PENDAHULUAN
tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan
Diastolik ≥90 mmHg merupakan batas normal tekanan darah1. Penyakit ini
biasanya tidak menunjukkan gejala yang nyata dan pada stadium awal belum
2015. Prevalensi di masa depan diperkirakan akan meningkat 10-20% pada tahun
2025, mencapai 1.5 miliyar orang. Hal tersebut diakibatkan oleh angka harapan
hidup yang meningkat, life style yang tidak sehat, dan peningkatan berat badan .1
seperti merokok, obesitas, aktivitas fisik, dan stres psikososial. Hipertensi sudah
salah satu faktor resiko terbesar penyebab morbiditas dan mortalitas pada penyakit
penyakit lainnya seperti Myocardial Infraction (MI), stroke, gagal jantung, gagal
ginjal, dan retinopati. Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan lebih parah lagi
1
1.2 Batasan Masalah
hipertensi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan/atau tekanan
2.2. Klasifikasi
yang tidak ditemukan penyebab yang jelas sementara hipertensi sekunder adalah
hipertensi.
(mmHg) (mmHg)
3
2.3 Epidemiologi
2015, dengan prevalensi di eropa tengah dan timur sebesar 150 juta. Prevalensi ini
hampir konsisten di seluruh dunia yaitu sebesar 30-45%. Prevalensi di masa depan
diperkirakan akan meningkat 10-20% pada tahun 2025, mencapai 1.5 miliyar
orang. Hal tersebut diakibatkan oleh angka harapan hidup yang meningkat, life
jenis kelamin tidak jauh berbeda laki-laki 31%, perempuan 32%.Di Indonesia
Indonesia sebesar 38-42% dengan kejadian pada laki-laki lebih tinggi daripada
Ras
4
Non-Hispanik Hitam 42% 46%
Penyebab hipertensi saat ini masih belum diketahui dengan pasti, namun
1. Umur
2. Jenis Kelamin
4. Kebiasaan merokok
5. Obesitas
5
penurunan berat badan ke ukuran normal akan menurunkan faktor
6. Dislipidemia
7. Diabetes Melitus
2.4. Patofisiologi
Tekanan darah berbanding lurus dengan cardiac output (CO) dan total
BP = CO x TPR
terjadi peningkatan cardiac output dan/ atau resistensi perifer total. Sebagain
pedoman, CO adalah jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel kiri dalam
satu menit dan resistensi perifer total adalah tahanan pembuluh darah perifer.2
CO = SV x HR
CO merupakan hasil kali dari stroke volume (SV) dan heart rate (HR), di
mana SV merupakan jumlah darah yang dipompakan oleh vetrikel kiri saat
periode sistolik jantung dan HR adalah frekuensi denyut jantung dalam satu
jantung; (2) aliran darah balik ke jantung (preload); dan (3) resistensi yang harus
tekanan darah, yaitu jantung yang berperan terutama dalam pemompaan darah;
tonus pembuluh darah yang menyatakan resitensi sistemik; ginjal yang terutama
6
mengatur volume intravaskular, dan hormon serta persarafan otonom yang
pada seseorang.2
sendiri berdasarkan tekanan pada pembuluh darah besar yang terletak pada arkus
aorta dan arteri karotid. Bila tekanan darah meningkat, baroreseptor akan
saraf simpatik dan mengeksitasi saraf parasimpatik. Hasilnya antara lain (1)
penurunan HR. Hal sebaliknya terjadi pada tekanan darah yang rendah,
tahun berupa:
7
4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerulus.
2.7 Diagnosis
8
pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali atau lebih dengan
selama 5 menit. Bila perlu dapat dilakukan dua kali pengukuran dengan
selang waktu 5 sampai 20 menit pada sisi kanan dan kiri. Ukuran
c) Sebaiknya lebar manset 2/3 kali panjang lengan atas. Manset sedikitnya
stetoskop.
9
Grafik 1. Diagnosis Hipertensi11
10
dipengaruhi secara bermakna oleh bukti yang menunjukkan
pengurangan resiko.
12
Target nilai tekanan darah yang di rekomendasikan dalam JNC VII.
Dalam guideline JNC 8 modifikasi gaya hidup tidak dibahas secara detail
mungkin tetap mengacu pada modifikasi gaya hidup dalam JNC 7 dan beberapa
panduan lain13;
penuruan berat badan meliputi nasihat mengurangi asupan kalori dan juga
dapat menurunkan tekanan darah sistolik 8-14 mmHg. Lebih banyak makan
buah, sayur- sayuran dan produk susu rendah lemak dengan kandungan
lemak jenuh dan total lebih sedikit, kaya potassium dan calcium.
3. Retiriksi garam harian dapat menurunkan tekanan darah sistolik 2-8 mmHg.
11
4. Aktivitas fisik dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4-9 mmHg. lakukan
aktivitas fisik intensitas sedang pada kebanyakan, atau setiap hari pada 1
beberapa hal:
karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat
Selain untuk menjaga berat badan tetap normal, olahraga dan aktifitas fisik
teratur bermanfaat untuk mengatur tekanan darah, dan menjaga kebugaran tubuh.
12
dapat menurunkan tekanan darah walaupun berat badan belum tentu turun.
hingga mencapai 19% hingga 30%. Begitu juga halnya dengan kebugaran kardio
respirasi rendah pada usia paruh baya diduga meningkatkan risiko hipertensi
sebesar 50%.
perasaan santai dan mengurangi berat badan sehingga dapat menurunkan tekanan
darah. Yang perlu diingat adalah bahwa olahraga saja tidak dapat digunakan
garam sampai 60 mmol per hari, berarti tidak menambahkan garam pada
drastis.14
13
b. Diet rendah lemak jenuh
jenuh, terutama lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan
kalsium.14
Stres menjadi masalah bila tuntutan dari lingkungan hampir atau bahkan
stres yaitu perubahan pola hidup dengan membuat perubahan dalam kehidupan
14
2.8.3 Terapi farmakologi
jika tekanan darah sistolik ≥150 mmHg atau jika tekanan darah diastolik
≥90 mmHg pada kelompok usia ≥60 tahun dengan target terapi adalah
tekanan darah sistolik <150 mmHg dan tekanan darah diastolik <90 mmHg.
diberikan jika tekanan darah diastolik ≥90 mmHg dengan target terapi
adalah tekanan darah diastolik <90 mmHg (untuk kelompok usia 30-59
tahun).
diberikan jika tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dengan target terapi
Rekomendasi 4: Pada kelompok usia ≥18 tahun dengan gagal ginjal kronis
terapi farmakologik mulai diberikan jika tekanan darah sistolik ≥140 mmHg
atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg dengan target terapi adalah tekanan
darah sistolik <140 mmHg dan tekanan darah diastolic <90 mmHg.
terapi farmakologik mulai diberikan jika tekanan darah sistolik ≥140 mmHg
atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg dengan target terapi adalah tekanan
darah sistolik <140 mmHg dan tekanan darah diastolic <90 mmHg.
15
penghambat kanal kalsium, angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACEI)
kanal kalsium.
Rekomendasi 8: Pada kelompok usia ≥18 tahun dengan gagal ginjal kronis
target tekanan darah tidak tercapai setelah 1 bulan pengobatan maka dosis
Jika target tekanan darah masih belum dapat tercapai setelah menggunakan
tekanan darah belum tercapai setelah menggunakan obat yang berasal dari
16
Gambar 4. Algoritma tatalaksana hipertensi pada dewasa13
17
Untuk terapi farmakologis, berikut adalah beberapa jenis obat serta
18
2.9 Komplikasi
1. Jantung
2. Otak
3. Ginjal
tekanan darah harus 130/80 mmHg atau lebih rendah, khususnya ketika
ada proteinuria.16
2.10 Prognosis17
berlangsung seumur hidup sampai pasien meninggal akibat kerusakan target organ
kardiovaskular akan meningkat dua kali lipat. Hipertensi yang tidak diobati
19
meningkatkan : 35% smua kematian kardiovasukular, 50% kematian stroke ,
prematur (mati muda), serta menjadi penyebab tersering untuk terjadinya penyakit
Pada banyak uji klinis, pemberian obat anti hipertensi akan diikuti
penurunan insiden strok 35% sampai 40% infarkmiokard 20% sampai 25%, dan
lebih dari 50% gagal jantung. Diperkirakan penderita dengan hipertensi stadium
1(TDS, 140-159 mmHg dan/atau TDD, 90-99 mmHg) dengan faktor risiko
mmHg yang dapat bertahan selama 10 tahun, maka akan mencegah satu kematian
20
BAB III
KESIMPULAN
tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥90 mmHg. Terdapat dua
hipertensi.
risiko yang tidak dapat dimodifikasi (umur, jenis kelamin, riwayat keluarga) dan
darah, yaitu jantung,tonus pembuluh darah, ginjal, dan hormon serta persarafan
oleh penderitanya, namun dapat menyebabkan kerusakan lebih parah bila tidak
ditangani sejak dini dan dengan tepat. Tujuan umum pengobatan hipertensi adalah
pengurangan garam, aktivitas fisik, tidak mengonsumsi alkohol dan rokok, juga
dengan farmakologis.
21
Hipertensi adalah the disease cardiovascular continuum yang akan
berlangsung seumur hidup sampai pasien meninggal akibat kerusakan target organ
22
DAFTAR PUSTAKA
5. James PA, Oparil S, Carter BL et al. 2014 Evidence-Based Guideline for the
Members Appointed to the Eighth Joint National Committee (JNC 8). JAMA:
2013.
23
7. Muchid A et al. 2006. Pharmaceutical untuk penyakit hipertensi. Direktorat
Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat
13. James PA, Oparil S, Carter BL et al. 2014 Evidence-Based Guideline for the
Members Appointed to the Eighth Joint National Committee (JNC 8). JAMA:
2013.
14. Basuki B, Setianto B. Age, body posture, daily working load – past
J Indon. 2001;10(1):29-33.
24
17. Yogiantoro M.Pendekatan Klinis Hipertensi . Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam:2014;2281
25