Anda di halaman 1dari 19

Diskusi

CASE

Laki-laki (16 tahun)


kejang berulang sejak 8 jam SMRS
Kejang diawali dengan kaku pada tangan, diikuti mata
melirik ke atas, kepala terangkat ke depan, dan kaku
hingga ke kaki.
Pada saat kejang pasien tidak sadar
Kejang berlangsung selama >30 menit
setelah kejang pasien tidak sadar.

status epileptikus konvulsif


TEORI
Status Epileptikus

bangkitan yang berlangsung lebih dari 30 menit, atau


adanya dua bangkitan atau lebih dan di antara bangkitan-
bangkitan tadi tidak terdapat pemulihan kesadaran

SE konvulsif
(dengan bengkitan motorik)
2 tipe SE
SE non-konvulsif
(tidak terdapat bangkitan
motorik).
TEORI

status epileptikus konvulsif

SE konvulsif adalah bangkitan dengan durasi lebih dari 5


menit, atau bangkitan berulang 2 kali atau lebih tanpa
pulihnya kesadaran di antara bangkitan.
CASE
Kejang pada pasien terjadi seluruh tubuh, berlangsung > 30 menit

TEORI
SE konvulsif dini SE konvulsif partial
Status epileptikus
SE konvulsif konvulsif
menetap SE konvulsif general
SE konvulsif
refrakter

SE konvulsif general menetap


CASE
Pasien mengalami demam sesaat sebelum bangkitan muncul

TEORI
bangkitan yang muncul akibat induksi
Dalam epilepsi dikenal istilah
oleh faktor pencetus spesifik
BANGKITAN REFLEK
(eg. stimulasi visual, auditorik,
somatosensitif, dan somatomotor.

demam merupakan pencetus SE pasien


CASE
• Pasien telah dikenal menderita epilepsi sejak usia 1 tahun
• rutin dan teratur minum obat
• kejang pertama terjadi saat pasien berusia 1 tahun
• sebelumnya mengalami demam dan terjadi kejang yang berlangsung sekitar 2
menit, kejang seluruh tubuh.
• Pasien rutin berobat ke dokter spesialis anak dan telah bebas kejang selama
2 tahun
• Kejang kali ini merupakan bangkitan pertama setelah bebas kejang
• Pasien tidak pernah putus obat sejak pertamakali dinyatakan menderita
epilepsi.

TEORI
Etiologik
Diagnosis etiologi
epilepsi pasien Kriptogenik

Simptomatis
TEORI
Hasil pemeriksaan
fisik
• tanda vital
• status internus
• tanda peningkatan tekanan
intracranial tidak memiliki kelainan
• tanda rangsang meningeal
• pemeriksaan nervus
kranialis kondisi pasien yang tidak
• koordinasi dan memungkinkan untuk
keseimbangan diperiksa
• fungsi motorik
• fungsi sensorik
• Sensibilitas
• Reflek
CASE

Kelainan pada fungsi luhur


pasien reaksi bicara
intelek, dan
emosi
Tidak ada kelainan

Hasil pemeriksaan laboratorium

CT-Scan sudah diperiksa namun tidak


EEG dibawa
CASE

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang

Diagnosis status epileptikus konvulsif


general menetap
Klinis
Diagnosis
intraserebral
Topik
Diagnosis idiopatik.
etiologi
CASE

• pasien (16 tahun)


• belum mampu untuk berbicara
• hanya mampu mengucapkan mama dan papa
• seluruh aktivitas fisik dibantu oleh ibu pasien
• keterambatan perkembangan pasien sejak pasien berusia 6
bulan
• Pasien tidak mampu melakukan kontak mata dengan
siapapun
• Saat dipanggil pasien tidak langsung menanggapi

Retardasi Mental
TEORI

Retardasi Mental

Penurunan fungsi intelektual yang menyeluruh


secara bermakna dan secara langsung
menyebabkan gangguan adaptasi sosial, dan
bermanifestasi selama masa perkembangan
sebelum usia 18 tahun
TEORI

Retardasi Mental Anamnesis

kondisi awal biasanya


berupa keterlambatan komorbid dengan gangguan
perkembangan lain seperti epilepsi, autis,
dismorfik wajah seperti serebral palsi, gangguan
down syndrome penglihatan, pendengaran,
dan gangguan makan
kelainan genetik
kesulitan berinteraksi gangguan perilaku
dengan lingkungan
CASE

perlu dilakukan pemeriksaan


keriteria diagnosis lebih lanjut
retardasi mental

borderline

ringan

sedang pemeriksaan IQ

berat

sangat berat
CASE

retardasi mental suspek


diagnosis sekunder derajat sangat berat.
TEORI

Penatalaksanaan

terapi antiepilepsi emergensi saat terjadi status


epileptikus
pengobatan rumatan mencegah terjadinya
bangkitan epilepsi
TEORI

Terapi antiepilepsi emergensi

status epileptikus konvulsif menetap

fenitoin IV (15-18 mg/kgBB ) kecepatan 50 mg/menit

ATAU
phenobarbital IV (10-15 mg/kg) kecepatan 100
mg/menit
TEORI

Terapi lain

Diazepam 5-10 menit


(5-10 mg IV/IM)
Dosis maksimal 30 mg
atau

Diazepam 0,5 Menggunakan larutan


mg/kgBB nutrisi parenteral
CASE
Terapi awal di IGD RSUD Achmad Mochtar
Bukittingi

Fenitoin oral 1 kapsul

Tatalaksana di ruang rawat inap bagian neurologi

Drip diazepam 2 ampul Dalam D 5% tetes lambat

Lanjutkan
fenitoin 3 x 1

Anda mungkin juga menyukai