Anda di halaman 1dari 28

CASE REPORT SCIENTIFIC SESSION

MODUL PERIODONTAL
KASUS SPLINTING FIBER

Operator : Rinanda Yulia Ikha Putri


NIM : 20110340080

Preceptor : drg. Hartanti, Sp.Perio


Pendahuluan

Splinting adalah perawatan yang dilakukan untuk


memperbaiki gigi dalam posisi yang telah ditentukan. Gigi
yang displinting untuk beberapa alasan meliputi:
1. Menjaga gigi yang telah dirawat secara orthodontik
2. Menstabilkan gigi yang mengalami trauma
3. Menstabilkan gigi yang terlibat secara periodontal dan
mengalami mobilitas
Identitas Pasien

• Nama : SI
• Usia : 37 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Yogyakarta
• No.RM : 50333
Problem

Pasien perempuan berusia 37 tahun datang ke RSGMP


UMY mengeluhkan gigi geraham kiri atas terasa goyang.
Keluhan tersebut dirasakan sejak kira-kira 3 bulan yang
lalu. Pasien merasa terganggu dengan keadaan ini.
Kunjungan I
12 September 2018
OHI= 5,3 (buruk)
PI= 60,06 %
Terdapat gingiva berwarna kemerahan, tekstur unstippling, konsistensi lunak, kontur
membulat.

Sebelum scalling USS Setelah scalling USS


Kunjungan II
19 September 2018

• Dilakukan kontrol scalling USS


• Dilakukan kuretase pada regio kiri atas
Kunjungan IV
16 Oktober 2018

• Dilakukan kontrol kuretase


Kunjungan IV
10 Desember 2018
OHI= 0,67 (baik) PI= 19,64%
Gigi 25
perkusi -
Gigi 25 Distal Mid Fasial
palpasi -
Bukal 3,5 2 3,5
luksasi -
Palatal 3,5 3,5 3,5
BOP -
Gigi 26 Distal Mid Fasial
Gigi 26
Bukal 3,5 3,5 3,5
perkusi -
Palatal 3,5 5 3,5
palpasi -
Gigi 27 Distal Mid Fasial luksasi derajat 2
Bukal 2 2 4 BOP -
Palatal 2 2 4
Gigi 27
perkusi -
palpasi -
luksasi -
BOP -
Rontgen Periapikal

Gambaran gigi 25 :
Terdapat penurunan tulang pada
alveolar crest secara vertikal ± 3 mm pada
sisi distal dan mesial
Gambaran gigi 26 :
Terdapat penurunan tulang pada
alveolar crest secara horizontal ± 3 mm pada
sisi distal dan mesial
Gambaran gigi 27 :
Terdapat penurunan tulang pada
alveolar crest secara horizontal ± 3 mm pada
sisi distal dan mesial
Assesment

Dx: Periodontitis kronis disertai luksasi derajat 2


Alat dan Bahan
• Alat diagnostik
• Probe
• Plastis instrument
• Suction
• Set bur + high speed
• Gunting steril
• LC
• Pumice murni
• Low speed + brush
• Fiber splint
• Etsa
• Bonding
• Komposit flowable Z350
• Microbrush
Tahapan Perawatan
• Isolasi area kerja menggunakan cotton roll
• Preparasi bagian oklusal gigi menggunakan bur converted
• Siapkan fiber untuk splinting, potong secukupnya
• Bilas kavitas hasil preparasi menggunakan air
• Etsa dengan asam fosfat 37% menggunakan microbrush selama 15-20 detik,
bilas dengan air lalu keringkan
• Aplikasi bonding generasi 5 menggunakan microbrush selama 20 detik,lalu
LC selama 20 detik
• Applikasikan RK flowable secukupnya
• Aplikasikan fiber di atas RK, rapikan dengan kondensor, LC selama 20 detik
• Aplikasikan kembali RK di atasnya, rapikan dengan cara kondensasi sampai
padat, LC kembali selama 20 detik
• Rapikan dengan finishing bur
Setelah preparasi Setelah aplikasi bahan
Kunjungan V
05 Januari 2019
Pemeriksaan Subjektif
Pasien datang untuk melakukan kontrol pasca dilakukan
perawatan splinting pada tanggal 10 Desember 2018.
Pasien tidak ada keluhan.
Pemeriksaan Objektif
OHI= 0,5 (baik) PI= 17,86% Gigi 25
perkusi -
palpasi -
Gigi 25 Distal Mid Fasial luksasi -
Bukal 3,5 2 3 BOP -
Palatal 3 2 3 Gigi 26
Gigi 26 Distal Mid Fasial perkusi -
Bukal 3 2 3,5 palpasi -
Palatal 3 5 3,5 luksasi -
Gigi 27 Distal Mid Fasial BOP -
Bukal 2 2 3,5 Gigi 27
Palatal 2 2 3 perkusi -
palpasi -
luksasi -
BOP -
Penampakan Klinis
Rontgen Periapikal
ANALISIS JURNAL

JUDUL:
Splinting and Stabilization in Periodontal Disease
Sood, K and Kaur, J.
INTRODUCTION
Kegoyangan gigi didefinisikan sebagai gambaran persepsi pergerakan gigi melebihi posisi
normal ketika tekanan ringan diberikan pada gigi tersebut (Gher 1996). Pergerakan gigi juga
merupakan indikator status fungsional dari jaringan periodonsium. Pergerakan gigi fisiologis
atau normal pada dasarnya tergantung dari:
1. Kualitas atau viscoelastik dari jaringan periodontal
2. Karakteristik anatomi seperti jumlah tulang alveolar yang mendukung dan luasnya celah
periodontal ligamen
3. Faktor lain-lain, seperti jumlah, bentuk dan panjang dari akar atau elastisitas intrinsik gigi itu
sendiri bisa menjadi pertimbangan
Peningkatan kegoyangan secara fisiologis dapat terjadi oleh akibat dari:
1. Erupsi gigi
2. Kehamilan
Fenomena Patologi Kegoyangan Gigi
Dari beberapa penyebab patologi kegoyangan gigi trauma oklusal menjadi hal yang paling luas,
secara histologis ditemukan perkembangan pergerakan gigi sebagai berikut:
1. Pelebaran ruang periodontal ligamen
2. Resopsi tulang alveolar
3. Perubahan vaskuler dan fenomena degeneratif pada membran periodontal dan
berkurangnya jumlah kolagen fiber yang ada pada sementum akar, tulang alveolar dan
puncak alveolar
Sekunder taruma: Produksi kegoyangan oleh tekanan normal pada gigi terjadi pada jaringan
pendukung yang lemah seperti pada kasus terjadinya inflamasi jaringan pendukung dan adanya
gangguan metabolisme, tekanan tersebut akan disalurkan langsung ke tulang pendukung.
Derajat Kegoyangan Gigi
Prognosis dari perawatan periodontal seringnya tergantung dari kegoyangan awal dan bisa
tidaknya dilakukan perawatan.
Menurut Miller 1950, skor 0-3:
1. Skor 1: kegoyangan lebih besar dari normal
2. Skor 2: kegoyangan hingga 1 mm ke arah bukal lingual
3. Skor 3: pergerakan lebih besar dari 1 mm ke arah bukal lingual dan ditambah bisa
ditekan ke apikal
Glickman index (1972)
1. Skor 0: normal
2. Skor 1: sedikit lebih dari normal
3. Skor 2: moderat dari normal
4. Skor 3: pergerakan parah fasial lingual dan atau mesio distal ditambah dengan vertikal
Lanjutan...
Lindhe (1997)
1. Derajat 1: prgerakan arah mahkota horizontal 0,2-1 mm
2. Derajat 2: pergerakan arah mahkota horizontal >1 mm
3. Derajat 3: pergerakan arah mahkota ditambah ke arah vertikal
Oleh karena mengurangi pergerakan gigi merupakan tujuan dari periodontal terapi, maka root
planning, kuretase,OH, dan tindakan bedah bisa dilakukan untuk menghilangkan inflamasi pada
jaringan pendukung dan juga untuk meningkatkan dukungan pada gigi yang kehilangan
pendukungnya, alat yang digunakan pada perawatan tersebut adalah SPLINT.
SPLINT
Dental splint adalah alat yang didisain untuk menahan gerakan dan stabilisasi gigi yang
kehilangan dukungan (AAP 1986 Gossary).
Klasifikasinya:
RAMFJORDS'S CLASSIFICATION (1979)
1. Sementara
a. Fixed-1 fixed external (2-6 bulan), menggunakan kawat lentur orthodonsi
b. Removable RPD: night guard, removable akrilik splint
2. Provisional
Diagnostik 8-12 bulan, digunakan dalam kasus Boarderline di mana hasil perawatan tidak
dapat diprediksi. Contoh: temporary external splint
3. Permanen
a. Fixed full crown, pin ledge type pada abutment retainer
b. Semirigid
c. Removable, telescopic crown, clasp supported partial denture
Alasan splint digunakan

1. Rest
2. Redistribution force
3. Redirection of force
4. Preservation of arch integrity
5. Restoration of arch stability
6. Psychologic well being
Splint yang ideal

1. Simple
2. Ekonomis
3. Stabil dan efisien
4. Higienis
5. Non iritatif
6. Tidak mempengaruhi perawatan
7. Estetik diterima
8. Tidak membuat penyakit iatrogenik
Biomekanis splint

Secara teoris, splint membatasi jumlah tekanan yang diterima satu gigi pada
saat oklusi dengan cara mndistribusikan tekanan oklusal ke gigi lainnya.
Pergerakan individual gigi dapat terjadi dan bergerak ke beberapa arah mesio-
distally, buccolingually dan apically. Ketika gigi splint, cenderung mengalihkan
tekanan lateral menjadi tekanan vertikal, di mana gigi mampu lebih baik
bertahan.
Kesimpulan

Pergerakan gigi adalah permasalahan umum pasien pada


kasus penyakit periodontal. Hal tersebut menyebabkan
hilangnya dukungan tulang yang disebabkan penyakit
periodontal. Dental splint adalah alat yang dibuat untuk
menahan dan menstabilkan gerakan pada gigi yang
kehilangan pendukung. Berbagai macam metode splint
harusnya diberikan tergantung dari prognosis pergerakan
gigi dan kondisi dari jaringan periodontal yang ada di
sekeliling gigi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai