Anda di halaman 1dari 24

Clinical Science Session

EPISTAKSIS
Oleh
Aishah Shalimar Putri
Farah Mutiara

Preseptor :
dr. Bonny Murizky
Pendahuluan
Latar Belakang
Definisi
Perdarahan dari lubang hidung, rongga hidung,
atau nasofaring.

Lokasi
• Anterior
• Posterior
Etiologi
• Idiopatik
• Trauma
• Penggunaan obat
• Tumor
Batasan Masalah
– Definisi, epidemiologi, etiologi dan faktor risiko, patofisiologi, manifestasi klinis,
diagnosis, tatalaksana, komplikasi dan prognosis dari epistaksis

Tujuan penulisan
– Tujuan penulisan Clinical Science Session ini adalah untuk mengetahui anatomi
dan fisiologi faring, laring, serta, definisi, epidemiologi, etiologi, patogenesis,
diagnosis, tatalaksana, komplikasi dan prognosis Epistaksis

Metode Penulisan
– Penulisan referat ini menggunakan metode tinjauan kepustakaan yang merujuk
pada berbagai literature.
Tinjauan Pustaka
Anatomi Hidung
Anatomi Hidung
Anatomi Hidung
Anatomi Hidung
Fisiologis Hidung

Udara yang dihirup akan mengalami humidifikasi oleh


palut lendir.
Fungsi pengatur suhu ini dimungkinkan oleh
banyaknya pembuluh darah di bawah epitel dan
adanya permukaan konka dan septum yang luas.
Fungsi penghidu

Hidung bekerja sebagai indera penghidu dan


pengecap dengan adanya mukosa olfaktorius pada
atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga
bagian atas septum.
Fungsi Fonetik

Resonansi oleh hidung penting untuk kualitas


suara ketika berbicara
Sumbatan hidung akan menyebabkan
resonansi berkurang atau hilang, sehingga
terdengar suara sengau (rhinolalia).
Reflek nasal

Iritasi mukosa hidung akan menyebabkan


refleks bersin dan napas berhenti. Rangsang
bau tertentu akan menyebabkan sekresi
kelenjar liur, lambung, dan pankreas
Definisi

Perdarahan akut yang berasal dari hidung, rongga


hidung atau nasofaring
Epidemiologi

Terjadi pada 7% hingga 14% dari populasi umum setiap tahun

Insiden tampaknya lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan


dan lebih sering terjadi pada musim dingin daripada musim panas

Prevalensi meningkat untuk anak-anak kurang dari 10 tahun dan


kemudian meningkat lagi setelah usia 35 tahun
Etiologi dan Patofisiologi
Neoplasma Kelainan darah

Kelainan Kongenital

Infeksi Gangguan pembuluh


darah

Trauma Kelainan sistemik


Diagnosis
Anamnesis

Lokasi keluarnya darah ,jumlah perdarahan, frekuensi perdarahan,


dan lama perdarahan

Faktor risiko : riwayat trauma, penyakit mendasar pada hidung


seperti rinosinusitis atau rinitis alergi, penyakit sistemik, riwayat
penggunaan obat

Keadaan lingkungan tempat tinggal : di daerah yang sangat tinggi,


tekanan udara rendah / tinggal di lingkungan yang sangat kering
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik

Vital Sign

Rinoskopi Anterior

Rinoskopi Posterior
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang

Darah lengkap

Nasoendoskopi
Diagnosis Banding

Hemoptisis Perdarahan
Varises Esofagus Basis Cranii

Karsinoma Nasofaring Angiofibroma pada


hidung
Tatalaksana
Perbaiki keadaan umum

Cari sumber perdarahan

Hentikan perdarahan : anterior dan posterior


Tampon
Anterior
• Dibuat dari kapas atau
kasa yang diberi pelumas
vaselin atau salep antibiotik
• Dimasukkan sebanyak 2-4
buah, disusun dengan
teratur dan harus dapat me
nekan asal perdarahan
• Dipertahankan selama 2x2
4 jam, harus dikeluarkan
untuk mencegah infeksi
hidung
Tampon
Posterior
• Tampon Bellocq
• Digunakan bantuan kateter
karet
• Ujung kateter ini dikaitkan 2
benang tampon
• Ditarik kembali melalui
hidung
• Kedua benang yang keluar dari
hidung diikat pada
sebuah gulungan kain kasa di
depan nares anterior
• Benang lain yang keluar
dari mulut diikatkan secara
longgar pada pipi pasien.
• Gunanya ialah untuk menarik
tampon keluar melalui
mulut setelah 2-3 hari.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai