TB ANAK Fix
TB ANAK Fix
Oleh :
Puji Amanda Ibrahim
Pembimbing :
Dr. dr. Idham Jaya Ganda, Sp.A (K)
Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis
Di indonesia, tuberkulosis paru merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah pasien
tuberkulosis paru di indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah india dan cina dengan
jumlah pasien sekitar 10% dari total jumlah pasien TB di dunia.
Sebagian besar basil mycobacterium tuberculosis masuk ke dalam jaringan melalui airborne
infection dan selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai fokus primer dari ghon.
IDENTITAS PASIEN
• AGAMA : ISLAM
• KEBANGSAAN : INDONESIA
Anamnesis terpimpin :
Pasien dibawa ke RS faisal dengan keluhan ± 2 minggu demam yang terus menerus, lebih tinggi
dini/ malam hari, tidak kejang. Ada batuk sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, ada lendir,
tidak ada darah, tidak sesak, tidak muntah. Anak malas makan dan minum. Buang air kecil : lancar,
kuning, buang air besar : belum 3 hari.
Berdasarkan alloanamnesis diketahui bahwa pasien sebelumnya memiliki riwayat kontak dengan
bibi nya yang menderita tb paru ± 1 tahun yang lalu.
Riwayat penyakit sebelumnya :
Dari alloanamnesis diketahui bahwa pasien tidak memiliki riwayat demam lama sebelumnya.
Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada riwayat penyakit dalam keluarga, kecuali bibi dan sepupu pasien yang menderita TB
paru dan tinggal serumah dengan pasien (riwayat kontak (+))
Riwayat imunisasi : Lengkap
PEMERIKSAAN FISIS
Keadaan umum
• Keadaan umum : sakit sedang
• Kesadaran : sadar, GCS 15 (E4M6V5)
• Status gizi : gizi baik
• Berat badan : 15 kg
• Infiltrat pada parakardial kiri dan kanan disertai pemadatan kedua hilus
• Cor : dalam batas normal
• Kedua sinus dan diafragma baik
• Tulang-tulang intak
Kesan : Bronchopneumonia
Limphadenopathy hili bilateral
ASSESMENT
TB Anak adalah penyakit TB yang terjadi pada anak usia 0-14 tahun. Di
negara-negara berkembang jumlah anak berusia kurang dari 15 tahun
adalah 40−50% dari jumlah seluruh populasi umum dan terdapat sekitar
500.000 anak di dunia menderita TB setiap tahun.
TB pada tahun 2010 adalah 9,4%, kemudian menjadi 8,5% pada tahun
2011, 8,2% pada tahun 2012, 7,9% pada tahun 2013, 7,16% pada
tahun 2014 dan 9% di tahun 2015.
FAKTOR RISIKO
Pembesaran
BB tanpa sebab
kelenjar superfisial
Demam ≥ 2 minggu yg jelas atau BB tdk Malaise
di daerah leher,
dgn adekuat
axilla, inguinal, dll
Pembengkakan
tulang/sendi
Batuk ≥ 3 minggu Anorexia
panggul/lutut,
falang
Skrofuloderma di
kulit dan lesi flikten
di mata
ALUR DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Uji tuberkulin
Pemeriksaan patologi
Funduskopi
Pungsi lumbal
Parameter 0 1 2 3 Skor
Kontak dengan pasien TB Tidak jelas Laporan keluarga, kontak dengan pasien Kontak dengan pasien BTA positif
tidak jelas
K Berat badan/keadaan gizi Gizi kurang : Gizi buruk : BB/TB <70% atau BB/U <
BB/U < 80 %
R Demam tanpa sebab jelas ≥ 2 minggu
Batuk ≥ 3 minggu
T Pembesaran kelenjar
tulang/sendi panggul,
lutut, falang
jelas
1. Medikamentosa
Pada anak, obat tb diberikan secara harian (daily) baik pada fase intensif maupun fase lanjutan.
1. TB paru : INH, rifampisin, dan pirazinamid selama 2 bulan fase intensif, dilanjutkan INH dan rifampisin
hingga genap 6 bulan terapi (2HRZ-4HR).
2. Tb paru berat (milier, destroyed lung) dan tb ekstra paru : 4-5 oat selama 2 bulan fase intensif, dilanjutkan
dengan inh dan rifampisin hingga genap 9-12 bulan terapi.
4. Tb milier dan efusi pleura tb diberikan prednison 1-2 mg/kgbb/hari selama 2 minggu, kemudian dosis
diturunkan bertahap (tappering off) selama 2 minggu, sehingga total waktu pemberian 1 bulan.
Obat yang lazim digunakan dalam terapi TB pada bayi, anak, dan remaja
Terapi
Tumbuh Kembang
PENCEGAHAN
• Tuberculosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (mycobacterium
tuberculosis).
Diagnosis TB pada anak dimulai :
• Anamnesis, pada pasien ini didapatkan pasien mengalami demam ± 2 minggu terus menerus, ada batuk
sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, ada lendir, anak malas makan dan minum.
• Kemudian pemeriksaan fisis, ditemukan suhu tubuh yang tidak pernah normal selama di rumah sakit.
• Serta pemeriksaan penunjang, hasil dari uji tuberkulin 0 mm (negatif) dan pemeriksaan foto toraks yang
memberikan gambaran sugestif (mendukung TB). Berdasarkan alloanamnesis diketahui bahwa pasien
sebelumnya memiliki riwayat kontak dengan bibi nya yang menderita tb paru ± 1 tahun yang lalu.
• Berdasarkan dari gejala klinis yang dialami pasien dan hasil foto toraks serta riwayat kontak positif
merupakan bukti bahwa pasien ini sakit tb sesuai dengan teori yang telah dijelaskan pada laporan kasus ini
sehingga dokter memberikan pengobatan oat kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Amin zulkifli, bahar asril. Tuberkulosis paru ilmu penyakit dalam jilid III edisi V. Indonesia : departemen ilmu penyakit dalam fakultas kedokteran universitas indonesia;
2009.
2. Aditama tjandra yoga, kamso sudijanto, basri carmelia, surya asik, editors. Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis. Indonesia : departemen kesehatan
republik indonesia; 2011.
3. Helmia hasan, editor. Buku ajar ilmu penyakit paru 2010. Surabaya : departemen ilmu penyakit paru FK unair. 2012.
4. Staf pengajar ilmu kesehatan anak fk unhas. Standar pelayanan medis kesehatan anak. Departemen ilmu kesehatan anak FK UNHAS. 2013. Hal 40-46.
5. Rahajoe. N. N. Petunjuk teknis manajemen TB anak. Jakarta : kementrian kesehatan RI. 2016.
6. Cissy b. Kartasasmita. Epidemiologi tuberkulosis. Jurnal sari pediatri volume 11. 2009.
7. Rahajoe. N. N. Petunjuk teknis manajemen TB anak. Jakarta : kementrian kesehatan RI. 2013.
8. Kelompok kerja tb anak. Diagnosis dan tatalaksana tuberkulosis anak. Departemen kesehatan-idai. 2008. Hal 1-15.
9. World health organization. Pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta : WHO indonesia. 2009.
10. Indarto, w. Skoring TB pada anak. http://www.Idaijogja.Or.Id/skoring-tb-pada-anak/ (akses pada tanggal 19 maret 2017).
11. Pudjiaji, antonius h, dkk (ed). Pedoman peyanan medis ikatan dokter anak edisi II. Jakarta : badan penerbit ikatan dokter anak indonesia. 2011. Hal 325-328.
12. Cahyono, lusi, dkk (ed). Vaksinasi. Yogyakarta : kanisus. 2010. Hal 51-52.