Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

“MASTITIS”
OLEH :
Jeliya Safitri, S.Ked
Preseptor :
dr. Hj. Raodah
IDENTITAS PASIEN

Identitas Pasien
Nama/Jenis Kelamin/Umur : Ny. A/Perempuan/28 Tahun
Pekerjaan/Pendidikan : Karyawan Minimarket
Alamat : RT.12 Pasir Putih

Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga


Status Perkawinan : Menikah
Jumlah anak :2
Status Ekonomi : Cukup
KONDISI RUMAH
Pasien tinggal di rumah permanen. Terdiri dari 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 3 kamar
tidur dengan ventilasi cukup, 1 dapur dan 1 kamar mandi dengan WC leher angsa.
Pencahayaan rumah cukup baik. Sumber air menggunakan PDAM dan sumber penerangan
menggunakan listrik.
ASPEK PERILAKU DAN PSIKOLOGI DALAM
KONDISI DISEKITAR LINGKUNGAN RUMAH KELUARGA

Kondisi lingkungan pasien tidak cukup


padat dengan sekitarnya, halaman rumah Hubungan pasien dengan keluarga baik
tampak cukup bersih, bagian depan rumah
pasien tampak banyak tanaman. Tidak
tampak adanya genangan air maupun
tumpukan sampah yang dapat menjadi
sumber ataupun tempat berkembangnya
nyamuk. Dan halamannya juga cukup
bersih.
ANAMNESIS

Keluhan Utama :
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada payudara kanan sejak
kurang lebih 1 minggu.
Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke Puskesmas Pakuan Baru dengan keluhan nyeri pada


payudara sebelah kanan sejak 1 minggu yang lalu. Payudara terasa
keras dan panas, keluhan timbul apabila pasien kerja dan tidak
memompa ASI nya. Keluhan dirasakan berkurang apabila pasien
menyusui bayi nya atau memopa ASI nya.
 Keluhan awalnya dianggap biasa, namun pasien merasa menggau
karena keluhan terus ada setiap hari. Keluhan lain yaitu nyeri pada
puting saat menyusui, pasien merasa payudara kanannya agak
membengkak, keluhan demam disangkal. dua bulan yang lalu
pasien melahirkan anak keduanya dan memberikan ASI. Semenjak
pasien mulai bekerja, pasien jarang memberi ASI secara langsung
namun pasien memompa ASI nya hanya bias saat istirahat siang.
Riwayat makan, alergi, obat obatan, perilaku kesehatan dll yang
relevan

Pasien seorang pegawai minimarket, pasien memiliki bayi


usia kurang lebih 3 bulan, saat pasien bekerja pasien
tidak member ASI secara langsung kepada bayinya, dan
saat pasien bekerja, pasien mengaku memompa ASI nya
sekitar 4 jam sekali. Terkadang sampai payudara terasa
keras dan nyeri baru pasien memompa ASI nya.
Riwayat Penyakit Dahulu/ Keluarga Pemeriksaan Fisik

◦ Riwayat keluhan yang sama sebelumnya ◦ Keadaan umum: Tampak sakit ringan
(-)
◦ Kesadaran : Compos mentis
◦ Riwayat Hipertensi (-)
◦ Tekanan Darah : 120/70 mmHg
◦ Riwayat DM (-)
◦ Pernafasan : 22x/menit
◦ Riwayat keluarga dengan keluhan yang
◦ Nadi : 70x/menit
sama (-)
◦ Suhu : 36,80 C
◦ Riwayat penyakit keganasan pada
keluarga (-) ◦ Pemeriksaan Generalitsata : DBN
Status Lokalis

◦ Regio Mammae dextra


◦ Inspeksi: tampak kulit kemerahan, batas
tidak tegas, edema (+), pus (-), darah(-)
◦ Palpasi : permukaan kulit menegang,
nyeri tekan (+), massa (-)
Pemeriksaan Penunjang :
Leukosit : 8.400/mm3
Eritrosit : 4,82 x 106/mm3
Hemoglobin : 12,7 gr/dl
Hematokrit : 45,8 %
Trombosit : 430.000/mm3

Pemeriksaan Anjuran :
 - Kultur ASI atau cairan putting - Biopsi pada daerah yang terkena
 - Ultrasound payudara - Mammogram atau x-ray

Diagnosis Kerja

Mastitis (N61.0)

Diagnosis Banding

Abses Mamae (N61.1)


Managemen

Promotif : Peventif :

◦ Menjelaskan kepada pasien mengenai ◦ Pencegahan transmisi langsung dari


penyakit Mastitis yang dideritanya. pasien.
◦ Menjelaskan penyebab dari penyakit ◦ Menjaga kebersihan payudara
Mastitis ◦ Membersih payudara sebelum
◦ Menjelaskan bahwa penyakit Mastitis menyusui atau sebelum memompa.
merupakan suatu penyakit menular. ◦ Pengurutan payudara sebelum laktasi
merupakan salah satu tindakan yang
sangat efektif untuk menghindari
terjadinya sumbatan pada duktus
Farmakologi

