NEURITIS OPTIC OS
Disusun oleh :
Shesy Sya’haya
Ratu Faradhila Jonis
Preceptor :
dr. Rani Himayani, Sp.M
STATUS PASIEN
•Nama : An. R
•Umur : 17Tahun
•Jenis kelamin : Pria
IDENTITAS •Pekerjaan
•Alamat
: Pelajar
: Tulang bawang
barat
•Masuk RS : Poli Klinik Mata
RSAM
ANAMNESIS
•Bentuk : Normochepal
•Rambut : Hitam, Merata
•Mata : (lihat status oftalmologis)
KEPALA •Telinga : Sekret (-),
•Hidung : Sekret (-), Epistaksis (-)
•Mulut : Sianosis (-)
•Leher : Pembesaran KGB (-)
•Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
•Palpasi : ictus cordis tidak teraba
JANTUNG •Perkusi : batas jantung dalam batas normal
•Auskultasi : BJ I/II regular, bising (-)
RAPD (+)
jernih LENSA Jernih
Reflek cahaya (+) Reflek Cahaya (+)
Papil Batas tidak tegas (+) FUNDUSKOPI
•Neuropathy optic OS
I.DIAGNOSA •Ischemic Optic
BANDING Neuropathy OS
•Quo ad Vitam : Ad
bonam
•Quo ad Fungtionam
I.PROGNOSA : Ad bonam
•Quo ad Sanationam
: Ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Neuritis Optik
■ Gambaran kronik:
– Kehilangan penglihatan secara persisten..
– Defek pupil aferen relatif
– Desaturasi warna, terutama warna merah.
– Fenomena Uhthoff
– Diskus optik terlihat mengecil dan pucat, terutama didaerah temporal.
Pucatnya diskus meluas sampai batas diskus ke serat retina peripapil
Diagnosis
Anamnesis
■ Pandangan berkabut atau visus yang kabur, kesulitan membaca, adanya bintik
buta, perbedaan subjektif pada terangnya cahaya, persepsi warna yang terganggu,
hilangnya persepsi dalam atau kaburnya visus untuk sementara.
■ Unilateral vs bilateral
■ Riwayat demam atau imunisasi sebelumnya anak, faktor risiko sklerosis multipel
dewasa
■ Rasa sakit pada mata, terutama ketika mata bergerak
Diagnosis
Pemeriksaan Fisis
■ Pemeriksaan visus
■ Pemeriksaan lapang pandang
– Setelah 7 bulan, 51 % kasus memiliki lapangan pandang yang normal
■ Refleks pupil. Defek aferen pupil terlihat dengan refleks cahaya langsung yang
menurun atau hilang
■ Penglihatan warna
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
■ Funduskopi
– Perubahan awal papilitis, normal
– Papilitis yang mencapai perkembangan yang lengkap
– Perubahan lanjut
■ MRI (magnetic resonance imaging)
– nervus optikus dan korteks serebri
■ Pungsi lumbal dan pemeriksaan darah
– melihat proses infeksi atau inflamasi
■ Slit lamp
Diagnosis banding
■ Neuritis optik
■ Lesi medula spinalis
– Kelemahan
– Kekakuan
– gangguan fungsi seksual dan sfingter
– spasme otot
– Gangguan sensorik trousers distribution
■ Lesi batang otak
– Diplopia
– Nistagmus
– Ataksia
– Disartria
– disfagia.
■ Lesi hemisfer
– hemiparesis
– Hemianopia
– disfasia.
– penurunan intelektual
– Depresi
– euforia,
– dimensia.
■ Fenomena transien
– Lhermitte sign
– sindrom transient disartria—disekuilibrium—diplopia
– spasme tonik
– Uhthoff’ phenomenon
Pemeriksaan Penunjang
■ Pungsi lumbal
– peningkatan konsentrasi protein
– konsentrasi gamma globulin yang tinggi (kadar IgG > 15% dari protein total)
– pita oligoklonal, pada elektroforesa protein
– limfositosis, leukositosis
■ Pemeriksaan patologi sel otak
– banyak area demielinisasi diselubung saraf
■ Visual evoked response (VER)
– penurunan amplitudo dengan peningkatan latensi yang jelas
■ MRI
– gambaran plak periventrikular dan korpus kalosum yang khas
Tatalaksana
■ Steroid!!
– Metilprednisolon intravena 1 g/hari selama 3 hari
– Prednison oral, 1 mg/kg/hari, selama 11 hari
Neuritis optik demielinatif idiopatik
(idiopathic demyelinative optic neuritis)
■ Setelah infeksi viral: campak, mumps, cacar air, difteria, dan demam glandular.
■ Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI)
■ Anak-anak lebih sering daripada dewasa
■ 1 – 3 minggu setelah infeksi viral kehilangan visus mendadak pada kedua mata
■ Gejala neurologis yang lain: sakit kepala, kejang, atau ataksia (meningoensefalitis)
(+)
■ Oftalmoskop: papilitis bilateral, neuroretinitis atau diskus optikus yang normal
■ Biasanya, sembuh sendiri dengan visus kembali normal
Neuritis optik infeksius
■ Neuritis optik sinusitis: serangan unilateral terjadi berulang yang
disertai dengan sakit kepala hebat dan sinusitis etmoidalis akut
■ Demam cat-scratch: infeksi sistemik swasirna dengan limfadenopati
regional yang didahului oleh cakaran kucing
– penyebannya Bartonella henselae,
– neuroretinitis unilateral maupun bilateral
– efektif dengan antibiotik rifampicin dan siprofloksasin
– pemulihan visus terjadi 1–4 minggu setelah terapi dimulai
■ Sifilis: penyebab papilitis akut atau neuroretinitis pada stadium
pertama dan kedua, dapat unilateral maupun bilateral, disertai
vitritis ringan
Neuritis optik infeksius