Anda di halaman 1dari 11

Arah Kebijakan Program Prioritas

Penyederhanaan Regulasi untuk mendukung


Penciptaan Lapangan Kerja dan Investasi di Daerah
Masalah Regulasi

1. Hiper Regulasi 1. Ketidakpastian hukum

Dampak Regulasi
Bermasalah
Kondisi Regulasi

2. Disharmoni 2. Inefisiensi anggaran negara


3. Tumpang Tindih 3. Kinerja pemerintahan dan
4. Tidak operasional program pembangunan
5. Ego Sektoral tidak optimal
4. Menurunnya minat
investasi/Daya saing rendah
5. Hilangnya Lapangan
Pekerjaan
6. Kesejahteraan masyarakat
menurun
Arahan Presiden Mengenai Regulasi
Regulasi yang tidak konsisten dan tumpang tindih
antara satu dan lainnya harus dipangkas,
diselaraskan dan disederhanakan, serta
menghindari hiper regulasi/obesitas regulasi

Regulasi tidak boleh menghambat inovasi,


Arahan tanggap terhadap tantangan baru dan
Presiden perkembangan teknologi

Regulasi harus melindungi kepentingan rakyat,


bangsa dan Negara memberikan rasa aman,
serta mampu mendorong menuju Indonesia
Maju
Penataan Substansi Hukum

1. Pembentukan PUU yang


Tertib dan Sederhana
(simplifikasi).
Upaya - Omnibus Law sebagai salah
Penataan satu metode pembentukan
PUU
Regulasi - Rasionalisasi Pengusulan
PUU dalam Prolegnas.

2. Evaluasi PUU yang berkala


Arah Kebijakan Penyederhanaan Regulasi

Analisa dan
• mengubah
Evaluasi PUU • mencabut PUU yang
existing
menghambat
• mengganti

REGULASI
• Urgensitas
Simplifikasi pembentukan PUU yang tertib
Pembentukan • Meminimalisir dan sederhana
Peraturan
jumlah PUU yang
dibentuk
Omnibus law sebagai salah satu
metode pembentukan PUU

Undang-
Undang
Undang- Undang- Solusi
Undang Undang Omnibus Law sebagai strategi
 Dipangkas Omnibus reformasi regulasi agar penataan
Undang- .

Undang
 Disederhanakan Law dilakukan secara sekaligus
Undang- Undang-
 Diselaraskan terhadap banyak PUU
Undang Undang
Undang-
Undang

Banyaknya PUU yang saling


disharmoni menjadi masalah regulasi.
Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja
 Presiden Joko Widodo telah mencanangkan program regulasi yang
akan dikerjakan selama 5 (lima) tahun ke depan, salah satunya adalah
memprakarsai pembentukan Undang-Undang tentang Cipta Lapangan
Kerja yang akan akan menjadi omnibus law.
 Puluhan undang-undang yang menghambat penciptaan lapangan
kerja dan pengembangan UMKM akan direvisi sekaligus. Segala
bentuk kendala regulasi harus disederhanakan, dipotong, dan
dipangkas.
 Kementerian/Lembaga harus mendukung dan memprioritaskan
penyusunan kedua RUU dimaksud.
 RUU Cipta Lapangan Kerja telah masuk dalam Prolegnas Prioritas
Tahun 2020
Kluster Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja

1 PENYEDERHANAAN
PERIZINAN BERUSAHA 4 KEMUDAHAN DAN
PERLINDUNGAN UMKM 7 ADMINISTRASI
PEMERINTAHAN

2 PERSYARATAN INVESTASI 5 KEMUDAHAN BERUSAHA 8 PENGENAAN SANKSI


(MENGHAPUS PIDANA)

Isi Substansi Omnibus Law


3 KETENAGAKERJAAN 6 DUKUNGAN RISET DAN
INOVASI 9 PENGADAAN LAHAN

10 11
KEMUDAHAN PROYEK
PEMERINTAH KAWASAN EKONOMI
Kebijakan Omnibus Law
terhadap Investasi di daerah

Omnibus Law Menata dan Meningkatkan


Cipta Lapangan Kerja Investasi di daerah

Mengatasi Permasalahan Investasi di


Daerah
- Menata kewenangan pejabat pemberi
izin di daerah
- Harmonisasi regulasi antara
pemerintah pusat dan pemerintah
daerah
- Penyederhanaan prosedur perijinan di
daerah yang berbelit-belit
ANALISA DAN EVALUASI

PUU dievaluasi berdasarkan


parameter 6 Dimensi

- Diubah
Multitafsir
- Dicabut
disharmoni - Diganti

Tidak
Efektif

PUU existing
Evaluasi atas PUU Tindak Lanjut
yang bermasalah
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai