Anda di halaman 1dari 41

Kelompok 6

Mardiana
Sri Yunaningsi Ali
Susan H. Nani
Ukarman
TRAUMA MATA
Prevalensi
 Trauma mata meliputi 55 juta kasus di seluruh
dunia, dimana 1,6 juta kasus trauma mata
mengalami kebutaan, 2,3 juta kasus trauma
mata mengalami penurunan visus bilateral,
dan 19 juta kasus trauma mata mengalami
penurunan visus unilateral setiap tahunnya.
Trauma mata di Amerika Serikat meliputi 2,4
juta kasus setiap tahunnya dan seperlima di
antaranya mengalami kebutaan.
(Sujatha MAR Dkk, 2015)
Definisi
 Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun
tidak yang menimbulkan perlukaan mata dan
merupakan kasus gawatdarurat mata. Perlukaan
yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau
menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata
(Sidarta, 2005).
Anatomi Mata
Klasifikasi
a. Trauma tumpul
1. Trauma Mekanik b. Trauma tajam

a. Trauma kimia asam


2. Trauma
b. Trauma kimia basa
kimia/khemis

Trauma termal
3. Trauma fisis
Etiologi
1. Trauma tumpul disebabkan akibat benturan mata dengan benda
yang relatif besar, tumpul, keras maupun tidakkeras misalnya
terpukul, kena bola tenis, atau shutlecock, membuka tutup botol
tidak dengan alat, ketapel.
2. Trauma tajam (penetrating injuries) disebabkan benda tajam atau
benda asing yang masuk ke mata seperti kaca,logam, atau partikel
kayu berkecepatan tinggi, percikan proses pengelasan, dan peluru.
3. Trauma Khemis disebabkan akibat substansi yang bersifat asam
dan alkali yang masuk ke mata.
a. Trauma kimia asam, misalnya cuka, bahan asam dilaboratorium
(asam sulfat, asam hidroklorida, asam nitrat, asamasetat, asam
kromat, asam hidroflorida).
b. Trauma kimia basa, misalnya sabun cuci, shampo, bahan
pembersih lantai, kapur, lem perekat.
Patofisiologi
Kerusakan akibat trauma tumpul dapat mengenai
kelopak mata dan struktur mata bagian luar
sehinggamengakibatkan hematoma kelopak. Jika trauma
menembus ke bagian konjugtiva, maka kemungkinannya
akan terjadihematoma subkonjugtiva akibat pecahnya
pembuluh darah sebagai akibat terkena hantaman benda
tumpul dan keras.
Kerusakan yang diakibatkan trauma tajam/tembus
akan lebih parah lagi karena melibatkan kerusakan
hinggabagian dalam struktur dan jaringan mata. Kondisi
ini biasanya sampai merusak fungsi mata dan
kerusakannyapermanen (dapat disembuhkan hanya
melalui operasi). Gangguan mata akibat trauma tajam juga
beragam, tergantungpada organ mata yang terkena dan
seberapa besar kerusakannya.
Next..
Sedangkan pada trauma khemis/ kimia, jika traumanya akibat
asam biasanya hanya akan menyebabkankerusakan pada bagian
permukaan/superfisial saja karena terjadi pengendapan dan
penggumpalan bahan proteinpermukaan. Namun pada trauma akibat
basa/alkali, kerusakan yang diakibatkan bisa gawat karena alkali
akanmenembus kornea dengan cepat lalu ke bilik mata depan sampai
pada jaringan retina. Bahan alkali dapat merusakkornea dan retina
karena bahan alkali bersifat mengkoagulasi sel sehingga akan
menghancurkan jaringan kolagen kornea sehingga memperparah
kerusakan kornea hingga ke retina.
Pada trauma fisis, kerusakan yang ditimbulkan hanya pada
permukaan karena bahan yang merusak hanyamengenai permukaan
dan tidak sampai tembus dan juga adanya mekanisme proteksi pada
mata. Namun, walaupun hanya mengenai bagian permukaan, trauma
fisis akan tetap menyebabkan kerusakan pada jaringan walaupun
tidakbersifat permanen.
Trauma mekanik
a. Trauma tumpul
 Trauma tajam
Trauma kimia
Trauma termal
Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan sebelum tiba di RS, antara lain
a. Mata tidak boleh dibebat dengan tekanandan diberikan perlindungan t
anpa kontak.
b. Tidak boleh dilakukan manipulasi yangberlebihan dan penekanan bola
mata.
c. Benda asing tidak boleh dikeluarkantanpa pemeriksaan lanjuta
d. Sebaiknya pasien di puasakan untukmengantisipasi tindakan operasi
2. Penatalaksanaan di RS, antara lain :
a. Pemberian antibiotik spektrum luas
b. Pemberian obat sedasi, antiemetik, dananalgetik sesuai indikasi.
c. Pemberian toksoid tetanus sesuai indikasi.
d. Pengangkatan benda asing di kornea,konjungtiva atau intraokuler.
e. Tindakan pembedahan /penjahitan sesuaidengan kausa dan jenis ceder
a.
f. Sisa- sisa lensa dan darah dikeluarkan
dengan aspirasi dan irigasi mekanis atau vitrektomi.
Next..
 Sedangkan pada kerusakan yang diakibatkan oleh
trauma kimia, penatalaksanaan yang harus segera
dialkukanadalah irigasi daerah yang terkena trauma
kimia untuk menghilangkan dan melarutkan bahan
penyebab trauma.Penanganan sebelum dibawa ke RS
dapat dilakukan dengan cara mata diguyur dengan
menggunakan air bersih setelahterkena trauma untuk
meghilangkan bahan penyebab trauma, setelah itu
langsung dibawa ke RS untuk penangananselanjutnya
Diagnosa Keperawatan
 Nyeri akut berhubungan dengan imflamasi pada
kornea atau peningkatan tekanan intraokular dan
kerusakan jaringan mata.
 Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkata
n kerentanan sekunder terhadap interupsi permukaan
tubuh.
 Gangguan Sensori Perseptual :
Penglihatan berhubungan dengan gangguan penerima
an sensori /status organ indera.Lingkungan secara
terapetik dibatasi.
Nyeri akut berhubungan dengan imflamasi pada kornea
atau peningkatan tekananintraokular dan kerusakan jaringan
mata.
 Kaji derajat nyeri setiap hari atau sesering mungkin jik
a diperlukan
 Terangkan penyebab nyeri dan faktor/tindakan yang d
apat memprovokasi nyeri.
 Lakukan kompres pada jaringan sekitar mata.
 Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi pada klien
 Kolaborasi pemberian analgesik
 Pemberian terapi medikamentosa dengan
menggunakan Antibiotik topical sebagai profilaktif.
(Akbar M, Dkk 2019)
Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan ke
rentanan sekunder terhadapinterupsi permukaan tubuh.
 Kaji perilaku sehari-
hari yang memungkinkan timbulnya infeksi mata.
 Terangkan berbagai perilaku yang dapat menyebabkan
infeksi
 Ajarkan perilaku yang baik untuk mengurangi resiko i
nfeksi.
 Ajarkan berbagai tanda infeksi.
 Anjurkan klien untuk melaporkan sesegera mungkin a
pabila mengenali tanda infeksi
Gangguan Sensori Perseptual : Penglihatanberhubungan
dengan gangguan penerimaansensori /status organ indera.
Lingkungan secara terapetik dibatasi.
1. Kaji ketajaman penglihatan klien
2. Dekati klien dari sisi yang sehat
3. Sesuaikan lingkungan untuk optimalisasi penglihatan :
1) Orientasikan klien terhadap ruang rawat
2) Letakan alat yang sering digunakan di dekat klien atau
pada sisi mata yang lebih sehat.
3) Berikan pencahayaan cukup.4) Hindari cahaya menyilau
kan
4.Anjurkan penggunaan alternatif rangsang lingkungan yang
dapat diterima : auditorik, taktil.
EBN:

medikamentosa kuratif yakni terapi medikamentosa


dengan menggunakan Antibiotik topical sebagai
profilaktif.
TRAUMA
TELINGA
Trauma telinga
 Data WHO tahun 2013 menyebutkan 360 juta orang atau
5,2% di seluruh dunia memiliki gangguan pendengaran.
Kondisi ini sebagian besar terjadi di negara berpenghasilan
rendah dan menengah termasuk Indonesia. Angka ini
terus meningkat akibat akses ke pelayanan yang belum
optimal.
 Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukan bahwa penduduk
Indonesia usia 5 tahun ke atas 2,6% mengalami gangguan
pendengaran, 0,09% mengalami ketulian, 18,8% ada
sumbatan serumen, dan 2,4% ada sekret di liang telinga.
Data tersebut menunjukkan bahwa gangguan pendengaran
masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat.
Definisi
 Trauma telinga adalah kompleks, sebagai agen
berbahaya yang berbeda dapat mempengaruhi
berbagai bagian telinga. Para agen penyebab trauma
telinga termasuk faktor mekanik dan termal, cedera
kimia, dan perubahan tekanan. Tergantung pada jenis
trauma, baik eksternal, tengah, dan : atau telinga
bagian dalam bisa terluka.
Patofisiologi
Terkena benda tumpul maupun benda tajam

Memar diantara kartilago dan perikondrium

Penimbunan darah

Perubahan bentuk telinga dan terdapat massa


Diagnosa
1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
2. Gangguan sensori persepsi (auditori) berhubungan
dengan perubahan sensori persepsi.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi tentang penyakit dan
pengobatan.
Intervensi
Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
1. Kaji tingkat nyeri
2. Lakukan pembersihan telinga secara teratur dan hati-hati
3. Beri penyuluhan kepada klien tentang penyebab nyeri dan
penyakit yang dideritanya
4. Berikan kompres hangat pada daerah nyeri
5. Kolab0rasi dalam pemberian analgetik dan antibiotik
Gangguan sensori persepsi (auditori) berhubungan dengan
perubahan sensori persepsi
1. Observasi ketajaman pendengaran.
2. Masukan tampon yang mengandung antibiotik ke dalam liang
telinga
3. Berikan kompres rivanol selama 2 hari
Next

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang


terpaparnya informasi tentang penyakit dan pengobatan.
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien.
2. Berikan informasi pada pasien tentang
perjalanan penyakitnya.
3. Berikan penjelasan pada pasien tentang setiap tindakan
keperawatan yang diberikan.
CUKUP SEKIAN DAN TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai