Anda di halaman 1dari 24

Clinical Science Session (CSS)

Solusio Plasenta

Oleh:
Jeliya Safitri, S.Ked
G1A217078

Pembimbing : dr. Zul Andriahta, Sp.OG


BAB I
PENDAHULUAN

Perdarahan pada ibu hamil dibedakan atas perdarahan antepartum


(perdarahan sebelum janin lahir) dan perdarahan postpartum (setelah
janin lahir).2
Solusio plasenta merupakan 30% dari seluruh
kejadian perdarahan antepartum yang terjadi

Perdarahan pada solusio plasenta sebenarnya


lebih berbahaya daripada plasenta previa
karena pada kejadian tertentu perdarahan yang tampak keluar melalui
vagina hampir tidak ada atau tidak sebanding dengan perdarahan yang
berlangsung internal yang sangat banyak
Penyebab solusio plasenta tidak diketahui
dengan pasti
tetapi pada kasus-kasus berat didapatkan korelasi dengan penyakit hipertensi
vaskuler menahun, dan 15,5% disertai pula oleh preeklamsia. 15% dari kasus
solusio plasenta didiagnosis dengan persalinan prematur idiopatik, sampai
kemudian terjadi gawat janin, perdarahan hebat, kontraksi uterus yang hebat,
hipertoni uterus yang menetap
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Solusio plasenta adalah terlepasnya
sebagian atau seluruh permukaan
maternal plasenta dari tempat
implantasinya yang normal pada
sebelum waktunya yakni antara
minggu 20 dan lahirnya anak
Plasenta secara normal terlepas
setelah bayi lahir 1.
ETIOLOGI
Faktor kebiasaan merokok
01 Faktor kardio-reno- 05
vaskuler

Faktor Trauma Riwayat solusio


02 plasenta sebelumnya 06

Faktor paritas ibu Faktor Usia ibu


03 07
07

Faktor penggunaan
04 kokain Leiomioma Uteri 08
Patofisiologi

vili-vili korealis plasenta


terpisah dari tempat
implantasinya pada desidua Hematoma retroplasenter
basalis sehingga terjadi mempengaruhi penyampaian
perdarahan. nutrisi dan oksigen dari Hematoma dapat semakin
Dalam banyak kejadian sirkulasi maternal/plasenta ke membesar ke arah pinggir
perdarahan berasal dari sirkulasi janin. plasenta sehingga jika
kematian sel (apoptosis) yang amniokhorion sampai terlepas,
disebabkna oleh iskemia dan perdarahan akan keluar melalui
hipoksia. ostium uteri (perdarahan
keluar), sebaliknya apabila
amniokhorion tidak terlepas,
perdarahan tertampung dalam
uterus (perdarahan
tersembunyi).
Klasifikasi
dapat pula
terlepas lebih luas
(solusio plasenta
parsialis),
Plasenta dapat atau bisa seluruh
terlepas hanya permukaan
pada pinggirnya maternal plasenta
saja (ruptura terlepas (solusio
sinus marginalis), plasenta totalis)

Klasifikasibe
rdasarkanba
gianterlepas
nyaplasenta
Klasifikasi

perdarahan eksternal
(revealed hemorrhage)1

perdarahan
tersembunyi(concealed
hemorrhage)
Klasifikasi
Ringan

Secara klinis
solusio plasenta Sedang
dibagi menjadi

Berat
Gejala Klinis

Solusio Plasenta Ringan


• Perdarahan pervaginam sedikit, berwarna
kehitam-hitaman dan sedikit sakit.
• Perut terasa agak sakit dan tegang yang sifatnya
terus menerus.
• Bagian-bagian janin masih mudah diraba.
Gejala Klinis

Solusio Plasenta Sedang


• Dinding uterus teraba tegang terus-menerus dan nyeri tekan
sehingga bagian-bagian janin sulit diraba.

• Apabila janin masih hidup, bunyi jantung sulit didengar.

• Perdarahan pervaginam lebih banyak dan berwarna kehitaman.

• Terdapat kelainan pembekuan darah dan gangguan fungsi


ginjal mulai terjadi
Gejala Klinis

Solusio Plasenta Berat


• Defense Muskular
• Perdarahan pervaginam, warna kehitaman.
• Fundus lebih tinggi dari usia kehamilan. Terjadi “Concealed
Hemorrage”
• Denyut jantung janin tidak terdengar
• Terdapat tanda syok, keadaan ibu lebih buruk walaupun
perdarahan pervaginam sedikit
• Hipofibrinogegenemia, Oliguria, Komplikasi pembekuan
darah disseminated intravaskular coagulation (DIC)
Penegakan Diagnosa
Anamnesis

• Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut, kadang-kadang pasien dapat


menunjukkan tempat yang dirasa paling sakit.
• Perdarahan pervaginam yang sifatnya dapat hebat (non-recurrent)
terdiri dari darah segar dan bekuan-bekuan darah yang berwarna
kehitaman .
• Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya
berhenti (anak tidak bergerak lagi).
• Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, mata berkunang-kunang.
Ibu terlihat anemis yang tidak sesuai dengan jumlah darah yang keluar
pervaginam.
DIAGNOSIS : Pemeriksan Fisik
Inspeksi • Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan.
• Pucat, sianosis dan berkeringat dingin.
• Terlihat darah keluar pervaginam (tidak selalu).

• Tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.


• Uterus tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus in bois
Palpasi
(wooden uterus) baik waktu his maupun di luar his.
• Nyeri tekan di tempat plasenta terlepas.

Auskultasi Sulit dilakukan karena uterus tegang, bila denyut jantung terdengar
biasanya di atas 140, kemudian turun di bawah 100 dan akhirnya hilang
bila plasenta yang terlepas lebih dari satu per tiga bagian
Pemeriksaan dalam

Serviks dapat telah terbuka atau masih tertutup.


Kalau sudah terbuka maka plasenta dapat teraba
menonjol dan tegang, baik sewaktu his maupun di luar
his.
Apabila plasenta sudah pecah dan sudah terlepas
seluruhnya, plasenta ini akan turun ke bawah dan teraba
pada pemeriksaan, disebut prolapsus placenta, ini sering
meragukan dengan plasenta previa.
01 Pemeriksaan Umum

Tekanan darah semula mungkin


tinggi karena pasien sebelumnya
menderita penyakit vaskuler,
tetapi lambat laun turun dan
pasien jatuh dalam keadaan syok.
Nadi cepat, kecil dan filiformis

Pemeriksaan Laboratorium

• Darah : Hb menurun, periksa


golongan darah, lakukan cross-
match test.
• Urin : Albumin (+), pada
pemeriksaan sedimen dapat
02 ditemukan silinder dan leukosit.
04 Pemeriksaan Plasenta
Plasenta dapat diperiksa setelah
dilahirkan. Biasanya tampak tipis dan
cekung di bagian plasenta yang
terlepas (kreater) dan terdapat
koagulum atau darah beku yang
biasanya menempel di belakang
plasenta

Pemeriksaan USG

• Terlihat daerah terlepasnya


plasenta
• Janin dan kandung kemih ibu
• Darah
• Tepian plasenta
03
Penatalaksanaan
Solusio Plasenta Ringan

Bila ada perburukan


(perdarahan berlangsung terus,
gejala solusio plasenta makin
jelas, pada pemantauan dengan
USG daerah solusio plasenta
bertambah luas), maka
kehamilan harus segera diakhiri Bila janin hidup, lakukan seksio
sesaria, bila janin mati lakukan
amniotomi disusul infus oksitosin
untuk mempercepat persalinan

Ekspektatif, bila usia kehamilan


kurang dari 36 minggu dan bila ada
perbaikan (perdarahan berhenti, perut
tidak sakit, uterus tidak tegang, janin
hidup) dengan tirah baring dan
observasi ketat, kemudian tunggu
persalinan spontan.2
Penatalaksanaan
Solusio Plasenta Sedang dan Berat

Transfusi
darah

ApoplexiUteropl
acenta Amniotomi

SeksioSe
Oksitosin
saria
Syok
Perdarahan

Apoplexi
Komplikasi Gagalginjal
uteroplacenta
Pada Ibu

Kelainan
Pembukan
Darah
Komplikasi Pada Janin

• Fetal Distress
• Gangguan pertumbuhan/perkembangan
• Hipoksia dan anemia
• Kematian
Prognosis

Prognosis ibu tergantung luasnya plasenta yang


terlepas dari dinding uterus, banyaknya perdarahan,
ada atau tidak hipertensi menahun atau preeklamsia,
tersembunyi tidaknya perdarahan, dan selisih waktu
terjadinya solusio plasenta sampai selesainya
persalinan. Angka kematian ibu pada kasus solusio
plasenta berat berkisar antara 0,5-5%. Sebagian besar
kematian tersebut disebabkan oleh perdarahan, gagal
jantung dan gagal ginjal. Hampir 100% janin pada
kasus solusio plasenta berat mengalami kematian.
BAB III
KESIMPULAN

Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau keseluruhan


plasenta dari implantasi normalnya (korpus uteri) setelah kehamilan
20 minggu dan sebelum janin lahir

Gambaran klinis penderita bervariasi sesuai dengan berat


ringannya atau luas permukaan maternal plasenta yang terlepas

Perdarahan yang berwarna tua keluar melalui vagina (80% kasus)


Nyeri perut
Uterus tegang terus menerus.

Penanganan kasus-kasus solusio plasenta didasarkan kepada


berat atau ringannya gejala klinis.
Thank you! 

Anda mungkin juga menyukai