Kuratif : ◦ Paracetamol 3 x 1 tab/hari

Non Farmakologi
Rehabilitatif
◦ Susui bayi atau pompa ASI sesegera mungkin.
◦ MeMeningkatkan daya tahan tubuh dengan
◦ Kompres payudara dengan air hangat mengatur pola makan yang bergizi untuk
pemulihan kesehatan tubuh pasien.
◦ Istirahat yang cukup
◦ Datang ke Fasilitas kesehatan apabila keluhan
semakin memburuk
Resep
Analsisis
Hubungan diagnosis dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar:
Pasien tinggal di rumah permanen. Terdiri dari 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 2 kamar
tidur dengan ventilasi cukup, 1 dapur dan 1 kamar mandi dengan WC leher angsa.
Pencahayaan rumah cukup baik. Sumber air menggunakan PDAM dan sumber penerangan
menggunakan listrik.

Penyakit yang diderita pasien tidak mempunyai hubungan dengan keadaan rumah

pasien.

Hubungan diagnosa dengan keluarga dan hubungan keluarga:


Pasienmerupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara, pasien tinggal bersama orangtua,
Anaknya, suaminya ,dan adiknya, hubungan pasien dengan anggota keluarga baik.

Tidak ada hubungan antara keadaan keluarga dengan penyakit yang diderita pasien.
Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan lingkungan
sekitar:
 Terdapat
hubungan diagnosa dengan perilaku kesehatan dimana pasien
mengaku tidak selalu memberi ASI kepada anaknya secara langsung, dan pasien
juga memompa ASI hingga 4 jam sekali saat sedang bekerja.
ANALISIS KEMUNGKINAN BERBAGAI FAKTOR RISIKO ATAU ETIOLOGI
PENYAKIT PADA PASIEN INI:
◦ Pasien mengaku tidak selalu memberi ASI kepada anaknya secara langsung, dan pasien
juga memompa ASI hingga 4 jam sekali saat sedang bekerja.
◦ Terjadinya mastitis diawali dengan peningkatan tekanan di dalam duktus (saluran ASI)
akibat stasis ASI. Bila ASI tidak segera dikeluarkan maka terjadi tegangan alveoli yang
berlebihan dan mengakibatkan sel epitel yang memproduksi ASI menjadi datar dan
tertekan, sehingga permeabilitas jaringan ikat meningkat. Beberapa komponen
(terutama protein kekebalan tubuh dan natrium) dari plasma masuk ke dalam ASI dan
selanjutnya ke jaringan sekitar sel sehingga memicu respons imun. Stasis ASI, adanya
respons inflamasi, dan kerusakan jaringan memudahkan terjadinya infeksi.
Analisis untuk mengurangi paparan atau memutus rantai penularan dengan faktor
risiko atau etiologi pada pasien ini.
 Berikan bayi menyusu sesering mungkin maximal setiap 2 jam
 Pompa ASI apabila bayi tidak bias menyusu secara langsung, maximal setiap 2 jam
 Bersihkan area sekitar putting sebelum menyusui
 Lakukan teknik menyusui secara benar agar tidak sakit pada payudara.
EDUKASI YANG DIBERIKAN KEPADA PASIEN DAN KELUARGA
• MENJELASKAN KEPADA PASIEN BAHWA KEMUNGKINAN PENYEBAB SAKIT PADA PAYUDARA
PASIEN ADALAH TERJADINYA MASTITIS DIAWALI DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DI DALAM
DUKTUS (SALURAN ASI) AKIBAT STASIS ASI. BILA ASI TIDAK SEGERA DIKELUARKAN MAKA
TERJADI TEGANGAN ALVEOLI YANG BERLEBIHAN DAN MENGAKIBATKAN SEL EPITEL YANG
MEMPRODUKSI ASI MENJADI DATAR DAN TERTEKAN, SEHINGGA PERMEABILITAS JARINGAN
IKAT MENINGKAT. BEBERAPA KOMPONEN (TERUTAMA PROTEIN KEKEBALAN TUBUH DAN
NATRIUM) DARI PLASMA MASUK KE DALAM ASI DAN SELANJUTNYA KE JARINGAN SEKITAR SEL
SEHINGGA MEMICU RESPONS IMUN. STASIS ASI, ADANYA RESPONS INFLAMASI, DAN
KERUSAKAN JARINGAN MEMUDAHKAN TERJADINYA INFEKSI. OLEH KARENA ITU DIANJURKAN
KEPADA PASIEN UNTUK MENYUSUI BAYINYA ATAU MEMOPA ASI SESERING MUNGKIN MAXIMAL
SETIAP 2 JAM.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai