“MASTITIS”
OLEH :
Jeliya Safitri, S.Ked
Preseptor :
dr. Hj. Raodah
IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien
Nama/Jenis Kelamin/Umur : Ny. A/Perempuan/28 Tahun
Pekerjaan/Pendidikan : Karyawan Minimarket
Alamat : RT.12 Pasir Putih
Keluhan Utama :
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada payudara kanan sejak
kurang lebih 1 minggu.
Riwayat Penyakit Sekarang :
◦ Riwayat keluhan yang sama sebelumnya ◦ Keadaan umum: Tampak sakit ringan
(-)
◦ Kesadaran : Compos mentis
◦ Riwayat Hipertensi (-)
◦ Tekanan Darah : 120/70 mmHg
◦ Riwayat DM (-)
◦ Pernafasan : 22x/menit
◦ Riwayat keluarga dengan keluhan yang
◦ Nadi : 70x/menit
sama (-)
◦ Suhu : 36,80 C
◦ Riwayat penyakit keganasan pada
keluarga (-) ◦ Pemeriksaan Generalitsata : DBN
Status Lokalis
Pemeriksaan Anjuran :
- Kultur ASI atau cairan putting - Biopsi pada daerah yang terkena
- Ultrasound payudara - Mammogram atau x-ray
Diagnosis Kerja
Mastitis (N61.0)
Diagnosis Banding
Promotif : Peventif :
Non Farmakologi
Rehabilitatif
◦ Susui bayi atau pompa ASI sesegera mungkin.
◦ MeMeningkatkan daya tahan tubuh dengan
◦ Kompres payudara dengan air hangat mengatur pola makan yang bergizi untuk
pemulihan kesehatan tubuh pasien.
◦ Istirahat yang cukup
◦ Datang ke Fasilitas kesehatan apabila keluhan
semakin memburuk
Resep
Analsisis
Hubungan diagnosis dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar:
Pasien tinggal di rumah permanen. Terdiri dari 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 2 kamar
tidur dengan ventilasi cukup, 1 dapur dan 1 kamar mandi dengan WC leher angsa.
Pencahayaan rumah cukup baik. Sumber air menggunakan PDAM dan sumber penerangan
menggunakan listrik.
Penyakit yang diderita pasien tidak mempunyai hubungan dengan keadaan rumah
pasien.
Tidak ada hubungan antara keadaan keluarga dengan penyakit yang diderita pasien.
Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan lingkungan
sekitar:
Terdapat
hubungan diagnosa dengan perilaku kesehatan dimana pasien
mengaku tidak selalu memberi ASI kepada anaknya secara langsung, dan pasien
juga memompa ASI hingga 4 jam sekali saat sedang bekerja.
ANALISIS KEMUNGKINAN BERBAGAI FAKTOR RISIKO ATAU ETIOLOGI
PENYAKIT PADA PASIEN INI:
◦ Pasien mengaku tidak selalu memberi ASI kepada anaknya secara langsung, dan pasien
juga memompa ASI hingga 4 jam sekali saat sedang bekerja.
◦ Terjadinya mastitis diawali dengan peningkatan tekanan di dalam duktus (saluran ASI)
akibat stasis ASI. Bila ASI tidak segera dikeluarkan maka terjadi tegangan alveoli yang
berlebihan dan mengakibatkan sel epitel yang memproduksi ASI menjadi datar dan
tertekan, sehingga permeabilitas jaringan ikat meningkat. Beberapa komponen
(terutama protein kekebalan tubuh dan natrium) dari plasma masuk ke dalam ASI dan
selanjutnya ke jaringan sekitar sel sehingga memicu respons imun. Stasis ASI, adanya
respons inflamasi, dan kerusakan jaringan memudahkan terjadinya infeksi.
Analisis untuk mengurangi paparan atau memutus rantai penularan dengan faktor
risiko atau etiologi pada pasien ini.
Berikan bayi menyusu sesering mungkin maximal setiap 2 jam
Pompa ASI apabila bayi tidak bias menyusu secara langsung, maximal setiap 2 jam
Bersihkan area sekitar putting sebelum menyusui
Lakukan teknik menyusui secara benar agar tidak sakit pada payudara.
EDUKASI YANG DIBERIKAN KEPADA PASIEN DAN KELUARGA
• MENJELASKAN KEPADA PASIEN BAHWA KEMUNGKINAN PENYEBAB SAKIT PADA PAYUDARA
PASIEN ADALAH TERJADINYA MASTITIS DIAWALI DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DI DALAM
DUKTUS (SALURAN ASI) AKIBAT STASIS ASI. BILA ASI TIDAK SEGERA DIKELUARKAN MAKA
TERJADI TEGANGAN ALVEOLI YANG BERLEBIHAN DAN MENGAKIBATKAN SEL EPITEL YANG
MEMPRODUKSI ASI MENJADI DATAR DAN TERTEKAN, SEHINGGA PERMEABILITAS JARINGAN
IKAT MENINGKAT. BEBERAPA KOMPONEN (TERUTAMA PROTEIN KEKEBALAN TUBUH DAN
NATRIUM) DARI PLASMA MASUK KE DALAM ASI DAN SELANJUTNYA KE JARINGAN SEKITAR SEL
SEHINGGA MEMICU RESPONS IMUN. STASIS ASI, ADANYA RESPONS INFLAMASI, DAN
KERUSAKAN JARINGAN MEMUDAHKAN TERJADINYA INFEKSI. OLEH KARENA ITU DIANJURKAN
KEPADA PASIEN UNTUK MENYUSUI BAYINYA ATAU MEMOPA ASI SESERING MUNGKIN MAXIMAL
SETIAP 2 JAM.
TERIMAKASIH