisina dan polimisina mempunyai efek antibakterial. Sedangkan Tiap
5 ml (1 sendok takar) Celestamine sirup mengandung Betamethasone 0,25 mg dan
Dexchlorpheniramine maleate 2 mg. Celestamine adalah obat kombinasi yang
mengandung kortikosteroid dan antihistamin. Betamethasone mempunyai efek
antiinflamasi (anti peradangan) dan antialergi. Sedangkan Dexchlorpheniramine
maleate mempunyai efek antihistamin, sebagai obat antialergi dan gatal.Untuk terapi
non medikamentosa berupa anjuran menjaga higenitas diri dan lingkungan, tidak
mengucek mata, mencuci tangan, memakai pelindung berupa kacamata hitam saat
beraktifitas di luar, menghindari hal – hal yang menyebabkan alergi.
• Prognosis pada pasien ini untuk ad vitam adalah ad bonam karena
konjungtivits vernalis tidak mengancam nyawa atau menyebabkan
kematian. Untuk ad fungtionam adalah ad bonam karena mata
dapat berfungsi baik bila konjungtivitis vernalis tidak kambuh dan
memakai obat secara teratur sesuai perintah dokter. Untuk
prognosis ad sanationam adalah dubia ad malam karena penyakit
ini dasarnya adalah alergi, sehingga bila alergen tidak dihindari
dapat terjadi kekambuhan.
TINJAUAN
PUSTAKA
FUNGSI
Sel goblet konjungtiva sebagai sumber sekresi musin
Sistem pertahanan konjungtiva terhadap infeksi
Sel epitel konjungtiva sebagai sumber sekresi elektrolit dan air
• Gatal
• Fotofobia
Tanda Tanda Konjungtivitis
• Injeksi konjungtiva pelebaran a. Konjungtiva
posterior
• Folikel tonjolan pada jaringan konjungtiva, warna
abu-abu kemerahan, diameter 1 mm
• Cobble stone seperti batu kerikil bentuk poligonal
tersusun berdekatan
• Flikten tonjolan berupa sebukan sel-sel radang
kronik di bawah epitel konjungtiva atau kornea
• Membran massa putih padat yang menutupi
konjungtiva
• Sikatriks garis-garis putih halus
Injeksi
Injeksi Konjungtiva Injeksi Siliar
Asal A. Konjungtiva posterior A. Siliar
Memperdari Konjungtiva Bulbi Kornea segmen anterior
Lokalisasi Konjungtiva Dasar konjungtiva
Warna Merah Ungu
Arah aliran/lebar Ke perifer Ke sentral
Konjungtiva digerakkan Ikut Tidak
Dengan epinefrin Menciut Tidak menicut
Penyakit Konjungtiva Kornea, iris, glaukoma
Sekret + -
Visus Normal Menurun
Etiologi
– Konjungtiva bisa mengalami peradangan akibat:
– Infeksi virus
– Iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultraviolet dari las listrik atau
sinar matahari yang dipantulkan oleh salju
• Pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga bisa menyebabkan konjungtivitis.
VIRUS BAKTERI ALERGI
LAKRIMASI ++ + +
ADENOPATI + Jarang -
• Berdasarkan Etiologi
– Agen Infeksi (Bakteri,Virus)
– Imunologi
– Penyakit Autoimun
– Kimia/iritatif
– Berhubungan dengan penyakit sistemik
– Berhubungan dengan penyakita mata lain ( dakriosistitis,
kanalikulitis)
Konjungtivitis Bacterial
• Jaringan sekitar mata terdapat flora normal seperti
streptococci, staphylococci, dan Corynebacterium. Infeksi
bisa terjadi dari kontaminasi eksternal dari sisi yang
berdekatan atau melalui darah. Pertahanan tubuh primer
terhadap infeksi adalah lapisan epitel yang menutupi
konjungtiva. Rusaknya lapisan ini memudahkan untuk
terjadinya infeksi.
Pertahanan sekunder adalah sistem
imunologi (tear-film immunoglobulin dan
lisozyme) yang merangsang lakrimasi.
Infeksi
Kontaminasi
Eksternal
Konjungtivitis Virus
Akut
• Demam Faringokonjungtival
• Keratokonjungtivitis Epidemika
• Konjungtivitis Virus Herpes Simpleks
• Konjungtivitis Hemoragika Akut
Konjungtivitis Virus Menahun
• Blefarokonjungtivitis Molluscum
Contagiosum
• Blefarokonjungtivitis Varicella-Zoster
• Keratokonjungtivitis Morbilli
Konjungtivitis Viral
• Adenovirusmerupakan penyebab terbanyak konjungtivitis.
Subtypenya dapat sebabkan keratokonjungtivitis (pink eye), dan
pharingoconjunctival fever.Transmisi melalui droplet,muntahan dan
air kolam renang yang sudah terkontaminasi
• Molluscum contagiosum
– Rumput2 liar.
• PAC,alergennya adl:
– Debu rumah
– Kecoa
• gatal
• kadang-kadang panas
Terapi
• Kortikosteroid lokal tetes mata
• Ulkus kornea antibiotik dan steroid oral
• Konjungtivitis vernal terjadi akibat reaksi hipersensitivitas tipe I
yang mengenai kedua mata, sering terjadi pada orang dengan
riwayat keluarga yang kuat alergi.
• Mengenai pasien usia muda 3-25 tahun dan kedua jenis
kelamin sama. Biasanya pada laki-laki mulai pada usia dibawah 10
tahun. Penderita konjungtivitis vernal sering menunjukkan gejala-
gejala alergi terhadap tepung sari rumput-rumputan.1
• Tipe I : Reaksi Anafilaksi
• Di sini antigen atau alergen bebas akan bereaksi dengan antibodi,
dalam hal ini IgE yang terikat pada sel mast atau sel basofil
dengan akibat terlepasnya histamin. Keadaan ini menimbulkan
reaksi tipe cepat.
• Bentuk palpebra terutama mengenai
konjungtiva tarsal superior. Terdapat
pertumbuhan papil yang besar ( Cobble
Stone ) yang diliputi sekret yang mukoid.
Konjungtiva tarsal bawah hiperemi dan
edem, dengan kelainan kornea lebih
berat dari tipe limbal.
• Gambaran:
• Gejalanya ialah:
• Terapi :
• Obati penyebab primer
• Antibiotik + kortikosteroid